Anda di halaman 1dari 10

Rangkaian op-amp non linier

(differensiator & penguat kelas


d)
NAMA : NI PUTU SRI NARAYANI
NIM : H021191006
A. RANGKAIAN DIFFERENSIATOR

‡ Diferensiator adalah salah satu jenis penguat non linear. Penguat non linear adalah penguat yang
bentuk sinyal keluarannya tidak sama dengan bentuk sinyal masukan.

Rangkaian diferensiator

Rangkaian dasar sebuah diferensiator adalah rangkaian op-amp inverting, perbedaannya


terletak pada rangkaian input yang digunakan bukan resistor melainkan menggunakan
kapasitor
Menghitung nilai penguatan rangkaian diferensiator
Untuk menghitung nilai penguatan penguat Untuk menghitung nilai penguatan penguat differensiator
inverting dapat dilakukan sebagai berikut: dapat dilakukan dengan menggunakan rumus penguatan
op-amp non-inverting sebagai berikut:

G = - R2/R1.

Pada rangkaian differensiator gambar diatas :

R = R1, dan ZC=R2= 1/ ωC

Karena f = 1/t dan

maka penguatan differensiator dapat disederhanakan


menjadi:
B. PENGUAT KELAS D

Penguat kelas-D adalah sebuah


penguat elektronik yang
menggunakan pensakelaran
transistor sebagai metode utama Saat transistor off, arus yang mengalir adalah nol dan saat on,
untuk memberikan daya tegangan padanya sangat kecil yang secara ideal adalah nol.
keluaran, Sehingga untuk tiap kondisi baik saat on maupun off disipasi
daya pada penguat tersebut sangat rendah. Hal ini meningkatkan
tidak seperti penguat linier efisiensi karena membutuhkan daya yang sedikit dari catu daya
kelas-A, kelas-B, ataupun kelas- dan pendingin penguat yang lebih kecil.
AB yang menggunakan
resistansi aktif dari transistor
Gambar 1 menunjukan untai dasar penguat kelas D secara sederhana [1]. Di situ digunakan catu daya bipolar V+
dan V- dimana │V+│=│V-│. Penguat terdiri dari penguat MOSFET yang dioperasikan sebagai sakelar. Pada
bagian masukan penguat digunakan pembanding dengan masukan inverting dan non-inverting dimana sinyal
audio dimasukan pada masukan inverting dan pada masukan noninverting diberi sinyal masukan gelombang
segitiga. Frekuensi gelombang segitiga harus relatif jauh lebih tinggi daripada frekuensi sinyal audio. Tegangan
keluaran pembanding dapat ditulis sebagai: Vc = - V untuk Vs > Vt dan Vc = + V untuk Vs < Vt
Tegangan itu diumpankan ke masukan dari MOSFET. Tiap transistor beroperasi sebagai sakelar. Saat Vc = -
V, M1 on dan M2 off. Jika tegangan jatuh pada M1 diabaikan maka Vo’ = V+. Begitu pula saat Vc = +V, M2
on dan M1 off, maka Vo’ = V-. Pada prakteknya terdapat sedikit tegangan jatuh pada MOSFET sehingga
tegangan puncak pada keluaran lebih rendah daripada tegangan catu. Saat Vs = 0, Vo’ berupa tegangan kotak
yang simetris. LPF pada keluaran penguat terdiri dari L1 dan C1 melewatkan nilai rerata dari gelombang
kotak menuju beban Rb dan dalam hal ini = 0 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Jadi Vo = 0 untuk Vs
= 0.
Pada Gambar 3 berikut menunjukan bentuk sinyal keluaran jika sinyal masukan berupa sinusoida dengan
frekuensi 1 KHz dan amplitudo 2V serta gelombang segitiga dengan frekuensi 15 KHz dan amplitudo 2,5V.
Tegangan catunya sebesar 5V. Saat Vs>0 duty-cycle gelombang kotak akan berubah dimana waktu saat aras
positip lebih besar daripada waktu aras negatip. Hal ini mengakibatkan Vo’ akan mempunyai nilai rerata yang
positip. Begitu pula sebaliknya saat Vs<0, keluaran Vo’ akan bernilai negatip. Bentuk gelombang keluaran Vo’
disebut dengan modulasi lebar pulsa. Tapis pasif L1 dan C1 akan melewatkan nilai rerata atau nilai frekuensi
rendah daripada Vo’ ke beban Rb dan akan menolak frekuensi-frekuensi harmonisa yang lebih tinggi daripada
gelombang pensakelaran
Keunggulan utama dari penguat kelas-D adalah efisiensi daya. Karena sinyal-sinyal keluaran
memiliki amplitudo tetap (elemen pensaklaran (ini sering kali MOSFET, tetapi katup tabung hampa)
dan atau mungkin bahkan transistor bipolar kadang-kadang juga digunakan) yang disaklarkan
seluruhnya ON atau seluruhnya OFF, daripada dioperasikan di model linear.

Sebuah MOSFET beroperasi dengan tahanan terendahnya ketika sepenuhnya ON dan maka (kecuali
ketika sepenuhnya OFF) memiliki disipasi daya terendahnya ketika berada pada keadaan itu (cepat
panas, sehingga hanya baik untuk pensaklaran).

Dibandingkan dengan sejawatnya kelas AB, penguat kelas-D kurang mengizinkan penggunaan Heat
sink untuk MOSFETnya dan juga mengurangi secara signifikan penggunaan daya masukan yang
diperlukan, menghasikan desain power supply berkapasitas daya rendah (yang sering dipakai pada
sistem audio mobil).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai