Hasil Belajar:
Setelah mengikuti semua kegiatan
pembelajaran dalam mata pelatihan ini,
peserta diharapkan mampu mengetahui
tentang Pemahaman Umum Estimasi Biaya
Konstruksi, sehingga dapat meningkatkan
pelaksanaan Estimasi Biaya Konstruksi
Tujuan Pembelajaran
Direvisi menjadi
Buku PerMen PUPR
No.28/PRT/M/2016 Tentang
Pedoman AHSP Bidang PU
-Ukuran B5
-Tebal 904 halaman
PENGERTIAN UMUM
2.1 Dasar Hukum
2.2 Istilah dan Definisi
2.3 Permasalahan dalam AHSP
2.4 Kegunaan dan Struktur Harga Satuan
2.5 Keuntungan dan Overhead
2.6 E-Learning AHSP
Dasar Hukum dan Referensi
1) Analisa Biaya Konstruksi, Kumpulan SNI-ABK, Badan
Standardisasi Nasional, 2008.
2) Permen PU no 45/PRT/M/2007 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Departemen
PU. 2007.
3) Departemen Pekerjaan Umum 2010. Buku 3: Spesifikasi Umum,
Bidang Jalan dan Jembatan Edisi Tahun 2006.
4) Pusat Litbang SDA, 2007. Kompendium Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang SDA. 2007.
5) Instruksi Menteri Pekerjaan Umum no 02/IN/M/2005, tentang
Penerapan Standar, Pedoman, Manual (SPM) Dalam Dokumen
Kontrak.
6) PerMen PU No. 05/PRT/M/2014, tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
7) Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 70 tahun 2012,
perubahan kedua Perpres No. 54 tahun 2010, tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
8) PerMen PU No.09/PRT/M/2014 Tentang Jenis dan Tata Cara
Penggunaan Peralatan Konstruksi di PU
9) PerMen PU No.603/PRT/M/2005 Tentang Pedoman Umum
Sistem Pengendalian Manajemen Penyelenggaraan
Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang PU.
10) PerMen PU No.34/PRT/M/2005 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Sistem Pengendalian Manajemen Jasa
Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan) Di Lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum.
11) Permen PU No.14/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis
Penyusunan Bakuan Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi.
12) Permen PUPR No.28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
13) PerMen PUPR No.31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga
atas PerMen PU No.07/PRT/M/2011 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultansi.
14) Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
15) SE_Men PUPR No. 66/SE/M/2015 Tentang Biaya
Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU.
16) UU Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
2.2 Istilah dan Definisi
• Analisis harga satuan pekerjaan (AHSP) adalah analisis untuk menghitung
kebutuhan biaya pekerjaan menggunakan koefisien kebutuhan tenaga kerja, bahan
dan peralatan yang dikalikan dengan harga satuan dasarnya masing-masing untuk
mendapatkan harga satuan dari satu jenis pekerjaan tertentu.
• Estimasi Biaya Konstruksi adalah prakiraan biaya pekerjaan atau kegiatan yang
berdasarkan pada berbagai komponen konstruksinya, misal Biaya konstruksi
Gedung merupakan jumlah biaya untuk komponen-komponen: pondasi, pekerjaan
struktur beton (kolom, balok dan lantai), plafond, lantai dan kelengkapan lainnya.
• Harga satuan pekerjaan (HSP) adalah biaya yang dihitung dalam suatu analisis
untuk suatu pekerjaan, yang terdiri atas biaya langsung (tenaga kerja, bahan, dan
alat), dan biaya tidak langsung (keuntungan dan biaya umum atau over head)
sebagai mata pembayaran dari suatu jenis pekerjaan tertentu.
• Harga satuan dasar (HSD) adalah harga komponen dari mata pembayaran dalam
satuan tertentu, misalnya: bahan (m, m2, m3, kg, ton, zak, dsb.), peralatan (unit, jam,
hari, dsb.), dan upah tenaga kerja (jam, hari, bulan, dsb.)
• Harga perkiraan sendiri (HPS) atau owner’s estimate (OE) adalah perkiraan biaya
pekerjaan yang dihitung secara profesional oleh PPK, digunakan sebagai salah
satu acuan dalam melakukan evaluasi harga penawaran; dan Total HPS bersifat
terbuka dan tidak rahasia.
• Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan
konstruksi yang berupa keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan
kembali suatu bangunan.
• Komponen Biaya Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah komponen penyusun
dari biaya HSP yaitu: biaya tenaga kerja (upah), bahan/material dan peralatan.
Masing-masing komponen tersebut merupakan hasil kali dari koefisien dengan
harga satuan dasar masing-masing sub-komponen di lokasi kegiatannya.
• Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaanpengadaan barang/jasa.
• Penyedia Barang/Jasa adalah Badan Usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan barang/pekerjaan konstruksi/jasa-konsultansi/jasa lainnya.
3 Permasalahan dalam AHSP
AHSP sebelum tahun 2013, khususnya di bidang Sumber Daya Air
(SDA) terdapat berbagai permasalahan diantaranya:
1) Perbedaan kinerja antar wilayah
AHSP-SDA yang ada membedakan kinerja untuk wilayah barat,
tengah dan timur, seyogianya kebijakan di satu negara harus dibuat
satu bakuan kinerja yang berlaku, yaitu berdasarkan suatu acuan
kinerja yang disepakati. PerMen PUPR No. 28/PRT/M/2016 tentang
Pedoman AHSP Bidang PU, ditetapkan berlaku untuk seluruh
Indonesia. Mungkin ada wilayah yang dirugikan dan malah ada juga
yang diuntungkan, berdasarkan kinerja rata-rata tenaga kerja dan
kebutuhan bahan serta peralatan.
2) Pedoman AHSP masih belum terintegrasi di lingkungan PUPR
Idealnya digabung dalam satu sistem AHSP yang terbagi dalam empat
bagian yaitu: Umum, SDA, Bina Marga dan Cipta Karya.
2.4 Kegunaan dan Struktur Harga Satuan
1) Pedoman AHSP ini menetapkan metode perhitungan harga satuan
pekerjaan (HSP): upah tenaga kerja, bahan dan alat yang secara teknis
dirinci mendetail berdasarkan suatu metode kerja dan asumsi-asumsi yang
sesuai dengan uraian spesifikasi teknis, gambar desain/kerja, dan harga
satuan dasar (HSD), baik untuk kegiatan baru, rehabilitasi/pemeliha-raan
maupun peningkatan infrastruktur ke-PU-an.
2) Biaya langsung adalah jumlah hasil kali masing-masing volume pekerjaan
(BoQ) dengan HSP-nya, dan setelah ditambah PPN 10% menjadi harga
perkiraan sendiri (HPS) atau owner’s estimate (OE) dan/atau harga
perkiraan perencana (HPP) atau engineering’s estimate (EE).
3) Nilai HPS yg akurat berperan sangat strategis menunjang Perpres No. 70
Tahun 2012 (perubahan kedua atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010), sbg:
a) batas tertinggi penawaran yang sah;
b) beserta rinciannya dijadikan acuan untuk menilai kewajaran penawaran;
c) sebagai dasar penetapan nilai jaminan pelaksanaan untuk penawaran
yang nilainya kurang dari 80% nilai total HPS.
.5 Biaya Umum/Overhead dan Keuntungan
Biaya tidak langsung terdiri atas biaya umum dan keuntungan. Khususnya biaya
umum yang dikeluarkan untuk mendukung terwujudnya pekerjaan (kegiatan
pekerjaan) yang bersangkutan, atau biaya yang diperhitungkan sebagai biaya
operasional yang meliputi pengeluaran untuk:
1) Biaya kantor pusat yg bukan dari biaya pengadaan utk setiap mata
pembayaran
2) Biaya upah pegawai kantor lapangan
3) Biaya manajemen (bunga bank, jaminan bank, tender, dan lain-lain)
4) Biaya akuntansi
5) Biaya pelatihan dan auditing
6) Biaya perizinan dan registrasi
7) Biaya iklan, humas dan promosi
8) Biaya penyusutan peralatan penunjang
9) Biaya kantor, listrik, telepon dll.
10)Biaya pengobatan pegawai kantor/lapangan
11)Biaya travel, pertemuan/rapat
12)Biaya asuransi di luar peralatan (misal Jamsostek)
13) Biaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi yang bersifat
umum sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.5/PRT/M/2014, Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU.
14) dan lain sebagainya
Biaya umum sering juga disebut overhead yang dihitung berdasarkan prosentase
dari biaya langsung yang besarannya secara umum tergantung dari lama waktu
pelaksanaan pekerjaan, besarnya tingkat bunga yang berlaku dan lain
sebagainya sesuai dengan ketentuan dan sudah termasuk biaya risiko pekerjaan
selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan dalam kontrak pekerjaan. Ini
merupakan domain penyedia yang sekarang ini ditetapkan maksimum 15% dari
biaya langsung.
Penetapan biaya umum dan keuntungan sudah masuk dalam AHSP, maka yang
selama ini ada pencantuman peralatan penunjang sudah tidak boleh lagi masuk
dalam HSP, jika masih seperti itu atau pola lama akan menjadi temuan
pemeriksa.
E-Learning AHSP
Pelaksanaan e-learning ini dalam rangka program PUPR Go-digital,
Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) PUPR yang
menyajikan AHSP dapat dilihat secara langsung (sistem on-line)
ataupun diunduh yang kemudian jalankan secara off-line. Hal ini
dimaksudkan agar para pemangku kepentingan yang tertarik untuk
mempelajari AHSP dapat mempelajarinya sesuai dengan
ketersediaan waktunya masing-masing. Sehingga diharapkan sambil
mempelajari buku PerMen-nya akan lebih cepat dipahami.
Sehubungan dengan pelaksanaan pelatihan ke depan, setiap peserta
sebelum pelaksanaan pelatihannya harus mampu belajar mandiri
sehingga pada pertemuan dengan instrukturnya hanya tinggal
klarifikasi informasi saja dan dapat langsung bertanya serta berdiskusi
secara pro-aktif sesuai dengan kasus-kasus yang dialaminya di lokasi
pekerjaan dari para pesertanya.
Hal ini bersesuaian dengan program di Balitbang PUPR di masing-
masing Pusat Litbang (PusSDA, Pusjatan dan Puskim) terdapat prog-
ram Advis Teknis dan Home Doctor pada web:www.pu.go.id\Balitbang.
Untuk E-learning AHSP, dengan search engine Google, pilih video,
masukan keyword searching: AHSP dan cari video berikut ini.
Bagian – I : Umum
Pengantar AHSP
Hasil Litbang yang Lebih Cepat, Lebih Mudah dan Lebih Murah
Motto:
Meningkatkan Keandalan Mutu Infrastruktur SDA
http//: www.pusair-pu.go.id
E-mail: pusat@pusair-pu.go.id
sptsda@gmail.com
PUSAT LITBANG SUMBER DAYA AIR
Jl. Ir. H. Juanda no. 193 Bandung
E-mail: pusair@pusair-pu.go.id