Disampaikan oleh :
Merry Sri Widyanti K
Everet S. Leo
• migrasi dalam arti luas adalah perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi permanen.
• Tidak ada pembatasan baik pada jarak perpindahan
• Bersifat sukarela atau terpaksa.
• Jadi migrasi adalah gerakan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan ada niatan menetap di daerah tujuan
Shryock and Siegel
• adalah suatu bentuk mobilitas geografi atau mobilitas keruangan
• yang menyangkut perubahan tempat kediaman
• secara permanent antar unit-unit geografi tertentu
Standing and Mantra
• Migrasi merupakan perubahan tempat tinggal
• yang melampaui batas-batas wilayah yang telah ditetapkan
• dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan.
Todaro
• fenomena ekonomi yang rasional.
• bahwa migrasi berkembang karena perbedaan antar pendapatan yang diharapkan dan yang terjadi di pedesaan dan di perkotaan.
• memperhatikan berbagai kesempatan kerja yang tersedia bagi mereka
• Manfaat-manfaat yang diharapakan dietntukan oleh perbedaan-perbedaan nyata antara kerja di desa dan di kota
BPS
• Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk.
• Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain
Migrasi dan Urbanisasi (2)
URBANISASI (Tjiptoheriyanto, 1999)
Adalah proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan (urban area). Perkotaan (urban area)
tidak sama dengan kota (city). Yang dimaksud dengan perkotaan (urban) adalah daerah atau
wilayah yang memenuhi 3 persyaratan:
1. Kepadatan penduduk >= 500 orang per km2
2. Jumlah rumah tangga yang bekerja di sektor pertanian <= 25 %
3. Memiliki >= 8 fasilitas perkotaan
Sumber :
Adioetomo & Pardede (2018), Memetik Bonus Demografi, diolah dari Bappenas, , BPS, dan UNFPA
Perkembangan dan Permasalahan Urbanisasi (3)
Sumber :
Adioetomo & Pardede (2018), Memetik Bonus Demografi, diolah dari Bappenas, , BPS, dan UNFPA
Tingginya kepadatan penduduk di Pulau Jawa menunjukkan terjadinya first city bias (Todaro & Smith,
2011) :
a. Kota-kota utama menerima investasi publik dan insentif investasi swasta yang besar yang tidak
proporsional dibandingkan dengan kota-kota bukan kota utama.
c. Contohnya : Jakarta Pusat kepadatan penduduknya 18.882,80 jiwa per kilometer persegi (BPS
Provinsi DKI Jakarta, 2012), sedangkan Medan kepadatannya 8.008 jiwa per kilometer persegi (BPS
Provinsi Sumatra Utara, 2012) jadi rasio antara Jakarta Pusat dengan Medan 2,36
Di perkotaan yang sangat padat penduduknya, harga tanah menjadi sangat tinggi sehingga
berpengaruh pada biaya produksi perusahaan., masalah kemacetan lalu lintas menyebabkan
inefisiensi
Proses urbanisasi yang terjadi di Indonesia ditandai dengan peningkatan daerah padat dan kumuh
serta penurunan kualitas lingkungan
Perkembangan dan Permasalahan Urbanisasi (5)
22.5
16.8
7.1
4.1 3.3 3.6
1.6 2.5
1.2 0.6
15-24 tahun 25-34 tahun 35-44 tahun 45-54 tahun 55-64 tahun
Rendahnya penyerapan tenaga kerja muda di pasar kerja perkotaan , terbatasnya kesempatan kerja
dan besarnya pasokan pekerja muda akan menyebabkan pengangguran muda.
Salah satu gejala tidak terakomodasinya potensi tenaga kerja muda adalah meningkatnya perilaku
menyimpang di kalangan muda seperti penyalahgunaan narkoba dan meningkatnya kejahatan.
Tahun 1998 40% pasien muda 20-24 tahun yang dirawat inap mempunyai masalah dengan narkoba
Penyalahgunaan narkoba tahun 2011 pada usia 10-59 tahun 3,8 juta atau 2,2% dari total penduduk
Indonesia (PPK_UI dan Badan Narkotika Nasional, 2004)
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Migrasi (1)
Menurut Lee (1966)
1.faktor yang terdapat didaerah asal,
2. faktor yang terdapat ditempat tujuan,
3. rintangan yang menghambat,
4. faktor pribadi.
Disetiap tempat asal ataupun tujuan, ada sejumlah faktor positif yang menahan orang untuk kerap tinggal di
daerah itu dan bahkan menarik orang keluar untuk pindah ke tempat tersebut.
Sebaliknya, ada sejumlah faktor negatif yang mendorong orang untuk pindah dari suatu tempat dan
sejumlah faktor netral yang tidak menjadi masalah dalam keputusan untuk migrasi.
Keputusan bermigrasi merupakan sesuatu yang digerakkan oleh alasan/motif migrasi. Suatu keputusan
migrasi dibuat dengan mempertimbangkan faktor-faktor penghalang sebelum melakukan migrasi.
Rashid (2010), keputusan migrasi sebagian besar dilakukan karena faktor pendorong dari daerah asal, dan
pemilihan tujuan tempat migrasi dipengaruhi oleh faktor penarik dari daerah tujuan.
Nugroho (2006:35, mengutip Connel dalam Effendi 1989) melihat bahwa hubungan migran dengan desa
asal di negara-negara berkembang dikenal sangat erat, sehingga menjadi salah satu ciri fenomena migrasi
yang diwujudkan dengan pengiriman uang, barang-barang, bahkan ide-ide pembangunan di daerah asal.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Migrasi (2)
Media Sosial dan Dampaknya (1)
Media Sosial
Media online yang mendukung adanya interaksi sosial, media sosial menggunakan teknologi berbasis web
yang mengubah suatu komunikasi ke dalam dialog interaktif
Karakteristik :
• Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang
contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
• Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
• Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya
• Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi
• Media sosial merupakan alat promosi bisnis yang efektif karena dapat diakses oleh siapa saja, sehingga
jaringan promosi bisa lebih luas.
• Media sosial menjadi bagian yang sangat diperlukan oleh pemasaran bagi banyak perusahaan dan
merupakan salah satu cara terbaik untuk menjangkau pelanggan dan klien.
• Media sosial sperti blog, facebook, twitter, dan youtube memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan
dan lebih cepat dari media konvensional seperti media cetak dan iklan TV, brosur dan selebaran.
Media Sosial dan Dampaknya (2)
Walaupun media sosial utamanya merupakan sarana hiburan, faktanya tidak sedikit pula masalah yang dihasilkan.
Spam:
• adanya sosial media membuat mudah para spammer di dunia maya untuk membanjiri netizen dengan konten spam.
• Distributor spam tersebut bisa berupa akun yang dikelola oleh orang secara langsung ataupun oleh bot. .
Cyberbullying:
• Dengan mayoritas pengguna generasi muda dan anak-anak, media sosial menjadi sangat rentan untuk menjadi ajang
“ikut-ikutan”.
• Sayangnya, tidak sedikit aksi demam tersebut berujung pada aksi untuk mendiskreditkan seseorang.
• Hal ini tentu bisa berakibat fatal bagi korban atau target bully yang bisa jadi sasaran dan konsumsi jutaan orang di
dunia maya.
Mood/Suasana Hati
• ada 2014, peneliti di Austria menemukan bahwa mood atau suasana hati para responden mereka lebih
rendah setelah menggunakan Facebook selama 20 menit dibandingkan mereka yang hanya berselancar di
internet
• Suasana hati yang baik atau buruk juga menyebar antar orang di media sosial, menurut peneliti dari
Universitas California, yang menilai konten emosional dari lebih satu milliar unggahan status dari lebih
100 juta pengguna Facebook antara 2009 dan 2012.
• peneliti menemukan bahwa satu unggahan negatif seseorang di kota yang sering diguyur hujan
mempengaruhi 1,3 postingan negatif lainnya dari handai taulan yang tinggal di kota yang panas.
Kecemasan
• Para peneliti mengkaji kecemasan yang disebabkan media sosial, ditandai dengan perasaan gelisah dan
khawatir, dan susah tidur dan berkonsentrasi.
• Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Computers and Human Behaviour menemukan bahwa
orang-orang yang menggunakan tujuh atau lebih jenis media sosial bisa menderita tiga kali atau lebih
gejala kecemasan dibandingkan mereka yang hanya menggunakan 0-2 media sosial.
Karakteristik Pendatang (migran seumur hidup)di DKI Jakarta (1)
Jumlah Anggota Rumah Tangga
82
70 68 68 69.7
60.7
36
29.3 30.7 31.3 29.1
18
Jak Sel Jak Tim Kak Pus Jak Bar Jak Ut TOTAL
65.8
Sumber : 63.7
58.3
LD-FEBUI dan BAPPEDA DKI Jakarta , 55
57.5
10
7.1 5.1
7.7
2.7 2.6 2.3 2.50.8 0.8 4.2 2.5 2.3
4.7
2.5
00.9 0 00.8 0 0.8 0.8 0.7
Jak Sel Jak Tim Jak Pus Jak Bar Jak Ut Total
57.4
Status pekerjaan 57.9
Migran Seumur Hidup
60.0 52.6 52.2
46.1 48.2
50.0 41.1
34.8 32.7 33.5
40.0 30.9
26.6
30.0
20.0 9.6 8.2
5.2 4.6
10.0 - 0.9
-
Jak Sel Jak Tim Jak Pus Jak Bar Jak Ut Total
Berusaha Sendiri Berusaha dibantu buruh tidak tetap Berusaha dibantu buruh tetap
Buruh/karyawan/pegawai Pekerja bebas pertanian Pekerja bebas non pertanian
Pekerja keluarga atau tidak dibayar
49.1
45.3 45.7 43.9
50.0 40.7 42.0
36.3 37.5 37.2 34.7
40.0 33.6
25.5
30.0 17.9
20.0 13.2 12.5 13.6 13.1
9.9 10.6
2.7 2.7 1.9 3.2 4.5
10.0
-
Jak Sel Jak Tim Jak Pus Jak Bar Jak Ut Total
< Rp.500,- Rp.501.000,- s/d Rp.2.500.000,- Rp. 2500.001,- s/d Rp.5 000.000,-
Rp.5.000.001,- s/d Rp.7.500.000,- >Rp.7.500.000,-
Sumber :
LD-FEBUI dan BAPPEDA DKI Jakarta , Survei Kajian Pola Mobilitas
Penduduk DKI Jakarta 2014
Karakteristik Pendatang di DKI Jakarta (3)
58.4
53.4 53 52.8
45.2 46.5 46.349
37.6 38.2
13.3
8.1
0 0 1.4 1.3 0 0 0 0.7 0 0.70 22.70 0.72.30.4
Jak Sel Jak Tim Jak Pus Jak Bar Jak Ut Total
25.1
8.9
5.6 5.8
4.7
3.2
1.3 1.8
0.2 0.3 0.4 1.1 0.2 0.8 0.2 0.1 0.3 0.4 0.6 0.5 0.2
i
c eh tara arat iau mb tan kulu ung arat gah arta mur ten NTB NTT arat tan tara gah tan talo luku
A R Ja Sela ng mp a B Ten yak Ti B a n a a
a
U rB
e a n
B
Sel si U Ten Sel ron Ma
r a a
at at tra B L w a g
Ja aw I Yo Jaw
a
nt tan awe es
i
es
i Go
m m a J a n l w w
Su Su m D lim ima Su Sula Sula
Su Ka l
Ka
Sumber :
LD-FEBUI dan BAPPEDA DKI Jakarta , Survei Kajian Pola Mobilitas
Penduduk DKI Jakarta 2014
Karakteristik Pendatang di DKI Jakarta (7)
Pendidikan Yang Ditamatkan Migran Seumur Hidup
46.5
Jak Sel Jak Tim Jak Pus Jak Bar Jak Ut Total
Belum/Tidak sekolah Belum/Tidak Tamat SD SD/MI/Sederajat
SMP/MTs/Sederajat SMA/MA/Sederajat Akademi/Perg.Tinggi
Jak Sel Jak Tim Jak Pus Jak Bar Jak Ut total
4% 0% 1% Pekerjaan
18% Mencari Pekerjaan
Pendidikan
Perubahan Status
Perkawinan
42% Ikut suami/istri/anak
29% Ikut Saudara
Kandung/Kerabat
Perumahan
5% Lainnya
1%
2% 1% 2% Pekerjaan
22% Mencari Pekerjaan
Sumber : Pendidikan
LD-FEBUI dan BAPPEDA DKI Jakarta, Survei Kajian Perubahan Status
Pola Mobilitas Penduduk DKI Jakarta 2014 Perkawinan
13% Ikut suami/istri/anak
53% Ikut Saudara
Kandung/Kerabat
6%
Perumahan
1% Lainnya
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (1)
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang paling banyak dan terus berkembang di DKI
Jakarta adalah PMKS jalanan.
PMKS jalanan merupakan PMKS yang harus segera ditangani karena akan berakibat pada
penyimpangan norma sosial, agama, budaya, ketertiban, keamanan, kesehatan dan lain –
lainnya.
jumlah PMKS jalanan yang paling banyak hingga Oktober 2014 adalah Gelandangan dengan
jumlah 2.918 orang dan Pengemis 1.999 orang.
Gelandangan dan Pengemis merupakan jenis PMKS yang paling sering diidentikkan dengan
kemiskinan. Berbagai program dan kebijakan telah dilakukan pemerintah untuk membantu
gelandangan dan pengemis dalam memulihkan keberfungsian sosialnya. Baik itu program
preventif, represif maupun kuratif dalam sistem panti maupun nonpanti
Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta menunjukkan, hingga Mei 2019, sejumlah panti sosial sudah
kelebihan orang.
Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Jakarta Timur, menangani 556 warga binaan sosial.
Padahal, kapasitas hanya untuk 500 orang.
Di Sasana Bina Insan Cengkareng, Jakarta Barat, yang juga menangani PMKS jalanan, jumlah
warga binaan sosial yang ditangani 390 orang. Angka itu lebih dari kapasitas yang seharusnya
untuk 350 orang.
Penutup
Pemerataan ekonomi seharusnya bukan hanya tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta, tetapi juga
pemerintah daerah.
Pemerintah daerah mendapat dana desa yang bisa dimaksimalkan untuk pemberdayaan
masyarakat.
Dampak yang timbul dari pendatang tanpa memiliki kompetensi bisa membuat mereka
melakukan segala cara untuk bertahan hidup.
Sejumlah pendatang baru tanpa keahlian juga rentan menambah permasalahan PMKS.
Mereka sewaktu-waktu akan dijangkau petugas Dinsos dan dimasukan ke panti sosial.
Sementara itu, panti sosial memiliki daya tampung yang terbatas.
Dalam menangani PMKS yang berasal dari luar Jakarta, DKI Jakarta harus bekerja sama dengan
Dinsos daerah asal PMKS untuk pemulangan PMKS ke daerah asalnya.
Meneruskan Program Mitra Praja Utama yang melibatkan tujuh provinsi, yakni Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Bali, dan Lampung.
TERIMAKASIH
TERIMA KASIH
MOHON MAAF ATAS KEKURANGAN PAPARAN INI