KELOMPOK 7
KASWATUN NISWAH
KHOLIFATUN NISAK
RIKA AGUSTIANI
VERENT TRIANDA
WINDA GAOLIS PUTRI .M.
SISTEM IMUN
SEL B : SEL T
• BIOKIMIA : Lisozim,
• Kulit Asam lambung, FAGOSIT :
•Membran • Sel NK
HUMORAL :
Mukosa & Silia
Komplemen, Inter • Sel MAST
feron, Crp
Fagositosis
Kmd sel plasma memproduksi Sel antibodi memfagosit Sel memori mengingat terus
antibodi untuk menyerang antigen apbl ada antigen yang sama
antigen
PROSES SISTEM IMUN
Obat yang mempengaruhi Sistem Imun
Sistem imun
Alamiah
adaptif
Imunisasi aktif
Buatan Vaksinasi
Imunisasi
Alamiah ASI
Imunisasi
pasif
Serum dan
Buatan Imunoglobulin
VAKSINASI
Dewasa
Engerix-B 1 ml = 20 mcg Ragi
Smith Kline biological Bayi-anak sampai 10 0,5 ml = 10 mcg
tahun
Dewasa
Hepa B Korea Bayi-anak < 11 tahun 1 ml = 20 mcg HBsAg Plasma
Korea Green Cross 0,5 ml = 10 mcg HBsAg
2.Polio
Vaksin polio disebut juga wild virus.Dimana virus
polio dapat menyebabkan paralityc polio.
Kontraindikasi:
Terhadap penggunaan vaksin poliomielitis oral
termasuk muntah dan diare, gangguan
imunodefisiensi.
Efek samping:
• Nyeri, kulit memerah, dan terjadi pembengkakan.
• Adanya nodul pada area injeksi
Bentuk sediaan vaksin Polio:
Oral polio vaksin (OPV)
Vaksin OPV memiliki nama lain sabin vaksin. Isinya adalah strain poliovirus 1-3 yang
dilemahkan. Beberapa keuntungan vaksin ini adalah :
Murah, dan di berikan secara oral (lewat mulut)
•Dapat menginisiasi pembentukan antibody pada usus, dan mengurangi infeksi polio dan
mengurangi transmisi wild virus polioSedangkan untuk kekurangannya ialah : beresiko
kecil terjadi serangan polio tipe vaccine-related polio (VAPP dan VDPV) seperti penjelasan
di atas. Tetapi kejadian diatas hanya dapat terjadi pada seseorang dengan imunitas turun
(Immunocompromaise).
Inactivated polio Vaccine (IPV)
Disebut juga dengan salk vaccine. Yang berisi strain poliovirus 1-3 yang sudah terinaktifasi.
Keuntungannya adalah tidak beresiko vaccine-related polio, sedangkan kerugiannya
adalah : tidak menstimulasi antibody pada usus, sehingga tidak cukup efektif untuk wild
virus polio.
Kerugian lain adalah, hanya proteksi kepada seseorang, berbeda yang OPV yang dapat
proteksi ke komunitas.
3. Vaksin Campak
EFEK SAMPING
Vaksin campak dapat mengakibatkan sakit ringan dan bengkak pada lokasi
suntikan, yang terjadi 24 jam setelah vaksinasi.
• KONTRAINDIKASI
Hal ini sangat penting, khususnya untuk imunisasi pada anak penderita malnutrisi.
Vaksin ini sebaiknya tidak diberikan bagi; orang yang alergi terhadap dosis vaksin
campak sebelumnya, wanita hamil karena efek vaksin campak terhadap janin
belum diketahui; orang yang alergi berat terhadap kanamisin dan eritromisin, anak
dengan infeksi akut disertai demam, anak dengan defisiensi sistem kekebalan, anak
dengan pengobatan intensif yang bersifat imunosupresif, anak yang mempunyai ke-
rentanan tinggi terhadap protein telur.
4.DPT
DIFTERI,PERTUSIS,TETANUS
Diberikan sejak umur 2 bulan dengan interval 4-8
minggu
Dapat diberikan kombinasi dengan Hep B atau
Hib.Cara pemberian 0,5 ml disuntikkan secara IM
pada anterolateral paha bagian atas.
1. Riwayat reaksi anafilaksis
2. Ensefalopati (penyakit saraf akut berat dengan
kejang lama dan/atau gangguan kesadaran
dan/atau gangguan neurologis fokal)
PERTUSIS
TETANUS
Berikut ini 3 jenis vaksin untuk imunisasi difteri yang harus
diberikan pada usia berbeda, seperti yang dirilis Kemenkes:
1. Vaksin DPT-HB-Hib
Diberikan melalui Imunisasi Dasar pada bayi (di bawah 1
tahun) sebanyak 3 dosis vaksin DPT-HB-Hib dengan jarak 1
bulan. Selanjutnya vaksin ini juga diberikan sebagai booster
(imunisasi lanjutan) pada anak umur 18 bulan sebanyak 1
dosis. Booster selanjutnnya diberikan pada tahap no 2 dan 3
berikut ini.
2. Vaksin DT
Vaksin ini deberikan sebanyak 1 dosis pada anak
sekolah tingkat dasar kelas 1.
3. Vaksin Td
Vaksin ini diberikan pada murid kelas-2
diberikan 1 dosis vaksin Td, kemudian pada
murid kelas-5 diberikan 1 dosis vaksin Td.
5. VAKSIN BCG
Efek samping
Demam, dan bila sudah dapat
berbicara si Kecil akan mengeluh
nyeri, kadang-kadang akan tampak
kemerahan dan bengkak pada bekas
suntikan. Reaksi ini terjadi sekitar 1-2
hari.
Serum dan Imunoglobulin
Serum atau anti serum dan imunoglobulin adalah
obat yang digunakan dalam terapi untuk imunisasi
pasif yang memberikan imunitas terhadap penyakit
infeksi yang sesuai. Antiserum pemberian
perlindungan pada pasien dengan memindahkan
antibodi pasif yang dihasilkan individu lain atau
oleh karena infeksi alam lain, misalkan
imunoglobulin hepatitis B, atau imunisasi aktif
dengan imunogen tertentu, misalnya antiserum
rabies, berasal dari manusia atau kuda.
Bagaimana Serum
dibuat?
KOMPOSISI
Zat aktif :
Setiap mL mengandung anti bisa ular :
• Agkistrodon rhodostoma ≥ 10 LD50
• Bungarus fasciatus ≥ 25 LD50
• Naja sputatrix ≥ 25 LD50
Zat tambahan:
• Fenol 2,5 mg
INDIKASI
Untuk pengobatan terhadap gigitan ular berbisa dari
jenis Naja sputatrix, Bungarus fasciatus, Agkistrodon
rhodostoma.
CARA KERJA OBAT
Imunisasi pasif, pada penyuntikan dimasuk- kan zat-zat
Anti yang mampu menetralisir bisa ular yang beredar
dalam darah pen- derita.
KONTRAINDIKASI
Penderita yang terbukti alergi terhadap an- tisera kuda.
Tetagam P
Dexa Medica/csl Behring
Komposisi :
Human Immunoglobulin 100-150 (ig G), mini 95%
dengan antibiotik terhadap tetanus toksin min 250
UI tiap 1 ml
• Indikasi :
profilaksis tetanus, penatalaksanaan tetanus
• Kontraindikasi:
Hipersensitive
• Efek samping :
Rasa sakit ditempat infeksi, meningkatnya suhu badan,
dan mengigil.
• Dosis:
Profilaksis 250 UI, untuk keadaan yang berat dosis
dapat di tingkatkan menjadi 500 UI, untuk
penatalaksanaan tetanus 3000 UI
Stimulan Forte
STIMUNO kapsul tersedia
dalam ukuran 1 box berisi
10 kapsul/ blister.
setiap 1 kapsul STIMUNO
mengandung 50 mg
ekstrak Phyllanthus
niruri.
Dosis Pemakaian :
Pencegahan 1 kapsul per
hari.
Pada saat sakit 3x sehari
Perjalan (Traveling) 2 x
sehari
Imboost Force
Dosis dan Aturan Minum
Dewasa: 3 x sehari 1 kaplet.
Anak-anak berusia 7-12 tahun: 3 x
sehari 1 sendok takar (5 mL).
Anak-anak berusia 2-6 tahun: 3 x
sehari ½-1 sendok takar (2,5-5 mL).
Efek Samping
suplemen ini dapat menimbulkan
reaksi alergi seperti ruam
kemerahan dan gatal pada kulit,
gangguan saluran pernafasan, serta
pembengkakan pada wajah dan
mata.