Anda di halaman 1dari 47

NURSING CARE

DIABETES MELLITUS

Oleh :
Ns. Rondhianto, M.Kep

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Jember
2012/2013
SEJARAH DM

400 th SM 1674 M 1869 M


200 th SM
Sasruthama Thomas Willis Paul Langerhans
Aretaeus
Madhemea atau “ rasa manis “ rasa manis
Flow through
Honey Urine pada Urine” pada urine”
EPIDEMIOLOGI
• Tjd peningkatan jumlah penderita DM di seluruh dunia

• Worldwide : WHO (2006) :


Th. 2000 : 171 juta orang
Th. 2030 : 366 juta orang

• Indonesia : PERKENI (2006)


DM tipe 2 di Indonesia >>>>
Th. 2000 : 8,4 juta orang
Th. 2030 : 21,3 juta orang

 Indonesia : ranking ke-4 dunia, setelah Amerika Serikat, India dan


Cina (PERKENI, 2006).
….lanjut
• Prevalensi DM (PERKENI,2006)
- Daerah urban : 14,7 %
- Daerah rural : 7,2 %.

• Menurut BPS (2003)


Berdasarkan pola pertambahan penduduk, pd th 2030 ada
194 juta penduduk (usia > 20 tahun)

• Maka diperkirakan :
- Urban : 12 juta orang
- Rural : 8,1 juta orang
DEFINISI
• Menurut ADA (2010) :
• Diabetes Mellitus (DM) adl suatu penyakit dgn karakteristik
hiperglikemia yg tjd akibat kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya.

• DM mrpkan kelompok peny metabolik kronis :


- M’butuhkan perawatan medis dan
- Pendidikan pengelolaan mandiri dan
- Dukungan

PENCEGAHAN KOMPLIKASI AKUT / KRONIS


Klasifikasi dan Penyebab (ADA, 2010)
1) DM tipe 1
a. Dulu dikenal dgn “IDDM”
b. Banyak tjd pada anak2 (jouvenil DM)
c. Penyebab : Sel beta pankreas rusak autoimun /idiopatik
c. Tjd defisiensi insulin absolut
d. Penderita perlu insulin terus regulasi KGD

2) DM tipe 2
a. Dulu dikenal sbg “NIDDM”
b. Byk tjd pad orang dewasa dgn obesitas
c. Resistensi insulin  defisiensi relatif  tjd defek insulin progresif
d. Penderita : OHO/insulin, modifikasi gaya hidup
…..lanjutan
3) DM Gestasional
a. DM pada masa kehamilan (2-5 %)
b. Trimester 2 atau 3
c. Sekresi hormon oleh plasenta  m’hambat kerja insulin

4) DM tipe lain : penyebab lain :


a. Defek genetik fungsi sel beta
b. Defek genetik kerja insulin
c. Penyakit eksokrin pankreas
d. Endokrinopati
e. Obat-obatan (glukokortikoid & preparat estrogen)
f. Zat kimia
g. Infeksi, dan
h. sidroma genetik lain yang berkaitan dengan DM.
…..lanjutan
• Malnutrition related DM
1) Banyak ditemukan di negara tropis dan
berkembang
2) T.u tjd di daerah pedesaan
3) Prevalensi di pedesaan : 21,2 %
4) Diduga krn zat sianida di dalam singkong
5) Patagenesis tdk jelas  mulai th.1999
diklasifikasikan dalam DM tipe lain
Pathway

DM TIPE 2
DM Gestasional
Olahraga <<< Pola makan Obat-obatan

Obesitas Umur > 40 tahun Keturunan stress


Sekresi hormon
o/ plasenta

RESISTENSI INSULIN
Inkretin Kerja insulin t’GG
Defisiensi Insulin Relatif

Proliferasi sel  dan Mekasisme Kompensasi Sekresi amylin oleh sel 


penurunan apoptosis Produksi Insulin >>>> dan tertumpuk disekitar sel

Regulasi KGD Normal


Sel  terdesak : jumlah
berkurang 50-60 %
Lama kelamanan

Penurunan jumlah &


fungsi sel  progresif

Glukotoksisitas KGD >>> Lipotoksisitas

Lipolisis :
Asam lemak>>>
Stress oksidatif :
IL- 1, NF-K >> Anaerob metabolsime

Apoptosis  cell>> Ceramide

DM TIPE 1
DM TIPE Lain
Autoimun atau idiopatik Kerusakan
Sel Beta Pankreas 1. Defek genetik fungsi sel beta
2. Defek genetik kerja insulin
3. Peny. eksokrin pankreas
4. Endokrinopati
Defisiensi Insulin Absolut
5. Obat-obatan (glukokortikoid
& preparat estrogen)
6. Zat kimia dan Infeksi
7. sidroma genetik lain
Peningkatan KGD

Poli uria Polidipsi Polifagia


(kencing >>>) (haus) (banyak makan
Manifestasi Klinis
• Keluhan Klasik : “ Trias P”
a. Poliuria
b. Polidipsi
c. Polifagia

(+) Penurunan BB dan rasa lemah


• Glukosa tdk dpt masuk sel -- bahan bakar sel <<<  tenaga <<< -
kompensasi  glukonegenesis - lipolisis dan pemecahan protein
(deaminasi)  jaringan lemak dan otot <<<  penurunan BB

• Mekanisme kompensasi :
• KH utk sel <<<  sekresi kortikropin o/ Adenohipofisis  glukokortikoid
(kortisol) dari korteks adrenal >>>  merubah as lemak dan as amino
menjadi Alanin  asam piruvat  glukosa  glikogen
Keterangan

Poliuria
• Jika KGD > 180 mg/dl (ambang ginjal)
• Gula akan keluar bersama urin.
• Agar urin yg keluar tdk terlalu pekat  tubuh menarik air sebanyak mungkin ke dalam
urin  volume urin >>>  sering kencing

Polidipsi
• Urine >>>  tubuh kurang cairan - hipotalamus  pusat rasa haus  keinginan minum
>>>>

Polifagia
• Input gula ke sel <<<  sel kekurangan energi  merasa kurang tenaga  Timbullah
keinginan selalu makan.
Keluhan lain
• Gg. Saraf tepi : kesemutan
• Pandangan kabur – katarak
• Kelainan kulit ; gatal (t.u kemaluan dan lipatan kulit
• Penurunan ereksi (gg mikrovaskuler)
• Keputihan
• Gigi mudah goyah, infeksi, gusi bengkak
• Terlinga berdengung
• Rambut tipis dan mudah rontok
• Sering batuk dan lama
• Perut kembung, mual, konstipasi atau diare
• Hipertensi --- decompensasi kordis
• Peny. Liver
• ISK dan gg ginjal  gagal ginjal
Diagnosis
• Diagnosis dengan gula darah bukan glukosuria

Bukan DM Belum pasti DM


DM
Kadar GDS Plasma vena < 100 100-199 ≥ 200
(mg/dl) Darah kapiler < 90 90 -199 ≥ 200

Kadar GDP Plasma vena < 100 100-125 ≥ 126


(mg/dl) Darah kapiler <90 90-99 ≥ 100
(Perkeni, 2006)
Langkah diagnosis (Tjokroprawiro, 2010)
TTGO
• Pelaksanaan TTGO menurut (Tjokroprawiro,2010) :
a. 3 hari sebelum tes, pasien makan karbohidrat cukup dan
melakukan kegiatan jasmani seperti yang biasa dilakukan
b. Klien puasa semalam (10-12 jam, minimal 8 jam)
c. GDP diperikasa
d. Klien diberikan glukosa 75 gram, dilarutkan dalam air 250 ml,
diminum dalam waktu 5 menit dan berpuasa kembali.
e. 2 jam kemudaian lakukan pemeriksaan GD 2 jam PP

Note : selama pemeriksaan pasien tetap istirahat, tidak boleh


merokok, tetapi boleh minum air putih.
Komplikasi

• Akut : Boedisantoso (2009) :


1) Hipoglikemia
2) Hiperglikemia
a. Hiperosmolar non ketotik
b. Ketoasidosis Diabetik (KAD)

• Kronik : Waspadji (2009) : 5-1o tahun :


1) Makrovaskuler (peny arteri koroner, CVA,
2) Mikrovaskuler (retinopati diebetik, katarak, glaukoma, nefropati)
3) Neuropati perifer
4) Kaki diabetik
Hipoglikemia
• Muncul bila KGD < 50 mg/dl

• Penyebab :
a. OHO jenis sulfonilurea (klorpropamida , glibenklamida)
b. Diet kurang
c. Olahraga >>>
d. Sakit
e. Inj. Insluin yg tdk tepat

• Tanda dan gejala :


a. Stadium parasimpatik : lapar, mual, TD turun
b. Stadium gg otak ringan : lemah, lesu, sulit bicara, sulit berhitung sederhana
c. Stadium simpatik : keringat dingin pd muka, t.u : hidung, bibir /tangan, jantung
berdebar-debar
d. Stadium Gg otak berat : koma (tidak sadar) dengan atau tanpa kejang.
• Penyebab :
KAD
a. Intake kalori >>>
b. Stress akut
c. OHO (-)
d. Insulin (-)
 Tidak adanya atau tidak cukupnya jumlah insulin yg nyata.  bisa terjadi KOMA

• Tanda dan gejala khas :


• Hiperglikemik dengan ketosis dan asidosis, diuresis
• Kesadaran menurun disertai dehidrasi berat
• Tjd Gg metabolisme KH  glukoneogenesis (lipolisis)  asam lemak dan gliserol >>>
 free fatty acid diubah mjd keton (liver)  benda keton bersifat asam  sirkulasi
darah  asidosis metabolik (pH < 7,35 N : 7,35-7,45)

• Kompensasi utama oleh tubuh :


a. Hiperventilasi (pernafasan Kussmaul)  pCO2 turun  HCO3- turun
b. Penambahan bikarbonat baru oleh sel tubulus ginjal
HNK
• Penyebab :
a. Intake kalori >>>
b. Stress akut
c. OHO (-)
d. Inj. Insulin (-)
 Insulin tidak cukup dehidrasi berat, memicu ketosis  KOMA

• Tanda :
• Hiperglikemik berat tdk disertai ketotik
• Diuresis >>>
• Gg keseimbangan cairan dan elektrolit (mual, kejang dll)
Pathway HNK dan KAD Stress

Kortikotropin >>>
(adenohipofisis)

Glukagon >>>
(Korteks adrenal)

Produksi gula >>>> Pemakian gula perifer terhambat

Hiperglikemia

Diuresis Osmotik

Sel beta pankreas

Cairan dan Elektrolit <<<

Insulin dlam tubuh


Perfusi ginjal <<<

Cukup Tdk Cukup


Hiperglikemik
Hiperosmolar

Lipolisis >>>
Dehidrasi
Ketoasidosis

Koma
WHO (1994)
Pencegahan :
• Primer (mencegah DM pada populasi beresiko)
• Sekunder (mencegah komplikasi pada penderita)
• Tersier (mencegah progresi komplikasi agar tdk bertambah
parah dan kecacatan)

Penanganan pd penderita DM
7-an :
• Mencegah komplikasi metabolik akut dan menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian
Pengkajian
• Anamnesa : keluhan utama, RPS, RPD, RPK, dll

• Pengkajian fisik :
1) Head to toe
2) Fokus pada :
a. Kaji BBI (TB dan BB)
b. Kenali bentuk dan gg kaki diabetes
c. Kaji status neurologis
d. Kaji status vaskuler (TD) dan pulsasi nadi (palpasi/stetoskop)
e. Kontrol gula darah
f. Gg lain :
- Kardiopulmonal
- Ginjal
- Mulut, dll
Contoh anamnesis ??
• Gejala ???
• Hasil pemeriksaan sebelumnya ( Hb A1C)
• Pola makan , status nutrisi, riwayat perubahan berat badan
• Riwayat tumbang pd klien anak/dewasa muda
• Pengobatan sebelumnya ???
• Pengobatan yang sedang dijalani
• Riwayat komplikasi akut
• Riwayat infeksi sebelumnya
• Gejala dan riwayat pengobatan komplikasi kronik
• Pengobatan lain ???
• Faktor risiko:
a. Merokok
b. Hipertensi
c. Riwayat penyakit jantung koroner
d. Oobesitas
e. Riwayat penyakit keluarga (termasuk penyakit DM dan endokrin lain)

• Riwayat penyakit dan pengobatan di luar DM


• Pola hidup, budaya, psikososial, pendidikan, status ekonomi, Kehidupan seksual, penggunaan
kontrasepsi dan kehamilan.
• faktor risiko: merokok, hipertensi, riwayat penyakit
jantung
• koroner, obesitas, dan riwayat penyakit keluarga
(termasuk
• penyakit DM dan endokrin lain)
• v riwayat penyakit dan pengobatan di luar DM
• v pola hidup, budaya, psikososial, pendidikan, status
• ekonomi
• v kehidupan seksual, penggunaan kontrasepsi dan
kehamilan.
Pemeriksaan laboratorium
• GDP dan 2 jam post prandial
• Hb A1C
• Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL,LDL,
trigliserida)
• Kreatinin serum
• Albuminuria
• Benda keton, sedimen dan protein dalam urin
• EKG
• Foto sinar-x dada
Diagnosa
• Sesuai dengan masalah yang muncul
Intervensi
• Sesuai dengan Pilar DM (PERKENI, 2006) :
1) Edukasi
2) Diet
3) Olahraga dan Latihan jasmani
4) Terapi farmakologis
Edukasi
• Mencapai perubahan perilaku  pola hidup sehat

• Tujuan edukasi adalah :


1) Penyakit DM
2) Pola makan sehat
3) Kegiatan jasmani
4) Penggunaan obat diabetes dan obat-obat pada keadaan khusus secara aman
dan teratur
5) Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM)
6) Perawatan kaki secara berkala
7) Kemampuan untuk mengenal dan menghadapi keadaan sakit akut dengan
tepat
8) Keterampilan mengatasi masalah yang sederhana
9) Join pada kelompok diabetesi
10) Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
Diet
• Intervensi gizi yang efektif (Downwer, 2001) :
1) kontrol glukosa darah, lipid darah, A1C, kontrol tekanan darah,
kontrol berat badan
2) Memicu pegurangan penggunaan obat-obatan
3) frekuensi hipoglikemia <<<
4) Hospitalisasi <<<  pembiayaan <<<
5) Kualitas hidup pasien >>>

• Prinsip : 3 J (Tjokroprawiro, 2010) :


1) Jumlah kalori
2) Jadwal makan
3) Jenis makanan
Jumlah kalori
• Hitung BB ideal :
BBI = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 Kilogram

• Jika TB < 160 cm (pria) dan < 150 cm (wanita) :


BBI = (TB dalam cm - 100) x 1 Kilogram

• Ket :
Normal : BB ideal ± 10 %
Kurus : < BBI - 10 %
Gemuk : > BBI + 10 %

• Kebutuhan kalori :
Normal x 30 kkal
Kurus x 40 kkal
Gemuk x 10-20 kkal
Jadwal makan
• Buat menjadi 5-6 x dengan interval waktu tiap 3
jam.
• Makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam
3 porsi besar :
- Makan pagi (20%)
- Kudapan (10-15 %)
- Makan siang (25%)
- Kudapan (10-15%)
- Makan sore (25%)
Jenis makanan
Karbohidrat
• 45-65% total asupan energi.
• KH harus lebih dari 30 g/hari, t.u berserat tinggi
• Gula dalam bumbu diperbolehkan (dpt makan =
keluarga)
• Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan
energi.
• Pemanis alternatif dpt digunakan (jgn melebihi
batas aman konsumsi harian (AcceptedDaily Intake)
Lemak
• 20-25% kebutuhan kalori (tdk boleh > 30%)
• Konsumsi kolesterol < 300 mg/hari.
• Batasi bahan makanan yg mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara
lain : daging berlemak dan susu penuh (whole milk).

Protein
• 10 – 20% total asupan energi.
• Sumber yg baik : seafood (ikan, udang, cumi, dll), daging tanpa lemak, ayam
tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu, tempe.

• Jika tjd nefropati : asupan protein : 0,8 g/kg BB perhari atau 10% dari
kebutuhan energi
Natrium
• Tidak lebih dari 3000 mg atau sama dengan 6-7 g (1 sendok
teh) garam dapur.
• Jika hipertensi : < 2400 mg garam dapur.
• Sumber : garam dapur, vetsin, soda, dan bahan pengawet
seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.

Serat
• Konsumsi serat adalah ± 25 g/1000 kkal/hari.
• Sumber : kacang-kacangan,buah, sayuran serta sumber
karbohidrat yang tinggi serat (Vit, mineral, serat dan bahan lain
yang baik untuk kesehatan)
Pemanis alternatif
• Ada 2 jenis :
1) Bergizi : gula alkohol (isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol dan
xylitol.) dan fruktosa

2) Tak bergizi : aspartam, sakarin, acesulfame potassium, sukralose,


neotame.

• Penggunaan :
1) Pemanis bergizi perlu diperhitungkan kandungan kalorinya
2) Fruktosa tidak dianjurkan  karena efek samping pada lemak darah
3) Pemanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman
(Accepted Daily Intake / ADI )
Contoh diet DM 1900 kkal
Waktu Bahan Makanan Penukar Urt Menu
06.30 Nasi 1½p 1 gls Nasi
Telur ayam 1p 1 btr Telur dadar
Tempe 1p 2 ptg sdg Oseng-oseng tempe
Sayuran A S Sop oyong + tomat
Minyak 2p 1 sdm
09.30 Buah 1p 1 ptg sdg Pepaya
12.30 Nasi 2p 1 ½ gls Nasi
Ikan 1p 1 ptg sdg Pepes ikan
Tempe 1p 2 ptg sdg Tempe goreng
Sayuran B 1p 1 gls Lalapan kacang panjang + kol
Buah 1p ¼ buah sdg Nanas
Minyak 2p 1 sdm
15.30 Buah 1p 1 buah Pisang
18.30 Nasi 2p 1 ½ gls Nasi
Ayam tanpa kulit 1p 1 ptg sdg Ayam bakar bumbu kecap
Tahu 1p 1 bh bs Tahu bacem
Sayuran B 1p 1 gls Stup buncis + wortel
Minyak 1p 1 sdm
21.30 Buah 1p 1 ptg sdg Pepaya
Nilai Gizi Energi 1912 kkal
Protein 60 g (12,5 % energi total)
Lemak 48 g (22,5 % energi total)
Karbohidrat 299 g (62,5 % energi total)
Kolesterol 303 mg
Serat 37 g
Aktivitas fisik
• Aktivitas fisik sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu,
30 menit)

• Fungsi :
1) Menjaga kebugaran
2) Menurunkan BB
3) Memperbaiki sensitivitas insulin
 KGD terkendali

• Wu (2007) menyatakan bahwa manfaat olahraga pd DM :


1) Meningkatkan sensitivitas insulin
2) Meningkatkan kontrol glukosa darah
3) Menurunkan resiko penyakit jantung dan vaskuler
4) Menurunkan tekanan darah
5) Menurunkan tingkat lemak jahat di dalam darah
Prinsip CRIPE (Kariadi, 2009)
1) Continous
• Latihan harus berkesinambungan dalam waktu tertentu tanpa istirahat.

2) Rhytmical (berirama)
• Olahraga yg dipilih harus berirama, sehingga otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur, seperti :
jalan kaki, berlari, berenang, bersepeda, dll.
• Sebaliknya olahraga seperti golf, tenis, bulu tangkis tidak memenuhi syarat ini karena banyak berhenti,
namun tetap bermanfaat sebagai olahraga selingan.

3) Interval (berselang)
• Latihan dilakukan secara berselang-seling antara gerak lambat dan gerak cepat. Contohnya: lari dapat
diselingi jalan (jangan berhenti), jalan cepat diselingi jalan lambat.

4) Progressive (meningkat)
• Latihan dilakukan secara bertahap dan meningkat sesuai dengan kemampuan individu dari ringan,
sedang hingga berat dengan durasi 30-60 menit.

5) Endurance (ketahanan)
• Latihan ditujukan pada latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan pernafasan dan jantung.
Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan olahraga sepeti jalan kaki, jogging, berenang, bersepeda.
Terapi Farmakologis

• OHO :
1) Insulin secretagogeus (pemicu sekresi insulin) : Sulfonilurea dan Glinid
2) Insulin sensitizer (penambah sensitivitas terhadap insulin) : Tiazolidindion, non
Tiazolidindion, Biguanide (metformin)
3) Intestinal enzyme inhibitor : alfa glucosidase inhibitor (acarbose)
4) Incretin-Enhancers : DPP-4 Inhibitor
5) Fixed dose combination types, Contohnya adalah Glucovance, Avandaryl, Avandamet,
Amaryl-M, Janumet, ACT Oplusmet).

• Insulin, pd keadaan :
a. Penurunan BB yg cepat
b. Hiperglikemia dengan KAD atau HNK
c. Hiperglikemia dengan asidosis laktat,
d. Kegagalan kombinasi OHO dosis hampir maksimal
e. Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)
f. DM gestasional uncontrolled dgn diet plan
g. GG. ginjal atau hati yang berat
h. Alergi atau kontraindikasi OHO
Implementasi Keperawatan
• Edukasi --- support psikologis
• Diet
• Aktivitas fisik
• Senam kaki diabetik
• Perawatan kaki diabetik
• Merapikan kuku kaki
• Perawatan luka diabetik
• Kolaborasi OHO dan insulin
Status vaskuler
• Lakukan pemeriksaan ankle brankhial indeks (ABI)

• Masalah pada tungkai bawah yang berakibat menurunnya perfusi jaringan pd bag distal
tungkai

• Tanda dan gejala :


1) Nyeri pd telapak kaki pd malam hari/istirahat
2) Tdk ada denyut pd poplitea atau tibial superior
3) Kulit menipis/mengkilat
4) Atrofi jar sub kutan
5) Tdk ada rambut pada tungkai bawah
6) Penebalan kuku

Status neurologis
• Neuropati perifer pd kaki menyebabkan tjdnya kerusakan saraf sensoris dan autonom

• Lakukan uji monofilamen


Evaluasi berkala
• GDP dan Glukosa 2 jam PP sesuai kebutuhan, t,.u 2 jPP
• Hb A1C dilakukan setiap 3-6 bulan

• 1 tahun sekali :
1) General cek up
2) Mikroalbuminuria
3) Kreatinin
4) Albumin / globulin dan ALT
5) Kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida
6) EKG
7) Foto sinar-X dada
8) Funduskopi
Penilaian hasil terapi
• Glukosa darah : lihat hasil Gula puasa dan t.u 2 jam pp bandingkan dgn
nilai normal

• Hb A1C : Normal < 6,5 %

• PGDM : (pengobatan insulin atau pemicu sekresi insulin)


• Waktu pemeriksaan :
1) saat sebelum makan
2) 2 jam pp (menilai ekskursi maksimal glukosa)
3) menjelang waktu tidur (untuk menilai risiko hipoglikemia)
4) Di antara siklus tidur (untuk menilai adanya hipoglikemia nokturnal
yang kadang tanpa gejala)
5) ketika mengalami gejala seperti hypoglycemic spells.
Hb A1C
….lanjut
• Pemeriksaan glukosa urin
pd pasien yg tdk dpt / tidak mau memeriksa kadar glukosa darah

• Pemantauan benda keton


• Dilakukan t.u pada :
1) DM tipe 2 kendali buruk (> 300 mg/dl)
2) DM gestasional

• Lihat kadar asam betahidroksibutirat darah


• Normal : < 0,6 mmol/
• Ketosis : > 1,0 mmol/L
• > 3,0 mmol/L  indikasi KAD
Kriteria pengendalian
Jenis Pemeriksaan Baik Sedang Buruk
Glukosa darah puasa (mg/dl) 80 - <100 100 - 125 ≥126
Glukosa darah 2 jam pp (mg/dl) 80 – 144 145 – 179 ≥180

A1C (%) < 6,5 6,5 – 8 >8


Kolesterol Total (mg/dl) < 200 200 - 239 ≥ 240
Kolesterol LDL (mg/dl) < 100 100 - 129 ≥ 130
Kolesterol HDL (mg/dl) Pria > 40
Wanita > 50
Trigliserida (mg/dl) < 150 150 - 199 ≥ 200
IMT (Kg/m2 ) 18,5 - < 23 23 -25 > 25
Tekanan Darah (mmHg) ≤ 130/80 > 130 -140 / > 80 - 90 > 140/90

Anda mungkin juga menyukai