Anda di halaman 1dari 30

LI 1.

Memahami dan Menjelaskan Anatomi GINJAL

LO 1.1 Anatomi Makroskopis


Kandung kemih
LO 1.2 Anatomi Mikroskopis
• Glomerulus
Apparatus juxta glomerulus
• Sel juxta glomerulus
• Sel mesangial/sel polkisen
• Macula densa
Tubulus kontortus distal
Tubulus kontortus proksimal

DUKTUS KOLIGENS
LO 1.3 Vaskularisasi
Persarafan ginjal yang utama
adalah plexus symphaticus
renalis. Plexus symphaticus ini
dibantu juga oleh serabut
afferent yang melalui plexus
renalis dan menuju ke
medulla spinalis N.thoracalis
X, XI, XII. Pembuluh lymph
pada ginjal Mengikuti
A.renalis menuju nodus
lymphaticus aorta lateral
(sekitar pangkal A.renalis)
LI 2. Memahami dan Menjelaskan fisiologi GINJAL
LO 2.1 fungsi fisiologis
• Mengatur komposisi ion darah
• Mengatur pH darah
• Mengatur volume darah
• Mengatur tekanan darah
• Pemeliharaan osmolaritas darah
• Memproduksi hormone
• Mengatur tingkat gula darah
• Pengeluaran zat asing dan sampah
• Fungsi dasar nefron adalah membersihkan atau menjernihkan plasma darah dan substansi yang tidak
diperlukan tubuh sewaktu darah melalui ginjal. Substansi yang paling penting untuk dibersihkan adalah
hasil akhir metabolisme seperti urea, kreatinin, asam urat dan lain-lain.
2.2 Proses pembentukan urin

• Filtrasi
• absorbsi
• reabsorbsi
• Augmentasi
Lo 2.3 Keseimbangan asam basa

• 1)      Sistem Renal


• 2)      Regenerasi
Bikarbonat
• 3)      Sekresi Ion
Hidrogen
• 4)      Produksi dan
Eksresi NH4+
Cairan Tubuh dengan Tekanan Darah
Renin akan mengubah angiotensinogen (suatu peptida yang dihasilkan oleh hati)
menjadi angiotensin I . Selanjutnya angiotensin I ini akan diubah menjadi angiotensin II
oleh enZim angiotensin converting enzyme(ACE ) (dihasilkan oleh paru). Angiotensin II
akan mempengaruhi korteks adrenal (kelenjar anak ginjal) untuk melepaskan hormon
aldosteron. Aldosteron meningkatkan reabsorbsi Na+ yaitu dengan cara penyisipan
kanal bocor Na+ tambahan kedalam membrane luminal dan penambahan pompa Na+
K + kedalam membrane basolateral sel-sel ini. Hasil akhirnya adalah peningkatan
perpindahan pasif Na+ masuk kedalam sel tubulus dan koligentes dari lumen dan
peningkatan pemompaan aktif Na+ ke luar sel ke dalam plasma yaitu, peningkatan
reabsorbsi Na+, disertai Cl- mengikuti secara pasif. Karena itu, SRAA mendorong retensi
garam yang menyebabkan retensi H2O dan peningkatan tekanan darah arteri.
LI 3. Memahami & Menjelaskan glomerulonephritis akut

LO 3.1 definisi
Glomerulonefritis merupakan suatu penyakit ginjal yang
disebabkan oleh proses inflamasi pada struktur glomerular
sehingga sel darah merah dan protein keluar ke dalam urin.
Lo 3.2 epidemiologi
• Indonesia pada tahun 1995, melaporkan adanya 170 pasien yang
dirawat di rumah sakit pendidikan dalam 12 bulan. Pasien
terbanyak dirawat di Surabaya (26,5%), kemudian disusul
berturut-turut di Jakarta (24,7%), Bandung (17,6%), dan
Palembang (8,2%). Pasien laki-laki dan perempuan berbanding 2 :
1 dan terbanyak pada anak usia antara 6-8 tahun (40,6%).3
• GNAPS dapat terjadi pada semua kelompok umur, namun
tersering pada golongan umur 5-15 tahun, dan jarang terjadi pada
bayi. Referensi lain menyebutkan paling sering ditemukan pada
anak usia 6-10 tahun.
Lo 3.3 etiologi
• Penyebab yang paling sering ditemukan disebabkan karena
infeksi dari streptokokus, penyebab lain diantaranya:
• 1. Bakteri  :    streptokokus grup C, meningococcocus,
Sterptoccocus Viridans, Gonococcus, Leptospira,
Mycoplasma Pneumoniae, Staphylococcus albus,
Salmonella typhi dll
• 2. Virus    :    hepatitis B, varicella, vaccinia, echovirus,
parvovirus, influenza, parotitis epidemika dl
• 3.   Parasit      : malaria dan toksoplasma
• S. pyogenes β-hemolitik golongan A mengeluarkan dua
hemolisin, yaitu:
Lo 3.4 klasifikasi
• Congenital (herediter)
• Sindrom Alport
• Sindrom nefrotik
• Glomerulonefritis Primer
• Penyakitnya berasal dari ginjalnya sendiri
• Glomerulonefritis membranoproliferatif 
• Glomerulonefritis membranosa
• Nefropati IgA
• Glomerulonefritis Sekunder – Penyakit sistemik lain
Lo 3.5 patofisiologi
patoGENESIS

Gagal ginjal dapat didahului oleh infeksi streptokokus β hemolitikus grup A seperti radang
tenggorokan yang menyebabkan terbentuknya suatu kompleks imun yang bers irkulasi
sehingga terjadi penumpukan kompleks imun in situ. Infeksi sebelumnya akan merangsang
tonsil menghasilkan IgA yang akhirnya tertimbun pada mesangium glomerulus ginjal
sehingga menimbulkan kerusakan ginjal.
Lo 3.6 manifestasi klinis

• Kerusakan pada rumbai kapiler gromelurus mengakibatkan


hematuria/kencing berwarna merah daging dan albuminuria,
Urine mungkin tampak kemerah-merahan atau seperti kopi.
Kadang-kadang disertai edema ringan yang terbatas di sekitar
mata atau di seluruh tubuh.
• Edema yang terjadi berhubungan dengan penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG/GFR) yang mengakibatkan ekskresi air, natrium,
zat-zat nitrogen mungkin berkurang, sehingga terjadi edema dan
azotemia. Peningkatan aldosteron dapat juga berperan pada
retensi air dan natrium.
Bila terdapat kerusakan jaringan ginjal, maka tekanan darah akan tetap tinggi selama
beberapa minggu dan menjadi permanen bila keadaan penyakitnya menjadi kronis.
Hipertensi selalu terjadi meskipun peningkatan tekanan darah mungkin hanya sedang.
Hipertensi terjadi akibat ekspansi volume cairan ekstrasel (ECF) atau akibat vasospasme
masih belum diketahui dengna jelas.
Lo 3.7 diagnosis dan diagnosis banding
• Anamnesis (di tanyakan adalah identitas pasien, riwayat
penyakit secara umum, khususnya pernah mengalami infeksi
bakteri, terutama streptococcus)
• Pemeriksaan Fisik
• Pada pasien glomerulonefritis akut sangat dianjurkan untuk
melakukan pengukuran berat dan tinggi badan, tekanan darah,
adanya sembab atau asites.
• Selama fase akut terdapat vasokonstriksi arteriola glomerulus
yang mengakibatkan tekanan filtrasi menjadi kurang dan
karena hal ini kecepatan filtrasi glomerulus juga berkurang.
Filtrasi air, garam, ureum dan zat-zat lainnya berkurang dan
sebagai akibatnya kadar ureum dan kreatinin dalam darah
• Pemeriksaan Patologi Anatomi
• Makroskopis ginjal tampak agak membesar, pucat dan
terdapat titik-titik perdarahan pada korteks.
• Mikroskopis tampak hampir semua glomerulus terkena,
sehingga dapat disebut glomerulonefritis difus.
DIAGNOSIS BANDING
1. Penyakit Ginjal
• Glomerulonefritis kronik eksaserbasi akut
• Penyakit ginjal dengan manifestasi hematuria
• Rapidly progressive glomerulonefritis (RPGN)
2. Penyakit-penyakit sistemik
3. Penyakit-penyakit infeksi
LO 3.8 PENATALAKSANAAN
• Istirahat mutlak selama 3-4 minggu.
• Pemberian penisilin pada fase akut.
• Makanan Pada fase akut diberikan makanan rendah protein
(1 g/kgbb/hari) dan rendah garam (1 g/hari).
• Pengobatan terhadap hipertensi. Pemberian cairan
dikurangi, pemberian sedativa untuk menenangkan
penderita sehingga dapat cukup beristirahat.
• Bila anuria berlangsung lama (5-7 hari), maka ureum harus
dikeluarkan dari dalam darah
• pemberian furosemid (Lasix) secara intravena (1
mg/kgbb/kali) dalam 5-10 menit tidak berakibat buruk
Lo 3.9 komplikasi
• Oliguria sampai anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari.
Terjadi sebagia akibat berkurangnya filtrasi glomerulus.
• Ensefalopati hipertensi yang merupakan gejala serebrum
karena hipertensi.
• Gangguan sirkulasi berupa dispne, ortopne, terdapatnya
ronki basah, pembesaran jantung dan meningginya tekanan
darah
• Anemia yang timbul karena adanya hipervolemia di samping
sintesis eritropoetik yang menurun.
Lo 3.10 pencegahan
• Sebagian besar pasien akan sembuh, tetapi 5% diantaranya mengalami
perjalanan penyakit yang memburuk dengan cepat. Diuresis akan menjadi
normal kembali pada hari ke 7-10 setelah awal penyakit dengan
menghilangnya sembab dan secara bertahap tekanan darah menjadi normal
kembali. Fungsi ginjal(ureum dan kreatinin) membaik dalam 1 minggu dan
menjadi normal dalam waktu 3-4 minggu.
• Eksaserbasi kadang-kadang terjadi akibat infeksi akut selama fase
penyembuhan, tetapi umumnya tidak mengubah proses penyakitnya. pada
kasus-kasus yang menjadi kronis. Diperkirakan 95 % akan sembuh sempurna,
2% meninggal selama fase akut dari penyakit ini dan 2% menjadi
glomerulonefritis kronis.
• (IPD-UI, 2007; IKA-UI, 1997)
Lo 3.11 prognosis
• Pencegahan primer
• Pencegahan sebelum terinfeksi kuman streptococcus yaitu dengan tidak kontak
secara inhalasi dengan penderita yang sudah terinfeksi, menjaga pola makan
dengan tidak jajan sembarangan.
• Pencegahan sekunder
• Pencegahan pasien yang sudah terinfeksi tetapi belum timbul gejala klinis yaitu
dengan pengobatan antibiotik untuk kuman streptococcus yaitu benzatine penisilin.
• Pencegahan tersier
• Pencegahan untuk menghindari komplikasi yaitu memakai pengobatan simptomatik
glomerulonefritis.
•  
LI 4. Memahami & Menjelaskan kenajisan urin dalam islam
• Berkata Imam Nawawi :
• ‫اع ْال ُم ْسلِ ِمي َْن‬
ِ ‫فَأ َ َّما بَ ْو ُل اآْل َد ِم ِّى ْال َكبِي ِْر فَنَ َجسٌ بِاِجْ ِم‬
•  “Adapun air kencing orang dewasa adalah najis menurut kesepakatan para ulama.“ [1]
• Hal itu berdasarkan dalil-dalil di bawah ini :
• Pertama : Firman Allah subhanau wata’ala :
• َ ِ‫ت َوي َُح ِّر ُم َعلَ ْي ِه ُم ْال َخبَائ‬
‫ث‬ ِ ‫َوي ُِحلُّ لَهُ ُم الطَّيِّبَا‬
•           “Dan yang menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk .“  (Qs. al-A’raf : 157)
• Kedua : hadist Ibnu Abbas :  
• Ketiga : hadist orang Badui yang kencing di masjid :
•  Perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menyiram bekas air kencing
dengan air, menunjukkan bahwa air kencing itu najis.
• Keempat :  Hadist Anas bin Malik :
• Hadist di atas menjelaskan bahwa orang yang tidak bersuci (cebok) setelah kencing akan diadzab di dalam
kuburan, hal ini menunjukkan bahwa air kencing itu najis.

• "Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya keduanya sedang disiksa, dan keduanya disiksa bukan karena dosa
besar. Yang satu disiksa karena tidak bersuci setelah kencing, sementara yang satunya suka mengadu
domba." Kemudian beliau mengambil sebatang dahan kurma yang masih basah, beliau lalu
membelahnya menjadi dua bagian kemudian menancapkannya pada masing-masing kuburan tersebut.
Para sahabat pun bertanya, "Wahai Rasulullah, kenapa engkau melakukan ini?" beliau menjawab:
"Semoga siksa keduanya diringankan selama batang pohon ini basah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Anda mungkin juga menyukai