Anda di halaman 1dari 24

RADIKULOPATI

MIELOPATI

Oleh : Fitri Nurdiana

Pembimbing :
dr Nelly Y. Tan Rumpaisum, Sp.S

SMF NEUROLOGI
RSUD DOK II JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2020
Radikulopati
Pengertian
Radikulopati adalah suatu keadaan yang
berhubungan dengan gangguan fungsi dan struktur
radiks akibat proses patologis yang dapat mengenai
satu atau lebih radiks saraf dengan pola gangguan
bersifat dermatomal.
Anatomi
o Radiks merupakan bagian sistem saraf perifer yang keluar dari
kornu anterior dan posterior medula spinalis
 Radiks yang keluar dari kornu anterior disebut radiks
anterior/ventral yang terdiri dari serabut motorik sedangkan radiks
yang keluar dari kornu posterior/dorsal yang terdiri dari serabut
sensorik
 Radiks dorsal memiliki badan sel yaitu ganglion radiks dorsalis
yang terletak diluar medula spinalis. Badan sel radiks anterior
terdapat dikornu anterior medula spinalis
o Medula spinalis terbagi menjadi
31 segmen yang menjadi tempat
asal dari 31 pasang saraf spinal.
Segmen-segmen tersebut diberi
nama sesuai dengan vertebra
tempat keluarnya radiks saraf
yang bersangkutan, sehingga
medula spinalis dibagi menjadi
bagian servikal, torakal, lumbal
dan sakral
Pleksus brakialis dibentuk dari C5 sampai T1 atau T2. pleksus ini
mempersarafi ekstremitas atas. Cabang-cabangnya pada lengan adalah saraf
radialis, medianus dan ulnaris.

Saraf-saraf torakal (T3-T11) tidak membentuk pleksus tetapi keluar dari


ruang interkostal sebagai saraf interkostalis. Saraf-saraf ini mempersarafi
otot-otot abdomen bagian atas dan kulit dada serta abdomen

Pleksus lumbalis berasal dari segmen spinal T12 sampai L4, pleksus
sakralis dari L4 sampai S4 dan pleksus koksigealis dari S4 sampai saraf
koksigealis
L4-S4 mempunyai cabang ke pleksus lumbalis dan pleksus sakralis.
 Setiap saraf spinal tersebar ke
segmen-segmen tubuh
tertentu.
 Kulit dipersarafi oleh radiks
dorsal dari tiap saraf spinal,
dari satu segmen medula
spinalis, disebut dermatom
Etiologi
1. Proses Kompresif
a. Herniated nucleus pulposus (HNP) atau herniasi diskus
b. Fraktur kompresif
c. Neoplasma tulang

2. Proses Inflamasi
a. Guillain–Barré syndrome

3. Proses Degeneratif
Kelainan-kelainan ini dapat bersifat degeneratif sehingga
mengakibatkan sindrom radikular adalah seperti gangguan
struktural akibat degenerasi (diakibatkan penuaan disebabkan oleh
penyakit)
Manifestasi klinis
 Rasa nyeri berupa nyeri tajam yang menjalar dari daerah
parasentral dekat vertebra hingga kearah ekstremitas. Rasa
nyeri ini mengikuti pola dermatomal. Nyeri bersifat tajam dan
diperhebat oleh gerakan, batuk, mengedan, atau bersin.
 Paresthesia yang mengikuti pola dermatomal.
 Hilang atau berkurangnya sensorik (hipesthesia) di permukaan
kulit sepanjang distribusi dermatom radiks yang bersangkutan.
 Kelemahan otot-otot yang dipersarafi radiks yang
bersangkutan.
 Refleks tendon pada daerah yang dipersarafi radiks yang
bersangkutan menurun atau bahkan menghilang
Pemeriksaan fisik
Berikut beberapa manuver pemeriksaan fisik yang dapat membantu mendiagnosis
radikulopati:

1. Manuver Valsava
Dengan tes ini tekanan intratekal dinaikkan, bila terdapat proses desak ruang di kanalis
vertebralis bagian cervical, maka dengan di naikkannya tekanan intratekal akan
membangkitkan nyeri radikuler.

2. Tes Lhermitte
Dilakukan dengan cara melakuan fleksi pada leher. Respon positif berupa parastesia yang
menjalar sepanjang vertebra servikal atau menjalar ke ekstremitas atas yang simtomatik.
3. Tes Spurling 4. Tes distraksi leher
Dilakukan dengan cara mengekstensi Tes ini dilakukan dengan cara
leher, merotasi leher ke arah yang memposisikan pasien dalam posisi
simtomatik, dan melakukan penekanan supinasi, lalu melakukan traksi
kebawah kepala. Respon positif berupa perlahan pada vertebra servikal
nyeri atau parestesi yang menjalar ke
ekstremitas atas
5. Lasegue’s sign
Dilakukan dengan : pasien berbaring,
6. Kernig sign
secara pasif lakukan fleksi sendi coxae, Tes ini dilakukan dengan cara
sementara lutut ditahan agar tetap memfleksikan sendi panggul pada
ekstensi. Fleksi pada sendi coxae posisi 90°lalu mengekstensikan sendi
dengan lutut ekstensi akan menyebabkan lutut hingga135
stretching n.iskiadikus. Dengan tes ini,
pada radikular lumbal, sebelum tungkai
mencapai kecuraman 70°, akan
didapatkan nyeri (terkadang juga disertai
dengan baal dan paresthesia) pada
sciatic notch disertai nyeri dan
hipersensitif sepanjang n.iskiadikus.
Pemeriksaan penunjang
 Radiografiatau Foto Polos Roentgen atau
 MRI dan CT-Scan atau
 Myelography atau
 Nerve Conduction Study (NCS) dan
Electromyography (EMG)
Diagnosis banding
1. Lesi pleksus
2. Lesi Saraf terminal ( entraoment neuropathy)
3. Lesi Medula spinalis
Tatalaksana
Farmakologi:

Obat penghilang nyeri atau relaksan Obat-obatan yang banyak digunakan adalah:
otot dapat diberikan pada fase akut. 1. Ibuprofen 400 mg, tiap 4-6 jam (PO)
Obat-obatan ini biasanya diberikan 2. Naproksen 200-500 mg, tiap 12 jam (PO)
selama 7-10 hari. Jenis obat-obatan 3. Fenoprofen 200 mg, tiap 4-6 jam (PO)
yang banyak digunakan biasanya 4. Indometacin 25-50 mg, tiap 8 jam (PO)
dari golongan salisilat atau NSAID 5. Kodein 30-60 mg, tiap jam (PO/Parentral)
6. Vit. B1, B6, B12
Fisioterapi :
Tujuan utama penatalaksanaan adalah reduksi dan resolusi nyeri, perbaikan atau resolusi
defisit neurologis dan mencegah komplikasi atau keterlibatan medulla spinalis lebih lanjut.

1. Traksi
Tindakan ini dilakukan apabila dengan istirahat keluhan nyeri tidak berkurang atau pada
pasien dengan gejala yang berat dan mencerminkan adanya kompresi radiks saraf

2. Cervical Collar
Pemakaian cervical collar lebih ditujukan untuk proses imobilisasi serta mengurangi
kompresi pada radiks saraf,

3. Thermoterapi
Thermoterapi dapat juga digunakan untuk membantu menghilangkan nyeri.

4. Latihan
Berbagai modalitas dapat diberikan pada penanganan nyeri leher. Latihan bisa dimulai pada
akhir minggu I.
Mielopati
Mielopati merupakan kondisi patologis medula spinalis
(myelom) yang mengakibatkan gangguan fungsi motorik,
sensorik, dan otonom. Mielopati dibagi dua jenis, yaitu
mielopati kompresif dan mielopati non-kompresif. Mielopati
non-kompresif disebabkan oleh berbagai etiologi seperti infeksi,
demielinisasi, vaskular, autoimun, atau gangguan metabolik
Berdasarkan perjalanan penyakit, mielopati
dapat dibagi menjadi
 Mielopati akut: disfungsi medula spinalis
berlangsung setidaknya 48 jam dan mencapai
nadir dalam 21 hari awitan gejala.
 Mielopati subakut: gejala progresif dalam 3-6
minggu dari awitan.
 Mielopati kronik: disfungsi medula spinalis
dengan awitan tidak jelas dan progresif bertahap
dalam beberapa bulan atau tahun.
Anatomi
Fungsi medula spinalis adalah sebagai jalan informasi
sensorik dan motorik antara otak dan tubuh. Dua jalur
sensorik utama adalah kolumna posterior dan traktus
spinotalamikus. Jalur motorik utama adalah traktus
kortikospinalis. Kolumna posterior menyampaikan informasi
rasa getar, raba halus, dan propriosepsi ipsilateral. Traktus
spinotalamikus membawa informasi nyeri, suhu, dan raba
kasar ke kontralateral (serabut menyilang 1-2 korpus vertebra
di atas level inervasi sensorik). Serabut motorik turun dari
korteks serebri ke tubuh kontralateral melalui traktus
kortikospinalis.
Etiologi
Manifestasi klinis
1. Rasa berat di kaki atau kelemahan dalam berjalan bahkan kelumpuhan
2. Nyeri yang mengikat
3. Kehilangan kontrol gerak
4. Peningkatan tonus otot
5. Spasme otot
6. Refleks fisiologis
7. Refleks patologis
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan laboratorium darah
 Foto Polos Roentgen
 MRI dan CT-Scan pada kasus yang tidak
menunjukan kelainan radiologis
Tatalaksana
 Terapi konservatif
 Kontrol nyeri : istirahat, kompres es, terapi panas ultrasound
 Pembedahan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai