201683022
Diabetes Melitus
Definisi
Diabetes melitus adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai
dengan adanya hiperglikemia yang terjadi karena pankreas tidak
mampu mensekresi insulin, gangguan kerja insulin, ataupun
keduanya. Dapat terjadi kerusakan jangka panjang dan
kegagalan pada berbagai organ seperti mata, ginjal, saraf,
jantung, serta pembuluh darah apabila dalam keadaaan
hiperglikemia kronis.
Aktivitas Fisik
Edukasi
Materi tentang perjalanan penyakit DM
Materi Edukasi
Pentingnya latihan jasmani yang teratur
Tingkat Awal
Materi Edukasi
Rencana untuk kegiatan khusus seperti olah raga
Tingkat Lanjut
Kondisi khusus yang dihadapi (contoh : hamil, puasa, hari –
hari sakit)
Pemerliharaan/perawatan kaki
Edukasi perawatan kaki diberikan secara rinci pada semua orang
dengan ulkus maupun neuropati perifer dan peripheral arterial disease
(PAD)
1
Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dan air.
2
Periksa kaki setiap hari dan dilaporkan pada dokter apabila kulit terkelupas, kemerahan, atau luka.
3
Periksa alas kaki dari benda asing sebelum memakainya.
4
Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih, tidak basah, dan mengoleskan krim pelembab pada kulit kaki
yang kering.
5
Potong kuku secara teratur.
6
Keringkan kaki dan sela – sela jari kaki secara teratur setelah dari kamar mandi.
7
Gunakan kaos kaki dari bahan katun yang tidak menyebabkan lipatan pada ujung – ujung jari kaki.
8
Kalau ada kalus atau mata ikan, tipiskan secara teratur.
9
ika sudah ada kelainan bentuk kaki, gunakan alas kaki yang dibuat khusus.
10
Sepatu tidak boleh terlalu sempit atau longgar, jangan gunakan hak tinggi.
11
Hindari penggunaan bantal atau botol berisi air panas/batu untuk menghangatkan kaki.
Terapi Nutrisi Medis (TNM)
Terapi nutrisi medis merupakan bagian penting dari
penatalaksanaan DM secara komprehensif. Terapi TNM
sebaiknya diberikan sesuai dengan kebutuhan setiap
penyandang DM agar mencapai sasaran. Prinsip pengaturan
makan pada penyandang DM hampir sama dengan anjuran
makan untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang
dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing
individu. Penyandang DM perlu diberikan penekanan mengenai
pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah
kandungan kalori, terutama pada mereka yang menggunakan
obat yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu
sendiri.
Komposisi Makanan yang Dianjurkan Terdiri Dari
A. Karbohidrat
• Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45 – 65% total asupan
energi. Terutama karbohidrat yang berserat tinggi.
• Pembatasan karbohidrat total < 130 g/hari tidak dianjurkan.
• Glukosa dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang
diabetes dapat makan sama dengan makanan keluarga yang
lain.
• Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energy
dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila perlu dapat
diberikan makanan selingan seperti buah atau makanan lain
sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.
B. Lemak
E. Serat
• Penyandang DM dianjurkan mengonsumsi serat dari kacang-
kacangan, buah dan sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi
serat.
• Jumlah konsumsi serat yang disarankan adalah 14 gram/1000 kal
atau 20 – 35 gram per hari, karena efektif
F. Pemanis Alternatif
• Pemanis alternatif aman digunakan sepanjang tidak melebihi
batas aman (Accepted Daily Intake/ADI). Pemanis alternatif
dikelompokkan menjadi pemanis berkalori dan pemanis tak
berkalori.
• Pemanis berkalori perlu diperhitungkan kandungan kalorinya
sebagai bagian dari kebutuhan kalori, seperti glukosa alkohol
dan fruktosa.
• Glukosa alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, mannitol,
sorbitol dan xylitol.
• Fruktosa tidak dianjurkan digunakan pada penyandang DM
karena dapat meningkatkan kadar LDL, namun tidak ada
alasan menghindari makanan seperti buah dan sayuran yang
mengandung fruktosa alami.
• Pemanis tak berkalori termasuk aspartam, sakarin, acesulfame
potasium, sukrose, neotame.
G. Kebutuhan Kalori
• Terdapat beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang
dibutuhkan oleh orang yang terkena DM, antara lain dengan
memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25 – 30
kal/kgBB ideal. Jumlah kebutuhan tersebut ditambah atau dikurangi
bergantung pada beberapa faktor yaitu: jenis kelamin, umur, aktivitas,
berat badan, dan lain-lain. Beberapa cara perhitungan berat badan
ideal adalah sebagai berikut:
Perhitungan berat badan ideal (BBI) menggunakan rumus Broca yang
dimodifikasi:
• Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg
Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan wanita di bawah
150 cm, rumus dimodifikasi menjadi:
• Berat badan ideal (BBI) = (TB dalam cm – 100) x 1 kg
• BB normal : BB ideal ± 10 %
• Kurus : kurang dari BB ideal – 10%
• Gemuk : lebih dari BB ideal + 10%
• Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks Massa Tubuh (IMT).
Indeks massa tubuh dapat dihitung dengan rumus :
IMT = BB (kg)/TB (m)
• Klasifikasi IMT :
BB kurang < 18,5
BB normal 18,5 – 22,9
BB lebih = 23,0
- Dengan risiko 23,0 – 24,9
- Obese I 25,0 – 29,9
- Obese II = 30
Faktor-faktor yang Menentukan Kebutuhan Kalori
Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori basal perhari untuk perempuan sebesar 25
kal/kgBB sedangkan untuk pria sebesar 30 kal/kgBB.
Umur
• Pasien usia di atas 40 tahun, kebutuhan kalori dikurangi 5%
untuk setiap dekade antara 40 dan 59 tahun.
• Pasien usia di antara 60 dan 69 tahun, dikurangi 10%.
• Pasien usia di atas usia 70 tahun, dikurangi 20%.
Stres Metabolik
• Penambahan 10 – 30% tergantung dari beratnya stress
metabolik (sepsis, operasi, trauma).
Aktivitas Fisik atau Pekerjaan
• Kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intensitas
aktivitas fisik.
• Penambahan sejumlah 10% dari kebutuhan basal diberikan pada
keadaan istirahat.
• Penambahan sejumlah 20% pada pasein dengan aktivitas
ringan : pegawai kantor, guru, ibu rumah tangga
• Penambahan sejumlah 30% pada aktivitas sedang : pegawai
industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak perang
• Penambahan sejumlah 40% pada aktivitas berat: petani,
• buruh, atlet, militer dalam keadaan latihan
• Penambahan sejumlah 50% pada aktivitas sangat berat : tukang
becak, tukang gali
Berat Badan
• Penyandang DM yang gemuk, kebutuhan kalori dikurangi sekitar 20 – 30%
tergantung kepada tingkat kegemukan.
• Penyandang DM kurus, kebutuhan kalori ditambah sekitar 20 – 30%
sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan BB.
• Jumlah kalori yang diberikan paling sedikit 1000 – 1200 kal perhari untuk
wanita dan 1200 – 1600 kal perhari untuk pria.
Latihan Fisik
Latihan fisik merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe 2.
Program latihan fisik dianjurkan untk dilakukan secar teratur 3 – 5 hari
seminggu dengan waktu sekitar 30 – 45 menit, dengan jeda antar latihan
tidak lebih dari 2 hari berturut-turut. Kegiatan maupun aktivitas sehari-hari
tidak termasuk dalam latihan fisik. Latihan fisik selain untuk menjaga
kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki
sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah.
Latihan fisik yang dianjurkan berupa latihan fisik yang bersifat aerobik
dengan intensitas sedang seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging,
dan berenang.
Alur Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Hiperosmolar
non- ketotik
hipoglikemia
Kronik KronikMakroangiopati
KronikMikroangiopati
Neuropati
Aktivitas Fisik
Pemantauan
glukosa mandiri
- Tiroksin (T4) adalah hormone utama yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid
yang mempengaruhi metabolism sel tubuh dan mengatur suhu tubuh,
mengatur metabolism karbohidrat, mengatur penggunaan oksigen dan
karbondioksida, serta mengatur dan mempengaruhi perkembangan tubuh dan
mental. Kadar tiroksin serum umumnya digunakan untuk mengukur
konsentrasi hormone tiroid dan fungsi kelenjar tiroid.
- Triiodotyronin (T3) merupakan hormone tiroid alami yang penting untuk
mengontrol proses metabolism tubuh secara normal, memiliki peran penting
dalam proses pembentukan tulang, dan memiliki efek langsung terhadap
pertumbuhan embrio dan janin.
Klasifikasi Hipertiroid
Kondisi yang disebabkan, oleh adanya gangguan pada sistem
kekebalan tubuh dimana zat antibodi menyerang kelenjar tiroid,
Goiter Toksik Difusa (Graves’ Disease)
sehingga menstimulasi kelenjar tiroid untuk
memproduksihormon tiroid terus menerus.
a) Serum TSH
• Digunakan sebagai Iinitial screening test untuk hipertiroidism. Pada hipertiroidism,
TSH serum akan <0.01 mU/L atau bahkan tidak terdeteksi.
b) Hormon Tiroid Serum
• Digunakan untuk menilai tingkat keparahan kondisi dan untuk memperbaiki akurasi
diagnostik. Biasanya serum T4 dan T3 meningkat, sedangkan TSH serum akan
menurun.
• Pada hipertiroidism ringan, serum T4 dan T4 bebas bisa saja normal, hanya serum
T3 yang mungkin meningkat.
c) TRAb (Thyrotropin Receptor Antibody)
• Dilakukan dalam kondisi tertentu misalnya selama kehamilan dan laktasi.
Pemeriksaan TRAb pada ibu hamil sebaiknya dilakukan pada kehamilan 20 – 24
minggu. Bila TRAb ibu tinggi, sangat berisiko bayi yang dilahirkan mengalami
tirotoksikosis neonatal. Bila TRAb ibu negatif, tidak akan ada risiko tirotoksikosis
neonatal.
PENCITRAAN
Elektrokardiograf
Sinus takikardia
Perubahan terkait hipokalemia : gelombang U prominen, interval PR memanjang,
amplitudo gelombang P meningkat, kompleks QRS melebar
Blok atrioventrikuler derajat satu
Aritmia atrium dan ventrikuler
Elektromiografi
Gabungan potensial aksi otot gelombang rendah tanpa adanya perubahan setelah
pemberian epinefrin