ANISA CARINA
1102015028
VERANISA SUCIA
1102015244
Faktor Lingkungan,
Predisposisi Genetik
seperti infeksi
Destruksi sel β
pankreas dan sekresi
insulin menurun
Pemecahan Glikosuria
1. sintesis
lemak protein Dehidrasi
menurun sel
2. Globulin
Keton gamma Osmotik diuresis
meningkat menurun • Poliruria
Koma • Polidipsia
hiperglik • Hipokalemi
Ketoasidosis • Hiponatremi
metabolik emik
Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe 2
Manifestasi Klinis
• Poliuri
Penunjang Skrining
Diagnosis
Pemeriksaan Pemeriksaan
Laboratorium Skrining
Glukosa darah
puasa
Glukosa plasma
2 jam setelah
TTGO
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Skrining
Pemeriksaan Skrining
Bila tidak tersedia fasilitas TTGO, diperbolehkah menggunakan glukosa darah kapiler
Tatalaksana
Tata laksana
Umum Khusus
Tata laksana Umum (Evaluasi Medis)
Riwayat Penyakit Pemeriksaan Fisik
(Usia, pola makan, riwayat (pengukuran TB dan BB, Evaluasi Laboratorium
pengobatan, riwayat funduskopi, tekanan (GDP, dan 2 jam setelah
komplikasi, dll) darah, rongga mulut, TTGO, HbA1c
tiroid, jantung, dll)
Penapisan komplikasi
(profil lipid, tes fungsi hati,
ginjal, tes urin rutin,
albumin urin, EKG, rontgen
thoraks, pemeriksaan kaki)
Tata laksana Khusus
Terapi
Edukasi Nutrisi
Medis
Jasmani Farmakologi
Tata laksana Khusus (Edukasi)
Kegiatan jasmani yang dianjurkan adalah intensitas sedang (50 – 70% denyut nadi maksimal)
minimal 150 menit/minggu atau aerobik 75 menit/minggu. Dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan glukosa darah sebelum latihan jasmani. Apabila kadar glukosa darah <100 md/dL,
pasien harus mengkonsumsi karbohidrat terlebih dahulu dan bila >250 mg/dL dianjurkan untuk
menunda latihan jasmani
Tata laksana khusus (Farmakologis)
• Obat antihiperglikemik oral
• Obat antihiperglikemik suntikan (insulin, agonis GLP 1 , atau kombinasi
keduanya)
Obat Antihiperglikemik Oral
Obat Antihiperglikemik Suntikan
Insulin dibutuh dalam keadaan:
•HbA1c >9% dengan kondisi dekompensasi metabolik
•Penurunan BB yang cepat
•Hiperglikemik berat disertai ketosis
•Krisis hiperglikemia
•Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
•Stress berat
•DM gestasional
•Gangguan fungsi ginjal atau hati
•Alergi terhadap OHO
•Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
Obat Antihiperglikemik Suntikan
Agonis GLP 1:
•Bekerja pad sel beta sehingga terjadi peningkatan pelepasan insulin
•Mempunyai efek penurunan B, digunakan untuk indikasi menurunkan BB pada pasien DM
dengan obesitas
•Menghambat pelepasan glukagon
•Menghambat nafsu makan
•Obat: Liraglutide, Exanatide, Albiglutide, dan Lixisenatide
Target Pengendalian DM (PERKENI, 2015)
Komplikasi
Akut Kronik
Makroangiopati
Ketoasidosis
Metabolik Pembuluh darah : Jantung, darah tepi,
otak
Mikroangiopati
-Retinopati diabetik
Hipoglikemia -Nefropati Diabetik
- Neuropati Diabetik
Nonketotik
hiperglikemik
hiperosmolar
Prognosis
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak yang dihasilkan
dari ketidakseimbangan antara ketersediaan insulin dan kebutuhan insulin. Diagnosis diabetes
mellitus didasarkan pada tanda-tanda klinis penyakit ini, kadar glukosa darah puasa, pengukuran
glukosa plasma acak, dan hasil tes toleransi glukosa. Pengobatan diabetes meliputi diet,
olahraga, dan dalam banyak kasus, penggunaan agen antidiabetes.
Daftar Pustaka
[1] PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB PERKENI: 2015
[2] Arisman. Diabetes Mellitus. Dalam: Arisman, ed. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC. 2011
[3] American Diabetes Association. Diagnosis and classification of diabetes melitus. Diabetes Care. 2018
[4] Tanato, C., Kayika, I. 2014. Diabetes Melitus Gestasional. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Edisi IV. Jakarta: Media Aesculapius. 2014. Hal: 158.
[5] Powers, AC. Diabetes Mellitus: Diagnosis, Classification, and Pathophysiology. Harrison’s Principles of Internal Medicine 19th Edition. McGraw-Hill Education. 2015.
[6] Price, Sylvia Anderson. Wilson, Lorraine McCarty. Patofisologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC. 2005. Hal: 886-888, 1
[7] Gibbs, Ronald S. Karlan, Beth Y. Haney, Arthur F. Nygaard, Ingrid E. Danforth's Obstetrics and Gynecology, 10th Edition. Lippincott Williams & Wilkins. 2008
[8] Soegondo, Sidartawan. Soewondo, Pradana. Subekti, Imam. 1995. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Cetakan kelima, 2005. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 1995. Hal:
8, 9, 10, 19, 20, 21, 22, 25, 34-41, 127, 128, 129, 161-168, 172, 173, 174, 175, 176, 177, 178, 253, 254, 255.
[9] Purnamasari, D. DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI DIABETES MELITUS. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. InternaPublishing. 2015.
[10] Gleadle, Jonathan. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2007. Hal: 138-139
[11] Boon, Nicholas A. Walker, Brian. Davidson’s Principles and Practice of Medicine. 20th Edition. Elsevier. 2006.
[12] Priatono, D., Sulistianingsih, DP. Diabetes Melitus. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Edisi IV. Jakarta: Media Aesculapius. 2014.
[13] Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2). Alih bahasa oleh Agung Waluyo (dkk). Jakarta:
EGC. 2002.