PIF: Proteolysis inducing factor, LMF: Lipid mobilizing factorSumber: Gordon, 2005.
Pada kaheksia kanker, keadaan lebih menyerupai yang terjadi pada sepsis atau trauma
multipel. Terapi kaheksia kanker tidak cukup hanya dengan terapi nutrisi oral dan parenteral,
tidak seperti pada kelaparan yang dengan mudah memberikan hasil positif dengan asupan
yang baik. Tabel: Perbedaan perubahan metabolisme yang terjadi pada kaheksia kanker
dengan kelaparan.
Turun Naik
Selera makan
Naik Turun
Resting energy expenditure
Ya Tidak
Respon fase akut
Turun Tetap
Otot skelet
Turun Turun
Jaringan adiposa
Naik Turun
Ukuran hati
Ya Tidak
Intoleransi glukosa
Patway
Cancer
Stomatis, f
sukunder
Tumor disfagia a
Sitokin inflamas Nausea k
i berlebih t
(TNF α,IL 1β,INF γ,IL-6) Dypsnea o
Diare r
Metabolisme supresipusat makan
abnormal
Nafsu makan
Defisiensi protein berkurang
Lipolysis Sintesis protein daya than mnrun
menurun keadaan umum Intake makanan dan
Loss of fat dan Kekurangan asam Lemah
Resiko infeksi
jaringan adipose amino
Cairan berkurang
Nutrisi kurng dari kbtuhan
Ketidak seimbangan cairan&elektrolit
Turgor kulit menurun produksi albumin
menurun
Aktivitas sehari-hari
Kerusakan intergritas kulit
Kelemahn fsik mnurn
Pengecilan otot Perubahan
Bentuk badan
Gngguan knsep diri
Menjadi kurus
2.5.Manifestasi Klinik
- Penurunan BB
- Kurus
- Penurunan nafsu makan
- Anoreksia
- Anemia
- Atrofi otot
- Kelemahan
2.6.Pemeriksaan Diagnostik
- Antropometrik
- Protein viseral
a. Albumin serum
b. Transferin
- Tes mikronutrien
- Tes yang menunjukkan kehilangan protein
a. Pemeriksaan keseimbangan nitrogen
- Ekskresi kreatinin 24 jam
2.7.Penatalaksanaan Medis
Terapi kondisi kaheksia pada pasien kanker meliputi: edukasi diet, intervensi nutrisi, terapi
obat, dan psikis.
- Terapi farmakologi:
Metoclopramide
Megestrol acetate
Corticosteroids
NSAIDS
Melatonin
Omega 3 fatty acids
Cyproheptadine
Dronabinol
- Terapi non farmakologi;
Nutrisi Oral
Nutrisi enteral
Nutrisi Parenteral
Konsultasi dengan ahli gizi dan psikiater
Edukasi kepada pasien
2.8.Asuhan Keperawatan
2.8.1.Pengkajian
a. Identitas: nama,umur ,jenis kelamin,suku,agama, alamat,diagnose medis dll
b.Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : penurunan BB lebih dari 10% dalam 6 bulan terakhir
2) Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan dari awitan masalah, keadaan yang memungkinkan hal tersebut
terjadi,manifestasinya serta pengobatan yang telah diterima. Misalnya,pasien mengeluh tidak
nafsu makan,berat badan menurun, ,kelemahan,dan fatigue. Kemudian dibawa ke rumah sakit
dan diberikan dokter obat penambah nafsu makan.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit waktu kecil
Pasien pernah mengalami anemia
Obat-obatan yang digunakan
Pasien tidak mengkonsumsi obat khusus, kecuali saat sakit dan atas resep dokter.
Tindakan operasi
Pasien tidak pernah melakukan operasi
4) Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga ibu pasien pernah mengalami gagal jantung
5) Riwayat kesehatan lingkungan
c. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : klien lemah,kurus,pucat,keringat dingin
Berat badan/tinggi badan :
Kesadaran : Normal
Tanda vital : Suhu = 37,7o C,
TD = 110/80mmHg
RR = 16x/mnt
Nadi = 58x/mnit
b. Head to toe :
1. Kepala: kulit kepala nampak kotor dan berbau.
2. Rambut: nampak kurang bersih.
3. Mata (penglihatan). konjungtiva anemis,
4. Hidung (penciuman): epistaksis, rhinoroe, peradangan mukosa dan polip..
5. Telinga (pendengaran).
6. Mulut dan gigi. Ada bau mulut, Lidah kotor dan magenta,adanya lesi pada dasar mulut
7. Leher.
8. Thoraks : penurunan turgor kulit pada area dada
9. Abdomen: bising usus 14 X/menit.
10. Repoduksi
11. Ekstremitas
Klien masih mampu duduk berdiri dan berjalan sedikit, tetapi cepat lelah..
12. Integumen.
Kulit keriput, pucat, akral hangat.
d. Pola Fungsional Gordon
Aktivitas
Gejala: Kelemahan dan atau keletihan.
Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya faktor-faktor
yang mempengaruhi tidur,misal ansietas dan berkeringat malam.
Tanda: Penurunan otot,penurunan toleransi aktivitas.
Eliminasi
Gejala: diare atau konstipasi
Tanda: Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
Feces mungkin lunak,keras,berlemak,atau warna seperti tanah liat.
Sirkulasi
Tanda: Diaforesis,takikardia,bradikardia
Integritas Ego
Gejala: Masalah tentang perubahan dalam penampilan misal, badan yang terlalu kurus.
Depresi
Tanda: Menarik diri
Makanan/cairan
Gejala: Kebiasaan diet buruk,anoreksia,mual,muntah.
Penurunan BB 10% atau leih dari BB dalam 6 bulan sebelumnya, masalah
menelan,mengunyah atau produksi saliva.
Berkurangnya massa otot,bising usus, lidah lembut,pucat,kotor.
Membran mukosa kering,pucat
Perubahan pada rasa makanan: anoreksia,mual/muntah
Tanda: perubahan pada kelembapan/turgor kulit
Keamanan
Gejala: Adanya program terapi radiasi (enteritis radiasi)
Tanda: Demam,ruam kulit, rambut mungkin rapuh,kasar.Kuku mungkin rapuh,tipis,datar, finger
clubbing
Pernafasan
Tanda: Bunyi napas, krekels ( defisiensi protein akibat perpindahan cairan)
Seksualitas
Tanda: Perubahan pada tingkat kepuasan.
Interaksi sosial
Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung.
e. Data penunjang
Penurunan albumin,
Pada pemeriksaan antropometri berat badan dibawah 90%, lingkar lengan di bawah 14 cm.
f. Terapi saat ini
Register
Home
News
CDK
CME
CPD
E-LIB
Products
MD.Calc
Kalbe Academia
Contact Us
Doctor News
Events
Kanker Kaheksia
1.Perubahan metabolik
Perubahan metabolik yang ditemukan pada kaheksia lebih menyerupai pada infeksi
dibandingkan kelaparan. Pada kaheksia, terdapat peningkatan katabolisme protein
otot sehingga menyebabkan penurunan massa otot. Selain itu, timbul penurunan
jaringan lemak karena lipolisis yang diperantarai LMF (Lipid Mobilizing Factor) dan
zinc-alpha-2 glycoprotein yang memiliki efek lipolitik. Sebagian besar tumor solid
menghasilkan laktat yang diubah kembali menjadi glukosa dalam hati (siklus Cori).
2.Faktor tumor
Sel-sel tumor menghasilkan faktor proinflamasi dan procachectic (LMF dan
PIF/Proteolysis Inducing Factor) yang menstimulasi respons inflamasi.
3.Faktor host-tumor
Sitokin proinflamasi yang dihasilkan sel tumor yaitu TNF-α, IL-1, dan IL-6
memperantarai proses kaheksia. TNF-α dan PIF meningkatkan degradasi protein
dan menurunkan sintesis protein.
4.Faktor host
Perubahan sistemik sebagai respons terhadap inflamasi ditandai dengan respons
fase akut. Meningkatnya respons protein fase akut dijumpai sampai 50% dari pasien
dengan kanker solid dan hal ini berkaitan dengan hipermetabolisme. CRP (C
Reactive Protein) merupakan metode yang sering dipakai untuk mengetahui
besarnya respons inflamasi sistemik. Faktor neuroendokrin tampaknya terganggu
pada keadaan kanker sehingga menyebabkan resistensi insulin, menurunnya
aktivitas anabolik, dan meningkatnya cortisol. Gangguan ini mungkin diperantarai
oleh respons inflamasi sistemik terkait kanker.
Cara terbaik untuk mengatasi kanker kaheksia adalah terapi pada kankernya, tetapi
sayangnya hal ini masih jarang tercapai pada pasien dewasa dengan tumor solid
stadium lanjut. Pilihan terapi yang kemudian diberikan yaitu meningkatkan asupan
makanan dan menghambat muscle wasting dan fat wasting dengan intervensi jalur
metabolik. Yang juga perlu dilakukan adalah mengidentifikasi penyebab menurunnya
asupan makanan seperti mual dan muntah terkait terapi, mukositis oral, dan
sumbatan saluran cerna serta memberikan intervensi paliatif yang sesuai. Terapi
yang diberikan ditujukan pada perbaikan kualitas hidup dan untuk beberapa pasien
berarti perbaikan nafsu makan dan asupan makanan.
Terapi lain yang pernah dilaporkan tetapi merupakan uji klinik kecil dan masih diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk menentukan efikasinya antara lain:
Di antara terapi-terapi yang disebutkan, sampai sejauh ini yang paling sering dipakai adalah
megestrol acetate dan setidaknya 15 RCT (dengan dosis berkisar 160-1600 mg/hari)
menunjukkan perbaikan nafsu makan dibandingkan plasebo. Cochrane melaporkan terdapat
perbaikan kenaikan berat badan dan nafsu makan pada pasien kanker. Namun, pada
sebagian besar trial, tidak dijumpai perbaikan kualitas hidup. Untuk corticosteroid, yang
dipakai antara lain prednisolone 15 mg/hari, dexamethasone 3-6 mg/hari, dan
methylprednisolone 125 mg/hari. Pemanjangan terapi dengan corticosteroid menyebabkan
kelemahan, delirium, osteoporosis, dan imunosupresi. Umumnya corticosteroid digunakan
dalam periode waktu yang singkat.
Image: Ilustrasi
Referensi:
1.Donohoe CL, Ryan AM, Reynolds JV. Cancer cahexia: Mecahnisms and clinical
implications. Gastroenterology Research and Practice 2011 doi:
10.1155/2011/601434.
2.Topkan E, Yavuz AA, Ozyilkan O. Cancer cachexia: Pathophysiologic aspects and
treatment options. Asia Pacific J Cancer Prev. 2007;8:445-51.
3.Inui A. Cancer anorexia-cachexia syndrome: Current issues in research and
management. CA Cancer J Clin. 2002;52:72-91.
4.Couch M, Lai V, Cannon T, Guttridge D, Zanation A, George J, et al. Cancer
cachexia syndrome in head and neck cancer patients: Part I. diagnosis, impact on
quality of life and survival, and treatment. Head Neck 2007;29:401-11.
5.Desport JC, Gory-Delabaere G, Blanc-Vincent MP, Bachmann P, Beal J,
Benamouzig R, et al. Practice guideline: Standards, options and recommendations
for the use of appetite stimulants in oncology (2000). Br J Cancer 2003;89:S98-100.
6.Kardinal CG, Loprinzi CL, Schaid DJ, Hass AC, Dose AM, Athmann LM, et al. A
controlled trial of cyproheptadine in cancer patients with anorexia and/or cachexia.
Cancer 1990;65(12):2657-62.