Anda di halaman 1dari 77

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DALAM

PARADIGMA ABAD 21
DI ERA REVOLUSI INDUSTRI (RI) 4.0

Disampaikan dalam Pelatihan


APPLIED APPROACH (AA)
Bagi Dosen Unpatti
Tanggal 17 s/d 20 Juli 2019

Oleh
Fredy Leiwakabessy
HASIL YANG DIHARAPKAN
Meningkatkan kapasitas, kapabilitas dan profesionalisme
guru/dosen untuk memenuhi tuntutan pengembangan
karakter dan kecakapan 21

Meningkatnya kompetensi dan kinerja guru/dosen dalam


mengelola pembelajaran sehingga dapat memfasilitasi peserta
didik/mahasiswa dalam menguasai kecakapan abad 21

Meningkatnya kompetensi dan kinerja guru/dosen dalam


mengelola pembelajaran yang berorientasi tuntutan era
revolusi industri 4.0

Menerapkan model pembelajaran yang berorientasi tuntutan


era revolusi industri 4.0
ABAD 21

Sumber: Wijaya, E. Y., dkk (2016)


STEM EDUCATION

Difinisi Literasi STEM (Sumber: National Governor’s Association Center for Best Practices)
KETERAMPILAN ABAD 21*

Nasionalisme

Religius (III) Integritas Baca dan


Tulis
KUALITAS
KARAKTER
Budaya dan
Numerasi
Gotong Kewargaan
Royong
Mandiri (II)
Berpikir kritis
LITERASI
Finansial Sains Kolaboratif
(I)
Kreatif
Digital KOMPETENSI

Komunikatif
(I)
Learning and
Innovations Skills
(Keterampilan/
kemampuan belajar dan
inovasi):
1. Critical thinking and
problem solving
2. Communications
3. Collaboration
4. Creativity and
innovation
LEARNING AND
INNOVATION
SKILLS

4c ? Critical Thinking &


Problem solving

Communication
Collaboration

Creativity & Innovation


1. Kecakapan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
(Critical Thinking and Problem Solving Skill)

• Menggunakan berbagai tipe pemikiran/penalaran atau


alasan
• Memahami interkoneksi antara satu konsep dengan konsep
yang lain
• Melakukan penilaian dan menentukan keputusan secara
efektif dalam mengolah data dan menggunakan argumen.
• Menguji hasil dan membangun koneksi antara informasi dan
argumen.
• Mengolah dan menginterpretasi informasi melalui simpulan
awal dan mengujinya lewat analisis terbaik.
• Membuat solusi dari berbagai bermasalahan non-rutin.
• Menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan
menyelesaikan suatu masalah
APA ITU? APA SAJAKAH
ASPEK-ASPEKNYA?

Critical Thinking

IMPLEMENTASI BAGAIMANA
DLM BENTUK
PEMBELAJARAN KECAKAPANYA?
?
ASPEK-
ASPEK
KEMAMPUA
N
Merumuskan Masalah

Memberikan Argumen

Melakukan Deduksi (mensintesa)

Melakukan Induksi (menganalisis)


Melakukan Evaluasi

Memutuskan dan Melaksanakan


KECAKAPAN
NYA

Interpretasi
Analisis
Evaluasi
Inference
Penjelasan
PELAKSANAAN DALAM
PEMBELAJARAN

TERPADU, BELAJAR
SCL, CTL BERMAKNA

melalui
Mengajak Siswa Berpikir

Merangsang Siswa Bertanya

Mencari Fakta Terkait


Permasalahan
2. Kecakapan Berkomunikasi
(Communication Skills )

• Memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi


yang efektif dan multimedia (ICT Literacy).
• Menggunakan kemampuan untuk mengutarakan ide-ide.
• Menggunakan bahasa lisan yang sesuai konten dan
konteks pembicaraan.
• Memiliki sikap untuk dapat mendengarkan, dan
menghargai pendapat orang lain.
• Menggunakan alur pikir yang logis, terstruktur sesuai
dengan kaidah yang berlaku.
• Memiliki kemampuan multi-languages (cross-cultural)
Communication

PENERAPAN

Terjadi Komunikasi Multi Arah

Memberikan Kesempatan Mahasiswa


Mengemukakan Pendapatnya

Mahasiswa Dapat Mengkonstruksi


Pengetahuannya Sendiri
3. Kreativitas dan Inovasi
(Creativity and Innovation)
APA ITU KREATIVITAS?

• Memiliki kemampuan dalam mengembangkan, melaksanakan, dan


menyampaikan gagasan-gagasan baru.
• Bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan
berbeda.
• Mampu mengemukakan ide-ide kreatif secara konseptual dan
praktikal.
• Menggunakan konsep-konsep atau pengetahuannya dalam situasi
baru dan berbeda.
• Menggunakan kegagalan sebagai wahana pembelajaran.
• Memiliki kemampuan dalam menciptakan kebaharuan berdasarkan
pengetahuan awal yang dimiliki.
• Mampu beradaptasi dalam situasi baru dan memberikan kontribusi
positif terhadap lingkungan.
CIRI-CIRI INDIVIDU
KREATIF
Memiliki dedikasi bergairah Hasrat keingin tahuan yang
serta aktif dalam besar
melaksanakan tugas
Bersikap terbuka terhadap
Berfikir Fleksibel pengalaman baru

Menanggapi pertanyaan yang Panjang akal


diajukan serta cenderung
memberi jawaban lebih banyak Keingintahuan untuk
menemukan dan meneliti
Memiliki daya abstraksi
yang baik
Cenderung mencari jawaban
Memiliki latar belakang
yang luas dan memuaskan
membaca yang cukup luas.
DALAM PEMBELAJARAN IMPLEMENTASI KREATIVITAS
DALAM PEMBELAJARAN

Melakukan pendekatan inquiry


(mencaritahuan)

Menggunakan teknik sumbang PASCA PEMBELAJARAN


saran (brain storming)

Pemberian contoh (suri teladan) Memberikan penghargaan bagi


melalui sikap, kebiasaan berpikir prestasi kreatif
dan perilaku guru

Meningkatkan pemikiran kreatif


Mengakomodasi berpikir divergen melalui banyak media
melalui soal/tugas
4. Kolaborasi (Collaboration)

• Memiliki kemampuan dalam kerjasama


berkelompok
• Beradaptasi dalam berbagai peran dan
tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan
yang lain.
• Memiliki empati dan menghormati perspektif
berbeda.
• Mampu berkompromi dengan anggota yang lain
dalam kelompok demi tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.
PENERAPAN
Problem Based
Learning,
Project Based
BERBASIS
Learning,
KELOMPOK Cooperative
Learning

SALING
MENGAJARKAN

INTERAKSI
KOMUNIKASI
(II)
Information, Media and
Technology Skills
(Keterampilan/ kemampuan
teknologi media dan
informasi):
1. Literasi Informasi
2. Literasi Media
3. Literasi ICT
Disamping 6 Literasi Dasar:
4. Literasi Baca Tulis
5. Literasi Numerasi
6. Literasi Sains
7. Literasi ICT
8. Literasi Digital
9. Budaya & Kewargaan
Finansial
Literasi Baca dan Tulis

DEFINISI

 Melek pengetahuan dan kemampuan


membaca dan menulis, mencari,
menelusuri, mengolah dan memahami
informasi untuk menganalisis,
menanggapi, dan menggunakan
bahasa dan sastra secara cendekia.
Literasi Numerasi
DEFINISI

• Menggunakan berbagai macam angka dan simbol-


simbol yang terkait dengan matematika dasar
untuk memecahkan masalah praktis dalam
berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari.
• Menganalisis informasi dan mampu mengolahnya
ke dalam berbagai macam bentuk presentasi
numerasi (grafik, tabel, bagan, dsb.).
• Membangun interpretasi terhadap informasi angka
dan simbol numerik lainnya.
Literasi Sains
DEFINISI

 Kemampuan untuk menggunakan pengetahuan


sains, mengidentifikasi pertanyaan, menarik
kesimpulan dalam rangka memahami serta
membuat keputusan yang berkenaan dengan
alam.
 Seseorang disebut literat terhadap sains, jika
memiliki kompetensi untuk:
1.Menjelaskan fenomena sains
2.Mengevaluasi & mendesain pengetahuan &
keterampilan sains secara mandiri
3.Menginterpretasi data & bukti sains
Literasi Digital
DEFINISI

• Kecakapan (life skills) yang tidak hanya


melibatkan kemampuan penggunaan
perangkat teknologi, informasi dan
komunikasi semata, tetapi juga
kemampuan bersosialisasi, kemampuan
dalam pembelajaran, maupun memiliki
sikap, berpikir kritis, kreatif, serta
inspiratif sebagai kompetensi digital.
Literasi Finansial
DEFINISI
 Kemampuan untuk memahami bagaimana
uang berpengaruh di dunia (bagaimana
seseorang mengatur untuk menghasilkan
uang, mengelola uang, menginvestasikan
uang dan menyumbangkan uang untuk
menolong sesama).
 Rangkaian proses atau aktivitas untuk
meningkatkan pengetahuan, keyakinan,
dan keterampilan konsumen dan
masyarakat sehingga mereka mampu
mengelola keuangan dengan baik.
Literasi Budaya dan Kewargaan
DEFINISI
 Kemampuan untuk memahami,
menghargai dan berpartisipasi
secara mahir dalam budaya.
 Kemampuan untuk berpartisipasi
secara aktif dan menginisiasi
perubahan dalam komunitas dan
lingkungan sosial yang lebih
besar.
(III)
Life and Carier Skills
(Keterampilan/kemampuan hidup dan
belajar):
1. Fleksibilitas dan Adaptabilitas
2. Inisiatif dan dapat mengatur diri
sendiri
3. Interaksi sosial dan budaya
4. Produktivitas dan Akuntabilitas
5. Kepemimpinan dan
tanggungjawab
Dalam Konteks lain disebut Kuliatas
Karakter, meliputi:
(1) Nasionalisme, (2) Religius, (3)
Integritas, (4) Gotong-royong, dan (5)
Mandiri
Religiositas
Sikap dan perilaku yang
Relasi dengan Sang Pencipta
taat/patuh dalam
 Beriman dan Bertaqwa
menjalankan ajaran agama  Menjalankan segala perintah-
yang dipeluknya, bersikap Nya
toleran, mencintai alam dan  Disiplin beribadah
selalu menjalin kerukunan
hidup antar sesama.
Tuhan Harmoni dengan alam
 Bersih
 Peduli Lingkungan
Relasi dengan sesama Individu  Memanfaatkan
 Toleransi lingkungan dengan
 Peduli Sosial bijak

Sesama Alam
Nasionalisme
 Mengapresiasi, menjaga, mengembangkan kekayaan
budaya bangsa sendiri (kebijaksanaan, keutamaan,
tradisi, nilai-nilai, pola pikir, mentalitas, karya
budaya) dan mampu mengapresi kekayaan budaya
bangsa lain sehingga semakin memperkuat jati diri
bangsa Indonesia.

Sub Nilai Karakter Nasionalisme:


 Cinta tanah air
 Semangat kebangsaan
 Menghargai kebhinnekaan
 Rela berkorban
 Taat hukum
38
Kemandirian

 Sikap percaya pada kemampuan,


kekuatan, bakat dalam diri sendiri,
tidak tergantung pada orang lain

Sub Nilai Karakter Kemandirian:


 Kerja keras (etos kerja)
 Kreatif dan inovatif
 Disiplin
 Tahan banting
 Pembelajar sepanjang hayat
Gotong Royong
 Kemampuan bekerjasama untuk
memperjuangkan kebaikan bersama
bagi masyarakat luas, terutama yang
sangat membutuhkan, marginal, dan
terabaikan di dalam masyarakat.

Sub Nilai Karakter Gotong Royong:


 Kerjasama
 Solidaritas
 Kekeluargaan
 Aktif dalam gerakan komunitas
 Berorientasi pada kemaslahatan bersama
Integritas
 Menyelaraskan pikiran, perkataan dan
perbuatan yang merepresentasikan
perilaku bermoral yang kebenarannya
dapat dipertanggungjawabkan secara
rasional.

Sub Nilai Karakter Integritas:


 Kejujuran
 Keteladanan
 Tanggungjawab
 Antikorupsi
 Komitmen moral
 Cinta pada kebenaran

41
Inovasi PEMBELAJARAN di
Era Revolusi Industri 4.0
LATAR BELAKANG

INOVASI
PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING -
DI ERA RI 4.0 ONLINE LEARNING –
MOOCs

FLIPPED LEARNING
Revolusi Industri Ke-4

Wajah Kegiatan Ekonomi Dunia saat Ini

Sharing economy e-Education e-Government

Cloud Collaborative Marketplace Online Health Services

Smart Smart City Smart Appliances


Saat ini berbagai macam Manufacturing
kebutuhan manusia telah banyak
menerapkan dukungan internet
dan dunia digital sebagai 5
wahana interaksi dan transaksi
Dampak Dunia Digital dan Revolusi Industri Keempat

Era Baru Industrilisasi Digital


Ancaman:
- Secara global era digitalisasi akan menghilangkan sekitar 1 – 1,5
miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025 karena digantikannya
posisi manusia dengan mesin otomatis (Gerd Leonhard, Futurist);
- Diestimasi bahwa di masa yang akan datang, 65% murid sekolah
dasar di dunia akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada di
hari ini (U.S. Department of Labor report).

Peluang:
- Era digitalisasi berpotensi memberikan peningkatan net tenaga kerja
hingga 2.1 juta pekerjaan baru pada tahun 2025
- Terdapat potensi pengurangan emisi karbon kira-kira 26 miliar metrik
ton dari tiga industri: elektronik (15,8 miliar), logistik (9,9 miliar) dan
otomotif (540 miliar) dari tahun 2015-2025 (World Economic
Forum). 8
Dunia Digital dan Revolusi Industri Keempat

Gejala-Gejala Trasnformasi di Indonesia


Saat ini beberapa jenis
model bisnis dan pekerjaan
di Indonesia sudah terkena
dampak dari arus era
digitalisasi
• Toko konvensional yang
ada sudah mulai
tergantikan dengan model Toko Fisik Market Place Online
bisnis marketplace.
• Taksi atau Ojek
Tradisional posisinya
sudah mulai tergeserkan
dengan moda-moda
berbasis online

10
Ojek dan Taksi Konvensional GO-Jek, Grab, Uber, dll.
Tantangan-Tantangan

Skill di Industri Masa Depan


Scale of Skill Complex Problem Solving
Demand in 2020 Kemampuan untuk memecahkan masalah yang asing
Skills dan belum diketahui solusinya di dalam dunia nyata.
Social Skill
Kemampuan untuk melakukan koordinasi, negosiasi,
persuasi, mentoring, kepekaan dalam memberikan
bantuan hingga emotional intelligence
Process Skill
Kemampuan terdiri dari: active listening, logical
thinking, dan monitoring self and the others
System Skill
Kemampuan untuk dapat melakukan judgement dan
keputusan dengan pertimbangan cost-benefit serta
kemampuan untuk mengetahui bagaimana sebuah
sistem dibuat dan dijalankan
Cognitive Abilities
(Share of jobs requiring skills family as part of their core skill set, %) Skill yang terdiri dari antara lain: Cognitive Flexibility,
Creativity, Logical Reasoning, Problem Sensitivity,
Mathematical Reasoning, dan Visualization . 14

Sumber: The Future of Jobs Report, World Economic Forum, definisi skill berdasarkan O*NET Content Model, US Department of Labor & Bureau of Labor Statistics
Tantangan-Tantangan

Skill di Industri Masa Depan


(Change in demand for core work-related skills, 2015-2020, all industries)

1) Cognitive Abilities
2) System Skills
3) Complex Problem
Solving
4) Content Skills
5) Process Skills

Merupakan 5 skills yang


pertumbuhan
permintaannya akan paling
tinggi berdasarkan
beberapa sektor industri, di
mana sebelumnya sektor
Sumber: idem tersebut tidak banyak
membutuhkannya
Strategi Menghadapi Era Digital

Bagaimana Merespon Masa Depan


1. Komitmen peningkatan investasi di
pengembangan digital skills
2. Selalu mencoba dan menerapkan prototype
teknologi terbaru, Learn by doing!
3. Menggali bentuk kolaborasi baru bagi model
sertifikasi atau pendidikan dalam ranah
peningkatan digital skill
4. Dilakukanny kolaborasi antara dunia industri,
akademisi, dan masyarakat untuk
mengidentifikasi permintaan dan ketersediaan
skill bagi era digital di masa depan
5. Menyusun kurikulum pendidikan yang telah
memasukan materi terkait human-digital skills
9
SN-
PENDIDIKAN
PENELITIAN
8 PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
DIKTI

2
BAGAIMANA PEMBELAJARAN BERORIENTASI KKNI
1
DAN SN-DIKTI DI ERA REVOLUSI
INDUSTRI 4.0
Orientasi/Arah Pembelajaran
Mengarahkan pada karakteristik pembelajaran Abad 21
(critical thinking and problem solving, communication,
collaboration, creativity and innovation)

Karakteristik Pembelajaran
 Integratif Saintifik
 Tematik  Kolaboratif
 Holistik Kontekstual
 Efektif  Berpusat
pada siswa
PROSES PEMBELAJARAN

Bentuk Pembelajaran Metode


(Pasal 14 (5)) (Pasal 14 (3))
Kuliah
1. diskusi kelompok,
Responsi dan 2. simulasi,
Tutorial 3. studi kasus,
4. pembelajaran kolaboratif,
Mata kuliah Seminar 5. pembelajaran kooperatif,
6. pembelajaran berbasis proyek,
Setiap matakuliah praktikum, 7. pembelajaran berbasis
dapat menggunakan praktik studio, masalah, atau metode
satu atau beberapa praktik bengkel, pembelajaran lain yang
metode atau praktik efektif.
pembelajaran yang lapangan
diwadahi dalam
suatu bentuk
pembelajaran
(1) BLENDED LEARNING
Definisi Blended Learning
Manfaat Blended Learning
• Mendorong mahasiswa menggunakan sumber
belajar internal dan eksternal dengan
memanfaatkan teknologi informasi.
• Peningkatan kompetensi abad 21.
• Mendorong pembelajaran sepanjang hayat.
• Perkembangan pengetahuan, teknologi, dan inovasi
yang semakin pesat, dll.
(2) E-Learning
E-Learning adalah proses pembelajaran dengan memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang merupakan hasil
integrasi secara sistematis atas komponen-komponen
pembelajaran dengan memperhatikan mutu, sumber belajar,
dan berciri khas adanya interaksi pembelajaran lintas waktu dan
ruang (Kusumawardani, SS., 2015).

E-Learning memberikan akses dan fasilitas kepada


mahasiswa untuk membangun pengetahuannya secara
mandiri, sedangkan dosen berperan sebagai fasilitator dan
motivator.
E-Learning Sloan’s Category
Proportion of Type of
Content Course Typical Description
Delivered Online

0% Traditional F2F course – with no ICT/online technology used,


instruction is delivered in writing or orally.

1-29% ICT/Web Course which uses ICT/web-based technology to


Facilitated facilitate what is essentially a F2F course. Uses a
course management system or web pages to post the
syllabus and assignments, or e-mail for communication.

30-79% Blended/ Course that blends online and F2F delivery. Substantial
Hybrid proportion of the content is delivered online, typically
uses online discussions, and typically has some F2F
meetings.

80+% Online/ A course where most of all of the content is delivered


e-Learning online, and interaction done virtually. Typically have no
or minimal F2F meetings.
(3) Massive Open Online Courses
(MOOCs)
“a model for delivering learning content online to
virtually any person - with no limit on attendance –
who wants to take the course”
Karakteristik Pengembangan
MOOC saat ini
 The connectivist MOOCs (cMOOC)
Didasarkan ada teori connectivism.
Ex: The original MOOC, Connectivism and Connective
Knowledge

 Content-based MOOCs (xMOOCs)


Berbasis konten yang mengikuti
pendekatan behaviorism
Ex: coursera, edx, and udacity platforms
LAYANAN SISTEM PEMBELAJARAN DARING INDONESIA
Sumber: Chaeruman (2017)
Model Desain Sistem Pembelajaran Blended (SPADA INDONESIA)
Sumber: Chaeruman (2017)
Sumber: Chaeruman (2017)
(4) Flipped Learning
Prinsip Flipped Learning
KEG. DI KEG. DI
KELAS RUMAH
Traditional  Penyajian Materi  Tugas / PR
Classroom  Tanya Jawab  Latihan Soal
 Diskusi Kelompok  Percobaan
 Rangkuman  Penyelidikan

KEG. DI KEG. DI
RUMAH KELAS
Flipped  Mencari Sumber Belajar  Sharing Temuan
Classroom yang Relevan Termasuk  Mencari Solusi /
Materi dari Dosen Penyelesaian Masalah
 Membuat Pointers dari atau Kasus dengan SCL
Sumber Belajar yang  Mendapatkan Umpan
Relevan Balik dari Fasilitator
 Menyusun Pertanyaan/  Temuan Baru /
Menyiapkan Materi Mengidentifikasi
 Melaporkan Perkembangan Tantangan Belajar
Hasil Belajar
FLIP PILLAR PARTIES
Prosedur
LANGKAH 1: Menentukan pada pertemuan yang
mana model flipped-classroom dapat diterapkan. Bagaimana
caranya?
• Melakukan identifikasi pada pertemuan mana dosen merasa
tidak cukup waktu untuk menyelesaikan aktivitas di
kelas dan memerlukan mahasiswa mengaplikasikan
pengetahuan dan keahliannya.

• Melakukan identifikasi topik yang paling sulit dipahami 1


oleh mahasiswa (didasarkan pada nilai ujian atau tugas
sebelumnya). 5 2

• Melakukan identifikasi topik yang akan bermanfaat bagi 4 3


mahasiswa dengan mengaplikasikan konsep yang telah
dimiliki dengan bimbingan dosen.
Prosedur

LANGKAH 2: Merancang aktivitas Bagaimana


daring dan aktivitas di kelas. caranya?

• Penting dicantumkan dalam RPS


• Contoh aktivitas: diskusi dan
1
presentasi kelompok, dll. 2
5

4 3
Prosedur
LANGKAH 3: Menjelaskan hubungan antara
aktivitas di luar kelas dan di dalam kelas.
Beberapa pertanyaan yang dapat digunakan: Bagaimana
• Apa yang dosen inginkan agar mahasiswa paham dan caranya?
mampu menyelesaikan tahap proses perkuliahan ini?
Apakah sudah sesuai dengan capaian pembelajaran mata
kuliah?
• Materi apa yang diperlukan mahasiswa agar dapat 1
mengerjakan tugas yang lebih kompleks setelah kelas 2
5
selesai? Apakah mhs mampu menghubungkan apa yang
dikerjakan di kelas dengan tugas yang akan dikerjakan?
4 3
• Materi apa yang perlu diketahui mahasiswa agar dapat
terlibat aktif dalam aktivitas di kelas?
Prosedur
LANGKAH 4: Menyesuaikan materi pembelajaran
agar dapat digunakan mahasiswa sebagai persiapan
tatap muka di kelas.
Bagaimana
• Dinamika kelas yang aktif membutuhkan persiapan
caranya?
yang baik dari mahasiswa dan dosen. Mahasiswa
mempersiapkan mengikuti kelas dengan membaca
materi yang relevan, video kuliah, podcasts, simulasi,
audio, dll.
• Pada awal implementasi, dosen/ mahasiswa dapat 1
menggunakan bahan atau konten daring yang ada.
• Hal yang penting adalah mendorong mahasiswa 5 2
bertanggung-jawab untuk menyelesaikan tugas pra-
kelas, dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa 4 3
untuk mengajukan pertanyaan terkait materi yang
dipelajari tersebut.
Prosedur
LANGKAH 5: Memperluas pembelajaran di
luar kelas melalui tugas individu maupun
tugas kolaboratif.
Bagaimana
caranya?
• Ide untuk pendalaman materi meliputi
forum diskusi dll.
1
• Penugasan dengan umpan balik. 5 2

4 3
• Mendorong mahasiswa untuk aktif dalam
mengikuti diskusi-diskusi .
DAFTAR RUJUKAN
Chaeruman, U. A. (2017). PEDATI (PElajari DAlami Terapkan evaluasI) Model Desain
Sistem Pembelajaran Blended. Panduan Merancang Mata Kuliah Daring
SPADA (Sistem Pembelajaran Daring Indonesia). Direktorat Pembelajaran
Dikjen Belmawa. Kemenristekdikti. 2017.
Direktorat Pembelajaran. (2018). Inovasi Pembelajaran Di Era Revolusi Industri 4.0.
Materi ToT. Reorientasi Kurikulum PT Berbasis KKNI di Era RI.4.0. Dikjen
Belmawa. Kemenristekdikti.
Na’im Ainun. (2018). Ristek & Pendidikan Tinggi Mengahadapi Perekonomian Baru.
Sekretaris Jenderal Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Peraturan Menteri Ristek dan Dikti No. 44 Tahun 2015. Tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI). Biro Hukum dan Organisasi Kemenristekdikti
2016.
Triling, Bernie and Fadel, Charles. (2009). 21st Century Skills: Learning for Life in
Our Times. John Wiley & Sons, 978-047-055362-6
Wijaya, E. Y., Sudjimat, D.A., Nyoto, A. (2016). Transformasi Pendidikan Abad 21
Sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Era Global.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Metematika 2016. Vol. 1 Tahun
2016 – ISSN 2528-249X. Universitas Kanjuruan Malang.
Dangke banya2

Anda mungkin juga menyukai