KELOMPOK 10 Silvia Yesi Elfariani Siti Rohma Tahziri Umaroul Muslimah Verawati LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara dengan angka tuberkulosis (TB)
tinggi. Terapi profilaksis tuberkulosis perlu dilakukan untuk menekan angka TB, khususnya pada populasi berisiko seperti orang dengan HIV/AIDS (ODHA), diabetes mellitus, gangguan imun dan penyakit lainnya, serta pada orang yang hidup dalam lingkungan berisiko. Strategi penanggulangan TB terus diperluas, termasuk pengelolaan kasus kekebalan obat anti TB, TB terkait HIV, penguatan sistem kesehatan, keterlibatan seluruh penyedia layanan kesehatan dan masyarakat, promosi dan preventif pada kelompok resiko tinggi/rentan POPULASI YANG BERISIKO TINGGI TUBERKULOSIS
Populasi yang memiliki risiko tinggi TB adalah
orang dengan HIV/AIDS (ODHA), pasien silikosis, pasien dalam persiapan pengobatan dengan anti-tumor necrosisfactor, pasien diabetes mellitus tipe 1 atau diabetes mellitus tipe 2, pasien dialisis, dan pasien dalam persiapan transplantasi. Selain itu, orang yang tinggal serumah dengan orang terkonfirmasi TB dan orang yang tinggal di pemukiman padat juga memiliki risiko tinggi. UPAYA PROMOTIF PADA KELOMPOK RESIKO TINGGI/RENTAN
Upaya edukasi dan promosi kesehatan pada pasien dan keluarganya
Edukasi dan promosi kesehatan ini berupa penerapan hidup sehat pada penderita TB dan keluarganya dalam ruang lingkup sehari-hari:
Mengupayakan posisi aliran udara ke kamar penderita TB tidak
berhadapan dengan posisi keberadaan seseorang Mengupayakan ruangan masuk sinar matahari Upayakan aliran udara yang masuk ruangan merupakan udara segar, berasal dari taman, ruangan terbuka yang bebas polusi Pisahkan ruang tidur untuk sementara waktu Gunakan masker bila ingin bersama keluarga, untuk meminimalkan kemungkinan tertularnya anggota keluarga lain UPAYA PREVENTIF PADA KELOMPOK RESIKO TINGGI/RENTAN
Profilaksis tuberkulosis (TB) dapat dilakukan melalui pemberian
terapi preventif TB pada pasien yang berisiko tinggi maupun pada pasien yang memiliki infeksi TB laten Berikut ini beberapa upaya preventif: Profilaksis Medikamentosa untuk Tuberkulosis
Profilaksis Medikamentosa untuk Ibu Hamil
Profilaksis Medikamentosa untuk Pasien TB-HIV Dewasa
Profilaksis Medikamentosa untuk Anak TB-HIV
Profilaksis Nonmedik amentosa untuk Tuberkulosis Vaksinasi KESIMPULAN Terapi profilaksis tuberkulosis perlu dilakukan untuk menekan angka TB, khususnya pada populasi berisiko seperti orang dengan HIV/AIDS (ODHA), diabetes mellitus, gangguan imun dan penyakit lainnya, serta pada orang yang hidup dalam lingkungan berisiko. Vaksinasi BCG dapat diberikan kepada anak-anak berusia di bawah 3 bulan atau pada orang dewasa yang sering terpajan bakteri TB. Selain itu, profilaksis juga dapat berupa tindakan nonmedikamentosa seperti edukasi pasien dan staf pelayanan kesehatan, renovasi bangunan seperti klinik atau rumah sakit agar menjadi lebih terpapar matahari, dan memperbanyak ventilasi udara. TERIMA KASIH