Anda di halaman 1dari 10

ARGENTOMETRI

OLEH : KELOMPOK 3
ANGGOTA : - AYU NAZILA
- AMANDA SALSABILA
- ANISA PUTRI
- ISRA JAMILA
- SIRIN NABILA
Pengertian
Argentometri adalah salah satu jenis titrasi yang
melibatkan reaksi antara larutan standar AgNO3
dengan garam-garam halogenida (Cl, Br, I).
Argentometri bertujuan untuk mengetahui
konsentrasi analit dengan menggunakan larutan
standar yang mengandung unsur perak. AgNO3
digunakan karena merupakan satu-satunya senyawa
perak yang dapat larut dalam air. Produk yang
dihasilkan dari percobaan ini adalah endapan yang
berwarna merah bata atau merah kecoklatan.

Berdasarkan indikator yang digunakan, Argentometri


dibedakan menjadi 3 metode yaitu metode Mohr,
Volhard dan Fajans.
Metode - Metode Argentometri
a. Metode Mohr

Metode ini dapat digunakan untuk


menetapkan kadar klorida dan bromida dalam
suasana netral dengan larutan standar perak
nitrat (AgNO3) dengan penambahan kalium
kromat (K2CrO4) sebagai indikator.  Contoh
dari metode mohr adalah Pembakuan larutan
AgNO3 0,1 N dan Penetapan kadar thiamin
HCl dalam vitamin B1.
b. Metode Volhard
Metode untuk menentukan warna pengendapan perak tiosianat
dalam larutan asam nitrat, digunakan ion besi (III) (Fe3+)
sebagai indikator yang akan bereaksi dengan ion tiosianat
menjadi larutan berwarna merah. Metode ini juga digunakan
untuk menentukan ion perak secara langsung dan ion
halide secara tidak langsung dalam suasana asam.
Contoh nya adalah menstandarisasi larutan AgNO3
dengan larutan standar NH4SCN (Amonium Tiosianat).
c. Metode Fajans

Metode ini sama dengan Mohr, hanya saja


indikator yang digunakan adalah indicator
absorpsi, seperti cousine atau fluorescein.
Contoh dari metode ini adalah penetapan
kadar halida dengan menggunakan indikator
adsorbsi atau fluoresensi.
Cara Kerja
A. Percobaan Pertama ( Pembakuan
larutan AgNo3 0,1 N)
 ditimbang 250 gram NaCl dan dilarutkan dengan
aquadest sebanyak 50 ml didalam gelas piala.
 ditambahkan 1 ml K2CrO4 ke dalam larutan NaCl
dan dipindahkan ke dalam erlenmeyer.
 disiapkan buret yang diisi dengan AgNO3,
kemudian dilakukan titrasi hingga dicapai titik
akhir titrasi yang ditunjukkan dengan
terbentuknya endapan berwarna coklat lemah dan
volume titik akhir titrasi pembakuan larutan AgNo 3
0,1 N yang didapat adalah 42,9 ml.
B. Percobaan Kedua (Penetapan kadar
thiamin HCl dalam vitamin B1)
 ditimbangnya 2 tablet vitamin B1 yang setara dengan thiamin HCl
100 mg dan didapat bobot penimbangan sebesar 424 mg.

 digerus tablet dengan mortir dan stamper, kemudian dimasukkan


ke dalam gelas piala dan dilarutkan dengan 50 ml aquadest.

 ditambahkan 1 ml K2CrO4 ke dalam larutan vitamin B1 dan


dipindahkan ke dalam erlenmeyer.

 disiapkan buret yang diisi dengan AgNO3, kemudian dilakukan


titrasi hingga dicapai titik akhir titrasi yang ditunjukkan dengan
terbentuknya endapan berwarna merah bata dan volume titik
akhir titrasi penetapan kadar thiamin HCl dalam vitamin B1 yang
didapat adalah 5,8 ml.
Pembakuan Larutan
AgNO3 0,1 N
•  Satu ml AgNO3 0,1 N setara dengan
5,844 mg NaCl
• Reaksi yang terjadi :
K2Cr04 + NaCl + AgNO3  AgCl +Na2CrO4 + KNO3
• Perhitungan :
Normalitas AgNO3 =
Penetapan kadar Thiamin HCl :
%HCl = x 100%
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan,
dapat ditarik kesimpulan bahwa kita
menggunakan titrasi argentometri
dengan metode Mohr untuk pembakuan
larutan AgNO3 0,1 N dan penetapan
kadar thiamin HCl dalam vitamin B1.
Dimana digunakan AgNO3 sebagai
titrannya dan K2CrO4 sebagai
indikatornya serta dihasilkan endapan
yang berwarna merah bata atau merah
kecoklatan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai