Anda di halaman 1dari 22

PERSALINAN BERESIKO

1. distosia
2. Premature
3. Postmatur

kelompok 7
definisi distosia
 Distosia adalah Kesulitan dalam jalannya persalinan
(Rustam Mukhtar, 1994). Persalinan abnormal yang
erat kaitannya dengan kelainan pada 4P (pelvis,
passenger, power, dan plasenta) dan ditandai dengan
adanya hambatan kemajuan dalam persalinan.
 Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau
abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi
(Bobak, 2004 : 784).
Etiologi distosia
 Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus
yang tidak efektif atau akibat upaya mengedan ibu
(kekuatan/power)
 Perubahan struktur pelvis (jalan lahir/passage)
 Sebab pada janin meliputi kelainan
presentasi/kelainan posisi, bayi besar, dan jumlah
bayi (passengger)
 Respons psikologis ibu terhadap persalinan yang
berhubungan dengan pengalaman, persiapan,
budaya, serta sistem pendukung
Klasifikasi Distosia
 Distosia karena HIS
Distosia kelainan tenaga/his adalah tidak normal dalam kekuatan atau
sifatnya menyebabkan rintangan pada jalan lahir, dan tidak dapat diatasi
sehingga menyebabkan persalinan macet.
 Dalam persalinan diperlukan his normal yang mempunyai sifat :
1. Kontraksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim.
2. Fundal dominan, menjalar ke seluruh otot rahim
3. Kekuatanya seperti memeras isi otot rahim
4. Otot rahim yang telah berkontraksi tidak kembali ke panjang semula
sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim.
Komplikasi Distosia

 Komplikasi Maternal
- Perdarahan pasca persalinan
- Robekan perineum derajat III atau IV
- Rupture Uteri
 Komplikasi Fetal
- Fraktura Clavicle
- Kematian janin
- Hipoksia janin , dengan atau tanpa kerusakan
neurololgis permanen
- Fraktura humerus
PREMATURUS
definisi
Menurut Oxorn (2010), partus prematurus atau persalinan
prematur dapat diartikan sebagai dimulainya kontraksi
uterus yang teratur yang disertai pendataran dan atau
dilatasi servix serta turunnya bayi pada wanita hamil yang
lama kehamilannya kurang dari 37 minggu (kurang dari
259 hari) sejak hari pertama haid terakhir. Menurut
Nugroho (2010) persalinan preterm atau partus prematur
adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang
dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat
janin kurang dari 2500 gram. Partus preterm adalah
kelahiran setelah 20 minggu dan sebelum kehamilan 37
minggu dari hari pertama menstruasi terakhir (Benson,
2012).
Etiologi dan Faktor Resiko

 Faktor resiko PPI menurut Wiknjosastro (2010) yaitu :


1. Janin dan plasenta : perdarahan trimester awal, perdarahan
antepartum, KPD, pertumbuhan janin terhambat, cacat bawaan janin,
gemeli, polihidramnion
2. Ibu : DM, pre eklampsia, HT, ISK, infeksi dengan demam, kelainan
bentuk uterus, riwayat partus preterm atau abortus berulang,
inkompetensi serviks, pemakaian obat narkotik, trauma, perokok
berat, kelainan imun/resus
Sedangkan menurut Manuaba (2009), faktor predisposisi partus
prematurus adalah sebagai berikut:
a. Faktor ibu
b. Faktor kehamilan
c. Faktor janin
Patofisiologi
Persalinan prematur menunjukkan adanya kegagalan
mekanisme yang bertanggung jawab untuk
mempertahankan kondisi tenang uterus selama
kehamilan atau adanya gangguan yang menyebabkan
singkatnya kehamilan atau membebani jalur
persalinanan normal sehingga memicu dimulainya
proses persalinan secara dini. Empat jalur terpisah,
yaitu stress, infeksi, regangan dan perdarahan
(Norwintz, 2007).
Tanda dan Gejala

 Partus prematurus iminen ditandai dengan :


  Kontraksi uterus dengan atau tanpa rasa
sakit
  Rasa berat dipanggul
  Kejang uterus yang mirip dengan
dismenorea
  Keluarnya cairan pervaginam
  Nyeri punggung
Komplikasi

Menurut Benson (2012), terdapat paling sedikit enam bahaya utama yang mengancam
neonatus prematur, yaitu gangguan respirasi, gagal jantung kongestif, perdarahan
intraventrikel dan kelainan neurologik, hiperilirubinemia, sepsis dan kesulitan makan.
Sedangkan menurut Oxorn (2010), prognosis yang dapat terjadi pada
persalinan prematuritas adalah :
 1. Anoksia 12 kali lebih sering terjadi pada bayi prematur
 2. Gangguan respirasi
 3. Rentan terhadap kompresi kepala karena lunaknya tulang tengkorak dan
 4. immaturitas jaringan otak
 5. Perdarahan intracranial 5 kali lebih sering pada bayi prematur dibanding
bayi aterm
 6. Cerebral palsy
 7. Terdapat insidensi kerusakan organik otak yang lebih tinggi pada bayi
prematur (meskipun banyak orang–orang jenius yang dilahirkan sebelum
aterm).
Penatalaksanaan

1. Menghambat proses persalinan preterm


dengan pemberian tokolitik
2. Akselerasi pematangan fungsi paru
janin dengan kortikosteroid,
3. Pencegahan terhadap infeksi dengan
menggunakan antibiotik.
Konsep Asuhan Keperawatan Persalnan Prematur

Pengkajian
Fokus pengkajian keperawatan yaitu :

1. Sirkulasi
Hipertensi, Edema patologis (tanda hipertensi karena kehamilan (HKK), penyakit sebelumnya.

2. Intregitas Ego
Adanya ansietas sedang.

3. Makanan/cairan
Ketidakadekuatan atau penambahan berat badan berlebihan.

4. Nyeri/Katidaknyamanan
Kontraksi intermiten sampai regular yang jaraknya kurang dari 10 menit selama paling sedikit 30 detik dalam 30-60 menit.

5. Keamanan
Infeksi mungkin ada (misalnya infeksi saluran kemih (ISK) dan atau infeksi vagina)

6. Seksualitas : Tulang servikal dilatasi, Perdarahan mungkin terlihat, Membran mungkin ruptur (KPD), Perdarahan trimester ketiga, Riwayat aborsi,
persalinan prematur, riwayat biopsi konus, Uterus mungkin distensi berlebihan, karena hidramnion, makrosomia atau getasi multiple.

7. Pemeriksaan diagnostik
Ultrasonografi : Pengkajian getasi (dengan berat badan janin 500 sampai 2500 gram)
Tes nitrazin : menentukan KPD
Jumlah sel darah putih : Jika mengalami peningkatan, maka itu menandakan adanya infeksi amniosentesis yaitu radio lesitin terhadap sfingomielin (L/S)
mendeteksi fofatidigliserol (PG) untuk maturitas paru janin, atau infeksi amniotik
Pemantauan elektronik : memfalidasi aktifitas uterus/status janin.
POSTMATUR
definisi
Post matur adalah kehamilan yang melewati 294 hari
atau 42 minggu lengkap. Diagnosa usia kehamilan
didapatkan dengan perhitungn usia kehamilan dengan
rumus Naegele atau dengan penghitungan tinggi
fundus uteri ( Kapita Selekta Kedokteran jilid 1).
Menurut (Achadiat 2004:32) Kehamilan postmatur
lebih mengacu pada janinnya, dimanadijumpai tanda-
tanda seperti kuku panjang, kulit keriput,plantara
creases yang sangat jelas, tali pusat layu dan
terwarnai oleh mekonium.(Varney Helen, 2007).
etiologi
Menurut Sujiyatini (2009), etiologinya yaitu
penurunan kadar esterogen pada kehamilan normal
umumnya tinggi. Faktor hormonal yaitu kadar
progesterone tidak cepat turun walaupun kehamilan
telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus
terhadap oksitosin berkurang. Factor lain adalah
hereditas, karena post matur sering dijumpai pada
suatu keluarga tertentu.
Tanda dan Gejala

1. Gerakan janin jarang ( secara subjektif kurang dari


7x / 20 menit atau secara objektif kurang dari 10x /
menit.
2. . Pada bayi ditemukan tanda lewat waktu yang
terdiri dari : stadium satu, stadium dua, dan
setadium tiga.
3. Berat badan bayi lebih berat dari bayi matur.
4. dan sutura lebih keras dari bayi matur
5. Rambut kepala lebih tebal
Patofisiologi
Pada kehamilan lewat waktu terjadi penurunan
oksitosin sehingga tidak menyebabkan adanya his,
dan terjadi penundaan persalinan. Permasalahan
kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak
sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran
CO2/O2 sehingga janin mempunyai resiko asfiksia
sampai kematian dalam Rahim.
Pemeriksaan Penunjang

 USG : untuk mengetahui usia kehamilan, derajat maturitas


plasenta.
  Kardiotokografi : untuk menilai ada atau tidaknya gawat
janin.
  Amniocentesis : pemeriksaan sitologi air ketuban.
  Amnioskopi : melihat kekeruhan air ketuban.
  Uji Oksitisin : untuk menilai reaksi janin terhadap
kontraksi uterus.
  Pemeriksaan kadar estriol dalam urine.
  Pemeriksaan sitologi vagina.
Penatalaksanaan

 Setelah usia kehamilan lebih dari 40- 42 minggu, yang


terpenting adalah monitoring janin sebaik – baiknya.
 Apabila tidak ada tanda – tanda insufisiensi plasenta,
persalinan spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
 Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan kematangan
cervik, apabila sudah matang, boleh dilakukan induksi
persalinan.
 Persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama
akan sangat merugikan bayi, janin postmatur kadang –
kadang besar dan kemungkinan
Komplikasi

Kemungkinan komplikasi pada bayi postmatur


 Hipoksia
 Hipovolemia
 Asidosis
 Sindrom gawat nafas
 Hipoglikemia
 Hipofungsi adrenal.
 terimakasi

Anda mungkin juga menyukai