Anda di halaman 1dari 60

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI


Balai Jasa Konstruksi Wilayah II Palembang

PENGELOLAAN BIAYA PEKERJAAN

208
BAMBANG IRAWAN 2020 2jpl
UBI 2
MANAJEMEN BIAYA PEKERJAAN
Manajemen biaya pekerjaan mencakup proses-proses yang
terlibat dalam merencanakan sumber daya dan memper-
kirakan/meng-estimasi biaya, menganggarkan biaya, dan
mengendalikan biaya sehingga pekerjaan itu dapat
diselesaikan dalam anggaran yang ditetapkan.
Perencanaan sumber daya dan mengestimasi biaya dilaku-
kan dengan menentukan sumber daya apa saja yang
digunakan, berapa jumlah dan harganya serta menyusun
suatu perkiraan biaya dan sumber daya yang diperlukan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Proses pengelolaan anggaran pekerjaan
Definisi anggaran
Dalam manajemen keuangan ada beberapa definisi tentang anggaran,
diantaranya
sebagai berikut:
Budget (anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan)
moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
(Munandar,1985)
Budgeting menunjukkan suatu proses, sejak dari tahap persiapan yang diperlukan
sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan
informasi yang diperlukan. (Y. Supriyanto, 1985:227)

UBI 5
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Tujuan Bimbingan Teknik
Setelah mempelajari modul, peserta diharapkan mampu
Menerapkan Sistem Manajemen Biaya (Cost Management).
• Kriteria Penilaian
Pada akhir Bimbingan Teknik peserta diharapkan mampu :
1. Memberikan kontribusi dalam perencanaan anggaran
pekerjaan;
2. Memonitor dan mengendalikan biaya pekerjaan;
3. Memberikan kontribusi pada proses finalisasi biaya
pekerjaan.

UBI 6
Pengertian Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu
yang dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi tersebut dengan cara bekerja sama memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien.

Efektif berarti tujuan dapat tercapai sesuai rencana.


Efisien artinya tugas dijalankan dengan benar, teroganisir, dan selesai
sesuai jadwal.
UBI 7
Agar pengelolaan Manajemen ini berhasil, maka perlu :
1. Efektifitas agar dapat dicapai sesuai sasaran fungsional
pekerjaan ( sesuai rencana );
2. Efisiensi agar pemakaian sumber daya (pekerja,
bahan/material dan alat ) tidak melebihi anggaran;
3. Tertib agar dilaksanakan sesuai peraturan perundang-
undangan dan posedur yang telah ditetapkan sehingga
tercapai efektifitas dan efisiennya;
4. Tidak menimbulkan ketegangan dalam pelaksanaan
pekerjaan antara Team Work (Pengguna Jasa dan Penyedia
Jasa) dapat bekerja sama secara sinergi untuk mencapai
satu tujuan yaitu keberhasilan pekerjaan, demikian juga
terhadap masyarakat dan Instansi yang terkait.
UBI 8
SPESIFIKASI,
GAMBAR RENCANA ,
LOKASI PEKERJAAN,
METODE PELAKSANAAN,
ANALISA HARGA SATUAN,
HARGA SATUAN PEKERJAAN,
HARGA PROYEK DAN
JADWAL PELAKSANAAN
UBI 9
DIVISI 2 DRAINASE

UBI 10
REFERENSI
❑Peraturan Menteri PUPR, No.28/PRT/M/2016, tentang Analisa
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
❑P.P. No.29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
❑PerMen. PU. No.05/PRT/M/2014, tentang Pedoman SMK3
Konstruksi Bidang PU.;
❑PerMen. PU. No.15/PRT/M/2004, tentang Perhitungan Formula
Sewa Peralatan, Sewa Bangunan dan Tanah dan Sewa Prasarana
Bangunan di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.
Estimasi biaya suatu pekerjaan
Seperti sudah diuraikan di atas, biaya pekerjaan yang
terdiri dari beberapa sumber daya yang perlu dikelola
dengan baik.
Pada tahap awal, biaya pekerjaan harus diperkirakan /
diestimasi, kemudian dianggarkan dan diawasi
penggunaannya dengan baik.
Jenis-jenis biaya kegiatan
Jenis-jenis biaya dapat dibedakan sebagai biaya
langsung dan biaya tidak langsung serta biaya tetap
dan biaya tidak tetap
MANUSIA

BIAYA

MATE PERA
RIAL LATAN

UBI 14
UBI 15
TENAGA KERJA

17 CAD / CAM OPERATOR (L16)


1. Pekerja (L01) 18 SOFTWARE PROGRAMMER / IMPLEMENTER (L17)
2. Tukang (L02) 19 HARDWARE TECHNICIAN (L18)
3. Mandor (L03) 20 FACILITATOR (L19)
4. Operator (L04) 21 SENIOR ASSISTANT PROFESSIONAL STAFF (L20)
5. Pembantu Operator (L05) 22 ASSISTANT PROFESSIONAL STAFF (L21)
6. Sopir / Driver (L06) 23 SPECIAL TECHNICIAN / INSPECTOR (L22)
7. Pembantu Sopir / Driver (L07) 24 TECHNICIAN (L23)
8. Mekanik (L08) 25 INSPECTOR (L24)
9. Pembantu Mekanik (L09) 26 SURVEYOR (L25)
10. Kepala Tukang (L10)

UBI 17
Standar upah
Sumber data harga standar upah berdasarkan yang ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota.
Standar orang hari
Yang dimaksud dengan pekerja standar disini adalah pekerja yang bisa mengerjakan satu
macam pekerjaan seperti pekerja galian, pekerja pengaspalan, pekerja pemasangan batu,
pekerja las dan lain sebagainya.
Dalam sistem pengupahan digunakan satu satuan upah berupa standar orang hari yang
disingkat orang hari (OH), yaitu sama dengan upah pekerjaan dalam 1 hari kerja (8 jam kerja
termasuk 1 jam istirahat atau disesuaikan dengan kondisi setempat).
Standar orang jam
Orang hari standar atau satu hari orang bekerja adalah 8 jam, terdiri atas 7 jam kerja (efektif)
dan 1 jam istirahat.
bila diperoleh data upah pekerja perbulan, maka upah jam orang pada Rumus (1) dapat
dihitung dengan membagi upah per bulan dengan jumlah hari efektif selama satu bulan (24-26)
atau 25 hari kerja dan dengan jumlah 7 jam kerja efektif selama satu hari.
Upah orang per bulan
Upah orang per jam (OJ) = ----------> Rumus (1)
25 hari x 7 jam kerja
479
Langkah perhitungan HSD tenaga kerja

UBI 19
489

UBI 21
Biaya tenaga kerja standar dapat dibayar dalam sistem hari orang
standar atau jam orang standar. Besarnya sangat dipengaruhi oleh
jenis pekerjaan dan lokasi pekerjaan. Secara lebih rinci faktor tersebut
dipengaruhi antara lain oleh :
- keahlian tenaga kerja,
- jumlah tenaga kerja,
- faktor kesulitan pekerjaan,
- ketersediaan peralatan,
- pengaruh lamanya kerja, dan
- pengaruh tingkat persaingan tenaga kerja.
Untuk pekerjaan bangunan gedung yang dilaksanakan secara manual,
koefisien bahan dan tenaga kerja sudah tersedia dalam tabel yang
dipergunakan untuk satu satuan volume pekerjaan atau satu satuan
pengukuran tertentu.
UBI 22
BAHAN
HARGA SATUAN DASAR BAHAN
Besarnya biaya yang dikeluarkan pada komponen bahan untuk memproduksi satu satuan
pengukuran pekerjaan tertentu.
Harga satuan dasar bahan baku
UBI 26
Harga satuan dasar bahan olahan
Harga satuan dasar (HSD) bahan jadi
Faktor kehilangan
PERALATAN

UBI 30
UBI 31
Harga pokok alat

UBI 33
22

Umur ekonomis alat

Umur ekonomis peralatan (A) dapat dihitung berdasarkan kondisi


penggunaan dan pemeliharaan yang normal, menggunakan
standar/manual dari pabrik pembuat.Setiap peralatan selama
pemakaiannya (operasinya) membutuhkan sejumlah biaya, yaitu
biaya untuk operasi sesuai dengan fungsinya dan biaya
pemeliharaan (termasuk perbaikan) selama operasi.
Setiap jenis peralatan mempunyai umur ekonomisnya sendiri-sendiri
yang berbeda antara satu jenis peralatan dengan jenis peralatan
lainnya. Pada umumnya dinyatakan dalam tahun pengoperasian.
Umur ekonomis peralatan yang dipakai untuk perhitungan dalam
panduan ini diambil sesuai dengan data dalam referensi yang dipakai

UBI 34
UBI 35
Jam kerja alat per tahun 23

UBI 36
Nilai sisa alat

UBI 37
Alat bantu dan alat manual

UBI 38
UBI 39
REKAPITULASI
PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN
Proyek / Bagpro :
No. Paket Kontrak :
Nama Paket :
Prop / Kab / Kodya :

Jumlah Harga
No. Divisi Uraian Pekerjaan
(Rupiah)

1 Umum 3.471.846.315
2 Drainase 82.819.278
3 Pekerjaan Tanah Dan Geosintetik 16.795.933
4 Pelebaran Preventif 52.872.652
5 Pekerasan Berbutir Dan Perkerasan Beton Semen 23.189.659
6 Perkerasan Aspal 26.480.859
7 Struktur 961.978.290
8 Rehabilitasi Jembatan 418.202.531
9 Pekerjaan Harian Dan Pekerjaan Lain-Lain 72.029.208
10 Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja 30.739.305

(A) Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan ) 5.156.954.030
(B) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) = 10% x (A) 515.695.403
(C) JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B) 5.672.649.433
Terbilang : ……………………………………………………………………………………....................................
……………………………………………………………………………………....................................

UBI 40
Biaya umum dan keuntungan (overhead & profit)
Biaya umum adalah biaya tidak langsung yang dikeluarkan untuk mendukung terwujudnya pekerjaan
(kegiatan pekerjaan) yang bersangkutan, atau biaya yang diperhitungkan sebagai biaya operasional
meliputi pengeluaran untuk:
a) Biaya kantor pusat yang bukan dari biaya pengadaan untuk setiap mata pembayaran
b) Biaya upah pegawai kantor lapangan
c) Biaya manajemen (bunga bank, jaminan bank, tender, dan lain-lain)
d) Biaya akuntansi
e) Biaya pelatihan dan auditing
f) Biaya perizinan dan registrasi
g) Biaya iklan, humas dan promosi
h) Biaya penyusutan peralatan penunjang
i) Biaya kantor, listrik, telepon dll
j) Biaya pengobatan pegawai kantor/lapangan
k) Biaya travel, pertemuan/rapat
l) Biaya asuransi di luar peralatan
m) Biaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi yang bersifat umum sesuai dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Perkerjaan Umum.
n) dan lain sebagainya
UBI 41
Biaya umum/overhead ini dihitung berdasarkan persentase dari biaya
langsung yang besarnya tergantung dari lama waktu pelaksanaan pekerjaan,
besarnya tingkat bunga yang berlaku dan lain sebagainya sesuai dengan
ketentuan.
Keuntungan ini sudah termasuk biaya risiko pekerjaan selama pelaksanaan
dan masa pemeliharaan dalam kontrak pekerjaan.
Besarnya biaya umum dan keuntungan ditentukan dengan
mempertimbangkan antara lain tingkat suku bunga pinjaman bank yang
berlaku, tingkat inflasi, overhead kantor pusat dan lapangan, dan resiko
investasi. Ini merupakan domain penyedia jasa yang sampai dengan saat ini
belum ada ketentuan resmi dari Pemerintah yang mengatur nilai maksimum
biaya umum dan keuntungan penyedia jasa.
HPS disusun dengan memperhitungkan keuntungan dan biaya overhead
yang dianggap wajar (Perpres Nomor 70 Tahun 2012, Pasal 66, Ayat 8), suatu
nilai optimum yang relatif dekat dengan tingkat suku bunga Bank Indonesia.
UBI 42
Tujuan dari dibuatnya suatu estimasi pekerjaan adalah :

1. Sebagai dasar dalam pembuatan anggaran pekerjaan;


2. Sebagai alat untuk mengontrol biaya pekerjaan;
3. Untuk memonitor progress, dengan membandingkan anggaran
biaya, biaya estimasi dengan actual di lapangan;
4. Untuk membuat suatu database biaya yang dapat digunakan
untuk estimasiestimasi berikutnya.

UBI 43
Pengelolaan Anggaran Pekerjaan
Pengelolaan anggaran pekerjaan dapat dilakukan menurut urutan proses
manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, sejak penyusunannya.
Menyusun anggaran pekerjaan yang dimulai dengan mengumpulkan
data dan informasi yang diperlukan dalam menyusun anggaran, baik
berupa material, peralatan maupun tenaga kerjanya sesuai dengan sifat
pekerjaannya. Juga dikumpulkan data dan informasi mengenai sumber
daya modal yang dapat dilibatkan untuk mendanai pekerjaan.
Kemudian berdasar estimasi yang sudah dilakukan, disusun
anggarannya dan menyajikannya secara sistematis dalam kategori
pendapatan/perolehan dan belanja. Data ini disusun secara seri dalam
format yang biasa disebut arus (cash flow).

UBI 44
Dalam proses pemantauan dan pengendalian pekerjaan selama
pelaksanaannya paling tidak pertanyaan-pertanyaan berikut
harus dapat dijawab:
- Berapa jauh pekerjaan sudah dikerjakan dan berapa jauh
seharusnya menurut rencana?
- Apakah pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadual atau
apakah bakal terlambat?
- Berapa banyak biaya sudah dikeluarkan?
- Berapa anggaran untuk pekerjaan yang sudah dikerjakann dan
apakah masih sesuai dengan anggaran?
- Apakah biaya akan melewati anggaran?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan
pemantauan dan pengendalian di atas dapat digunakan kurva S.
UBI 45
Identifikasi deviasi biaya

Deviasi biaya
Dalam setiap pelaksanaan proyek pasti ada potensi bahwa biaya akan mengalami
deviasi, baik berupa penambahan maupun pengurangan. Semakin besar ukuran
proyek, potensi deviasi juga makin besar. Yang perlu diwaspadai adalah potensi
terjadi penambahan biaya yang juga disebut pembengkakan biaya. Beberapa
penyebab terjadinya pembengkakan biaya, antara lain:
1. Informasi kurang akurat
Rendahnya akurasi perkiraan biaya dapat menyebabkan terjadinya
pembengkakan biaya karena perkiraan biaya ternyata jauh lebih rendah
daripada kenyataannya. Demikian juga, adanya ketidakpastian kondisi dapat
membuat biaya pekerjaan membengkak.

UBI 46
2. Perubahan desain
Terjadinya perubahan desain yang diinginkan pelanggan dapat menyebabkan
pembengkakan biaya bila perubahan desain tersebut ternyata menyebabkan
pengerjaan ulang atau membutuhkan sumberdaya yang lebih banyak/ lebih
mahal;
3. Faktor Sosial Ekonomi
Pemogokan buruh, tindakan konsumen, embargo, penurunan nilai mata uang dan
kelangkaan sumberdaya dapat menyebabkan pembengkaan harga. Misalnya, bila
ternyata terjadi ketidakstabilan ekonomi yang menyebabkan terjadinya kenaikan
harga yang tinggi sehingga jauh melampaui apa yang sudah diperkirakan, maka
hal demikian menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya.
4. Jenis Kontrak Pekerjaan
Kontrak dengan jenis harga unit tetap (fixed unit price)berbeda dari Kontrak
dengan harga tetap. Kontrak dengan harga tetap mendorong penyedia jasa untuk
berhatihati dalam hal pengendalian biaya. Namun, kontrak jenis reimbursement
yaitu dengan harga unit tetap memberikan kelongggaran biaya kepada penyedia
jasa. Hal ini dapat membuat penyedia jasa kurang hati-hati dalam mengendalikan
harga sehingga dapat berujung pada pembengkakan biaya.
UBI 47
Estimasi Biaya Dan Isu-Isu Anggaran.
Estimasi Biaya
Estimasi biaya suatu pekerjaan, dalam hal ini estimasi biaya pekerjaan konstruksi oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor), dimulai sejak perusahaan kontraktor tersebut
mengikuti proses tender/lelang. Pada tahap awal tender/pelelangan pekerjaan ini,
kontraktor menyusun estimasi biaya serta rencana anggaran biaya pekerjaan. Untuk
proses lelang yang menggunajkan metoda harga satuan pasti (fixed unit price), daftar
kuantitas pekerjaan sudah disiapkan sebagai bagian dari dokumen tender untuk
dijadikan acuan menghitung estimasi biaya.
Kecuali dengan mengacu pada Dokumen tender, yang di dalamnya memuat lampiran
daftar kuantitas/ bill of quantity (BOQ) estimasi juga mengacu pada Harga Perkiraan
Sendiri
UBI 48 (HPS) / Owner Estimate
Estimasi biaya dilakukan dengan langkah-langkah penyusunan rencana anggaran biaya,
antara lain:
1. Melihat daftar kuantitas (BOQ) yang terdapat di dalam dokumen tender.
2. Memperhatikan besaran volume masing-masing item pekerjaan dan mengidentifikasi
item pekerjaan mana yang menjadi pekerjaan dominan/mata pekerjaan utama dari
pekerjaan konstruksi tersebut.
3. Mengevaluasi volume yang terdapat dalam daftar kuantitas/BOQ dengan gambar.
Kadang-kadang terdapat perbedaan volume pada daftar kuantitas/BOQ dengan
gambar yang diberikan. Hal ini tidak menjadi masalah bagi proses tender dengan
metode harga satuan tetap karena volume yang dicantumkan di BoQ merupakan
pedoman untuk pengajuan penawaran, sedangkan volume yang akan ‘dijual’ oleh
kontraktor adalah volume yang betul-betul dikerjakan di lapangan. Untuk proyek yang
sifatnya lumpsum, maka perhitungan volume masing-masing pekerjaan harus
dihitung sebelum penawaran harga.
4. Memperhatikan spesifikasi teknis pekerjaan dan spesifikasi teknis material karena
sesungguhnya harga sangat berkaitan dengan spesifikasi.

UBI 49
5. Menetapkan pekerjaan-pekerjaan yang perlu diserahkan pelaksanaanya kepihak
ketiga/sub kontraktor. Untuk itu dicari sub-kontraktor yang tepat untuk mengerjakan
bagian pekerjaan yang akan disub-kontrakkan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
diminta. Untuk penyediaan material juga perlu dicari pemasok yang tepat yang
dapat mensupply material yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang diminta.
6. Melakukan survei lokasi pekerjaan dan mencari informasi sumber material local
terdekatuntuk lebih mengenal pekrjaan yang akn dilaksankan.
7. Membuat analisa setiap item pekerjaan. Untuk tender-tender yang sudah
menyediakan rumusan analisa setiap item pekerjaan dalam dokumen tendernya
maka estimator tinggal menggunakannya baik itu koefisien pekerja, koefisien bahan,
koefisien alat. Pada tender pekerjaan yang tidak memberi analisa masingmasing
pekerjaan, maka perusahaan kontraktor dapat menggunakan analisa standar yang
tersedia. Atau menggunakan analisa sendiri yang diperoleh dari pengalamannya
dalam melaksanakan pekerjaan sejenis.
8. Membandingkan hasil estimasi biaya pekerjaan yang telah dihitung dengan harga
perkiraan sendiri (HPS)/owner estimate. Dengan melakukan perbandingan estimasi
biaya pekerjaan dengan owner estimate maka perusahaan kontraktor dapat
mengevaluasi kembali apakah estimasi biayanya terlalu besar atau terlalu
UBI 50
UBI 51
Biaya umum dan keuntungan (overhead & profit)
Biaya umum adalah biaya tidak langsung yang dikeluarkan untuk mendukung terwujudnya pekerjaan
(kegiatan pekerjaan) yang bersangkutan, atau biaya yang diperhitungkan sebagai biaya operasional
meliputi pengeluaran untuk:
a) Biaya kantor pusat yang bukan dari biaya pengadaan untuk setiap mata pembayaran
b) Biaya upah pegawai kantor lapangan
c) Biaya manajemen (bunga bank, jaminan bank, tender, dan lain-lain)
d) Biaya akuntansi
e) Biaya pelatihan dan auditing
f) Biaya perizinan dan registrasi
g) Biaya iklan, humas dan promosi
h) Biaya penyusutan peralatan penunjang
i) Biaya kantor, listrik, telepon dll
j) Biaya pengobatan pegawai kantor/lapangan
k) Biaya travel, pertemuan/rapat
l) Biaya asuransi di luar peralatan
m) Biaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi yang bersifat umum sesuai dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Perkerjaan Umum.
n) dan lain sebagainya
UBI 52
1.1.Biaya tugas / kegiatan dan komunikasi dengan pihak lain yang
termasuk dalam anggaran Pekerjaan diestimasi

BIAYA TIDAK LANGSUNG

Biaya umum/overhead ini dihitung


berdasarkan persentase dari biaya langsung
yang besarnya tergantung dari lama waktu
pelaksanaan pekerjaan, besarnya tingkat
bunga yang berlaku dan lain sebagainya
sesuai dengan ketentuan
UBI 53
1.2.Biaya dibandingkan dengan durasi / upaya alokasi sumber daya (tenaga
kerja), komunikasi dengan Manajer Proyek yang termasuk didalam rencana
Pekerjaan, anggaran pekerjaan dan yang terkait dengan tagihan, Biaya dan
Profil Tunai dipetakan

UBI 54
1.3. Penerapan umpan balik pada kepantasan, kejelasan
dan ketepatan dalam meng-estimasi dicari
Tingkat Ketepatan Estimasi
Ketelitian suatu perkiraan biaya akan tergantung pada pengetahuan
seorang estimator mengenai keluaran (output) yang diperkirakan akan
dihasilkan dari setiap sumberdaya. Misalnya produktivitas peralatan
konstruksi atau pekerja, seberapa baik pekerjaan itu disiapkannya, lokasi
pekerjaan, pengaruh resiko-resiko dan hal-hal yang tidak diketahui, dan
waktu, usaha serta uang. Serta bagaimana masalah-masalah di atas
diperhitungkan untuk menghasilkan perkiraan biaya berikut tingkat
ketelitiannya. Semakin akurat tingkat ketelitian suatu perkiraan biaya yang
diinginkan maka semakin besar waktu, usaha dan uang yang dikeluarkan
untuk melakukan perbaikan dalam ketelitian.

UBI 55
1.4. Kejelasan estimasi dan tingkat ketepatan
yang diperlukan dicari
ITEM PEMBAYARAN NO. : 2.2.(1) PERKIRAAN VOL. PEK. : 1.00
JENIS PEKERJAAN : Pasangan Batu dengan Mortar TOTAL HARGA (Rp.) : 1,092,575.54
SATUAN PEMBAYARAN : M3 % THD. BIAYA PROYEK : 0.01

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)
A. TENAGA

1. Pekerja (L01) jam 5.6338 24,996.34 140,824.44


2. Tukang Batu (L02) jam 5.6338 25,827.27 145,505.72
3. Mandor (L03) jam 0.4695 30,066.21 14,115.59
JUMLAH HARGA TENAGA 300,445.75
B. BAHAN

1. Batu (M02) M3 1.2000 199,600.00 239,520.00


2. Semen (PC) (M12) Kg 232.0000 1,340.00 310,880.00
3. Pasir (M01) M3 0.4808 192,800.00 92,703.56
JUMLAH HARGA BAHAN 643,103.56

C. PERALATAN

1. Conc. Mixer (E06) jam 0.4695 105,863.51 49,701.18


2. Alat Bantu Ls 1.0000 0.00 0.00
JUMLAH HARGA PERALATAN 49,701.18

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 993,250.49


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0% x D 99,325.05
UBI 56
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 1,092,575.54
UBI 57
Tagihan pengeluaran dan tunai berbanding dengan anggaran dan rencana
pekerjaan yang telah disetujui dimonitor
Selanjutnya setelah melakukan pengklarifikasian data transaksi dilakukan pencatatan.
Memasukkan transaksi-transaksi yang ada ke dalam jurnal yang sesuai urutan
transaksi terjadi atau kejadiannya. Sebagai bukti adanya transaksi dapat dipakai
kertas-kertas bisnis semacam bon, bill, nota, struk, sertifikat, dan lain sebagainya.

Setelah transaksi dimasukkan ke dalam jurnal-jurnal yang ada, maka selanjutnya adalah
memasukkan jurnal ke dalam buku besar secara berkala. Hasil pemindahan ke dalam
buku besar tersebut akan terlihat dari rangkuman neraca percobaan.
Setelah kedua proses mengklarifikasi dan mencatat di atas dijalankan, maka proses
yang terakhir adalah melakukan analisa dan membuat kesimpulan dari laporan
keuangan. Segala hal yang berhubungan dengan keuangan perusahaan diungkapkan
pada laporan keuangan tersebut.
UBI 59

Anda mungkin juga menyukai