Anda di halaman 1dari 14

PENGORGANISASIAN

PELAYANAN
KEFARMASIAN
Virsa Handayani, S.Farm., M.Farm., Apt
Ketentuan Umum Dan Peraturan Perundang-undangan terkait rumah sakit

Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang diatur dalam beberapa peraturan
sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58
Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

4. Peraturan pemerintah No.93 Tahun 2015 Tentang Rumah sakit

6. Peraturan mentri kesehatan Republik Indonesia no 1045/ MENKES/PER/XI/2006 Tentang pedoman organisasi rumah
sakit dilingkungan departemen kesehatan.

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2015 Tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit
PEDOMAN
PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI

A.Struktur Organisasi
Pelayanan diselenggarakan dan diatur demi
berlangsungnya pelayanan farmasi yang efisien dan
bermutu, berdasarkan fasilitas yang tersedia dan standar
pelayanan keprofesian universal.

Untuk menggambarkan garis tanggung jawab struktural


maupun fungsional dan koordinasi didalam dan diluar
pelayanan farmasi tercermin dalam bagan
organisasi Rumah Sakit dan bagan organisasi Instalasi
farmasi.
TUGAS, TANGGUNGJAWAB DAN FUNGSI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT (IFRS)

Tugas IFRS Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan pengelolaan perbekalan kesehatan. Sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan yang dimaksud adalah obat, bahan obat, gas medis dan alat kesehatan,
mulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan rawat jalan
dan rawat inap.
 
IFRS berperan sangat sentral terhadap pelayanan di rumah sakit terutama pengelolaan dan pengendalian
sediaan farmasi dan pengelolaan perbekalan kesehatan.
 
Tanggung jawab IFRS Mengembangkan pelayanan farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan baik dan tepat
untuk memenuhi kebutuhan unit pelayanan yang bersifat diagnosis dan terapi untuk kepentingan pasien yang
lebih baik.
 
Fungsi IFRS IFRS berfungsi sebagai unit pelayanan dan unit produksi. Unit pelayanan yang dimaksud adalah
pelayanan yang bersifat manajemen (nonklinik) adalah pelayanan yang tidak bersentuhan langsung dengan
pasien dan tenaga kesehatan lain. Pelayanan IFRS yang menyediakan unsur logistik atau perbekalan
kesehatan dan aspek administrasi. IFRS yang berfungsi sebagai pelayanan nonmanajemen (klinik) pelayanan
yang bersentuhan langsung dengan pasien atau kesehatan lainnya. Fungsi ini berorientasi pasien sehingga
membutuhkan pemahaman yang lebih luas tentang aspek yang berkaitan dengan penggunaan obat dan
penyakitnya serta menjunjung tinggi etika dan perilaku sebagai unit yang menjalankan asuhan kefarmasian
yang handal dan profesional.
CONTOH STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI :
Tugas dan fungsi masing-masing bagian:
Organisasi pelayanan pada instalasi farmasi dipimpin oleh Kepala Instalasi yaitu oleh tenaga
Apoteker, Ahli Madya Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi (Asisten Apoteker).

Peranan Apoteker di Instalasi Farmasi


Instalasi Farmasi mempunyai fungsi utama dalam pelayanan/jasa obat atas
dasar resep dan pelayanan obat tanpa resep, beroreantasi pada pelanggan/pasien
apakah obat yang di beirkan dapat menyembuhkan penyakit serta nefek
samping.Tanggung jawab dan tugas apoteker di Instalasi Farmasi yaitu bertanggung
jawab atas obat resep, dan mampu menjelaskan tetang obat pada pelanggan/pasien.

Peranan penting dalam InstalasiFarmasi adalah seorang Apoteker. Farmasi rumah sakit
merupakan departemen atauservis di dalam Rumah sakit yang di pimpin oleh Apoteker. Apoteker
adalah administrator rumah sakit di segala persoalan tetang penggunaan obat.
JOB DESCRIPTION
bagi personalia instalasi farmasi:
1.Kepala Instalasi Farmasi
a.Bertanggung jawab atas hasil kerja satu orang atau lebih
dari suatu organisasi
b.Penentu kebijakan
c.Motivator farmasis guna mendapatkan hasil kinerja yang
baik
d.Memonitor perkembangan farmasis
e.Membuat plan kerja untuk mengembangkan farmasi di
Rumah Sakit untukmenjamin kualitas pelayanan yang baik
2.Bagian gudang farmasi
A. Perencanaan dan Pengadaan
a.Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal
b.Menyiapkan perencanaan kebutuhan rutin perbekalan untuk triwulan
c.Mengadakan perbekalan farmasi
d.Menerima perbekalam farmasi sesuai spesifikasi yang berlaku
e.Menyimpan perbekalan farmasi
f.Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan

B. Penerimaan dan Penyimpanan


a.Melaksanakan penerimaan perbekalan farmasi yang diadakan di RS
b.Melaksanakan penyimpanan perbekalan farmasi yang dimiliki RS
c.Melaksanakan pengiriman perbekalan farmasi dari gudang ke unit-unitdistribusi
d.Penerimaan pengeluaran dari persediaan perbekalan farmasi yang ada
digudang perbekalan
3.Bagian farmasi klinis
a.Melaksanakan pelayanan farmasi klinik
b.Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan
c.Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan
d.Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan
e.Memberikan informasi obat kepada dokter, perawat, apoteker, maupun
pasien/keluarga.

4.Bagian depo
Rawat jalan
a.Melakukan Receiving, Skrining, Labeling, Dispensi, dan Konseling kepada pasien
b.Melakukan konseling dan informasi obat ke pasien rawat jalan
c.Melakukan indent (pemesanan ke gudang farmasi ) untuk stock di depo rawat
jalan
d.Melakukan pemantauan karyawan di IFRS rawat jalan dan delegasi tugas
e.Menerima arahan dan melaporkan kepada kepala IFRS segala pelaksanaan tugas
f.Melakukan stok opnamedideporawat jalan
5.Bagian Rawat Inap

a. Melakukan Receiving, Skrining, Labeling, Dispensi, dan Konseling


kepada pasien dan Melakukan konseling dan informasi obat ke pasien
rawat inap
b.Melakukan dan memonitor ward stock
c.Melakukan indent ( pemesanan ke
Gudang farmasi) untuk stock obat di IFRS rawat inap dan delegasi
tugas
d.Melakukan pemantauan karyawan di IFRS rawati inap dan delegasi
tugas
e.Melaporkan kepaa IFRS segala pelaksanaan tugasan
f.Melakukan rekam meik di IFRS rawat inap
6. Bidang Manajemen Mutu Farmasi

a.Memberikan pendidikan / pengetahuan kepada tenaga kefarmasian


b.Mengawasi / membimbing tenaga kerja baru
c.Mengawasi / membimbing pelajar/mahasiswa yang melakukan
PKL/magang
diinstalasi farmasi
d.Melakukan penelitian yang berkaitan dengan kefarmasian

e.Melakukan pemantauan, penilaian, tindakan, evaluasi dan umpan balik dalam


pengendalian mutu
f.Mengkoordinir program pendidikan dan pelatihan.
g.Mengembangkan dan memperbaiki sistem/ metode pelayanan instalasi
farmasi.
ORGANISASI LAIN DIRUMAH
■ KOMISI FARMASI TERAPI dan PANITIA FARMASI DAN TERAPI
SAKIT
(tergantung rumah sakit terkait pengorganisasiannya)

■ Komite Farmasi Terapi (KFT)/ PFT adalah kelompok penasehat bagi staf medik yang secara organisasi
bertindak sebagai  garis komunikasi atau penghubung antara staf medik dan instalasi  farmasi rumah
sakit. KFT merupakan suatu Tim yang beranggotakan para dokter dan sarjana farmasi yang berfungsi
dalam membantu pimpinan Rumah Sakit untuk menentukan kebijaksanaan penggunaan obat dan
pengobatan.
TUGAS KOMITE FARMASI DAN TERAPI RUMAH SAKIT :
     1,  Memberikan rekomendasi dalam pemilihan penggunaan obat obatan.
     2. Menyusun Formularium yang menjadi dasar dalam penggunaan obat obatan di RS dan apabila perlu dapat diadakan  
    perubahan secara berkala.
      3, Menyusun Standart Terapi bersama sama dengan staf medik.
      4. Melaksanakan evaluasi penulisan resep dan penggunaan obat generik bersama sama dengan Instalasi Farmasi
Rumah    Sakit.

PANITIA FARMASI & TERAPI :


1. Adalah organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara para staf medis dengan staf farmasi serta tenaga
kesehatan lainnya.
 2. Sekurang kurangnya terdiri dari 3(tiga) dokter, Apoteker dan perawat. Dokter bisa lebih dari tiga sesuai SMF yang ada.
3. Ketua Panitia Farmasi & Terapi dipilih dari dokter yang ada. Jika ada ahli Farmakilogi klinik maka sbg ketua. Sekretaris
Apoteker dari IFRS.
4. Mengadakan rapat secara teratur sedikitnya 2 (dua) bulan sekali. Untuk RS besar 1(satu) bulan sekali
TUJUAN :
      1.     Menerbitkan kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat serta evaluasinya.
     2.   Melengkapi sttaf fungsional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat
sesuai dengan kebutuhan.

FUNGSI & RUANG LINGKUP :


     Ø  Mengembangkan Formularium dan merevisinya.
     Ø   Dasar Pemilihan Obat pada efek terapi, keamanan serta harga obat, juga minimalisasi duplikasi tipe obat.
     Ø  Mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan anggota staf medis.

Anda mungkin juga menyukai