Anda di halaman 1dari 102

DERMATITIS

dr. Novriyani Masuku, Sp.KK, M.Kes


DERMATITIS KONTAK
• Dermatitis yang disebabkan oleh
bahan/substansi yang menempel pada kulit
• Terdapat 2 tipe dermatitis kontak:
– Dermatitis Kontak Iritan (DKI)
– Dermatitis Kontak Alergi (DKA)
DERMATITIS KONTAK IRITAN
(DKI)
• Reaksi peradangan kulit non imunologik yang
disebabkan oleh kontak dengan bahan kimia,
fisik atau biologik.
Epidemiologi
• 80% dari semua kasus dermatitis kontak dan
sering berhubungan dengan pekerjaan
• Angka tepat sulit diketahui karena penderita
ringan tdk berobat.
• Dapat dialami oleh semua orang dari berbagai
golongan umur, ras dan jenis kelamin.
Etiologi
• Penyebab  pajanan bahan yang bersifat
iritan, mis. bahan pelarut, deterjen, minyak
pelumas, asam, alkali dan serbuk kayu
• Penyakit multifaktorial  faktor eksogen
(iritan dan lingkungan) dan endogen (individu)
• Faktor eksogen
– Tipe iritan (pH, keadaan fisik, konsentrasi, ukuran
molekul, jumlah, vehikulum dan daya larut)
– Karakteristik paparan: jumlah, konsentrasi, durasi
dan tipe kontak, paparan simultan thd iritan lain
dan interval
– Faktor lingkungan: lokasi dan suhu tubuh
– Faktor mekanis: tekanan, gesekan atau abrasi
– Radiasi UV
• Faktor endogen
– Dermatitis atopi
– Lokasi kulit
– Permeabilitas kulit
– Suseptibilitas individu (genetik)
– Kulit sensitif
Patogenesis
• Bahan iritan  merusak lapisan tanduk ,
denaturasi keratin, menyingkirkan lemak
lapisan tanduk dan mengubah daya ikat air
kulit sehingga sel epidermis terlepas.
• Kerusakan barier kulit  pelepasan sitokin (IL-
1α, IL-1β, TNF-α
• 2 jenis bahan iritan :
- Iritan kuat  kelainan kulit pd pajanan
pertama
- Iritan lemah  pd org yang paling rawan
atau kontak berulang2.
Faktor kostribusi : kelembaban udara,
tekanan, gesekan dan
oklusi.
Gambaran klinis
• DKI AKUT :
Akibat paparan bahan iritan kuat atau kimia
kaustik spt asam atau basa
Eritem, edema, vesikel, eksudasi, bulla,
nekrosis jaringan (kasus berat)
• DKI Akut lambat
Tanda inflamasi  8-24 jam stlh paparan
Bbrp bahan kimia penyebab: akrilat, antralin,
benzoil peroksida, kalsipotriol, diklofenak,
podofilin, propilen glikol
• DKI kronis (dermatitis iritan kumulatif)
– Paling sering
– Penyebab: iritan lemah (deterjen, sabun, pelarut,
tanah, air), mungkin kerjasama berbagai faktor
– Kelainan baru nyata (berhari2 s/d tahunan)  waktu
dan rentetan kontak mrpkn fx plng penting.
GEJALA KLASIK:
kulit kering, eritema, skuama, hiperkeratosis
dan likenifikasi, batas tidak tegas.
Bila kontak berlangsung fissura.
• Reaksi Iritan
• Iritasi subjektif
• Iritasi suberitematosa (non-eritematosa)
• Dermatitis karena friksi
• Reaksi traumatik
• Reaksi pustular atau akneiformis
• Exsiccation eczematid
HISTOPATOLOGI
• Tidak karasteristik
• Pada DKI akut : vasodilatasi dan sebukan sel
mononuklear di dermis bag.atas
• Eksositosis di epidermis disertai spongiosis
dan edema intrasel dan akhirnya terjadi
nekrosis epidermal.
• Keadaan berat timbul bula subepidermal.
DIAGNOSIS
• Anamnesis cermat
• DKI akut lebih mudah
• DKI kronis dng variasi gamb.klinis lbh luas
dd/ Dermatitis kontak alergi ( sulit )
• Diperlukan uji tempel dng bahan yg dicurigai.
DIAGNOSIS BANDING
• Dermatitis seboroik pd kepala & lipatan kulit
• Psoriasis pd telinga & telapak tangan
• Dermatitis vesikular pd telapak tangan
• Infeksi jamur pd telapak tangan
• Dermatitis atopik
• Eksema numular dishidrofik
• Polimorphic light eruption (DK fototoksik)
• Porfiria kutanea tarda
• Dermatomiositis
• Liken planus
• Erupsi obat
• skabies
KOMPLIKASI
• Infeksi bakteri dan jamur sekunder
• Keterlambatan penyembuhan kecuali jika
diobati secara tepat
• Tergantung pada kerentanan seseorang,
dermatitis bisa sembuh dengan
hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.
PENGOBATAN
• Menghindari pajanan bahan iritan penyebab
serta menyingkirkan faktor yang
memperberat.
• Pelembab
• Kortikosteroid topikal
• Fototerapi atau obat sistemik (azatioprin dan
siklosporin)  kasus berat dan kronis
• Alat pelindung diri yg adekuat  pencegahan
PROGNOSIS
• Tergantung penyebab & kemungkinan paparan
ulang.
• Faktor individu (atopi & inflamasi)
• Bahan iritan tdk dpt disingkirkan  prognosis
kurang baik
DERMATITIS KONTAK ALERGI
(DKA)
PENDAHULUAN

Dermatitis yg tjd akibat pajanan ulang dgn


bhn dr luar yg bersifat haptenik/antigenik yg
sama, atau mempunyai struktur kimia serupa,
pada kulit seseorang yg seblmnya tlh
tersensitisasi.
• Bhn kimia  rangsang respon imun 
menghancurkan pola normal & sensasi
inflamasi & sensasi, pruritus
Peranan bahan penyebab tergantung
dari potensi sensitasi, derajat
pemaparan dan penetrasi yang luas
perkutan
MEKANISME IMUNOLOGIK

Reaksi tipe IV 
hipersensitivitas tipe
lambat
Fase sensitisasi &
elisitasi
• Paparan bahan  sensitisasi (minggu –
bulan/tahun)  sel T tersensitisasi (darah -->
kulit)
GEJALA KLINIS
• Erupsi akut  eritema dng batas
jelas & papul, vesikel/bula, edema;
rx berat (bulla, erosi, krusta)

• Subakut  plak dng eritema


ringan, skuama kering, papul
• Kronik DKA  likenifikasi,
hiperpigmentasi, skuama
TERAPI
• Hindari alergen/bhn kontaktan.
• Topikal :
basah  kompres
kering  KS topikal
Akut  kompres
S. Akut  krim
Kronik  salep
Sistemik :
Antihistamin
Kortikosteroid
AB  inf sekunder
Tindakan pencegahan utk DKA
pd pekerja di lingk industri 
alat pelindung  sarung tangan
DERMATITIS ATOPIK
PENDAHULUAN

Peradangan kulit yang kronik residif, disertai


rasa gatal dan mengenai bagian tubuh
tertentu tu. di wajah (bayi/infantil), di fleksural
ekstremitas (anak)
ETIOLOGI
• Interaksi antara predisposisi genetik yg
menyebabkan disfungsi sawar kulit,
perubahan sistem imun khususnya
hipersensitivitas terhadap berbagai alergen
dan antigen mikroba
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
DA fase infantil
• Lebih sering pd usia bayi (2 bln-2 thn)
• Predileksi utama  wajah diikuti kedua pipi
dan simetris
• Gbrn klinis: eksudatif, erosi dan ekskoriasi
DA fase anak
• usia 2-10 thn
• Predileksi  fosa kubiti dan poplitea, fleksor
pergelangan tangan, kelopak mata dan leher,
dan tersebar simetris
• Gbrn klinis: cenderung menjadi kronis,
hiperkeratosis, hiperpigmentasi, erosi,
ekskoriasi, krusta dan skuama
DA fase remaja dan dewasa
• Usia > 13 thn
• Predileksi  mirip fase anak, dpt meluas
mengenai kedua telapak tangan, jari-jari,
pergelangan tangan, bibir, leher bag anterior,
skalp dan putting susu
• Gbrn klinis bersifat kronis berupa plak
hiperpigmentasi, hiperkeratosis, likenifikasi,
ekskoriasi dan skuamasi
KRITERIA DIAGNOSIS
(Hanifin – Rajka)
• Kriteria Mayor (harus terdapat 3 atau lebih)
– Gatal
– Penyebaran simetris di tempat predileksi (sesuai
usia)
– Dermatitis yang kronik-residif
– Riwayat atopi pd pasien atau keluarga
• Kriteria minor (harus terdapat 3 atau lebih)
– Kulit kering
– Iktiosis
– Palmar hyperlinearity
– Keratosis pilaris
– Alergi tipe I dan serum IgE meningkat
– Cheilitis
– Keratosis perifolikular
– Pitiriasis alba
– Onset pada usia dini
– Konjungtivitis rekuren
– Lipatan infraorbital Dennie-Morgan
– Keratokonus
– Katarak
– Sekitar mata lebih gelap
– Facial pallor/facial erythema
– Gatal bila berkeringat
– Intoleransi thd wol
– Intoleransi makanan
– Dipengaruhi faktor lingkungan dan emosional
– White dermographism/delayed banch
DIAGNOSIS BANDING
• Dermatitis seboroik
• Psoriasis
• Dermatitis popok
• Dermatitis numularis
• Dermatitis intertriginosa
• Dermatitis kontak
• Dermatitis traumatika
• Neurodermatitis / liken simpleks kronikus
PENATALAKSANAAN
• Terapi sistemik
– Antihistamin
– Kortikosteroid  kasus parah atau rekalsitran
• Terapi topikal
– Kortiksteroid
– Pelembab  mengatasi gangguan sawar kulit
– Obat penghambat kalsineurin (pimekrolimus dan
takrolimus)

• Kualitas kehidupan dan tumbuh kembang)


NEURODERMATITIS
• Sinonim : Liken simpleks kronikus
• Ada 2 jenis 
Neurodermatitis sirkumskripta
Neurodermatitis lokalisata
Neurodermatitis Sirkumskripta :
• Lokalisasi  pergelangan kaki bagian
anterior, lengan bagian extensor, tengkuk,
sisi lateral leher
Neurodermatitis Lokalisata :
• Hanya terdapat pada salah satu daerah
tersebut diatas misalnya daerah
scrotum/vulva
Etiologi :
• Belum diketahui dengan pasti
• Biasanya ditemukan pada orang-orang
kurang istirahat, mudah gugup, cemas dan
gampang tersinggung
Gambaran klinis :
• Subyektif  sangat gatal
• Gambaran klinis  eritema, edema,
papul-papul karena garukan berulang-
ulang bagian tengah menebal, kering,
skuama dan hiperpigmentasi, likenifikasi
• Ukuran  lentikular sampai plakat
• Bentuk  umumnya lonjong
Pengobatan :
• Topikal preparat ter, kortikosteroid
potensi kuat
• Sistemik  antihistamin efek sedatif
• Kortikosteroid intralesi
• Istirahat cukup dan kalau perlu konsultasi
dengan psikiater
DERMATITIS NUMULARIS
• Sinonim : ekzem numular, ekzem diskoid
• Definisi : dermatitis berupa lesi berbentuk
mata uang atau koin, batas tegas, effloresensi
berupa papulo vesikel, mudah pecah shg
basah (oozing/madidans)
• Etiologi belum diketahui
• Sering ditemukan pada orang yang kulitnya
kering, pada penderita yang sering stres
emosional
• Ada dugaan akibat hipersensitifitas terhadap
kuman stafilokokus
• Kadang-kadang didapati infeksi fokal
Gambaran Klinis :
• Lesi diameter ± sebesar uang logam, batas
tegas dengan efloresensi papula, vesikel
yang bergabung membentuk satu bulatan,
sedikit edematosa dan eritematosa.
Vesikel pecah  exudasi, krusta
• Keluhan  gatal dan bersifat residif
• Lokalisasi lesi  sering pada extensor
extremitas tungkai bawah, tungkai atas
• Diagnosis: bdsrkan gmbrn klinis
• DD: dermatitis kontak, d.atopik, liken
simpleks kronis & dermatomikosis
Pengobatan :
• Sering tidak memuaskan
• Hidrasi kulit  pelembab
• Antihistamin / kortikosteroid
• Antibiotik  infeksi sekunder
• Topikal  preparat ter/kortikosteroid
• Infeksi fokal perlu diobati
DERMATITIS POPOK
DEFINISI

• Dermatitis popok = dermatitis diaper adalah


dermatitis yang pada awalnya berlokasi
didaerah yang ditutupi popok.
• Biasa dijumpai pada bayi dan anak. Juga pada
orang dewasa yang menggunakan popok
dalam waktu lama
ETIPATOGENESIS

• Penyebab multifaktorial
• Faktor inisial adalah kelembaban kulit yang
berlangsung lama
• Kontak daerah popok dengan urine, feses,
enzim proteolitik dan lipolitik dari saluran
cerna, peninggian pH kulit dan paparan
mikroorganisme atau bahan iritan
Manifestasi Klinis
• Dermatitis popok kontak iritan
• Dermatitis popok kandida
• Miliaria rubra
• Pseudoverrucous papules dan nodules
• Infantile granular parakeratosis
• Jacquet erosive dermatitis
• Granuloma gluteale infantum
• Dermatosis yg penyebabnya tidak berkaitan dengan
penggunaan popok
Dermatitis popok kontak iritan
• Yang paling banyak
• Terjadi di segala usia
• Lokasi dearah popok yg cembung & berkontak
erat dengan popok.
• Lesi: ruam yg basah, eritematous, kadang
skuama , erosi
Dermatitis popok kandida
• Lesi plak eritema, skuama berbatas tegas
disertai lesi satelit
• Kadang disertai dengan oral trush
Miliaria rubra
• Biasa di bokong yg tertutup popok plastik yang
menyebabkan muara kelenjar ekrin yg
tertutup
• Kadang juga dilipatan leher & dada bagian
atas
Pseudoverrucous papules dan nodules
• Dijumpai daerah popok dan perianal dan
kelainan ini disebabkan kelembaban yg lama
Infantile Granular Parakeratosis
• Bentuk idiopatik dari retensi keratosis
• 2 gambaran klinis:
– Plak linear bilateral pada lipatan inguinal
– Plak geometrik eritematosa
• Skuama tebal, berlapis-lapis  kedua tipe &
karakteristik
Jacquet erosive dermatitis

• Gambaran berupa ulkus punched-out dengan


batas tegas atau erosi dengan pinggir
meninggi
• Penyebab : kontak lama dengan urin dan
feses pada permukaan kulit yang tertutup
Granuloma gluteal infantum
• Jarang dijumpai
• Lesi : nodul merah ungu dengan ukuran 0,5-
3cm , lok: daerah popok
• Pemeriksaan histopatologi: lapisan dermis di
infiltrasi limfosit, sel plasma, netrofil, eosinofil,
& tidak ada granuloma
• Penatalaksanaan: menghindari pajanan bahan
iritan, penggunaan barier pasta, menghindari
dari pemakaian steroid
Dermatose yg penyebabnya tidak berkaitan
dengan penggunaan popok

• Penyebab: primer bukan karena popok


• Kelainan berupa dermatitis seboroik,
dermatitis atopik, psoriasis, impetigo,
akrodermatitis enteropatika, skabies, hand-
foot & mouth disease, herpes simpleks dan
histiosis sel langerhans
Penatalaksanaan
1. Non medikamentosa
a. Air : daerah popok dibiarkan terbuka
selama mungkin agar tidak lembab.
b. Barrier ointment dioleskan setiap kali
popok diganti (seng oksida, petrolatum,
preparat barier non mediated)
c. Cleansing dan pengobatan anti kandida.
Dibersihkan dengan air atau minyak mineral.
oral trush  anti kandida topikal atau nistatin
oral
d. Diaper : frekuensi penggantian popok perlu
diperhatikan
e. Education : edukasi terhadap orang tua atau
pengasuh bayi. Membiasakan toilet training.
Penatalaksanaan
2. Medikamentosa
– Kortikosteroid topikal ( Hidrokortison 1%-2%, 3-7
hari)
– Antifungal topikal : nistatin, klotrimasol, &
mikonazol.
– Antibakteri : diberikan bila disertai infeksi sekunder
– Penggunaan bedak : tidak dianjurkan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai