Anda di halaman 1dari 24

Cedera pada Sistem Saraf Tepi

Virny Dwiya Lestari S.Ft, M.Fis, Ftr


Saraf Tepi
• Saraf tepi (perifer) adalah serabut saraf yang keluar dari saraf pusat
untuk menjalankan otot dan organ tubuh tertentu.
• Sistem saraf tepi: sistem saraf sadar (saraf somatik) dan sistem saraf
tak sadar (saraf otonom).
a. Sistem saraf sadar (saraf somatik) berfungsi untuk mengontrol
kegiatan tubuh yang cara kerjanya diatur oleh otak.
b. Sistem saraf tak sadar (saraf otonom) berfungsi untuk mengontrol
kegiatan tubuh yang cara kerjanya tidak dapat diatur otak, seperti
sekresi keringat, denyut jantung dan gerak saluran pencernaan.
Neuron (Sel Saraf)
• Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya
terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua
macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson.
• Dendrit: mengirimkan impuls dari reseptor ke badan sel
saraf.
• Akson: mengirimkan impuls dari badan sel ke sel saraf yang
lain atau ke jaringan lain. Pada ujung akhir dari akson
terdapat sinapsis yang merupakan celah antara ujung saraf
dimana neurotransmiter dilepaskan untuk menghantar
impuls ke saraf selanjutnya atau organ yang dituju. 
• Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut 
myelin yang dibentuk oleh sel Schwann yang menempel
pada akson. Sel Schwann merupakan sel glia utama pada 
sistem saraf perifer yang berfungsi membentuk selubung
myelin.
• Myelin: melindungi akson dan memberi nutrisi.
• Nodus Ranvier: mempercepat penghantaran impuls.
• Simpul dendrit rusak (di SSP): kepikunan

• Simpul dendrit rusak (di SST): mati rasa/baal


Berdasarkan fungsinya:
1. Neuron Sensorik: menghantar impuls
dari reseptor ke sistem saraf pusat
2. Neuron Motorik: mengirim impuls
dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa
tanggapan tubuh terhadap
rangsangan
3. Neuron Intermediet (Interneuron):
menghubungkan sel saraf motorik
dengan sel saraf sensorik atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya
yang ada di dalam sistem saraf pusat.
Klasifikasi Cedera Saraf
1. Neuropraxia
yaitu tipe cedera paling ringan. Dimana terjadi sedikit atau tidak terjadi
cedera struktural karena tidak adanya kehilangan kontinuitas saraf,
sehingga tidak terjadi kehilangan kemampuan fungsional. Gejala-
gejalanya bersifat sementara dan sebagian besar disebabkan oleh
blokade konduksi lokal yang diinduksi oleh ion pada tempat cedera,
meskipun terjadi sedikit perubahan dari struktur myelin.
Contoh: CTS
2. Axonotmesis
Istilah yang digunakan saat terjadi penekanan komplet dari saraf akson
dan lapisan myelinnya, namun struktur-struktur mesenkimal seperti
perineurium dan epineurium seluruhnya atau sebagian masih utuh.
Tipe cedera ini kemungkinan terlihat pada isolasi, seperti pada cedera
Pleksus Brakhialis karena faktor persalinan, atau fraktur humerus.
Laserasi yang disebabkan oleh pecahan kaca, juga merupakan tipe
cedera yang sering menyebabkan aksonotmesis.
3. Neurotmesis
Terjadi saat saraf dengan struktur mesenkimal yang mengelilinginya terputus.
Kehilangan fungsi terjadi secara komplit.
Pada tipe ini membutuhkan waktu yang lama untuk terjadi penyembuhan. Tindakan
operasi harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kelumpuhan. Tipe cedera ini
hanya terlihat pada trauma mayor. Prognosis buruk.

Contoh: SCI Komplit


Cedera SST
• Cedera Plexus Brachialis
• Cedera N. Radialis, N.Ulnaris, N.Medianus
• Carpal Tunnel Syndrome
• Tarsal Tunnel Syndrome
• Thoracic Outlet Syndrome
• Cedera Plexus Ischiadicus
Plexus Nervosus
• Saraf tepi yang bercabang dan bergabung dengan saraf tepi di
dekatnya sehingga membentuk jaringan saraf.
• Plexus di ekstremitas atas yaitu Plexus Servikalis (C2-C4) dan Brachialis
(C5-T1)
• Plexus di ekstremitas bawah yaitu Plexus Lumbalis (L1-L4) dan Sacralis
(L4-S3)
Plexus Brachialis (C5-T1)
• Plexus brachialis adalah jaringan persarafan yang berjalan dari
leher ke arah axial yang dibentuk ramus ventral syaraf
vertebra C5-Th1.
• Pleksus Brakhialis membentuk 3 berkas yaitu fasikulus
lateralis, posterior dan medialis sesuai dengan topografinya
terhadap a.aksilaris. Fasikulus posterior merupakan induk
n.radialis, fasikulus medialis menjadi pangkal n.ulnaris,
sedangkan n.medianus disusun oleh serabut dari fasikulus
lateralis dan medialis.
• 6 saraf tepi penting keluar dari Pleksus Brakhialis yaitu
n.torakalis longus, n.aksilaris, n.radialis, n.muskulokutaneus,
n.medianus dan n.ulnaris.
• Sindrom kelumpuhan akibat cedera Pleksus Brakhialis yaitu
sindrom kelumpuhan Erb-Duchene (bagian atas Pleksus
Brakhialis) dan sindrom kelumpuhan Klumpke (bagian bawah
Pleksus Brakhialis) (Mardjono,2006).
Myotom Plexus Brachialis
Plexus Lumbosacralis (L1-S3)
• Pleksus Lumbosakralis terdiri dari Pleksus
Lumbalis dan Pleksus Sakralis.
• Pleksus Lumbalis disusun oleh cabang
anterior saraf spinal L1,2,3 dan sebagian
L4. Saraf tepi yang berinduk pada Pleksus
Lumbalis adalah n. kutaneus femoralis
lateralis, n.femoralis, n.genitofemoralis
dan n.obturatorius.
• Pleksus Sakralis disusun oleh cabang
anterior saraf spinal L4-S3. Saraf tepi yang
berasal dari Pleksus Sakralis adalah
n.gluteus superior dan inferior, n.kutaneus
femoralis posterior dan n.ischiadikus.
N. Ischiadikus
• Nervus ischiadicus merupakan saraf perifer
terbesar dalam tubuh yang keluar dari L4-L5 dan
S1-S3 yang bercabang menjadi dua yaitu nervus
tibialis dan nervus fibularis communis
• N.ischiadikus merupakan kelanjutan Pleksus
Sakralis, pada fosa poplitea n.ischiadikus bercabang
dua yaitu n.tibialis dan n.peroneus komunis.
• Cabang n.tibialis adalah n.kutaneus surae medialis,
n.plantaris dan n.plantaris medialis.
• Cabang n.peroneus komunis ialah n.kutaneus surae
lateralis, n.peroneus profundus dan superfisialis,
n.kutaneus dorsalis pedis intermedius dan
n.kutaneus dorsalis pedis medialis (Netter,2002).
Contoh kasus cedera SST
Carpal Tunnel Syndrome
• Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah penekanan saraf
medianus pada pergelangan tangan yang menimbulkan
rasa nyeri, paresthesia, dan kelemahan sepanjang
perjalanan saraf medianus (Chung dkk.,2010).
• Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan gangguan umum
yang berhubungan dengan pekerjaan yang disebabkan
gerakan berulang-ulang dan posisi yang menetap pada
jangka waktu yang lama yang dapat mempengaruhi saraf,
suplay darah ke tangan dan pergelangan tangan.
• Carpal Tunnel Syndrome merupakan entrapment neuropati
terhadap nervus medianus didalam carpal tunnel pada
pergelangan tepatnya di bawah fleksor retinakulum.
Sindrom ini terjadi akibat kenaikan tekanan dalam
terowongan yang sempit yang dibatasi oleh tulang-tulang
carpal serta ligament carpi tranversum yang kaku sehingga
menjebak nervus medianus (Rambe, 2004).
Etiologi
Setiap keadaan yang menyebabkan kompresi pada n.Medianus di terowongan
karpal, antara lain:
• Trauma (fraktur/dislokasi) pergelangan tangan, infeksi pergelangan atau lengan
bawah, perdarahan spontan, trombosis.
• Gerakan yang berulang-ulang pada pergelangan tangan.
• Penyakit sistemik lainnya misalnya kegemukan, kehamilan, menopause,
miksedema, gagal jantung ataupun gangguan keseimbangan hormon.
• Ellis dkk mengatakan defisiensi vitamin B6 (Pyridoxin) memegang peranan
sebagai penyebab Sindroma Terowongan Karpal.
Gejala
• Nyeri di tangan pada malam atau pagi hari.
• Rasa kebas, kesemutan, baal atau seperti terkena aliran listrik pada jari-
jari. Yaitu jari jempol, telunjuk, tengah dan jari manis.  
• Rasa nyeri dapat terasa sampai ke lengan atas, leher, tetapi rasa kebas,
kesemutan dan baal hanya terbatas pada daerah distal pergelangan
tangan
• Bengkak, sembab dan kaku pada jari-jari, tangan dan pergelangan
terutama pada pagi hari
• gerakan jari – jari kurang terampil
• otot terasa lemah
Distribusi Persarafan N.Medianus
Pemeriksaan pada CTS
Umum:
• Inspeksi, Palpasi, Move (aktif dan pasif)
Inspeksi (tumor, rubor, dolor, kalor)
Palpasi (nyeri tekan, spasme otot)
Move (flexi-extensi wrist, thumb abduction, thumb adduction)

Khusus:
• Prayer test (+) nyeri
• Phalen test (+) nyeri
• Tinnel test (+) ada kesemutan di jari I, II, III
Wrist and Hand Disability Index (WHDI)
No Aktifitas Fungsional Sebelum Sesudah
1 Intensitas Nyeri
2 Kesemutan dan rasa tebal
3 Perawatan Diri
4 Kekuatan
5 Toleransi menulis dan mengetik

6 Bekerja
7 Menyetir atau mengemudi
8 Tidur
9 Pekerjaan Rumah Tangga
10 Rekreasi atau Olahraga
  Total score Jumlah poin/50x100% = Jumlah poin/50 x 100% =
40% 20%
Problem fisioterapi
• Nyeri tekan
• Spasme otot/ disfungsi otot
• Kesemutan
• Keterbatasan ROM
• Kelemahan otot
• Sensitivitas menurun
• Joint instability / ketidakstabilan sendi
Intervensi Fisioterapi
1. Electrotherapy
- Heating: MWD, SWD, IR : nyeri, spasme, meningkatkan ROM
- Ultrasound: sirkulasi darah, nyeri, spasme
- TENS: nyeri, spasme
- Parafin Bath: nyeri, spasme, sirkulasi darah

2. Terapi Latihan
- Stretching (flexi-extensi wrist, thumb abduksi-adduksi, radial-ulnar deviasi)
- Carpal Bone Mobilization (mobilisasi karpal)
- Neural Mobilization (mobilisasi saraf n.medianus)

3. Wrist Support, Taping

Anda mungkin juga menyukai