Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI DAN PARASITOLOGI

ILMU DASAR KEPERAWATAN

Disusun Oleh :

Doni Armando
1902036

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehatirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya akhirnya laporan praktikum mikrobiologi dan
parasitologi ini dapat diselesaikan dengan ketentuan dan kemampuan yang ada.
Laporan praktikum yang berjudul “ Mikrobiologi dan Parasitologi” dimaksudkan
untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen. Laporan yang telah diselesaikan
initentu tidak terlepas dari bantuan, arahan serta bimbingan. Kami menyadari
adanya berbagai kekurangan yang terdapat di dalam laporan ini, untuk itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangatlah kami harapkan. Mudah-mudahan
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 19 Januari 2021


Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidang ilmu mikrobiologi (mikros = kecil/ sangat kecil; bios = hidup/
kehidupan) mempelajari tentang bentuk, kehidupan, sifat, dan penyebaran
organisme yang termasuk golongan mikroba (jasad renik). Dunia mikroba
adalah dunia organisma yang sangat kecil, sehingga tidak dapat kita lihat
dengan mata telanjang. Walaupun sudah agak lama dikenal, namun dunia
mikroba baru mulai terbuka secara luas sejak manusia menumukan sebuah
alat yang disebut dengan mikroskop, hasil temuan Anthony van Leuwenhoek
(1632-1723). Mikroskop tersebut sangat sederhana , hanya memiliki satu
lensa, dan dapat mencapai pembesaran kurang dari 200 kali. Tetapi dengan
mikroskop sederhana tersebut misteri tentang bentuk mikroba yang
sebelumnya masih merupakan rahasia besar mulai terungkap. Ketika Louis
Pasteur (1882-1895) menemukan prinsip-prinsip fermentasi, yaitu satu di
antara temuan-temuan dasar mengenai mikroba, rahasia seputar mikroba pun
menjadi lebih jelas, dan keilmuan mikrobiologi mulai menemukan titik terang
perkembangannya. Seorang dokter dari Jerman yang bernama Roberth Korch
(1843-1910) memperluas lagi perkembangan tersebut dengan menemukan
kaitan mikroorganisme-mikroorganisme tertentu dengan penyakit.
Praktikum merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat
menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar secara efektif. Melalui
pelaksanaan praktikum, diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami
tentang konsep teori yang telah diterima dikelas pada mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan II tentang mikrobilogi dan parasitologi.
B. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum mikrobiologi dan parasitologi, mahasiswa
diharapkan dapat memahami dasar-dasar pemeriksaan kuman/spesimen yang
meliputi :
1. Pemeriksaan mikrobiologi dasar
2. Pemeriksaan parasitologi dasar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat objek yang terlalu
kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Kata mikrokospik berarti sangat
kecil, tidak mudah dilihat dengan mata. Mikroskop ditemukan oleh Antony
Van Leuwenhock, dimana sebelumnya sudah ada Robert Hork dan Marcello
Malphigi yang mengadakan penelitian melalui Lensa yang sederhana itu
menjadi lebih kompleks agar dapat mengamati protozoa, bakteri dan berbagai
makhluk kecil lainnya. Setelah itu pada sekitar tahun 1600 Hanz dan Z Jansen
telah menemukan mikroskop yang dikenal dengan mikroskop ganda yang
lebih baik daripada mikroskop yang dibuat oleh Antony Vaan Leuwenhock.
Mikroskop berasal dari dua buah kata yaitu mikro yang berarti kecil dan dari
kata scopium yang artinya adalah penglihatan. Mikroskop adalah suatu alat
yang berada didalam laboratorium yang dapat membrikan bayangan dari
benda yang diperbesar hingga ukuran tertentu hingga dapat diihat dengan
mata.
Mikroskop berfungsi untuk meningkatkan daya pisah seseorang, sehingga
memungkinkan seseorang untuk dapat mengamati objek yang sangat halus.
Mikroskop merupakan alat bantu untuk melihat kehidupan sel yang kecil.
Pada mikroskop cahaya gabungan , terdiri dari dua atau lebih set lensa yang
membelokan cahaya yang datang untuk membentuk gambaran lebih besar
dari sel atau spesimen lain yang ingin dilihat.
Mikroskop mempunyai resolusi power (RP) yaitu kemampuan untuk
memisahkan dua partikel pada jarak tertentu sehingga dapat dibedakan satu
dengan yang lainnya, misal dua partikel akan terlhat berbeda bila mereka
terpisah dengan jarak sebesar 0,3 um, maka titik akan terlihat jelas. Tipe
mikroskop dibedakan berdasarkan sumber cahaya yang dipakai dan RP, jenis
mikroskop elektron dapat dilihat bagian yang lebih kecil didasarkan pada
akselerasi aliran elektron yang mempunyai gelombang sekitar 100.000 kali
daripada cahaya biasa. Pemilihan mikroskop ini tergantung pada kebutuhan,
jika hanya ingin melihat sel maka cukup dengan menggunakan mikroskop
cahaya yang dapat memperbesar gambar maksimal sekitar 1,250 kali (dengan
minyak emersi).
Keterampilan menggunakan mikroskop dapat membantu kita mengamati dan
membandingkan struktur sel hewan dan sel tumbuhan. Kemahiran dan
ketelitian pemakai dalam menggunakan mikroskop sangat diperlukan. Hal ini
dapat dicapai dengan mengenali baik bagian-bagian dari mikroskop,
fungsinya, serta cara penggunaan, dan pemulihannya.
Semakin ahki kita dalam menggunakan mikroskop maka akan semakin baik
pula hasil pengamatan mikroskopis yang kita lalkukan dengan menggunakan
mikroskop.

Bagian-bagian Mikroskop :
1. Tabung Mikrokop (tubus), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan
menggabungkan lensa objektif dengan lensa okuler.
2. Reflektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin
cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke
meja objek melalui lubang yang terdapat pada meja objek dan menuju
mata pengamat. Cermin datar dugunakan ketika cahaya yang dibutuhkan
telah terpenuhi, sedangkan jika cahaya yang dibutuhkan kurang maka
menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk memantulkan
cahaya.
3. Lensa Okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat, lensa ini
berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari
lensa objektif.
4. Kondensor, kondensor bergungsi untuk mengumpulkan cahaya yang
masuk, alat ini dapat di putar dan di naik turunkan.
5. Mikrometer (pemutar halus), pengatur ini berfungsi untuk menaikan dan
menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada
makrometer.
6. Revolver, resolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif
dengan cara memutarnya.
7. Lensa Objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini
membentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar. Di mana lensa ini
diatur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
8. Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk.
9. Makrometer (pemutar kasar), makrometer berfungsi untuk menaik
turunkan tabung mikroskop secara cepat.
10. Meja Mikroskop, berfungsi sebagi tempat untuk meletakan objek yang
akan diamati.
11. Penjepit Kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi
objek agar tidak mudah bergeser.
12. Lengan Mikroskop, berfungsi sebagai pegangan pada mikroskop.
13. Kaki Mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
14. Sendi Inklinasi (pengatur sudut), berfungsi untuk mengatur sudut atau
tegaknya miroskop.
B. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan upaya untuk membunuh mikroorganisme termasuk
dalam bentuk spora. Disenfeksi merupakan proses untuk merusak organisme
yang bersifat patogen, namun tidak dapat mengeliminasi dalam bentuk spora [
CITATION Til17 \l 1033 ].

C. Media Pertumbuhan
Media pertumbuhan organisme merupakan suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi berupa molekul-
molekul kecil dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni
dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya [ CITATION
Ani15 \l 1033 ].
Macam-macam media pertumbuhan :
1. Medium berdasarkan fisik
a. Medium padat. Media padat adalah media cair yang mengandung
substansi pemadat (misal, agar-agar, gelatin) dengan konsentrasi yang
berbeda. Konsentrasi bahan pemadat ini akan membuat media setelah
dingin akan menjadi padat. Media padat berguna untuk menjaga sel
tidak berpindah tempat sehingga akan mudah dihitung dan dipisahkan
jenisnya ketika tumbuh menjadi koloni. Media padat juga
menampakkan difusi hasil metabolit bakteri sehingga memudahkan
dalam pengujian suatu hasil metabolit yang ditampakkan pada halo di
sekitar koloni.
b. Media cair. Media cair yaitu media yang mengandung larutan ciar dari
satu atau lebih konstituen. Terkadang partikel padat dapat itambahkan
pada medium cair tersebut. Medium cair pada taung, botol atau labu
Erlenmeyer umumnya dinamakan broth.
c. Media setengah padat (semisolid). Media setengah padat yaitu
mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak
padat dan tidak begitu cair. Media semisolid dibuat dengan tujuan
supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media, tetapi
tidak mengalami percapuran sempurna jika tergoyang.

2. Berdasarkan kandungan bahan


a. Media sintetik. Media sintetik adalah media yang seluruh komposisinya
diketahui. Media sintetik digunakan dalam penelitian mengenai uji
metabolisme suatu mikroorganisme. Banyak jenis mikroorganisme
kemoorganotrof heterotrof dapat tumbuh pada media sintetik dengan
glukosa sebagai sumber karbon dan ammonium salt sebagai sumber
nirogen. Sebagai media secara kimia terdefinisi (chemically defined
medium) yang memeiliki pengertian media pertumbuhan yang hanya
mengandung bahan yang diketahui struktur molekulnya dan kadar
kemurniannya.
Contoh komposisi media sintetik : BG-11 Medium for Cyanobacteria
(g/L) :
- Agar 10,0 g
- NaNO3 1,5 g
- MgSO4. 7H20 0,075 g
- KH2PO4 0,04 g
- Na2CO3 0,02 g
- Citric acid 6,0 mg
- Ferric ammonium citrate 6,0 mg
- EDTA disodium salt 1,0 mg
- Trace metail mix A5 1,0 mg
b. Media kompleks. Meia kompleks adalah media yang sebagian
kompopsisinya tidak diketahui dengan pasti. Media kompleks
seringkali dibutuhkan karena kebutuhan nutrisi dari beberapa bakteri
yang tidak diketahui sehingga sntetik tidak dapat dibuat untuk
keperluan ini. Seringkali satu jenis media kompleks dapat cukup kaya
untuk memenuhi kebutuhan banyak jenis bakteri. Media ini dapat
mengandung bahan yang tidak diketahui pasti komposisinya seperti
peptone, meat extract dan yeast extract [ CITATION Pre08 \l 1033 ].
Penggolongan media kompleks sebagai media yang secara kimia tidak
terdefinisi (chemically undefined medium), yaitu media pertumbuhan
yang mengandung baik secara keseluruhan atau keseluruhan dari bahan
alami, bahan ddengan komposisi kimia yang tidak secara jelas
teridentifikai.
Contoh media kompleks :
- Nutrient Broth
- Trypic Soy Broth
- Mac Conkey agar
3. Berdasarkan Fungsi
a. Media transport. Berfungsi untuk mengawetkan dan memelihara
mikroorganisme tanpa adanya pertumbuhan yang signifikan pada saat
pengumpulan sampel sampai pemrosesan sampel di laboratorium.
Contoh : Stuart’s transport medium.
b. Media penyimpanan/ pemeliharaan (preservation). Media untuk
memelihara viabilitas mikroorganisme dengan waktu yang
diperpanjangn dan melindunginya dari pengaruh yang merugikan
selama waktu penyimpanan yang lama. Contoh : Nutrient agar miring
c. Media suspensi. Media untuk memisahkan mikroorganisme dari produk
uji ke fase cair (pada saat pengenceran pertama) tanpa adanya
pertumbuhan atau penghambatan selama waktu kontrak. Media
suspensi dapat disebut sebagai diluent. Contoh : Peptone saline
solution.
d. Media penyegaran/ penyadaran (resuscitation). Media yang
memungkinkan terjadinya perbaikan dan pemulihan terhadap kapasitas
mikroorganisme yang stress dalam pertumbuhan normalnya tanpa
mendukung adanya perbanyakan yang diperlukan. Contoh : Buffered
peptone water.
e. Media pengaya (enrichment). Media yang mengandung komposisi
untuk penyediaan kondisi yang cocok dalam perkembangbiakan
mikroorganisme. Media penyangga dapat dikategorikan menjadi dua
yaitu : (1). Media selektif pengaya (selective enrichment) adalah media
pengaya yang dapat mengembangbiakan mikroorganisme tertentu
secara spesifik dan menghambat secara keseluruhan atau sebagian dari
jenis lainnya. Contoh : Rappaport-Vassiladis medium. (2). Media
pengaya non- selektif (non selective enrichment) yaitu media pengaya
yang mendukung pertumbuhan banyak jenis mikroorganisme. Contoh :
Nutrient Broth.
f. Media isolasi, Media padat atau semi-solid yang dapat menumbuhkan
mikroorganisme. Media isolasi dapat dibagi menjadi du yaitu (1),
Media isolasi selektif adalah media isolasi yang mengizinkan
pertumbuhan jenis tertentu namun menghambat jenis lainnya. Contoh :
XLD (Xylose Lysine Deoxychilate) agar. (2). Media isolasi non-selektif
yaitu media isolasi yang tidak menghambat secara selektif
mikroorganisme tententu. Contoh PCA (Plate Count Agar).
g. Media diferensial/ karakterisasi. Media untuk menguji satu atau lebih
karakterisktik biokimia atau fisiologis mikroorganisme untuk
identifikasi. Contoh : MacConkey agar
h. Media identifikasi. Media yang dirancang untuk mengidentifikasi reaksi
spesifik yang umumnya tidak membutuhkan uji konfirmasi lanjutan.
Contoh : Bille esculin agar.
i. Media enumerasi. Media selektif atau non-selektif yang berguna untuk
perhitungan mikroorganisme. Medium ini juga dapat berperan sebagai
media pengaya atau media penyagaran
j. Media konfirmasi. Media yang mengkontribusi secara keseluruhan atau
sebagian untuk identifikasi atau karakterisasi mikroorganisme. Contoh :
Kigler agar.
k. Media dengan fungsi beragam. Media yang dapat dikelompokkan ke
beberapa kategori diatas. Contoh : Blood agar dapat digolongkan media
penyegaran, isolasi atau diferensial.

D. Inokulasi
Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bekteri dari medium yang lama ke
medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi, untuk
melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar
semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal
ini akan menghindari terjadinya kontaminasi [ CITATION Wal07 \l 1033 ].

E. Pengecatan
BAB III
METODA PRAKTIKUM

A. Penggunaan Mikroskop
Langkah-langkah :
1. Turunkan telebih dahulu meja preparat (menggunakan makrometer)
2. Letakkan preparat di meja preparat, atur preparat di bidang pencahayaan
3. Putar revolver lensa objektifnya, biasanya menggunakan perbesaran lemah
terlebih dahulu tetapi telebih adulu gunakan perbesaran 10, lalu diputar
searah jarum jam hingga bunyi klik
4. Naikan meja preparat (menggunakan makrometer) biasanya kalau
perbesaran 10 tidak mentok (buntu)
5. Setelah mentok (buntu), kita amati (lensa okuler) sambil menurunkan meja
preparat pelan-pelan (menggunakan makrometer)
6. Jika sudah terlihat tetapi belum fokus, kita menggunakan makrometer
(pemutar halus)
7. Jika perbesarannya ingin lebih tinggi (besar), kita turunkan meja preparat
(menggunakan makrometer)
8. Kemudian kita putar lensa objektifnya dengan perbesaran 40
9. Naikkan meja preparat terlebih dahulu agar kaca preparat tidak pecah saat
menyentuh lensa objektif perbesaran kuat

Pembuatan preparat :
Alat dan bahan :
1. Mikroskop
2. Object glass harus dibersihkan dengan alkohol (kaca preparat)
3. Petri dish (cawan petri)
4. Cover glass (kaca penutup)
5. Air atau aquades
6. Pipet tetes
7. Silet
8. Pinset
9. Alkohol
10. Tissue
Langkah-langkah :
1. Bersihkan dahulu object glass menggunakan alkohol
2. Setelah dibersihkan lalu letakan di meja kerja
3. Isi cawan petri menggunakan air
4. Buat preparat dengan sayatan melintang daun Rhoeo discolar
5. Setelah disayat, sayatan tersebut dimasukan ke air supaya sel-selnya tidak
mengalami pengerutan
6. Ambil sayatan daun Rhoeo discolar menggunakan pinset
7. Letakan sayatan daun Rhoeo discolar di object glass
8. Tetesi menggunakan aquades/ air
9. Tutuplah menggunakan cover glass menggunakan pinset dengan sudut 450,
kemudian lepaskan
10. Turunkan lagi meja preparatnya
11. Naikan tubusnya (menggunakan makrometer)
12. Setelah selesai, object glas harus dicuci dan diberesekan dahulu, jadi
dikeluarkan. Kita turunkan meja preparatnya
13. Untuk menjaga lensa tetap bersih lap menggunakan alkohol

Pembuatan preparat epitel mukosa mulut (pipi bagian dalam) :


1. Gunakan tusuk gigi kemudian ambilah sel epitel di pipi dengan mengusap
secara halus dan pelan
2. Lakukan dengan mengusap usap secara halus 3-4 kali
3. Tetesi menggunakan methylen blue 1 tetes sambil putar-putar tussuk gigi
yang telah digunakan
4. Tutup menggunakan cover glass 45o kemudian lepaskan
5. Turunkan terlebih dahulu meja preparat kemudian letakkan preparat di meja
preparat
6. Atur preparat di bidang pandang yang terdapat cahaya
7. Atur lensa objektif, naikan kembali meja preparat sampai mentok kemudian
amati

B. Sterilisasi
Sterilisasi secara kimia :
Alat dan bahan :
1. Aquades
2. Kapas steril
3. Media lempeng agar MHA
4. Sabun
5. Betaine
6. Spidol marker
Langkah-langkah :
1. Dengan menggunakan spidol bagilah media lempeng agar menjadi 4
sektor (I,II,III,IV)
2. Bagilah anggota mahasiswa menjadi 4 kelompok, atu untuk kelompok
kontrol dan 3 macam sntiseptik yang digunakan
3. Kapas dibasahi menggunakan aquades kemudian diusapkan pada jari
tangan mahasiswa I
4. Kemudian tanam pada media pertama (kelompok kontrol) dengan
melakukan penekanan secara lembut
5. Kapas dibasahi dengan alkohol 70% lalu diusapkan pada jari tangan
mahasiswa II
6. Lalu tenam pada media sektor II dengan cara ditekan secara lembut
7. Kapas dibasahi dengan sabun, kemudian diusapkan pada jari tangan
mahasiswa III
8. Lalu tanam pada media sektor III dengan cara ditekan secara lembut
9. Kapas dibasahi dengan betadine, kemudian diusapkan pada jari tangan
mahasiswa IV
10. Lalu tanam pada media sektor IV dengan ditekan secara lembut
11. Inkubasikan pada inkubator pada suhu 37 0C selama 18-24 jam
12. Hitunglah jumlah koloni kuman pada lempeng agar, kemudian
bandingkan keempatnya (kalau koloni terlalu mengumpul dan tidak bisa
dihitung, tulislah dengan tingkat pertumbuhan misalnya +1, +2, +3.

C. Media Pertumbuhan

D. Pengecatan

E. Penghitungan Bakteri
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai