Anda di halaman 1dari 19

TRUNK BALANCE EXERCISE DAPAT

MENINGKATKAN KESEIMBANGAN
DINAMIS PADA PASIEN PASCA
STROKE NON HEMORAGIK

Oleh
Virny Dwiya Lestari
stroke

• Stroke adalah suatu


gangguan fungsi saraf akut
yang disebabkan oleh karena
gangguan peredaran darah
otak yang terjadi secara
mendadak atau secara cepat
yang menimbulkan gejala
dan tanda yang sesuai
dengan daerah di otak yang
terganggu. 
Stroke Non Hemoragik
• Stroke non hemoragik adalah gangguan fungsi
saraf yang disebabkan oleh tersumbatnya
pembuluh darah otak sehingga distribusi
oksigen dan nutrisi ke area otak yang mendapat
suplai terganggu.
• Stroke non hemoragik dapat disebabkan oleh
trombosis dan emboli (Alireza et al, 2009).
• Stroke akibat trombosis disebabkan karena
adanya gumpalan darah (thrombus) di arteri
yang menuju ke otak. Thrombus memblokir
aliran darah menuju otak. Thrombus
disebabkan karena adanya penimbunan lemak
atau kolesterol yang terbentuk di arteri menuju
otak.
• Sedangkan stroke embolik disebabkan karena
adanya bekuan embolus yang terbentuk paling
sering di arteri jantung yang dibawa ke aliran
darah dan menyumbat pembuluh darah kecil
yang masuk dan menuju ke otak (Gund et al.
2013).
Etiologi
• Penyebab utama dari stroke diurutkan dari yang paling sering adalah
aterosklerosis (trombosis), embolisme, hipertensi yang menimbulkan
pendarahan intraserebral dan ruptur aneurisme vaskuler.
• Stroke biasanya disertai satu atau beberapa penyakit lain seperti
hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah, diabetes
melitus, atau penyakit vaskuler perifer
Manifestasi Klinis

• Gejala umum berupa


- baal atau lemas mendadak di wajah, lengan, atau tungkai,
terutama di salah satu sisi tubuh;
- gangguan penglihatan seperti penglihatan ganda atau
kesulitan melihat pada satu atau dua mata;
- bingung mendadak;
- tersandung saat berjalan;
- kepala terasa pusing;
- hilangnya keseimbangan atau koordinasi;
- dan nyeri kepala mendadak tanpa penyebab yang jelas (Price
dan Wilson, 2002).
Keseimbangan
• Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari interaksi/integrasi sistem
sensorik (visual, vestibular dan somatosensory termasuk proprioceptor) dan
muskuloskeletal (sendi, otot dan jaringan lunak lain) yang diatur atau
dimodifikasi dalam otak sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal
maupun eksternal.
• Keseimbangan postural terdiri atas keseimbangan statis dan keseimbangan
dinamis.
• Keseimbangan statis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan
tubuh ketika dalam posisi diam
• keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan
kesetimbangan tubuh ketika ditempatkan dalam posisi bergerak.
Trunk Balance Exercise
• Trunk Balance Exercise adalah suatu latihan khusus yang dilakukan untuk
membantu meningkatkan kekuatan otot pada trunk dan anggota bawah
(kaki) dengan meningkatkan keseimbangan dari trunk dan mengaktifkan
otot-otot stabilitas postural untuk menimbulkan respon otot-otot yang
sinergis, sehingga terjadi stabilisasi dari otot-otot trunk. Saat melakukan
stabilisasi, biasanya dengan kontraksi otot static (isometrik). Dalam
peran untuk menahan segmen tubuh tidak bergerak.
1. Abdominal Contraction
2. Kneeling on a pillow with trunk rotation
3. Kneeling on a pillow with trunk mobilization
4. Bridging exercise
5. Lying spinal rotation
• TRUNK BALANCE EXERCISE
• Posisi duduk sebaiknya
lebih dominan dilakukan
• Aktivitas otot-otot anti
gravitasi meningkat
• Aktivitas otot-otot
stabilisator meningkat
• Selective movement lebih
terarah.
BERG BALANCE EXERCISE
Uji Keseimbangan Berg Balance Scale
digunakan sebagai pengukuran yang
berorientasi pada keseimbangan lansia. BBS
menilai keseimbangan dari dua dimensi, yaitu
kemampuan untuk mempertahankan postur
tegak dan penyesuaian yang tepat pada
gerakan yang dikehendaki (gerakan volunter).

Uji ini merupakan uji aktivitas dan


keseimbangan fungsional yang menilai
penampilan mengerjakan 14 tugas, diberikan
angka 0 (tidak mampu melakukan) sampai 4
(mampu mengerjakan dengan normal sesuai
dengan waktu dan jarak yang ditentukan)
dengan skor maksimum 56 (Setiati & Laksmi,
2009). BBS mengukur aspek keseimbangan
statis dan dinamis
Skor dimulai dari:

0 -20 mewakili gangguan keseimbangan

21-40 mewakili keseimbangan diterima

41-56 mewakili keseimbangan yang baik


.
Time Up and Go Test (TUG)
• Time Up and Go Test (TUG) merupakan modifikasi dari uji get up and go (GUG)
untuk menghilangkan unsur subyektivitas dalam penilaian uji GUG. Pada uji GUG
subyek diminta untuk bangkit dari kursi, dan duduk kembali. Oleh pemeriksa
dinilai cara berjalan dan ada tidaknya gangguan gaya berjalan subyek, kemudian
diberikan nilai berskala 1-5. Nilai 1 berarti normal, sedangkan nilai 5
menunjukkan abnormalitas berat.
• TUG juga digunakan untuk menilai kemampuan seseorang dalam
mempertahakan keseimbangan dalam kondisi dinamis serta mengetahui resiko
jatuh. TUG merupakan pemeriksaan yang kompleks yang juga melibatkan
kemampuan kognitif (Herman et al., 2011).
• Pemeriksaan TUG Test dilakukan dengan cara menghitung waktu seseorang
untuk berdiri dari kursi standar, berjalan 3 meter, berbalik, berjalan kembali ke
kursi, dan duduk lagi. Pada saat dilakukan pemeriksaan, pasien diminta untuk
memakai sepatu biasa, menggunakan perangkat alat bantu jika ada, dan berjalan
pada kecepatan yang nyaman dan aman. Pemeriksaan dilakukan sebanyak tiga
kali dan hasil pemeriksaan waktunya dirata-ratakan.
• Jumlah waktu yang didapat kemudian dibandingkan dengan nilai-nilai normatif
untuk usia, jenis kelamin, dan pedoman berbasis penelitian yang mengukur
peningkatan risiko jatuh dan penurunan fungsional. Pengamatan fase transisi
(naik dari kursi, memulai berjalan, berputar, dan duduk di kursi) juga dicatat
(Jacobs & Fox, 2008).
• Interpretasi didapatkan bahwa fungsional yang baik bila jumlah waktu ≤13,5
detik dan bila didapatkan jumlah waktu TUG ≥13,5 detik mengidentifikasikan
BAB III
STATUS KLINIS

3.1. Identitas Pasien


• Nama : Ny. D
• Jenis kelamin : perempuan
• Tempat/Tanggal Lahir : 16 – 01 -1946 (72 tahun)
• Alamat : Jalan Pulo Harapan Indah
• Agama : islam
• Pekerjaan : pedagang
• Hobi : memasak
3.2. Data Medis
• Tanggal Pemeriksaan : 1 Juli 2019
• Diagnosis medis : CVDSI
• Catatan Klinis : tidak ada
• Hasil Lab : tidak ada
• Radiologi : tidak ada
• Medika mentosa : Anemolat, Amlodipin besilat, Paracetamol, Simvastatin, Aspilet, Meloxicam,
Medikon.
• 3.3.2 Keluhan Utama Dan Riwayat Penyakit Sekarang
• Keluhan Utama:
belum kuat berdiri lama seperti mau jatuh. Berjalan dengan alat bantu.

• Riwayat Penyakit Sekarang:


Pada bulan Mei lalu saat malam hari, pasien tiba-tiba merasa pusing dan lemas di tangan kanan dan kaki
kanan, pasien kesulitan mencoba berdiri dan berjalan. Bicara agak sedikit pelo. Pasien menghubungi
anaknya lewat telfon kemudian anaknya langsung membawa pasien ke RS PON. Ketika di UGD RS PON
langsung diperiksa CT SCAN, Rontgen, dan LAB. Hasilnya adalah infark di otak kiri dan tensi 180/110 mmHg.
Setelah itu pasien dirawat selama 1 minggu, kemudian dokter saraf merujuk untuk fisioterapi.

• Kemampuan Fungsional Dasar:


• Pasien bangun dari posisi tidur secara mandiri
• Keseimbangan duduk (+)
• Pasien mampu duduk-berdiri secara mandiri
• Pasien mampu berjalan dengan alat bantu

• Aktivitas fungsional:
• Pasien berjalan dengan alat bantu.
• ADL dibantu

• Lingkungan aktivitas:
• Lingkungan rumah tidak ada tangga/trap
• WC duduk
3.3.3. Riwayat Penyakit Dahulu dan Penyerta
• a) Riwayat Penyakit Dahulu:
• b) Riwayat Penyakit Penyerta
• Hipertensi : ada
• Diabetes Melitus : ada
• Lipid profile tinggi : ada
• Gastritis : ada
• Post Op CABG : ada

3.3.4. Pemeriksaan Obyektif


• Pemeriksaan Tanda Vital

• (Tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, temperatur, tinggi badan, berat


badan)
• Tekanan darah :150/90 mmHg
• Denyut nadi : 67 kali/menit
• Pernafasan : 20 kali/menit
• Temperatur : (tidak diperiksa)
• Tinggi badan : 160 cm
• Berat badan : 57 kg
• IMT : 21,9
Inspeksi
Statis :
No Segmen Inspeksi Hasil pengukuran   Keterangan

Simetris Asimetris Normal Bahu kanan lebih


Kedudukan dan
1 Neck to shoulder rendah dari bahu
bentuk
  √   kiri

Depresi Elevasi Normal Scapula kiri lebih


Pundak Kedudukan
tinggi dari kanan
  √  
Kanan Kiri
2
Lengan kiri lebih
Lengan Panjang lengan pendek dibanding
53cm 51cm kanan

Simetris Asimetris  
Scapula kiri lebih
3 Scapula Kedudukan tinggi dibanding
  √   kanan

Simetris Asimetris
4 Panggul Kedudukan SIAS SIAS kiri lebih tinggi
  √

Kedudukan dan Valgus Varus Normal Posisi lutut


5 Lutut
bentuk hiperextensi
    √

Inversi Eversi Normal


Kedudukan dan Kaki kanan pasien
6 Pergelangan kaki
bentuk cenderung inversi
√    

Kanan Kiri
Px dapat melakukan
7 Balance One leg standing Dapat melakukan 5
Dapat melakukan lebih lama test
detik

Kesimpulan : postural pasien mengalami ketidaksimetrisan karena mengalami kompensasi gerakan akibat hemiplegi dextra yang menyebabkan
gangguan keseimbangan karena stroke.

Dinamis : - nyeri di bahu kanan saat berjalan


dengan berpegangan walker
- Pasien merasa mau goyang dan jatuh ketika
mencoba berjalan mandiri  
Palpasi
• Nyeri tekan di bahu kanan
• Spasme otot deltoid, hamstring, gastrocnemius
• Kelemahan otot abdominal
• Suhu lokal terpalpasi normal

Pemeriksaan gerak
- ROM pasif :
flexi shoulder (+) nyeri
Abduksi shoulder (+) nyeri

- ROM aktif:
- Tes Isometrik:
flexi shoulder (+) nyeri
Abduksi shoulder (+) nyeri

Manual Muscle Test


MMT shoulder: 4
MMT elbow: 4
MMT wrist: 2
MMT Hip: 4
MMT Knee: 4
MMT Ankle: 3

Asworth Scale: 0
6 Minutes Walking Test: VO2 Max
• 3.5. Diagnosis Fisioterapi

• 3.5.1. Impairment
• Nyeri tekan dan nyeri gerak di bahu kanan
• Spasme otot
• Kelemahan otot
• Keterbatasan ROM UE & LE dextra
• Gangguan keseimbangan berdiri dan berjalan
• Penurunan muscle endurance

• 3.5.2. Activity Limitation


• Berdiri lama
• Berjalan
• Naik turun tangga dirumah

3.5.3. Participation Restriction


• Bekerja
• Keterbatasan dalam kegiatan di rumah
• Rekreasi
• Olahraga Jogging
ICF
• Body structure
S1101: Structure of midbrain

• Body function
 Pain
 Muscle spasm (7801 : sensation of muscle spasme)
 Muscle weakness (b730 : muscle power function)
 Balance
 Poor posture
 Low endurance (b455: exercise tolerance functions)
 Limited ROM
• Activities limitation
 Standing balance
 Walking Berjalan (d450 walking)
• Participation restriction
 Bekerja (d8500 Self employment)
 Keterbatasan dalam kegiatan di rumah (d640 Doing housework)
 Rekreasi (d920 Recreation and leisure)
 Olahraga (d9201 sport)
Pelaksanaan terapi

Metode
No. Trunk Balance Jenis Latihan Dosis
Exercise

F : 3x/hari
1.
Trunk Balance Abdominal Contraction I : 2 set 8 repetisi
Exercise T : 5 menit

F : 3x/hari
2.
Trunk Balance Lying spinal rotation I : 2 set 8 repetisi
Exercise
T : 5 menit

- Kneeling on a pillow
F : 3x/hari
Trunk Balance with trunk mobilization
3.
Exercise - - Kneeling on a pillow I : 2 set 8 repetisi
with trunk rotation T : 5 menit

F : 3x/hari
4.
Trunk Balance - Bridging exercise
I : 2 set 8 repetisi
Exercise
T : 5 menit
Evaluasi

1 Juli 2019 20 Juli 2019

Berg Balance Scale 18 (gangguan 41 (keseimbangan yang


keseimbangan) baik)

Time Up and Go Test 19 detik (peningkatan 12 detik (fungsional yang


(TUG) resiko jatuh) baik)

Anda mungkin juga menyukai