Anda di halaman 1dari 12

TERAPI KELUARGA PADA KEPERAWATAN JIWA

Mata Kuliah :
Keperawatan Jiwa II

Dosen pengampu :
Ns. Erna Tsalatsul F, M.Kep
 
Oleh :
Ratna Nurhayati
 
S1 KEPERAWATAN STIKES BAHRUL ULUM
TAMBAK-BERAS JOMBANG
2021/2022
BAB II
KONSEP TEORI

PENGERTIAN

Menurut North (dalam Wilkinson, 1998) keluarga adalah sekelompok orang yang
diikat oleh darah, perkawinan, atau adopsi yang lantas membentuk satu rumah
tangga tunggal tempat mereka menjalankan peran sebagai suami, istri, anak laki atau
perempuan, ayah atau ibu, saudara laki atau perempuan dan membentuk kultur
bersama.
Familly Psychoeducation Theraphy adalah salah satu elemen program perawatan
kesehatan jiwa keluarga dengan cara pemberian informasi dan edukasi melalui
komuikasi yang terapeutik. Program psikoedukasi merupakan pendekatan yang
bersifat edukasi dan pragmatic (Stuart & Laraian, 2005). Indikasi dari terapi
psikoedukasi keluarga adalah anggota keluarga dengan aspek psikososial dan
ganggua jiwa. Terapi ini dpat diberikan kepada keluarga yang membutuhkan
pembelajaran tentang mental, keluarga yang mempunyai anggota yang sakit mental,
atau mengalami masalah kesehatan dan keluarga yang ingin mempertahankan
kesehatan mentalnya dengan Training atau latihan keterampilan.
BAB II
KONSEP TEORI

PENYEBAB/FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI

Secara umum dapat dikatakan bahwa terapi keluarga diperlukan bila terjadi krisis dalam
keluarga yang mempengaruhi semua anggota. Krisis yang terjadi dapat berupa krisis karena
pindah rumah sehingga berubah pula lingkungan fisik dan sosial yang dihadapi, krisis karena
kematian, kesakitan, cacat dan terkena PHK atau pengangguran. Tingkat pengangguran yang
tinggi di Indonesia saat ini, sekitar 42 juta orang atau mungkin lebih menganggur, tentu bukan hal
mudah untuk dihadapi oleh keluarga-keluarga Indonesia. Hasil polling yang pernah dilakukan
harian Kompas beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa saat ini hampir pada tiap keluarga yang
menjadi responden polling, ada satu anggotanya yang berusia produktif tetapi berstatus
menganggur.
Konflik perkawinan atau perkawinan tidak harmonis juga menimbulkan krisis yang dalam
intensitas tertentu memerlukan bantuan terapi. Perkawinan memang bukan suatu permainan yang
berlaku aturan kalah dan menang namun suatu proses saling menyesuaikan diri sepanjang ada
komitmen bersama untuk menjaga keutuhannya. Sehingga dapat dibayangkan jika terjadi konflik
maka diperlukan kerjasama pasangan untuk menyelesaikan konflik tersebut. Jalur komunikasi
yang tersumbat perlu dibuka dengan bantuan terapis. Konflik perkawinan dapat muncul karena
masalah infertilitas atau kemandulan dan biasanya masih pihak perempuan yang dipermasalahkan
atau lebih banyak merasa bersalah bila sepasang suami istri lama sekali tidak mempunyai anak
kandung.
BAB II
KONSEP TEORI

PENYEBAB/FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI

Krisis lain yang dapat menimpa suatu keluarga adalah bila ada perbenturan nilai antar
anggota keluarga atau antar generasi, misalnya antara orangtua sebagai generasi lama dengan
remaja yang tumbuh dalam generasi yang berbeda. Istilah generation gapmencerminkan adanya
kesenjangan antar generasi. Remaja sekarang gemar berfoto dan bercita-cita menjadi artis atau
bintang dunia hiburan sementara orangtua masih mengutamakan sekolah dan pendidikan tingkat
tinggi sebagai tangga menuju kesuksesan. Masalah semacam ini tentu menimbulkan konflik dan
dapat menjadi tembok yang merintangi hubungan anak dan orangtua yang harmonis.

Masalah lain yang dapat menjadi sumber krisis keluarga adalah bila anak mengalami
gangguan perkembangan. Ibu dari seorang anak yang menderita autisme mungkin merasa tidak
mendapat dukungan dari suami untuk mengatasi gangguan perkembangan si anak sehingga ia
harus bekerja sendirian. Akibatnya jelas, komunikasi pasangan orangtua tersebut berhenti dan
masing-masing mungkin saling menyalahkan.
BAB II
KONSEP TEORI

MODEL TERAPI
KELUARGA

Teori Konsep Bowen

1. Pembedah diri
2. Triangle, yaitu mengenali bagaimana peran segitiga ayah, ibu, dan anak
agar dapat mencapai keseimbangan dan rasa aman dalam keluarga.
3. Dinamik
4. Posisi sibling adalah seorang anggota keluarga ada perhatian pada sibling
lainnya.
5. Sistem emosi nuclear family
BAB II
KONSEP TEORI

TERAPI STRUKTUR
KELUARGA

1.Konsep keluarga sebagai suatu sitem sosiokultural terbuka


digambarkan sebagai sarana dalam memenuhi kebutuhan adaptasi, fungsi
keluarga berjurang apabila kebutuhan individu dan anggota keluarga lain
dijumpai maladaptive dan tidak saling menyesuaikan.

2.Factor dari terapi struktur ini adalah perubahan adaptasi dari


maladaptif menjadi adaptif atau perubahan pola untuk memudahkan
perkembangan.
BAB II
KONSEP TEORI

STRATEGI TERAPI
KELUARGA

1. Reframing: dimana problem ditegaskan kembali oleh ahli terapi sebagai


sesuatu yang dibituhkan oleh keluarga.

2. Pengendalian perubahan

3. Paradok ( kontradiksi/peran pertentangan)


BAB II
KONSEP TEORI

TAHAPAN DALAM
TERAPI KELUARGA

1. Pemulaan hubungan dan menjalin trust


2. Pengkajian dan perencanaan
3. Implementasi dan tahapan kerja
4. Evaluasi dan terminasi
BAB II
KONSEP TEORI

PERAN PERAWAT
DALAM TERAPI
KELUARGA

1. Mendidik kembali dan mengorientasi kembali seluruh anggota


keluarga.

2. Memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung


klien untuk mencapai tujuan dan usaha untuk merubah.

3. Mengokoordinasi dan mengintergrasikan sumber pelayanan kesehatan.

4. Memberikan pelayanan prevensi primer, sekunder, dan tersier melalui


pnyuluhan, perawatan dirumah dna pendidikan.
BAB II
KONSEP TEORI

TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN PERILAKU
KEKERASAN

Menurut Purba (2008), beberapa tindakan keperawatan yang dapat dilakukan


Pada pasien peilaku kekerasan dapat meliputi tindakan untuk pasien dan tindakan
untuk keluarga.
Tindakan untuk keluarga pasien perilaku kekerasan meliputi:
1. Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab, tanda dan
gejalah, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut).
2. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dan member pujian bila pasien dapat
melakukan kegiatan yang positif.
3. Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien
menunjukkan gejalah-gejalah peilaku kekerasan.
4. Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan
kepada perawat seperti melempar atau memukul benda/orang lain.
BAB II
KONSEP TEORI

PERAN KELUARGA
DALAM TERAPI

1. Membuat suatu keadaan dimana anggota keluarga dapat melihat bahaya


terhadap diri klien dan aktivitasnya.
2. Tidak merasa takut dan mampu bersikap terbuka.
3. Membantu anggota bagaimana memandang orang lain.
4. Bertanya dan memberikan informasi tak berbelit, memudahkan dalam
member dan menerima informasi yang memudahkan bagi anggota
keluarga untuk melakukannya.
5. Membangun self esteem
6. Menurunkan ancaman dengan latar belakang aturan atau interaksi.
7. Pendidikan ulang anggota untuk bertanggung jawab.
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai