Vertigo/dizziness
Propiosep
Otak tif
Visu
al
Vestibul
Anamnesis
1. Bentuk serangan
2. Sifat serangan, intensitas
3. Pencetus
4. Gejala otonom
5. Gangguan pendengaran
6. Defisit neurologis
7. Riwayat penyakit dahulu
8. Riwayat pengobatan
ANAMNESIS
1. Bentuk Serangan
• Bentuk serangan sangat penting ditanyakan untuk
membedakan keempat tipe dizziness
• Apakah kualitas serangan berupa:
• Pusing berputar (vertigo vestibular)
• Rasa seperti melayang, bergoyang, rasa hilang
keseimbangan
• Rasa seperti hendak pingsan
ANAMNESIS
2. Sifat serangan, intensitas
• Harus dibedakan episodenya:
• Terus menerus (kontinu): ≥ 24 jam
• Hilang-timbul (episodik): < 24 jam
• Intensitas serangan: ringan atau berat
ANAMNESIS
3. Pencetus
• Perubahan posisi atau gerakan kepala
• Keramaian, ortostatik, suara
ANAMNESIS
4. Gejala otonom
• Mual, muntah, keringat dingin
ANAMNESIS
5. Gangguan pendengaran
• Tuli atau tinnitus
ANAMNESIS
6. Defisit neurologis
• Hemihipestesi
• Baal wajah satu sisi
• Perioral numbness
• Disfagia
• Hemiparesis
• Diplopia
• Ataksia serebelar, dll.
ANAMNESIS
7. Riwayat penyakit dahulu
• Diabetes mellitus
• Hipertensi
• Kelainan jantung, dll.
ANAMNESIS
8. Riwayat pengobatan
• Obat-obatan yang menimbulkan gejala vertigo:
streptomisin, gentamisin, kemoterapi
• Tindakan tertentu: temporal bone surgery,
transtymphanal treatment
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan neurologis umum
3. Pemeriksaan neuro-otologi khusus
• Nistagmus
• Romberg
• Tandem gait
• Tes Fukuda
• Tes Past Pointing
PEMERIKSAAN NEURO-OTOLOGI
1. Nistagmus
• Nistagmus merupakan tanda objektif pada kasus
vertigo
• Pelaporan nistagmus dilakukan berdasarkan
komponen cepat, sedangkan lokasi lesi sesuai
dengan komponen lambat dari nystagmus
• Pemeriksaan:
• Nistagmus spontan: pemeriksa mengamati saat pasien
melihat ke depan
• Tes nistagmus: pemeriksa meminta mata pasien
mengikuti gerakan jari ke kiri dan kanan sejauh 30°, atas
dan bawah
PEMERIKSAAN NEURO-OTOLOGI
1. Nistagmus
• Tes provokasi nistagmus:
• Head shaking nystagmus (HSN)
• Manuver Dix-Hallpike
• Pasien duduk di tempat
tidur, kemudian
pemeriksa merotasikan
45° kepala pasien 45° ke sisi
kanan atau kiri