Anggota Kelompok:
Diespa Dwi Perwita Sari (1902032)
Dominica Dhea D (1902035)
Doni Armando (1902036)
Mariana Juvllina Joaquim L (1902068)
DEFINISI
SKABI
ES
penyakit menular yang disebabkan
oleh Sarcoptes Scabei varian
hominis, yang penularannya terjadi
secara kontak langsung (Harahap,
2000)
2
ANFIS
INTEGUMEN
3
ANFIS
INTEGUMEN
Terdiri dari 4 jaringan
• Kulit mempunyai berbagai jenis epitel,
terutama epitel berlapis gepeng dengan lapisan
tanduk
• Terdapat beberapa jenis jaringan ikat, seperti
serat-serat kolagen dan elastin, dan sel-sel
lemak pada dermis.
• Jaringan otot dapat ditemukan pada dermis.
• Jaringan saraf sebagai reseptor sensoris yang
dapat ditemukan pada kulit berupa ujung saraf
bebas dan berbagai badan akhir saraf. 4
ANFIS
INTEGUMEN
Lapisan pada kulit
• Epidermis
Terdiri dari Stratum basal, Stratum spinosum,
Stratum granulosum, Stratum lusidum, Stratum
korneum
• Dermis
Terdiri dari pars papilaris (stratum papilar) dan
bagian bawah pars retikularis (stratum retikularis).
• SUBCUTANEUS/ HIPODERMIS
Jaringan ikat dan jaringan lemak
5
EPIDEMIOL
OGI
Skabies merupakan penyakit yang berkaitan dengan kebersihan
diri. Angka kejadian skabies meningkat pada kelompok masyarakat
yang hidup dengan kondisi kebersihan diri dan lingkungan di
bawah standar. Insiden skabies di Negara berkembang
menunjukkan siklus fluktuasi yang sampai saat ini belum dapat
dijelaskan. Interval antara akhir dari suatu epidemic dan permulaan
epidemic berikutnya kurang lebih 10-15 tahun.Beberapa faktor
yang dapat membantu penyebarannya adalah kemiskinan, hygiene
yang jelek, seksual promiskuitas, diagnosis yang salah, demografi,
ekologi dan derajat sensitasi individual. Insidennya di Indonesia
masih cukup tinggi, terendah di Sulawesi Utara dan tertinggi di
Jawa Barat. Amiruddin dkk., dalam penelitian skabies di Rumah
Sakit Dr. Soetomo Surabaya, menemukan insidens penerita skabies
selama 1983-1984 adalah 2,7 %. Abu A dalam penelitiannya di 6
RSU Dadi Ujung Pandang mendapatkan insidens skabies 0,67 %
ETIOLOGI
02
Skabies pada bayi dan anak
06
Skabies Incognito
03
Skabies yang ditularkan oleh
07
Skabies Krustosa
hewan (Norwegian)
04
Skabies noduler
8
01 Skabies pada orang 02 Skabies pada bayi dan
bersih anak
Ditandai dengan lesi berupa papul dan Lesi scabies pada anak dapat mengenai seluruh
terowongan yang sedikit jumlahnya tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak
sehingga sangat sukar ditemukan tangan, telapak kaki dan sering terjadi infeksi
sekunder berupa impetigo, ektima sehingga
terowongan jarang ditemukan sedangkan pada
hewan
Sumber utama adalah anjing. Sarcoptes scabiei
04 Skabies noduler
varian canis dapat menyerang manusia yang Lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal.
pekerjaannya berhubungan erat dengan hewan Biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada
tersebut. Misalnya peternak dan gembala. genetalia laki-laki, inguinal dan aksila. Timbul sebagai
Gejalanya ringan, rasa gatal kurang, tidak reaksi hipersensetivas terhadap tungau scabies.
timbul terowongan, lesi terutama terdapat pada
tempat-tempat kontak. Dan akan sembuh
sendiri bila menjauhi hewan tersebut dan
mandi bersih-bersih
9
05 Skabies Incognito
Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati
06 Skabies ditempat tidur
dengan kortikosteroid sehingga gejala dan tanda
klinis membaik tetapi tungau tetap ada dan Sering menyerang penderita penyakit
penularan masih bisa terjadi. Sering kronis dan lanjut usia yang terpaksa
menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa, harus tinggal ditempat tidur dapat
distribusi atipik, lesi luas dan mirip penyakit lain menderita scabies yang lesinya terbatas
10
PATHW
AY
1
1
MANISFESTASI
KLINIS
1
2
PENATALAKSA
NAAN
02
Tes tinta pada
06
Polymerase chain reaction (PCR)
terowongan
03
Shave
07
Pemeriksaan dermoskopi
biopsy
04
Superficial cyanoacrylate biopsy
1
(SCAB) 4
KOMPLIKASI
Urtikaria
Infeksi sekunder
Folikulitis
Furunkel
Infiltrat
Eksema infantum
Pioderma
impetigo
1
5
PROGNO
SIS
2. Mandi air panas yang lama diikuti dengan 2-3 pengaplikasian benzyl benzoate, benzne hexachloride 33%,
masing-masing setiap 12 jam. Setelah aplikasi terakhir, mandi air panas lagi, biasanya cukup untuk
menyingkirkan infestasi
3. Instruksikan pasien untuk mengoleskan krim pada waktu akan tidur dari leher hingga jari kaki menutupi
seluruh tubuh
4. Sarankan anggota keluarga yang kontak dekat dengan pasien untuk diperiksa memastikan kemungkinan
gejala
5. Menjaga kebersihan lingkungan, setiap hari ketika mandi, cuci tangan, setelah makan dan minum, ketika
BAK atau BAB, memotong kuku
1
8
Next~
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan O: • untuk memberikan obat pada
kulit/jaringan b.d kurang keperawatan gangguan Verifikasi order obat sesuai klien, perawat memastikan
terpapar informasi tentang integritas kulit menurun dengan indikasi
upaya dengan kriteria hasil: T: kembali obat yang telah
mempertahankan/melindu • Kerusakan jaringan Bersihkan kulit dan diresepkan oleh dokter dengan
ngi integritas jaringan menurun hilangkan obat sebelumnya memeriksa label obat sebanyak
• Kerusakan lapisan kulit Oleskan agen topical pada
tiga kali.
menurun kulit yang tidak mengalami
• Tekstur kulit membaik luka, iritasi atau sensitif • bersihkan kulit untuk mencegah
E: adanya kuman yang dapat
Ajarkan teknik pemberian menyebabkan luka pada kulit
obat secara mandiri
• bertujuan agar obat memasuki
tubuh langsung melalui area
tersebut
• pemberian obat dilakukan untuk
mempercepat 1 proses
9
kesembuhan
Ansietas b.d kurang Setelah dilakukan O: • Pengetahuan klien
terpapar informasi tindakan keperawatan Identifikasi kemampuan meningkat tentang
ansietas menurun dengan mengambil keputusan penyakit yang
dialaminya, tanda-tanda,
kriteria hasil: T: kondisi yang dialami
• Klien dapat Temani pasien untuk serta kemungkinan yang
menyampaikan mengurangi kecemasan akan terjadi
kebingungan Pahami situasi yang • agar pasien merasa
• Klien dapat membuat ansietas tenang
menyampaikan Gunakan pendekatan • situasi tertentu yang
dialami oleh pasien
kekhawatiran akibat yang tenang dan
biasanya mempengaruhi
kondisi yang dihadapi meyakinkan tingkat ansietas yang
• Pola tidur klien E: dialami pasien
membaik Informasikan secara • pendekatan yang baik
factual mengenai dengan pasien membuat
diagnosis, pengobatan, pasien merasa yakin akan
dan prognosis tindakan yang dilakukan
dengan adanya informasi
Anjurkan yang factual membuat
mengungkapkan perasaan pasien menjadi tidak
dan persepsi cemas
K: • pemberian obat
Kolaborasi pemberian antiansietas digunakan
obat antiansietas, jika untuk mengurangi gejala-
20
gejala yang berkaitan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Waktu : 35 Menit
21
b.) Tujuan Intruksional Khusus :
1) Mendefinisikan pengertian penyakit skabies
2) Mengatasi penyebaran serta penularan penyakit skabies
3) Menyebutkan ciri-ciri penyakit skabies
4) Menjelaskan tentang bagaimana cara penanggulangan penyakit skabies tanpa membuka
catatan
5) Menjelaskan tentang cara pencegahan penyakit skabies
6) Menjelaskan tentang tips dan anjuran penyakit kulit (skabies)
2.. Isi atau 1. Mengkaji ulang pengetahuan sasaran tentang 1. Menyampaikan 15 menit
pelaksanaan pengetahuannya tentang materi
materi penyuluhan. penyuluhan.
2. Menjelaskan materi penyuluhan kepada 2. Mendengarkan penyuluh
menyampaikan materi.
sasaran dengan menggunakan leaflet. 3. Memperhatikan penyuluhan
3. Mendemonstrasikan penyakit skabies. selama demonstrasi.
4. Menanyakan hal-hal yang
4. Memberikan kesempatan kepada sasaran tidak dimengerti dari materi
untuk bertanya. penyuluhan
5. Memberikan tips dan anjuran tentang
penyakit kulit skabies.
23
No. Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu
3. Penutup • Diskusi • Aktif Bertanya 10 menit
• Kesimpulan • Memperhatikan
• Evaluasi • Menjawab Pertanyaan
• Salam Penutup • Menjawab Salam
f.) Media :
1) Laptop
2) LCD
3) Leaflet
g.) Evaluasi :
4) Peserta penyuluhan dapat menjelaskan pengertian skabies
5) Peserta penyuluhan dapat memahami sebab penyakit skabies
6) Peserta penyuluhan dapat memahami ciri-ciri penyakit skabies
7) Peserta penyuluhan dapat memahami faktor yang dapat membantu penyebaran penyakit scabies
8) Peserta penyuluhan dapat memahami cara penanganan penyakit skabies dan cara pencegahannya
24
KONSEP LEGAL
ETIK
1. Autonomi (hak pasien untuk memilih tindakan/treatmen
yang terbaik untuk dirinya)
2. Beneficience (bertindak untuk keuntungan pasien)
3. Non-Maleficen (tidak menciderai orang lain)
4. Justice (Melakukan tindakan yang adil tanpa membeda-
bedakan)
5. Veracity (Menyampaikan sesuatu dengan jujur mengenai
keadaan pasien)
6. Fidellity (Menepati janji dan bertanggung jawab atas
semua kesepakatan)
7. Respect (menghargai hak-hak pasien)
8. Justice (berlaku adil pada semua pasien)
9. Confidentiality (menjaga kerahasiaan tentang pasien)
10. Advicasi (perawat membela pasien untuk mendapatkan
informasi)
2
5
JURNAL
Title : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN
SKABIES
Peneliti : Pratiwi Aminah, Hendra Tarigan S, Maya Ganda R
Abstrak : Skabies adalah penyakit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei.
Skabies menduduki urutan ke tiga dari 12 penyakit kulit tersering. Angka kejadian
skabies tinggi pada masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang kurang. Adapun
tujuan penelitian ini untuk menilai hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian
skabies. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan
cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan metode total sampling. Hasil
penelitian didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan
kejadian skabies dengan p-value = 0,001. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian skabies. 2
6
DAFTAR
PUSTAKA
2
8