Anda di halaman 1dari 18

RADIKULOPATI

Oleh : Okvin Dwi Kartika, S.Ked

Pembimbing :
dr. Nelly Y. Tan Rumpaisum, Sp. S

SMF NEUROLOGI
RSUD DOK II JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
1 Pengertian

Salah satu jenis penyakit yang termasuk dalam kelainan sistem


saraf perifer yang terjadi pada radiks spinalis yang menimbulkan
gangguan berupa defisit sensorik, defisit motorik, defisit refleks,
kerusakan sensasi nyeri
Radikulopati
Salah satu penyebab nyeri leher dan punggung
bawah.

Radikulopati adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan


gangguan fungsi dan struktur radiks akibat proses patologik yang
dapat mengenai satu atau lebih radiks saraf dengan pola gangguan
bersifat dermatomal.

- Radikulopati pada umumnya terjadi pada segmen servikal dan lumbal dari medulla spinalis
- Radikulopati servikal lebih banyak terjadi pada perempuan dengan rasio perempuan dan laki-laki 7:1
dan pada umumnya terjadi pada rentang usia 50-60 tahun
2 Anatomi
- Radiks merupakan bagian dari sistem saraf perifer
yang keluar dari kornu anterior dan posterior
medula spinalis.
- Radiks yang keluar dari kornu anterior disebut
radiks anterior/ventral yang terdiri dari serabut
motorik, sedangkan radiks yang keluar dari
kornu posterior disebut radiks posterior/dorsal yang
terdiri dari serabut sensorik
- Radiks dorsal memiliki badan sel yaitu ganglion
radiks dorsalis yang terletak di luar medula spinalis.
Badan sel radiks anterior terdapat di kornu anterior
medula spinalis.
- Radiks yang keluar dari medula spinalis pertama
kali masih berada di dalam kanalis spinalis lalu
setelah- nya akan melalui foramen neural yang
terbentuk di antara dua vertebra yang berdekatan.
- Di dalam foramen naural melintas radiks, nervus
meningeal rekuren, dan pembuluh darah radikular.
Lanjutan Anatomi…

- Radiks berjumlah 31 pasang yang terdiri dari 8 radiks servikal, 12 radiks


torakal, 5 radiks lumbal, 5 radiks sakral, dan 1 radiks koksigis
- Radiks keluar di bawah vertebra yang bersesuaian.
- Pada orang dewasa, medula spinalis berakhir pada batas bawah vertebra L1
dan membentuk konus medularis. Dari konus medularis keluar kauda ekuina.
Kauda ekuina kemudian secara gradual terpisal menjadi radiks lumbosakral.
- Radiks bercabang menjadi ramus dorsalis dan ventral. Ramus dorsalis meng-
inervasi otot paraspinal dan kulit di area paraspinal.
- Ramus ventral radiks C5-C8 membentuk pleksus brakialis yang menginervasi
ekstremitas atas.
- Ramus ventral radiks Th1 sebagian membentuk pleksus brakialis bersama
ramus ventral radiks C5-C8 dan sebagian membentuk nervus interkostalis 1.
- Ramus ventralis radiks Th2-Th6 membentuk nervus interkostalis
- Ramus ventralis radiks Th7-Th12 membentuk nervus torakoabdominal
- Nervus interkostalis berjalan mengitari lengkung dada di antara otot
interkosta dan bercabang menjadi cabang kutaneus lateral dan medial
- Nervus torakoabdominal bercabang menjadi cabang kutaneus lateral dan
medial serta menginervasi otot dinding abdominal.
- Radiks lumbosakral membentuk kauda ekuina. Kauda ekuina berjalan di
dalam kanal spinal dalam ruang subaraknoid sebelum akhirnya keluar dari
foramen neural dibawah vertebra yang bersesuaian.
Masing-masing dermatom mewakili sebuah
segmen radikular dan segmen medula
spinalis.Dermatom radiks yang berdekatan
biasanya saling tumpang tindih, sehingga
suatu lesi yang terbatas pada satu radiks
sering menimbulkan defisit sensorik yang
hampir tidak terdeteksi, atau bahkan tidak
menimbulkan defisit sama sekali
3

Etiologi
4 Patofisiologi
 Radikulopati dapat disebabkan oleh proses penjepitan (entrapment), kompresi,
transeksi, infiltrasi, dan iskemia.

 Secara struktural radiks memiliki lebih sedikit jaringan lemak serta jaringan
penyambung, sehingga kemampuan tensilnya menurun dan rentan terhadap
kompresi serta regangan.

 Tidak adanya perineurium pada radiks sebagai sawar darah saraf menyebab-
kan radiks rentan terhadap invasi mediator inflamasi dan agen infeksi.

 Kerusakan saraf yang terjadi dapat berupa demielinasi atau degenerasi


aksonal (pada derajat kerusakan yang lebih berat).
Klasifikasi Sunderland
Klasifikasi Sheddon
5

Manifestasi
klinis
6 Pemeriksaan fisik
Berikut beberapa manuver pemeriksaan fisik yang dapat membantu mendiagnosis radikulopati:

1. Manuver Valsava
Dengan tes ini tekanan intratekal dinaikkan, bila terdapat proses desak ruang di kanalis vertebralis
bagian cervical, maka dengan di naikkannya tekanan intratekal akan membangkitkan nyeri
radikuler.

2. Tes Lhermitte
Dilakukan dengan cara melakuan fleksi pada leher. Respon positif berupa parastesia yang menjalar
sepanjang vertebra servikal atau menjalar ke ekstremitas atas yang simtomatik.
3. Tes Spurling 4. Tes distraksi leher
Dilakukan dengan cara mengekstensi Tes ini dilakukan dengan cara memposisikan
leher, merotasi leher ke arah yang pasien dalam posisi supinasi, lalu melakukan
simtomatik, dan melakukan traksi perlahan pada vertebra servikal
penekanan kebawah kepala. Respon
positif berupa nyeri atau parestesi
yang menjalar ke ekstremitas atas
5. Lasegue’s sign
6. Kernig sign
Dilakukan dengan : pasien berbaring, secara pasif
Tes ini dilakukan dengan cara
lakukan fleksi sendi coxae, sementara lutut ditahan
memfleksikan sendi panggul pada posisi
agar tetap ekstensi. Fleksi pada sendi coxae
90°lalu mengekstensikan sendi lutut
dengan lutut ekstensi akan menyebabkan stretching
hingga135°
n.iskiadikus. Dengan tes ini, pada radikular lumbal,
sebelum tungkai mencapai kecuraman 70°, akan
didapatkan nyeri (terkadang juga disertai dengan
baal dan paresthesia) pada sciatic notch disertai
nyeri dan hipersensitif sepanjang n.iskiadikus.
7 Pemeriksaan penunjang
8 Diagnosis Banding
- Lesi pleksus
- Lesi Saraf terminal ( entraoment neuropathy)
- Lesi Medula spinalis

9 Tatalaksana
Farmakologi:

Obat penghilang nyeri atau relaksan Obat-obatan yang banyak digunakan adalah:
otot dapat diberikan pada fase akut. 1. Ibuprofen 400 mg, tiap 4-6 jam (PO)
Obat-obatan ini biasanya diberikan 2. Naproksen 200-500 mg, tiap 12 jam (PO)
selama 7-10 hari. Jenis obat-obatan 3. Fenoprofen 200 mg, tiap 4-6 jam (PO)
yang banyak digunakan biasanya 4. Indometacin 25-50 mg, tiap 8 jam (PO)
dari golongan salisilat atau NSAID 5. Kodein 30-60 mg, tiap jam (PO/Parentral)
6. Vit. B1, B6, B12
Lanjutan tatalaksana

Fisioterapi :

Tujuan utama penatalaksanaan adalah reduksi dan resolusi nyeri, perbaikan atau resolusi defisit
neurologis dan mencegah komplikasi atau keterlibatan medulla spinalis lebih lanjut.

1. Traksi
Tindakan ini dilakukan apabila dengan istirahat keluhan nyeri tidak berkurang atau pada pasien
dengan gejala yang berat dan mencerminkan adanya kompresi radiks saraf

2. Cervical Collar
Pemakaian cervical collar lebih ditujukan untuk proses imobilisasi serta mengurangi kompresi pada
radiks saraf,

3. Thermoterapi
Thermoterapi dapat juga digunakan untuk membantu menghilangkan nyeri.

4. Latihan
Berbagai modalitas dapat diberikan pada penanganan nyeri leher. Latihan bisa dimulai pada akhir
minggu I.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai