Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN


DIABETES MELLITUS
KELOMPOK 2
2011165369 Deva Lestiarma S
2011165360 Dwi Oktiviani
2011165358 Hilda Pratiwi
2011165366 Huriyah Isty
2011165355 Laras Sati
2011165251 Muhammad Edo Karefo
2011165348 Patri Cia Yeremia
2011165363 Renika Simamora
2011165372 Raudatul Jannah
2011165351 T. Hidayu Marizal
SKENARIO
Tn. A umur 50 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan merasa sering
lemah, dan penurunan berat badan sekitar 10 kg sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien sebelumnya sangat gemuk dengan IMT 28 kg/m2. Pasien juga
mengeluh mata kabur, sering buang air, cepat haus dan lapar. Setelah
dilakukan pemeriksaan lab didapatkan nilai GDS 400 g/dL, nilai elkterolit,
profil lipid dalam nilai yang tidak normal. Sebelumnya pernah berobat ke
klinik dan mendapatkan pendidikan kesehatan tentang makannya, olahraga,
pengobatan dan pemantauan gula darah.
PROSES TUTORIAL 04 MIND MAP

01
KLASIFIKASI
ISTILAH

02
IDENTIFIKASI
MASALAH

03
ANALISA
MASALAH
DEFINISI
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit
gangguan metabolik menahun akibat
PANKREAS tidak dapat memproduksi cukup
insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan
insulin yang diproduksi secara efektif
• Letak :
Bagian posterior dari dinding lambung,
Anatomi fisiologi pankreas diantara duodenum dan limfa, di depan
aorta abdominalis dan arteri serta vena
mesenterica superior

• Konsistensi : padat,
• Panjang : ±11,5 cm,
• Berat : ±150 gram.

Bagian pankreas :
• Kepala/caput di sebelah kanan,
• Corpus ditengah,
• Cauda di sebelah kiri.

Ada sebagian kecil dari pankreas yang


berada di bagian belakang Arteri
Mesenterica Superior yang disebut
dengan Processus Uncinatus
Jaringan penyusun pankreas
• Jaringan eksokrin (asinus/pancreatic
acini),
Berupa sel sekretorik yang berbentuk
seperti anggur yang merupakan jaringan
yang menghasilkan enzim pencernaan ke
dalam duodenum.

• Jaringan endokrin (langerhans/islet


of langerhans)
Berbentuk pulau-pulau yang tersebar di
seluruh jaringan pankreas, yang
menghasilkan insulin dan glukagon ke
dalam darah.
Pulau-pulau Langerhans t terdiri dari beberapa sel yaitu :
.
• Sel α (sekitar 20%), menghasilkan hormon glukagon.
• Sel ß (dengan jumlah paling banyak 70%), menghasilkan
hormon insulin.
• Sel δ (sekitar 5-10%), menghasilkan hormon Somatostatin.
• Sel F / PP (paling jarang), menghasilkan polipeptida
pankreas.
2 keadaan yg membuat masuknya glukosa ke dalam
sel otot
• Ketika sel otot melakukan kerja yang lebih berat,
sel otot akan lebih permeabel terhadap glukosa.
• Ketika beberapa jam setelah makan, glukosa darah
akan meningkat dan pankreas akan mengeluarkan
insulin yang banyak.

Insulin yg dihasilkan masuk dalam darah dengan


bentuk bebas dengan waktu paruh plasma ±6
menit, bila tidak berikatan dengan reseptor pada sel
target, maka akan didegradasi oleh enzim
insulinase yang dihasilkan terutama di hati dalam
waktu 10-15 menit

Insulin akan mengikat serta mengaktivasi reseptor α pada sel


target, sehingga akan menyebabkan sel ß terfosforilasi. Sel ß
akan mengaktifkan tyrosine kinase yang juga akan
menyebabkan terfosforilasinya enzim intrasel lain termasuk
insulin-receptors substrates (IRS)
KLASIFIKASI

TIPE 1/DMTI TIPE 2/DMTTI GDM


Muncul pada usia < 30 Obesitas diatas usia 40 Pada wanita hamil, jika
tahun, bertubuh kurus tahun, diet, latihan bersama hormon-hormon
dan memerlukan pemberian obat-obatan plasenta melawan balik
pemeberian insulin antidiabetes oral kerja insulin sehingga
eksofen DENGAN/TANPA timbul resistensi insulin
pemberian insulin
etiologi
DMTI
• FAKTOR GENETIK : tipe antigen HLA
(Human Leucocyte Antigen)
• IMUNOLOGI : respon autoimun
• LINGKUNGAN : virus/toksin

DMTTI
Faktor resiko
• Usia
• Obesitas
• Riwayat keluarga
Tanda & gejala
DMTI
• Serangan cepat karena tidak ada insulin yang diproduksi
• Nafsu makan meningkat (polyphagia) karena sel-sel
kekurangan energi, sinyal bahwa perlu makan banyak
• Haus meningkat (polydipsia) karena tubuh berusaha
membuang glukosa
• Urinasi meningkat (polyuria) karena tubuh berusaha
membuang glukosa
• Berta badan menurun karena glukosa tidak masuk ke dalam sel
• Sering infeksi karena bakteri hidup dari kelebihan glukosa
• Penyembuhan tertunda/lama karena naiknya kadar glukosa di
dalam darah menghalangi proses kesembuhan.
Tanda & gejala
DMTTI
• Serangan lambat karena sedikit insulin diproduksi
• Haus meningkat (polydipsia) karena tubuh berusaha
membuang glukosa
• Urinasi meningkat (polyuria) karena tubuh berusaha
membuang glukosa
• Infeksi kandida karena bakteri hidup dari kelebihan glukosa
• Penyembuhan tertunda/lama karena naiknya kadar glukosa di
kadardalam darah menghalangi proses kesembuhan
GDM
• Asimtomatik
• Beberapa pasien mungkin mengalami haus yang meningkat
(polydipsia) karena tubuh berusaha membuang glukosa
PATOFISIOLOGI KELELAHAN &
KELEMAHAN
DM TIPE 1
PENURUNAN BB
POLIFAGIA

GG. METABOLISME PENURUNAN


LEMAK & PROTEIN SIMPANAN
KALORI
AUTOIMUN SEL BETA TIDAK ADA HIPERGLIKEMIA
HANCUR PRODUKSI
INSULIN
AMBANG BATAS
GLUKOSURIA ABSORBSI
POLIURI &
+ GINJAL
POLIDIPSI
OSMOTIK
DIURESIS
PATOFISIOLOGI
DM TIPE 2
OBESITAS, AKTIVITAS FISIK (-),
PENUAAN

DEFISIENSI FUNGSI/RESISTENSI
Memerlukan insulin eksogen
INSULIN
(sel sel sasaran insulin gagal atau tidak
mampu merespon insulin) Defisiensi insulin

Gg. sekresi insulin fase pertama : Kerusakan progresif


gagal mengkompensasi resistensi sel beta pankreas
insulin
pathway
KOMPLIKASI
GDM TIDAK
TERKONTROL
• Meningkatkan
risiko
kehilangan
janin,
• Malformasi
AKUT KRONIK kongenital,
• Lahir mati,
• Hipoglikemia & hiperglikemia • Neuropati diabetik : tukak kaki, • Kematian
• Penyakit makrovaskuler : infeksi dan kebutuhan amputasi perinatal,
PJK(cerebrovaskuler, pyk kaki • Komplikasi
pumbuluh darah perifer) • Retinopati diabetik obstetrik,
• Morbiditas dan
• Penyakit mikrovaskuler : • Nefropati diabetik
mortalitas ibu
retinopati, nefropati • Proteinuria
• Neuropati saraf sensorik • Kelainan koroner
• Ulkus/gangren
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Aseton plasma hasil (+) mencolok
• Asam lemak bebas peningkatan lipid
dan kolesterol
• Osmolaris serum (> 330 osm/l)
• urinalisis proteinuria, ketonuria,
glukosuria

PEMERIKSAAN DARAH VENA DENGAN SISTEM ENZIMATIK


• Gejala klasik + GDP ≥ 126 mg/dl
• Gejala klasik + GDS ≥ 200 mg/dl
• Gejala klasik + GD 2 jam setelah TTGO ≥ 200 mg/dl
• Tanpa gejala klasik + 2x Pemeriksaan GDP ≥ 126 mg/dl
• Tanpa gejala klasik + 2x Pemeriksaan GDS ≥ 200 mg/dl
• Tanpa gejala klasik + 2x Pemeriksaan GD 2 jam setelah TTGO ≥ 200 mg/dl
• HbA1c ≥ 6.5%
PENATALAKSANAAN

EDUKASI DIET

LATIHAN JASMANI FARMAKOLOGI

NON FARMAKOLOGI
EDUKASI
TUJUAN :
• Mengerti perjalanan alami
penyakitnya,
• Mengetahui cara pengelolaannya,
• Mengenali masalah kesehatan atau
komplikasi yang mungkin timbul secara
dini,
• Ketaatan perilaku pemantauan dan
pengelolaan penyakit secara mandiri,
• Perubahan perilaku kesehatan yang
diperlukan
DIET PERCENTAGE OF RELATIVE BODY WEIGHT
(BBR=BERAT BADAN NORMAL)

PEDOMAN 3J : BBR = BB(Kg)/(TB(cm)-100) x 100%


• Jumlah kalori
harus habis, jangan dikurangi atau ditambah • BBR < 90% : Kurus
• Jadwal diet • BBR 90%-110% : Normal
harus sesuai dengan intervalnya • BBR >110% : Gemuk
• Jenis makanan • BBR 120%-130% : Obesitas ringan
harus dihindari yang manis • BBR 130%-140% : Obesitas sedang
• BBR 140%-200% : Obesitas berat

JUMLAH KALORI YANG DIBUTUHKAN


PENDERITA DM
• Kurus = BB x 40-60 kalori/hari
• Normal = BB x 30 kalori/hari
• Gemuk = BB x 20 kalori/hari
• Obesitas = BB x 10 kalori/hari
OLAHRAGA NON FARAMAKOLOGI
Dapat menurunkan kadar glukosa darah • OBAT-OBATAN HERBAL
dengan : Contoh :
• Meningkatkan pengambilan glukosa Tanaman pare untuk menurunkan kadar
oleh otot dan memperbaiki pemakaian gula darah.
insulin.
• Sirkulasi darah dan tonus otot juga
dapat diperbaiki dengan berolahraga.

Penderita DM harus diajarkan untuk selalu


melakukan latihan pada saat yang sama
dan intensitas yang sama setiap harinya
FARMAKOLOGI
TABLET OAD (ORAL ANTI DIABETES)/
OBAT HIPOGLIKEMIK (OHO)
1. Sulfanilurea :
• Asetoheksamid 250 mg, 500 mg.
• Clorpopamid 100 mg, 250 mg.
• Glipizid 5 mg, 10 mg.
• Gliburid 1,25mg 2,5mg & 5 mg.
• Totazamid 100mg, 250mg, 500mg.
• Tolbutamid 250mg, 500mg.
2. Biguanida : metformin 500mg

INSULIN
Asuhan Keperawatan
pada pasien dengan
diabetes mellitus
PENGKAJIAN
a. Riwayat penyakit sekarang
b. Riwayat kesehatan lalu
c. Riwayat kesehatan keluarga
d. Pengkajian pola Gordon (persepsi,
nutrisi metabolik, eliminasi, aktivitas
& latihan, pola tidur & istirahat)
e. Kognitif persepsi
f. Persepsi & konsep diri
g. Peran hubungan
h. Seksualitas
i. Koping toleransi
j. Nilai kepercayaan
k. Pemeriksaan fisik
DIAGNOSIS KEPERAWATAN (SDKI)

Hipovolemi b.d diuresis Defisit nutrisi b.d Risiko infeksi d. d.


osmotik dan mual peningkatan kebutuhan penyakit kronis (Diabetes
muntah. metabolisme Mellitus), kerusakan
integritas kulit

Keletihan b. d. peningkatan Defisit pengetahuan


kebutuhan energi, insufiensi b.d. kurangnya terpapar
insulin informasi
Hipovolemi b. d diuresis osmotik & mual
muntah.

1) Periksa tanda dan gejala hipovolemia trendelenburg,


(mis. frekuensi nadi meningkat, nadi 5) Berikan asupan cairan oral,
teraba lemah, tekanan darah 6) Anjurkanmemperbanyakasupan
menurun, tekanan nadi cairan oral,
menyempit,turgor kulit menurun, 7) Anjurkan menghindari perubahan
membrane mukosa kering, volume posisi mendadak,
urine menurun, hematokrit meningkat, 8) Kolaborasi pemberian cairan IV
haus dan lemah) issotonis (mis. cairan NaCl, RL),
2) Monitor intake dan output cairan, 9) Kolaborasi pemberian produk darah.
3) Hitung kebutuhan cairan,
4) Berikan posisi modified
Defisit nutrisi b.d peningkatan
kebutuhan metabolisme

1. Identifikasi status nutrisi, 9. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika


2. Identifikasi alergi dan intoleransi perlu,
makanan, 10. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
3. Identifikasi makanan yang disukai, Piramida makanan),
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis 11. Sajikan makanan secara menarik dan
nutrient, suhu yang sesuai,
5. Identifikasi perlunya penggunaan selang 12. Anjurkan posisi duduk, jika mampu,
nasogastric, 13. Ajarkan diet yang diprogramkan,
6. Monitor asupan makanan, 14. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
7. Monitor berat badan, menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium, yang dibutuhkan, jika perlu.
Risiko infeksi d. d. penyakit kronis (Diabetes
Mellitus), kerusakan integritas kulit

1. Monitor tanda-tanda infeksilocal dan sistemis,


2. Batasi jumlah pengunjung,
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan,
4. Pertahankan teknik aseptic pada prosedur invasive,
5. Jaga kulit tetap lembab,
6. Ajarkan cuci tangan dengan benar,
7. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik.
Keletihan b. d. peningkatan kebutuhan energi,
insufiensi insulin

1. Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang 8. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika
mengakibatkan kelelahan. tidak dapat berpindah atau berjalan,
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional, 9. Anjurkan tirah baring,
3. Monitor pola dan jam tidur, 10. Anjurkan melakukan aktivitas secara
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan bertahap,
selama melakukan aktivitas, 11. Anjurkan menghubungi perawat jika
5. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah tanda dan gejala kelelahan tidak
stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan), berkurang,
6. Lakukan rentang gerak pasif dan/atau 12. Ajarkan strategi koping untuk
aktif, mengurangi kelelahan,
7. Berikan aktivitas distraksi yang 13. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
menyenangkan, cara meningkatkan asupan makanan.
Defisit pengetahuan b.d. kurangnya terpapar
informasi

1. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang Diabetes Mellitus,


2. Berikan edukasi mengenai konsep dasar penyakit Diabetes
Mellitus (pengertian,tanda dan gejala,komplikasi, makanan yang
boleh dan tidak boleh dikonsumsi),
3. Diskusikan dengan klien pentingnya patuh terhadap diit bagi
penderita Diabetes Mellitus,
4. Diskusikan dengan klien cara pemakaian insulin serta
persiapannya.
EVALUASI
Kadar Glukosa Dalam darah menjadi stabil dan tidak terjadi komplikasi
hiperglikemia

KRITERIA HASIL KESTABILAN GLUKOSA DARAH

Menurun Cukup Sedang Cukup Menin


menurun mening gkat
kat

Koordi 1 2 3 4 5
nasi
Ting 1 2 3 4 5
kat
kesad
aran
KRITERIA HASIL KESTABILAN GLUKOSA DARAH

Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun


meningkat menurun

Mengantuk 1 2 3 4 5
Pusing 1 2 3 4 5

Lelah/lesu 1 2 3 4 5

Rasa lapar 1 2 3 4 5

Gemetar 1 2 3 4 5

Berkeringat 1 2 3 4 5

Mulut kering 1 2 3 4 5

Rasa Haus 1 2 3 4 5

Perilaku aneh 1 2 3 4 5

Kesulitan berbicara 1 2 3 4 5
KRITERIA HASIL KESTABILAN GLUKOSA DARAH

Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik


memburuk membaik

Kadar glukosa dalam 1 2 3 4 5


darah
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai