Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

CKD
( CRONIC KIDNEY DISEASA)

DESI TRI UTAMI


201501004
DEFINISI

• Gagal ginjal kronis atau penyakit renal


tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan
fungsi renal yang progresif dan irreversible
dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan
elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea
dan sampah nitrogen lain dalam darah).
(Brunner & Suddarth, 2001; 1448)
ETIOLOGI
• Di Indonesia berdasarkan Perhimpunan
Nefrologi Indonesia ( Pernefri) tahun
2000, penyebab gagal ginjal tersering →
glomerulonefritis, DM, obstruksi dan
infeksi, hipertensi, sebab lain.
PATOFISIOLOGI

• pengurangan massa ginjal → hipertrofi struktural


dan fungsional nefron sbg kompensasi
(diperantarai sitokin+ growth factor) →
peningkatan aktivitas renin-angiotensin-aldosterone
Intrarenal → hiperfiltrasi → peningkatan tekanan
kapiler dan aliran darah glomerulus → adaptasi →
maladaptasi → sklerosis nefron → penurunan
fungsi nefron progresif.
• Hal lain yang berperan dlm progresifitas CKD :
albuminuria, hipertensi,hiperglikemia,dislipidemia
• Stadium dini → tejadi kehilangan daya
cadang ginjal ( LFG normal / meningkat ) →
penurunan fungsi nefron progresif
( peningkatan urea dan kreatinin serum ) →
LFG 60% (asimtomatik) → LFG 30%
keluhan nokturia, lemah, mual, nafsu makan
turun, BB turun → LFG < 30% gejala dan
tanda uremia nyata : anemia, peningkatan
TD, gangguan metabolisme Fosfor &
kalsium, pruritus, mual, muntah, mudah
terkena infeksi, gangguan keseimbangan
air(hipo/hipervolemia), gangguan
keseimbangan elektrolit(natrium&kalium) →
LFG < 15% gejala komplikasi serius, perlu
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):


• Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan
fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah
tersinggung, depresi
• Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual
disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas
baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang
disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi
mungkin juga sangat parah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan lab.darah
• Urine
• pemeriksaan kardiovaskuler
• Radidiagnostik
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan


CKD dibagi tiga yaitu :
• Konservatif
Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin, Observasi
balance cairan, Observasi adanya odema, Batasi
cairan yang masuk
• Dialysis
peritoneal dialysis biasanya dilakukan pada kasus –
kasus emergency, Sedangkan dialysis yang bisa
dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah
CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )
• Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan
infasif di vena dengan menggunakan mesin. Pada
awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah
femoralis namun untuk mempermudah maka
dilakukan :
• AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
• Double lumen : langsung pada daerah jantung
( vaskularisasi ke jantung )

• Operasi
Pengambilan batu, transplantasi ginjal
RESUME KEGAWATDARURATAN
Ny. J DENGAN DIAGNOSA MEDIS
CKD
DIRUANGAN IGD RSUD UNDATA
PALU

DESI TRI UTAMI


201501004
NAMA : Ny. J
DIAGNOSA MEDIS : CKD
ALAMAT : TOLI-TOLI
AGAMA : ISLAM
TANGGAL MRS : 25-06-2018
KELUHAN UTAMA : SESAK NAFAS

Ny.J masuk kerumah sakit dengan keluhan sesak


nafas, pasien mengatakan batuk berlendir sudah lama,
nyeri pada bagian dada, susah tidur, serta sering
memar pada bgan tubuh.
PRIMER SURVEY
• AIRWAY
Jalan nafas tidak paten
Adanya obstruksi berupa cairan
Adanya suara nafas tambahan ronchi
Obs : terdapat secret pada hidung
Dx kep : ketidakefekifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus yang
berlebih.
Kreteria hasil :
 jalan nafas paten/ bebas
 Suara nafas normal
 Sekret berkurang/ hilang
 Tidak ada obstruksi jalan nafas
Intervensi :
1. Posisikan pasien semi fowler
2. Anjurkan minum air hangat
3. Auskultasi suara nafas
4. Ajarkan batuk efektif
• BREATHING
Gerakan dada tidak simetris
Irama nafas cepat
Pola nafas tidak teratur
Adanya retraksi dada
Pasien mengatakan sesak nafas
RR : 38 x/menit
Dx kep : ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
Kreteria hasil :
RR dalam batas normal
 gerakan dada simetris, irama nafas normal, pola nafas teratur
Pasien tidak sesak nafas
Intervensi :
1. Posisikan pasien untuk mempertahankan ventilasi
2. Pemasangan O2 sesuai kebutuhan
3. Lakukan ttv kembali
• CIRCULATION
Nadi teraba lemah
Tidak terjadi sianosis
CRT <2 detik
Tidak terjadi perdarahan

Tidak ada masalah


• DISABLITY
Respon pasien verbal
Kesadaran apatis
GCS : eye 3 verbal 5 motoric 5
Pupil isokor
Refleks cahaya ada

Tidak ada masalah


SECONDARY SURVEY
• Riwayat penyakit saat ini :
Pasien mengatakan sesak nafas, batuk berlendir, sudah
tidur, memar bagian tubuh.
• Medikasi :
Ambroxol 3x1
Inj. Foresemid 1 amp/IV
• Riwayat penyakit sebelum :
pasien mengatakan pernah sakit seperti ini sebelumnya.
• TTV :
TD : 100/60 mmHg N : 66x/mnt S : 36,6 c RR :
38x/mnt
• PEMERIKSAAN FISIK
 terdapat pernafasan cuping hidung
Suara nafas tambahan Rochi
Adanya retraksi dada
Bising usus 10 x/menit
Adanya memar di bagian ektremitas
Adanya secret di hidung dan paru-paru
• Dx kep : ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d mukus yang berlebih
Kreteria hasil :
 RR batas normal
Mukus berkurang/ hilang
Suara nafas tambahan ( rochi) tidak ada
Intervensi :
1. Kaji respirasi pasien
2. Posisikan pasien semi fowler
3. Anjurkan untuk minum air hangat
4. Pemasangan O2
5. Ajarkan batuk efektif

Anda mungkin juga menyukai