Anda di halaman 1dari 35

WABAH DAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

 Oleh : Kelompok 5
Kelompok 5

1
FEBYANTI MELLINIA
4
I GUSTI AYU MIRA M.
P07134019106 P07134019130

2 05
YOSEFA SASTRIANI A.A.NGR.DWI TISNA ADI
P07134019111 P07134019146

3
I MADE ADI HARIANTHO W.
P07134019127

2
STUDY
LITERATUR

1. Epidemiologi Kebidanan, Edisi 2.


Penulis : Johan Harlan

2. Pedoman Penyelenggara Sistem Surveilans


Epidemiologi Kesehatan.
Penerbit : Kepmenkes RI Nomor
1116/MENKES/VIII/2003

3. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan : Kesehatan


Masyarakat.
Penerbit : BPPSDMK

4. Bahan Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat.


Penulis : Henny Juaria, S.KM., M.Kes

3
WABAH
PENGERTIAN WABAH

Menurut Gunadarma (2008)

Wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim.
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbul/meningkatnya kejadian moralitas/mobilitas yang bermakna secara
epidemiologi pada suatu daerah dalam periode tertentu
Dengan pengertian di atas dikehendaki agar dapat segera ditetapkan apabila ditemukan suatu penyakit yang dapat
menimbulkan suatu wabah, walaupun penyakit tersebut belum menjalar dan belum menimbulkan malapetaka
dalam masyarakat
 Daftar penyakit yang dapat menimbulkan wabah di Indonesia menurut undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku

Data yang disajikan dalam tabel menunjukkan adanya wabah kolera selama bulan september 1854 di Golden Square,London . Tampak jumlah kasus
pada paruh pertama bulan september mengalami peningkatan yang nyata dibandingkan dengan jumlah kasus selama paruh kedua bulan Agustus
maupun bulan agustus maupun paruh kedua bulan September.
 
BENTUK WABAH
 Yang dimaksudkan dengan wabah dalam pengertian oleh DepKes RI hampir selalu adalah wabah penyakit menular. Menurut cara transmisinya wabah
dibedakan atas

 Wabah dengan penyebaran melalui media umum (common vehicle epidemics)

a. Ingesti bersama makanan atau minuman, misalnya Salmonellosis


b. Inhalasi bersama udara pernapasan, misalnya demam Q (di laboratorium)
c. Inokulasi melalui intravena atau subkutan, misalnya heptitis serum

 Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial pejamu ke pejamu

a. Pejamu melalui rute pernapasan (campak), rute analoral (shigellosis) rute genitalia
(sifilis) dan sebagiannya.
b. Penularan melalui debu.
c. Penjalaran melalui vektor (serangga dan antropoda).
PENANGGULANGAN WABAH
 Upaya penanggulangan wabah meliputi :

 1. Penyelidikan epidemiologis dengan tujuan


Penyelidikan epidemiologis dilaksanakan dengan kegiatan :
a. Mengetahui sebab-sebab penyakit wabah 1. Pengumpulan data morbiditas dan moralitas penduduk
b. Menentukan faktor penyebab timbulnya wabah 2. Pemeriksaan klinis fisik laboratorium dan penegakan diagnosis
c. Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam terkena wabah 3. Pengamatan terhadap penduduk, pemeriksaan terhadap makhluk hidup
dan benda benda yang ada di suatu wilayah yang diduga mengandung
d. Menentukan cara penanggulangan penyakit wabah.

 2. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita, termasuk tindakan


karantina, dilakukan dengan tujuan :
a. Memberikan pertolongan medis kepada penderita agar sembuh dan mencegah agar
mereka tidak menjadi sumber penularan
b. Menemukan dan mengobati orang dan tampaknya sehat, tetapi mengandung penyebab
penyakit sehingga secara potensial dapat menularkan penykit (carier)
PENANGGULANGAN WABAH
 Upaya penanggulangan wabah meliputi :
 3. Pencegahan dan pengebalan yaitu tindakan tindakan yang dilakukan untuk memberi perlindungan kepada orang orang
yang belum sakit tetapi mempunyai risiko terkena penyakit.
4. Pemusnahan penyebab penyakit, dilakukan terhadap :

a. Bibit penyakit/kuman
b. Hewan/ tumbuh”an dan atau benda yang mengandung penyebab penyakit

 5. Penanganan jenazah akibat wabah. Penanganan jenazah yang kematiannya disebabkan oleh
oenyakit yang menimbulkan wabah atau jenazah yang merupakan sumber penyakit. Penanganan
ini meliputi :

a. Pemeriksaan jenazah oleh pejabat kesehatan


b. Perlakuan terhadap jenazah dan sterilisasi bahan bahan dan alat yang digunakan dalam
penanganan jenazah.
PENANGGULANGAN WABAH
 Upaya penanggulangan wabah meliputi :
 6. Penyuluhan kepadan masyarakat yaitu kegiatan komunikasi yang bersifat persuasif edukatif tentng penyakit yang
menimbulkan wabah sehingga dapat melindungi diri dari penyakit tersebut.
7. Upaya penanggulangan lainnya yaitu tindakan khusus untuk masing-masing penyakit yang dilakukan dalam rangka
penanggulangan wabah

 Tujuan pokok penanggulangan wabah :

1. Berusaha memperkecil angka kematian akibat


wabah dengan pengobatan
2. Membatasi penularan dan penyebaran penyakit agar
penderita tidak bertambah banyak.
KARANTINA

 Karantina adalah isolasi orang atau hewan yang terjangkit penykit untuk
mencegah penjalaran penyakit lebih lanjut.
 Tindakan karantina adalah tindakan terhadap kapal dan pesawat udara
beserta isinya dan daerah pelabuhan untuk mencegah terjangkitnya
penyakit karantina. Penderita penyakit karantina harus diisolasi yaitu suatu
pengasingan seseorang atau beberapa orang dalam suatu pengasingan
dalam suatu stasiun karantina, rumah sakit, atau tempat lain oleh dokter
pelabuhan untuk mencegah penularan penyakit.
 
TUJUAN KARANTINA
 Tujuan karantina adalah menolak dan mencegah masuk keluarnya penykit karantina dengan
sarana angkutan darat, laut dan udara
Suatu pelabuhan dan atau wilayah dinyatakan terjangkit penyakit karantina apabila pada pelabuhan dan atau wilayah itu terdapat

Binatang yang bertulang punggung dan mengandung virus demam


1 kuning yang aktif.

2 Wabah tikus bercak wabah atau demam kuning

3 Tikus berpenyakit pes di darat , di kapal, dan perlengkapn


pelabuhan.

4 Seorang penderita penykit karantina yang bukan berasal dari luar pelabuhan atau wilayah itu.

6
Peraturan Kesehatan Internasional

Peraturan sanitasi internasional


(international sanitary regulations)
pertamakali diberlakukan oleh
WHO pda tahun 1951. Pada tahun
1969 peraturan sanitasi
international diganti namanya
menjadi peraturan kesehatan
internatinal dan mengalami
beberapa kali modifikasi (terakhir
tahun 2005) penyakit yang harus
dilaporkan apabila terdeteksi oleh
sistem surveilans nasional adalah :
SURVEILANS
EPIDEMIOLOGI
PENGERTIAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

16

 Menurut WHO dalam buku BPPSDMK Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan Tahun 2016
yang berjudul Kesehatan Masyarakat dan Kepmenkes RI No.1116 tahun 2003 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan menyebutkan
surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interprestasi data secara
sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada Unit yang membutuhkan
untuk diambil tindakan

 Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus


menerus terhadap penyakit atau masalahmasalah kesehatan dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan
data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan (Kepmenkes RI No.1116 tahun 2003).
The Power of PowerPoint – http://thepopp.com
PENGERTIAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

17

 Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur penyelenggaraan surveilans


epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit penyelenggara surveilans dengan
laboratorium, sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan penyelenggara
program kesehatan, meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi antar wilayah
Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat (Kepmenkes RI No.1116 tahun 2003)

The Power of PowerPoint – http://thepopp.com


TUJUAN SURVEILANS

Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi


1 dini outbreak
 BPPSDMK Modul Bahan Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease
Ajar Cetak Kebidanan Tahun 2 burden) pada populasi

2016 menyebutkan surveilans


Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan,
bertujuan memberikan 3 implementasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan
informasi tepat waktu tentang
masalah kesehatan populasi, 4
Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan

sehingga penyakit dan faktor


Mengidentifikasi kebutuhan riset (Last, 2001; Giesecke, 2002; JHU,
risiko dapat dideteksi dini 5 2002)
dan dapat dilakukan respons
pelayanan kesehatan dengan Memonitor kecenderungan (trends) penyakit
6
lebih efektif.
Add Image

 KEGUNAAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Mengetahui gambaran epidemiologi


Menetapkan prioritas masalah kesehatan
masalah kesehatan atau penyakit

Untuk kewaspadaan dini terjadinya


Mengetahui cakupan pelayanan Kejadian Luar Biasa (KLB)

Untuk memantau dan menilai program


(BPPSDMK, 2016
20 RUANG LINGKUP SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
 - Pelaksanaan Penelitian -
 Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit menular dan faktor risiko untuk
mendukung upaya pemberantasan penyakit menular

 Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular


Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak
menular dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan
penyakit menular

 Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan Dan


Perilaku analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan
Merupakan
faktor risiko untuk mendukung program penyehatan lingkungan

The Power of PowerPoint – http://thepopp.com


RUANG LINGKUP SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

21
 - Pelaksanaan Penelitian -

 Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan


Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan faktor risiko
untuk mendukung program-program kesehatan tertentu

 Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan


dan faktor risiko untuk mendukung program kesehatan matra. (BPPSDMK,
2016).

The Power of PowerPoint – http://thepopp.com


JENIS-JENIS SURVEILANS

22
Menurut BPPSDMK (2016)Penelitian
 - Pelaksanaan & Juaria (2016)
- jenis-jenis surveilans dikenal dengan :
 Surveilans Individu
Surveilans individu (individual surveillance) mendeteksi dan memonitor individuindividu yang
mengalami kontak dengan penyakit serius, misalnya pes, cacar, tuberkulosis, tifus, demam kuning,
sifilis
 Surveilans Penyakit
Surveilans penyakit (disease surveillance) melakukan pengawasan terus-
menerus terhadap distribusi dan kecenderungan insidensi penyakit, melalui
pengumpulan sistematis, konsolidasi, evaluasi terhadap laporan-laporan
penyakit dan kematian, serta data relevan lainnya. Jadi fokus perhatian
surveilans penyakit adalah penyakit, bukan individu.

 Surveilans Sindromik
Syndromic surveillance (multiple disease surveillance) melakukan
pengawasan terus-menerus terhadap sindroma (kumpulan gejala) penyakit,
bukan masing-masing penyakit
The Power of PowerPoint – http://thepopp.com
JENIS-JENIS SURVEILANS

23
Menurut BPPSDMK (2016)Penelitian
 - Pelaksanaan & Juaria (2016)
- jenis-jenis surveilans dikenal dengan :

 Surveilans Berbasis Laboratorium


Surveilans berbasis laboartorium digunakan untuk mendeteksi dan menonitor penyakit infeksi

 Surveilans Terpadu
Surveilans terpadu (integrated surveillance) menata dan memadukan semua
kegiatan surveilans di suatu wilayah yurisdiksi
(negara/provinsi/kabupaten/kota) sebagai sebuah pelayanan publik
bersama

 Surveilans Kesehatan Masyarakat Global


Perdagangan dan perjalanan internasional di abad modern, migrasi manusia
dan binatang serta organisme, memudahkan transmisi penyakit infeksi
lintas negara

The Power of PowerPoint – http://thepopp.com


KEGIATAN EPIDEMIOLOGI SURVEILANS

 Laporan rutin kasus penyakit tertentu, baik penyakit menular maupun penyakit tidak
1 menular, atau berbagai kejadiaan yang berhubungan dengan kesehatan secara umum

 Menurut Juaria (2016) Untuk  Pencatatan dan pelaporan khusus kajian tertentu dalam masyarakat yang biasanya
2
mencapai masing- masing terbatas pada berbagai kejadian yang mungkin mempunyai potensi mewabah
tujuan tersebut di atas maka
 Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan jenis penyakit yang wajib
dapatlah dikembangkan
3 dilaporkan.
berbagai bentuk kegiatan
epidemiologi surveilans.
Bentuk kegiatan tersebut dapat 4  Surveilans ekologi dan lingkungan
bersifat rutin dan dapat pula
bersifat kegiatan khusus
 Bentuk kegiatan yang bersifat 5
 Pengamatan dan mengawasan pemakaian zat tertentu seperti insektisida , vaksin,
obat-obat yang bersifat keras dan zat lainnya yang dianggap berbahaya
rutin meliputi berbagai kegiatan
berikut ini :
 Pencatatan dan pelaporan peristiwa vital yang meliputi kelahiran,
6
perkawinan, perceraian dan kematiaan
KEGIATAN EPIDEMIOLOGI SURVEILANS

25 Selain itu dikenal pula pelaksanaan epidemiologi surveilans yang bersifat kegiatan
 - dan
khusus Pelaksanaan
dilakukan padaPenelitian - atau secara periodik dengan selang
batas waktu tertentu
waktu tertentu

 Pelaksanaan survei berkala untuk berbagai hal tertentu seperti status kesehatan masyarakat melalui
survei kesehatan rumah tangga, berbagai jenis survei epidemiologis penyakit tertentu (umpamanya
HIV)dalam masyarakat

 Pengamatan khusus terhadap kejadian luar biasa atau wabah serta


penalitian aktif penyakit tertentu

 Pengamatan khusus oleh dokter praktis swasta, pengamatan di klinik- klinik


swasta dan lain-lain (umpamanya penyakit menular seksual)

The Power of PowerPoint – http://thepopp.com


MEKANISME KERJA KEGIATAN EPIDEMIOLOGI SURVEILANS

 Identifikasi kasus dan masalah kesehatan serta informasi terkait lainnya


 Perekaman, pelaporan, dan pengolahan data
1
 Kepmenkes (2003)
menyebutkan Kegiatan 2
 Analisis dan interpretasi data

surveilans
epidemiologi 3
 Studi epidemiologi

kesehatan merupakan
kegiatan yang 4
 Penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkannya

dilaksanakan secara
terus menerus dan 5
 Membuat rekomendasi dan alternatif tindak lanjut
 Umpan balik
sistematis dengan
mekanisme kerja 6
sebagai berikut :
PENYELENGGARAAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Menurut Kepmenkes RI No.1116 tahun 2003 pelaksanaan surveilans epidemiologi kesehatan dapat
menggunakan satu cara atau kombinasi dari beberapa cara penyelenggaraan surveilans
epidemiologi. Caracara penyelenggaraan surveilans epidemiologi dibagi berdasarkan atas metode
pelaksanaan, aktifitas pengumpulan data dan pola pelaksanaannya

2
7
PENYELENGGARAAN SURVEILANS
EPIDEMIOLOGI

1. Penyelenggaraan Berdasarkan Metode Pelaksanaan

 Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu, adalah penyelenggaraan surveilans


epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan, dan atau faktor risiko
kesehatan.

 Surveilans Epidemiologi Khusus, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi


terhadap suatu kejadian, permasalahan, faktor risiko atau situasi khusus kesehatan.

 Surveilans Sentinel, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi pada


populasi dan wilayah terbatas untuk mendapatkan signal adanya masalah kesehatan
pada suatu populasi atau wilayah yang lebih luas.

 Studi Epidemiologi, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi pada periode


tertentu serta populasi dan atau wilayah tertentu untuk mengetahui lebih mendalam
gambaran epidemiologi penyakit, permasalahan dan atau faktor risiko kesehatan

2
8
PENYELENGGARAAN
SURVEILANS
EPIDEMIOLOGI
 2. Penyelenggaraan Berdasarkan Aktifitas Pengumpulan Data

 Surveilans Aktif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi, dimana unit


surveilans mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit pelayanan kesehatan,
masyarakat atau sumber data lainnya.

 Surveilans Pasif, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi, dimana unit


surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut dari unit
pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya

2
9
PENYELENGGARAAN SURVEILANS
EPIDEMIOLOGI

 3. Penyelenggaraan Berdasarkan Pola Pelaksanaan

 Pola Kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada ketentuan yang berlaku untuk
penanggulangan KLB dan atau wabah dan atau bencana.

 Pola Selain Kedaruratan, adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada ketentuan yang berlaku untuk
keadaan diluar KLB dan atau wabah dan atau bencana

3
0
PENYELENGGARAAN
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

 4. Penyelenggaraan Berdasarkan Kualitas Pemeriksaan

 Bukti klinis atau tanpa peralatan pemeriksaan, adalah kegiatan surveilans dimana
data diperoleh berdasarkan pemeriksaan klinis atau tidak menggunakan peralatan
pendukung pemeriksaan.

 Bukti laboratorium atau dengan peralatan khusus, adalah kegiatan surveilans


dimana data diperoleh berdasarkan pemeriksaan laboratorium atau peralatan
pendukung pemeriksaan lainnya

3
1
MANAJEMEN SURVEILANS

 Fungsi inti (core activities) mencakup kegiatan


surveilans dan langkah-langkah intervensi
kesehatan masyarakat. Kegiatan surveilans
mencakup deteksi, pencatatan, pelaporan data,
Surveilans mencakup dua fungsi manajemen : analisis data, konfirmasi epidemiologis maupun
laboratoris, umpan-balik (feedback). Langkah
- fungsi inti intervensi kesehatan masyarakat mencakup
- fungsi pendukung responss segera (epidemic type responsse) dan
responss terencana (management type responsse).
 Fungsi pendukung (support activities) mencakup
pelatihan, supervisi, penyediaan sumber daya
manusia dan laboratorium, manajemen sumber
daya, dan komunikasi (WHO, 2001); Hakikatnya
tujuan surveilans adalah memandu intervensi
kesehatan
KESIMPULAN
Yang dimaksudkan dengan wabah dalam pengertian oleh DepKes RI hampir selalu
adalah wabah penyakit menular. Wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi daripada keadaan yang lazim. Wabah tersebut harus ditanggulangi dengan
cara berusaha memperkecil angka kematian akibat wabah dengan pengobatan danembatasi
penularan dan penyebaran penyakit agar penderita tidak bertambah banyak.
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalahmasalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut,
agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan.
Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan
populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan
respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif
Ruang lingkup surveilans epidemiologi yaitu, Surveilans Epidemiologi Penyakit
Menular, Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Surveilans Epidemiologi
Kesehatan Lingkungan Dan Perilaku, Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan,
Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra.
3
3
Daftar Pustaka

1. BPPSDMK. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan : Kesehatan Masyarakat. Jakarta Selatan.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1116/MENKES/SK/VIII/2003. 2003.
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan. Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
3. Juaria, Henny. 2016. Bahan Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Akbid Griya Husada. Surabaya.
4. Harlan, Johan. 2008. Epidemiologi Kebidanan, Edisi 2. Jakarta : Gunadarma.

3
4
 That’s all!
Thank you! 
 Any questions?

KELOMPOK 5

Anda mungkin juga menyukai