Anda di halaman 1dari 40

Referat Diabetes Mellitus

ANISA CARINA
1102015028

VERANISA SUCIA
1102015244

Pembimbing : dr. Sibli, Sp.PD


Pendahuluan
Hiperglikemia adalah suatu kondisi medik berupa peningkatan kadar glukosa dalam darah
melebihi batas normal. Hiperglikemia merupakan salah satu tanda khas penyakit diabetes
mellitus (DM), Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi adanya peningkatan jumlah
penyandang DM yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global. WHO memprediksi
kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi
sekitar 21,3 juta pada tahun 2030
Epidemiologi
Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 oleh Departemen Kesehatan,
menunjukkan bahwa rata-rata prevalensi DM di daerah urban untuk usia di atas 15 tahun sebesar
5,7%. Prevalensi terkecil terdapat di Propinsi Papua sebesar 1,7%, dan terbesar di Propinsi
Maluku Utara dan Kalimantan Barat yang mencapai 11,1%.
Definisi

Suatu kelompok penyakit


metabolik dengan
Diabetes karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan
Melitus sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya.
Etiologi bedasarkan Klasifikasi
Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe 1

Faktor Lingkungan,
Predisposisi Genetik
seperti infeksi

Terbentuk Autoantigens pada


sel β pankreas (yang
memproduksi insulin),
kemudian bersikulasi di dalam
darah dan sistem limfatik

Th 1 limfosit teraktivasi Autoantigen diproses dan


Th 2 limfosit teraktivasi
(IFN – γ dan IL 2) dipresentasikan oleh
(IL-4)
Antigen Presenting Cells
IFN γ IL-2 IL-4

Mengaktivasi limfosit B untuk


Mengaktivasi makrofag Mengaktivasi
memproduksi autoantibodi
dengan merilis IL-1 dan Autoantigen spesifik T
sel islet dan autoantibodi Anti
TNF α cytotoxic (CD8)
Glutamic Acid Decarboxylase

Destruksi sel β
pankreas dan sekresi
insulin menurun

Hipoglikemi Pengambilan glukosa


Hiperglikemi
intraseluler oleh jaringan
ekstraseluler
berkurang
Hipoglikemi
intraseluler Hiperglikemi
intraseluler

Glukogenesis & Hiperos Glukosa darah


Glukoneogenesis motik > Renal
plasma Treshold

Pemecahan Glikosuria
1. sintesis
lemak protein Dehidrasi
menurun sel
2. Globulin
Keton gamma Osmotik diuresis
meningkat menurun • Poliruria
Koma • Polidipsia
hiperglik • Hipokalemi
Ketoasidosis • Hiponatremi
metabolik emik
Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe 2
Manifestasi Klinis
• Poliuri

Keluhan Klasik • Polifagia


• Polidipsia
• Penurunan BB

• Badan terasa lemah


• Kesemutan
• Gatal
• Mata kabur
Keluhan Nonklasik • Nyeri pada ekstremitas yang tidak diketahui penyababnya
• Luka yang sulik sembuh
• Disfungsi ereksi
• Pruritus pada vulva
Diagnosis
Anamnesis
(riwayat penyakit Pemeriksaan Fisik
dahulu, pengobatan,
dan kelurga)

Penunjang Skrining
Diagnosis
Pemeriksaan Pemeriksaan

Laboratorium Skrining

HbA1c Diagnostik DM tipe 2


dan prediabetes
(TGT dan GDPT)

Glukosa darah
puasa

Glukosa plasma
2 jam setelah
TTGO
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Skrining
Pemeriksaan Skrining
Bila tidak tersedia fasilitas TTGO, diperbolehkah menggunakan glukosa darah kapiler
Tatalaksana

Tata laksana

Umum Khusus
Tata laksana Umum (Evaluasi Medis)
Riwayat Penyakit Pemeriksaan Fisik
(Usia, pola makan, riwayat (pengukuran TB dan BB, Evaluasi Laboratorium
pengobatan, riwayat funduskopi, tekanan (GDP, dan 2 jam setelah
komplikasi, dll) darah, rongga mulut, TTGO, HbA1c
tiroid, jantung, dll)

Penapisan komplikasi
(profil lipid, tes fungsi hati,
ginjal, tes urin rutin,
albumin urin, EKG, rontgen
thoraks, pemeriksaan kaki)
Tata laksana Khusus

Terapi
Edukasi Nutrisi
Medis

Jasmani Farmakologi
Tata laksana Khusus (Edukasi)

Materi edukasi tingkat awal Materi edukasi tingkat


• Pengertian DM, promosi prilaku lanjut
hidup sehat, pemantauan glukosa • Mengenal penyulit akut DM, tata
darah mandiri, tanda-tanda gejala laksana DM, pemeliharaan
hipoglikemia, pentingnya perawatan kaki
perawatan kaki
Tata laksana Khusus (Terapi Nutrisi Medis)
Pemanis
Alternatif Karbohidrat Kebutuhan kalori
Aman apabila 45-65% dr total
tidak melebihi asupan energi • Kebutuhan kalori basal (25-
Accepted daily
intake
30kal/kgBB ideal) + /-
berdasarkan beberapa faktor (
Lemak jenis kelamin, umur, aktivitas,
Serat
20-25% dr bb , dll)
±25g/1000kcal/
kebutuhan
hr
kalori • BBI (rumus Brocca) 90% x(TB -
100)x 1kg
Natrium
• BB normal: BB ± 10%, Kurus:
<3 g = I sendok Protein
teh garam <BBI – 10%, gemuk: >BBI +10%
dapur 10-20% total
asupan energi
Ht= 2,4 g
Tata laksana khusus (Jasmani)

Kegiatan jasmani yang dianjurkan adalah intensitas sedang (50 – 70% denyut nadi maksimal)
minimal 150 menit/minggu atau aerobik 75 menit/minggu. Dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan glukosa darah sebelum latihan jasmani. Apabila kadar glukosa darah <100 md/dL,
pasien harus mengkonsumsi karbohidrat terlebih dahulu dan bila >250 mg/dL dianjurkan untuk
menunda latihan jasmani
Tata laksana khusus (Farmakologis)
• Obat antihiperglikemik oral
• Obat antihiperglikemik suntikan (insulin, agonis GLP 1 , atau kombinasi
keduanya)
Obat Antihiperglikemik Oral
Obat Antihiperglikemik Suntikan
Insulin dibutuh dalam keadaan:
•HbA1c >9% dengan kondisi dekompensasi metabolik
•Penurunan BB yang cepat
•Hiperglikemik berat disertai ketosis
•Krisis hiperglikemia
•Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
•Stress berat
•DM gestasional
•Gangguan fungsi ginjal atau hati
•Alergi terhadap OHO
•Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
Obat Antihiperglikemik Suntikan
Agonis GLP 1:
•Bekerja pad sel beta sehingga terjadi peningkatan pelepasan insulin
•Mempunyai efek penurunan B, digunakan untuk indikasi menurunkan BB pada pasien DM
dengan obesitas
•Menghambat pelepasan glukagon
•Menghambat nafsu makan
•Obat: Liraglutide, Exanatide, Albiglutide, dan Lixisenatide
Target Pengendalian DM (PERKENI, 2015)
Komplikasi
Akut Kronik
Makroangiopati
Ketoasidosis
Metabolik Pembuluh darah : Jantung, darah tepi,
otak

Mikroangiopati
-Retinopati diabetik
Hipoglikemia -Nefropati Diabetik
- Neuropati Diabetik

Nonketotik
hiperglikemik
hiperosmolar
Prognosis

Risiko kematian penderita diabetes 4-5 kali lebih besar dibandingkan


nondiabetik dengan penyebab kematian 50% akibat penyakit jantung
koroner dan 30% akibat gagal ginjal
Kesimpulan

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak yang dihasilkan
dari ketidakseimbangan antara ketersediaan insulin dan kebutuhan insulin. Diagnosis diabetes
mellitus didasarkan pada tanda-tanda klinis penyakit ini, kadar glukosa darah puasa, pengukuran
glukosa plasma acak, dan hasil tes toleransi glukosa. Pengobatan diabetes meliputi diet,
olahraga, dan dalam banyak kasus, penggunaan agen antidiabetes.
Daftar Pustaka
[1] PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB PERKENI: 2015

[2] Arisman. Diabetes Mellitus. Dalam: Arisman, ed. Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC. 2011

[3] American Diabetes Association. Diagnosis and classification of diabetes melitus. Diabetes Care. 2018

[4] Tanato, C., Kayika, I. 2014. Diabetes Melitus Gestasional. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Edisi IV. Jakarta: Media Aesculapius. 2014. Hal: 158.

[5] Powers, AC. Diabetes Mellitus: Diagnosis, Classification, and Pathophysiology. Harrison’s Principles of Internal Medicine 19th Edition. McGraw-Hill Education. 2015.

[6] Price, Sylvia Anderson. Wilson, Lorraine McCarty. Patofisologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC. 2005. Hal: 886-888, 1

[7] Gibbs, Ronald S. Karlan, Beth Y. Haney, Arthur F. Nygaard, Ingrid E. Danforth's Obstetrics and Gynecology, 10th Edition. Lippincott Williams & Wilkins. 2008

[8] Soegondo, Sidartawan. Soewondo, Pradana. Subekti, Imam. 1995. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Cetakan kelima, 2005. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 1995. Hal:
8, 9, 10, 19, 20, 21, 22, 25, 34-41, 127, 128, 129, 161-168, 172, 173, 174, 175, 176, 177, 178, 253, 254, 255.

[9] Purnamasari, D. DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI DIABETES MELITUS. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. InternaPublishing. 2015.

[10] Gleadle, Jonathan. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2007. Hal: 138-139

[11] Boon, Nicholas A. Walker, Brian. Davidson’s Principles and Practice of Medicine. 20th Edition. Elsevier. 2006.

[12] Priatono, D., Sulistianingsih, DP. Diabetes Melitus. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Edisi IV. Jakarta: Media Aesculapius. 2014.

[13] Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2). Alih bahasa oleh Agung Waluyo (dkk). Jakarta:
EGC. 2002.

Anda mungkin juga menyukai