TEORI SINGKAT
Bilangan iod adalah ukuran derajat ketidakjenuhan lemak atau minyak. Lemak yang
tidak jenuh dengan mudah dapat bersatu dengan iodium (dua atom iodium ditambahkan pada
setiap ikatan rangkap dalam lemak/minyak). Semakin banyak iodium yang digunakan,
semakin tinggi derajat ketidakjenuhan. Biasanya semakin tinggi titik cair, semakin rendah
kadar asam lemak tidak jenuh dan demikian pula derajat ketidakjenuhan (bilangan iod) dari
lemak bersangkutan. Asam lemak jenuh biasanya padat dan asam lemak tidak jenuh adalah
cair; karenanya semakin tinggi bilangan iod semakin tidak jenuh dan semakin lunak lemak
tersebut.
Pengetahuan mengenai bilangan iodium penting untuk menentukan derajat dan jenis
lemak yang akan digunakan dalam makanan. Bilangan iod dari lemak sapi berkisar antara 35
dan 42. Untuk lemak babi, bilangan iod-nya dapat bervariasi antara 52 dan 67.
Perubahan bilangan iod merupakan hal yang penting. Bila bilangan iod lebih tinggi
dari normal maka hal tersebut dapat berarti bahwa ada pemalsuan dengan jenis lemak lain
yang mempunyai bilangan iod lebih tinggi. Minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak ikan
(tidak dihidrogenasi) mempunyai bilangan iod yang lebih tinggi, biasanya melebihi 100.
Sebaliknya bila bilangan iod lebih rendah dari normal maka hal itu berarti bahwa lemak telah
mengalami perlakuan khusus. Perlakuan tersebut umumnya berupa penguraian lemak untuk
memisahkan asam oleat dari trigliserida. Dengan demikian akan diperoleh lemak yang sangat
tinggi kandungan ester-ester palmitat dan stearatnya.
Bilangan iod dapat pula diperendah dengan cara menggunakan lemak-lemak yang telah
dihidrogenasi. Saat ini, dikenal minyak ikan terhidrogenasi yang dipasarkan dengan harga
yang rendah dan minyak-minyak tersebut yang dijual di pasaran biasanya dicampur dengan
lemak sapi. Bila di pasaran ditemukan lemak sapi atau lemak domba murni yang mempunyai
bilangan iod sangat rendah maka perlu dicurigai bahwa ada pemalsuan.
Bilangan iod beberapa jenis lemak yang sering digunakan dalam pakan ternak adalah:
domba (32-60), kuda (65-70), unggas (80), sardencis (148-180), kelapa sawit (8-10), mentega
(26-35), jagung (15-127) dan kacang kedelai (130-138).
Analisis lipid dalam makanan memerlukan hidrolisis, isolasi dan karakterisasi produk.
Hidrolisis lipid dengan basa menghasilkan gliserol dan garam asam lemak. Hidrolisis lemak
dengan asam akan menghasilkan asam lemak dan gliserol, sedangkan hidrolisis lemak dengan
enzim (lipase), akan menghasilkan asam lemak dan monogliserida.
Cara lain untuk menentukan kualitas lemak adalah menentukan bilangan asam.
Bilangan asam adalah jumlah mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak
bebas yang terdapat dalam 1 g lemak. Jumlah asam lemak bebas dalam suatu lemak
menggambarkan umur dan kualitas lemak.
Banyaknya natrium tiosulfat untuk titrasi blanko dikurangi natrium tiosulfat untuk titrasi
sampel ekuivalen dengan banyaknya iodium yang diikat oleh minyak atau lemak.
PERTANYAAN
1. Apa perbedaan antara minyak nabati dan lemak hewani?
2. Tuliskan persamaan reaksi untuk penentuan bilangan iod dan bilangan asam pada
percobaan ini.
3. Mengapa penentuan bilangan asam perlu dilakukan dalam menentukan kualitas lipid atau
lemak?
KESIMPULAN
Tuliskan kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini.