Pembimbing:
dr. Riza A., Sp. KF
Toksikologi Forensik : Ilmu yang mempelajari tentang penerapan Ilmu toksikologi, yang berguna
untuk membantu proses peradilan. Toksikologi forensik tidak hanya untuk mengidentifikasi /
mengetahui jumlah / kuantitas dari obat, racun atau bahan-bahan dalam tubuh manusia tapi juga
dapat menentukan akibat-akibatnya.
Penggolongan
Racun
2. Tempat
1. Sumber a. Alam bebas : Gas racun alam
a. Tanaman : Opium, kokain, aflatoksin b. Rumah tangga : Detergent, Desinfektan,
b. Hewan : Bisa ular, racun laba-laba cleaner
c. Pertanian : Insektisida, pestisida,
c. Mineral : Arsen, Pb
herbisida
d. Sintetik : Heroin d. Industri/lab : Asam, Basa kuat, logam berat
e. Makanan : CN/singkong, pengawet
f. Obat : Hipnotik, Sedatif
3. Pengaruh organ
a. Hepatotoksik 5. Cara Kerja /Efek
a. Lokal : Perangsangan, peradangan
b. Nefrotoksik Radang, korosif Syok neurogenik mati
• Golongan Asam /basa kuat (H2SO4,HNO3,
c. Neurotoksik NaOH, KOH)
• Golongan Halogen : Fenol, lisol, senyawa logam
4. Mekanisme kerja b. Sistemik:
• Barbiturat, alkohol, morfin SSP
d. Mengikat gugus sulfhidril Pb • Digitalis, Oksalat Jantung
• CO Hb Darah
e. ATP-ase Membentuk
c. Lokal dan sistemik :
Methemoglobin nitrat dan nitrit
Asam Karbol Korosif diabsorbsi depresi SSP
1. Racun Anorganik
Jenis • Racun Korosif
Racun • Racun metalik dan non metalik
2. Racun Organik
Klasifikasi • Racun Volatil
• Racun Non volatil dan non Alkaloid
3. Racun Gas
4. Racun Lain-lain
• Racun makanan
• Racun binatang (ular)
• Racun tumbuh-tumbuhan/ tanaman
Racun Anorganik
1. Acid Corosive
a. Mineral Acid (Asam Mineral) : As.Sulfat, as khlorida, as.Nitrat
b. Organic Acid ( Asam Organik) : As. Oxalat, acetat, as.Format
c. Halogenida : Klorin, bromin, iodine, flourine.
d. Corrosive Mineral Salt : Perak nitrat, seng klorida, dimetil sulfat.
2. Alkaline Corrosive
3. Organic Corrosive (yg bukan golongan asam)
e. Phenol Group
f. Formaldehyda
Racun Organik Racun Gas
Carbon Monoxyde
Insektisida
Asal:
• Tumbuh-tumbuhan : Derris, Pyrethrum, Nicotine
Cyanide • Sintetis : Gol. Chlorinated Hydrocarbon (DDT),
Gol. Organophosphate (parathion, Diazion,
Botulisme Malathion, TEPP = Triethyl Pyrophosphate). Gol.
Carbamate ( Aldicarb, Dimetilan, Propoxur,
Carbaryl), Gol. Dinitrophenol.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keracunan
• Cara masuk : Keracunan paling cepat terjadi jika masuknya racun secara inhalasi. Cara masuk lain secara
berturut-turut melalui intravena, intramuskular, intraperitoneal, subkutan, peroral dan paling lambat ialah
melalui kulit yang sehat.
• Umur : Orang tua dan anak-anak lebih sensitif misalnya pada barbiturat. Bayi prematur lebih rentan
terhadap obat oleh karena eksresi melalui ginjal belum sempurna dan aktifitas mikrosom dalam hati
belum cukup.
• Kondisi tubuh : Penderita penyakit ginjal umumnya lebih mudah mengalami keracunan. Pada penderita
demam dan penyakit lambung absorbsi jadi lebih lambat.
• Kebiasaan : Berpengaruh pada golongan alkohol dan morfin dikarenakan terjadi toleransi pada orang
yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi alkohol.
• Idiosinkrasi dan alergi pada vitamin E, penisilin, streptomisin dan prokain.
• Pengaruh langsung racun tergantung pada takaran, makin tingi takaran maka akan makin cepat (kuat)
keracunan. Konsentrasi berpengaruh pada racun yang bersifat lokal, misalnya asam sulfat
Rantai proses kerja toksik
Prinsip Pengobatan
Korban mati akibat keracunan umumnya dapat dibagi menjadi 2 golongan, sejak awal sudah
dicurigai keracunan dan belum ada kecurigaan.
1. Pemeriksaan TKP
2. Pemeriksaan Luar
3. Pembedahan jenazah/ Otopsi
4. Pemeriksaan Toksikologi
1.
PEMERIKSAA
N TKP
● Keracunan atau tidak
● Mengumpulkan keterangan
● Mengumpulkan barang bukti/ bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan
toksikologi misal :
Sisa bahan makan dan minuman.
Bahan kain/ sisa obat yang berada didekatnya yang diduga sebagai bahan
penyebab keracunannya.
Bahan muntahan.
2.
PEMERIKSAAN
LUAR.
1. Bau
Bau amandel (sianida), bau minyak tanah (insektisida), bau kutu busuk
(malation), bau amonia fenol (asam karbolat)
2. Pakaian
Bercak-bercak racun, coklat (asam sulfat), kuning (asam nitrat)
3. Lebam mayat dan perubahan warna kulit.
● Merah terang : pada keracunan sianida.
● Cherry red : pada keracunan karbon monoksida.
● Coklat kebiruan : pada keracunan anilin, nitrobenzena, dan kina.
● Kuning : pada keracunan fosfor dan tembaga sulfat.
4. Bercak dan warna disekitar mulut
● Yodium: warna kulit menjadi hitam.
● Nitrat: warna kulit menjadi kuning.
● Zat-zat korosif: luka bakar berwarna merah coklat.
5. Kuku, Rambut, Sklera
• Kuku menebal dan tidak teratur (Talium)
• Rambut botak / alopecia (talium, arsen, air raksa dan boraks)
• Sklera ikterik (fosfor, karbon tetra klorida), perdarahan (dicumarol, bisa ular)
6. Kelainan lain.
Bekas suntikan didaerah lipat siku, punggung tangan, lengan, penis dan sekitar puting.
● Skin blister pada keracunan narkotik, barbiturat dan karbon monoksida.
● Kulit menjadi kuning: pada keracunan fosfor, tembaga
3. PEMBEDAHAN JENAZAH / OTOPSI
A. Inspeksi in situ
Warna organ Pengambilan darah
Merah muda cerah CO Jantung kanan dan kiri 50 cc
Merah cerah Sianida Darah tepi 30 cc ( vena leher,
Lambung hiperemik kehitaman subaksila dan femoralis)
korosif Coklat kemerahan gelap racun
Hati kuning heptotoksik hemolisis (bisa ular, arsen,
Peradangan usus air raksa hidroquinon)
Bercak perdarahan gangguan
trombosit
B. Pemeriksaan dalam
• Lidah : Warna lidah, keadaan lidah
• Esofagus : Regurgitasi, hiperemi, korosif
• Epiglotis/glotis : Hiperemi, edema
• Paru-paru : Perbendungan, edema
• Lambung : Perhatikan bau, isi, mukosa
- Putih timah hitam
- Kuning asam nitrat
• Usus : Seluruhnya & isi
Fosfor kuning Tes Mitscherlich feses + asam aulfat destilasi di kamar
gelap terkondensi fosforesensi opak
Kina feses + asam sulfat encer kebiruan
Pbfeses hitam Rontgen radio opakPb sulfida
Fefeses kebiruan Fe-fosfat
• Hati : • Empedu : baik untuk morfin dan heroin
- degenerasi lemak alkohol • Jaringan lemak : bawah kulit perut
- nekrosis Fosfor, kloroform, dll mudah diserap lambat dilepaskan, DDT >>
• Ginjal : degenerasi korteks • Jaringan sekitar suntikan : Kulit, lemak, otot 5 –
• Urin : skrining awal dengan spuit 10 cm
• Otak : 500 gr bagian frontal kloroform, • Rambut dan kuku :
volantil Arsen : rambut dengan akar (10 gr) label
• Jantung : Bercak perdarahan diikat potong 1cm periksa konsentrasi
• Limpa: Jarang digunakan kecuali pada awal di akar (kecepatan tumbuh 0,4-0,5 mm/hr)
keracunan sianida Kuku : 10 gr (kecepatan tumbuh 3,2 mm/bln)
4. PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI
A. Pengambilan bahan
• Darah : jantung kanan dan kiri masing-masing 50 ml, darah tepi 30 – 50 ml (vena Iliaka
komunis)
Sianida, aceton, alkohol dapat terbentuk pada jaringan yang membusuk
• Urin dan bilasan lambung : diambil semua
• Usus : beserta isinya usus halus, besar, poros usus
• Hati : diambil semua setelah histopatologi
Kadar racun dalam hati sangat tinggi
• Ginjal : ambil keduanya intoksikasi logam
• Otak : otak tengah tahan pembusukan intoksikasi CN
• Empedu : jangan dibuka agar tidak mengalir ke hati
Cara lain yaitu dengan mengambil dari tiga tempat:
1) Tempat masuk Lambung, tempat suntikan
2) Sistemik Darah
3) Tempat keluar Urin, empedu
• Diambil sebelum diawetkan
B. Wadah
Minimal 9 wadah, bahan pemeriksaan ditempatkan secara tersendiri, tidak boleh
tercampur, yaitu:
• 2 buah pele a 2 lt Hati dan usus
• 3 peles a 1 lt Lambung, oak, ginjal
• 4 botol a 25 ml darah (2 buah), urin, empedu,
Wadah harus dibersihkan terlebih dahulu dengan mencucinya dengan asam
kromat hangat lalu dibilas aquades dan dikeringkan
C. Bahan Pengawet