Anda di halaman 1dari 23

Prosedur

Pelaksanaan
Proyek
MANAJEMEN PROYEK

TAHAPAN-TAHAPAN DALAM
PROYEK KONSTRUKSI
1. Tahap Perencanaan (Planning)
2. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)
3. Tahap Penjelasan (Briefing)
4. Tahap Perancangan (Design)
5. Tahap Pengadaan/Pelelangan
(Procurement/Tender)
6. Tahap Pelaksanaan (Construction)
7. Tahap Pemeliharaan

ORGANISASI PELAKSANA
PEKERJA

MANAJEMEN PELAKSANAAN
PROYEK DAN TAHAPAN
Lingkup
proyek telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan, proyek memasuki tahap
PERENCANAAN
perencanaan rinci. Ini melibatkan:
Proyek

Rencana (menguraikan kegiatan, tugas, ketergantungan dan jangka waktu)

Sumber

Daya Rencana (daftar tenaga kerja, peralatan dan bahan yang dibutuhkan)

Rencana
Kualitas

Keuangan (mengidentifikasi biaya tenaga kerja, peralatan dan bahan)

Rencana (memberikan target kualitas, jaminan dan tindakan pengendalian)

Risiko

Rencana (menyoroti potensi risiko dan tindakan yang diambil untuk


menanggulanginya)
Penerimaan

pelanggan)

Komunikasi

stakeholder)
Rencana

Rencana (daftar kriteria yang harus dipenuhi untuk memperoleh penerimaan


Rencana (daftar informasi yang dibutuhkan untuk menginformasikan

Pengadaan (mengidentifikasi produk yang akan bersumber dari pemasok


eksternal).Pada titik ini proyek telah direncanakan secara rinci dan siap untuk dieksekusi.

Manajemen Pelaksanaan Proyek


Fase ini melibatkan pelaksanaan setiap kegiatan dan
tugas yang tercantum dalam Rencana Proyek.
Sementara kegiatan dan tugas-tugas yang sedang
dijalankan, serangkaian proses manajemen yang
dilakukan untuk memantau dan mengontrol kiriman
menjadi output oleh proyek. Meliputi identifikasi
perubahan, risiko dan isu-isu, review kualitas dan
pengukuran setiap makhluk penyampaian dihasilkan
terhadap kriteria penerimaan. Setelah semua kiriman
telah diproduksi dan pelanggan telah menerima akhir
proyek siap untuk penutupan.

Manajemen Penutupan Proyek


Penutupan melibatkan melepaskan kiriman akhir kepada pelanggan,
menyerahkan dokumentasi proyek, mengakhiri kontrak pemasok, melepaskan
sumber daya proyek dan berkomunikasi penutupan proyek kepada seluruh
pemangku kepentingan. Langkah terakhir yang tersisa adalah untuk melakukan
Ulasan Pelaksanaan Pos untuk mengukur keberhasilan keseluruhan proyek dan
daftar setiap pelajaran yang diperoleh untuk proyek-proyek masa depan. Bagian
berikut ini memberikan penjelasan yang lebih rinci dari masing-masing template
dokumen fase dan daftar yang menyediakan Manajer Proyek dengan petunjuk
tentang cara untuk menyelesaikan setiap tahap sukses.
1.Mengembangkan
2.Lakukan

Kasus Bisnis

Studi Kelayakan

3.Menetapkan
4.Menunjuk

Kerangka Acuan

Tim Proyek

METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pekerjaan yang dimaksud dalam metode pelaksanaan pekerjaan ini adalah meliputi:
Pekerjaan

Persiapan

Pekerjaan

Tanah

Pekerjaan

Beton

Pekerjaan

Pasangan dan Plesteran

Pekerjaan

Lantai / Keramik

Pekerjaan

Rangka dan Penutup Plafond

Pekerjaan

Alluminium, Kaca dan Penggantung

Pekerjaan

Pengecatan

Pekerjaan

Sanitair

Pekerjaan

Instalasi Listrik

Metode pelaksanaan pekeraan


persiapan
Adapun pekerjaan yang akan di persiapkan dalam
pelaksanaan proyek Pembangunan meliputi:
Perencanaan
Perhitungan
Mobilisasi

site plan

kebutuhan sumber daya

peralatan

Pelaksanaan

di lapangan

Perencanaan site plan


Perencanaan site plan adalah perencanaan tata letak atau ley out dari fasilitas-fasilitas yang
di perlukan selama masa pelaksanaan berlangsung, fasilitas-fasilitas yang di perlukan
selama masa Pembangunan meliputi:

Direksi Keet

Gudang Material dan peralatan

Los kerja Besi dan Kayu

Pagar peroyek

Jalan kerja

Perhitungan kebutuhan sumber daya

Perhitungan listrik kerja

Kebutuhan air kerja

Mobilisasi Peralatan

Pelaksanaan di lapangan

TATA URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN:


UNTUK LINGKUNGAN ISNTANSI
PEMERINTAH (DAN SWASTA)
Suatu pekerjaan memiliki standar acuan tersendiri sesuai dengan
Dokumen Rencana Kerja (RKS) atau Dokumen Lelang/Tender. Di dalam
dokumen tersebut, telah dimuat hal-hal yang terkait dengan suatu
pekerjaan sebelum, sedang, dan setelah dilaksanakan. Dalam tulisan ini
tidak akan dibahas tentang dokumen tender. Namun akan membahas
pelaksanaan pekerjaan di lapangan setelah Pemenang Tender
menandatangani SPK dan Pengajuan Uang Muka (jika ada). Pekerjaanpekerjaan yang dilakukan secara umum adalah:
1.Rapat PraKonstruksi (RPK)
2.Pengukuran Ulang Lapangan (Uitzet)
3.Pembuatan Laporan Pekerjaan

1. Rapat PraKonstruksi (RPK)


Rapat yang diusulkan oleh salah satu dari para Pihak yang terdapat di dalam
Kontrak suatu Pekerjaan. Rapat ini bisa diusulkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) atau bisa juga diusulkan oleh Kontraktor Pelaksana
Pekerjaan. Rapat ini dihadiri oleh semua pihak yang terkait pekerjaan: PPK
beserta Direksi Pekerjaan, Kontraktor, dan Konsultan Pengawas.
Hal-hal yang dibahas di dalam RPK adalah antara lain:
1)Pengukuran
2)Pembuatan
3)Tata

Ulang (Uitzet),
Laporan Pekerjaan,

Cara Opnam,

4)Prosedur
5)Serah

Penagihan Prestasi Pekerjaan,

Terima Pekerjaan, dan lain-lain. Di bawah ini akan disinggung


masing-masing secara singkat dan sederhana.

2. Pengukuran Ulang Lapangan


(Uitzet)

Pengukuran Ulang Lapangan di awal suatu pekerjaan untuk memastikan berapa besar perubahan yang terjadi akibat
pelaksanaan dari perencanaan yang ada. Suatu perencanaan masih mengandung galat. Pelaksana Pekerjaan, Direksi
Lapangan, dan Konsultan Pengawas harus memastikan lagi legalitas kepastian pekerjaan.Pengukuran ulang ini
menghasilkan Laporan MC-0 yang dilampiri Gambar Rencana Pelaksanaan Kerja, Kurva S, Foto Pekerjaan 0%, dan
Lampiran-lampiran yang diperlukan. Semua dokumen yang dihasilkan dalam Pengukuran Ulang ini wajib disetujui oleh
para pihak.
Besarnya perubahan yang ditemukan dibuatkan Dokumen Perubahan. Dokumen perubahan bisa berbentuk Dokumen
Tambah Kurang (Change Contract Order)atau Dokumen Tambahan (Addendum). Hal ini tergantung mazab yang
digunakan di suatu satuan kerja. Selain itu, terkadang Dokumen Perubahan ini bisa berbentuk serial sepanjang
pekerjaan dilaksanakan, sehingga tim yang diusulkan dalam Dokumen Perubahan ini pun disesuaikan dengan tingkat
perubahan yang dialami. Semakin berat tingkat perubahan, maka Tim yang diusulkan (dibentuk) semakin lengkap dan
lintas sektoral. Jika perubahan hanya kecil, maka Tim yang dibentuk cukup sesuai dengan yang ada di Dokumen
Kontrak. Jika perubahan yang ditemukan besar bahkan berpengaruh terhadap pasal-pasal dalam Kontrak, maka harus
melibatkan Bidang Hukum, Perencanaan, dan lain-lain. Selain itu, dokumen perubahan yang besar, diperlukan
Justifikasi Teknis dan Tim Negosiasi Harga. Dokumen Perubahan tidak akan dibahas pada kesempatan ini, karena
terdapat berbagai pendapat tentang dokumen perubahan (tambah-kurang) sesuai jenis kontrak, tingkat perubahan,
dan kepentingan pekerjaan.

3. Pembuatan Laporan
a.Laporan Harian
Pekerjaan
Laporan
yang dibuat dari data prestasi pekerjaan harian

yang dibuat oleh Kontraktor

Pelaksana. Laporan ini memuat sekurang-kurangnya:


1)Identitas Pekerjaan
2)Hari ke. Minggu ke dan Bulan ke.
3)Isi Laporan Harian:
a)Laporan Utama
b)Daftar Tenaga Kerja yang terlibat.
c)Daftar Peralatan yang digunakan.
d)Cuaca.
e)Alasan Percepatan/Kelambatan Pekerjaan.
4)Laporan Utama:
a)Acuan RAB Uitzet
b)Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
c)Bobot Prestasi Pekerjaan Hari Lalu, Hari Ini, dan Total Bobot Prestasi
d)Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Capaian Bobot Prestasi Pekerjaan sampai
dengan Hari ini.
e)Format Laporan Harian secara umum dapat dilihat pada tabel berikut:
* Prestasi Pekerjaan didapat dari input lapangan, **P = Total Nilai Paket Pekerjaan
f)Para pihak yang bertanda tangan di dalam laporan harian: Petugas Lapangan dari
masing-masing Kontraktor Pelaksana, Petugas Lapangan yang ditunjuk oleh PPK (PPTK), dan
Petugas Lapangan Konsultan Pengawas (bila ada).

b. Laporan Mingguan
Laporan Mingguan adalah rekapitulasi laporan harian selama 1
(satu) minggu.
Hal-hal yang dimuat dalam Laporan Mingguan antara lain:
1)Identitas Pekerjaan
2)Minggu ke. Bulan ke
3)Laporan Utama:
a)Acuan Laporan Harian 7 hari dalam minggu yang
bersangkutan.
b)Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
c)Bobot Prestasi Pekerjaan Minggu Lalu, Minggu Ini, dan Total
Bobot Prestasi
d)Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Pencapaian
Bobot Prestasi Pekerjaan sampai dengan Minggu ini.
e)Format Laporan Mingguan dapat dilihat pada tabel berikut:
* Diambil dari Prestasi Pekerjaan Hari ke-7 tiap Minggu,**P =
Total Nilai Paket Pekerjaan

c.

Laporan Bulanan

Laporan Bulanan adalah rekapitulasi pekerjaan Mingguan. Hal-hal yang dimuat dalam
Laporan Bulanan adalah antara lain:
1)

Identitas Pekerjaan

2)

Minggu ke.

3)

Laporan Utama:

a)

Acuan Laporan Mingguan (4 Minggu) dalam bulan yang bersangkutan.

b)

Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.

c)

Bobot Prestasi Pekerjaan Bulan Lalu, Bulan Ini, dan Total Bobot Prestasi

d)

Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total Pencapaian Bobot Prestasi Pekerjaan

sampai dengan Bulan ini.


e)

Format Laporan Bulanan dapat dilihat pada tabel berikut:

d.

Kurva S

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dapat dituangkan dalam berbagai cara, tapi yang
paling umum digunakan dalam pekerjaan pemerintah adalah Kurva S. Yang
dimuat dalam Kurva S adalah antara lain: Identitas Pekerjaan, Para Pihak yang
bertanggung jawab dalam Pekerjaan; Kepala Dinas, PPK (PPTK), Konsultan
Supervisi (Pengawas), dan Kontraktor Pelaksana.
Kurva S dipakai untuk melihat progress pekerjaan harian, mingguan, dan
bulan. Dengan melihat deviasinya, dapat diketahui suatu pekerjaan terlambat atau
mendahului dari target. Target yang dimaksud adalah jadual sesuai dengan kurva
Rencana Prestasi Pekerjaan. Direksi pekerjaan, konsultan supervisi, dan
kontraktor pelaksana dapat mengetahui sejak dini tentang prestasi pekerjaan agar
dapat dikoordinasikan dengan para pihak untuk mencegah masalah-masalah.
Ciri suatu pekerjaan mengalami keterlambatan, apabila garis kurva realisasi
prestasi pekerjaan berada di bawah garis rencana. Sebaliknya, suatu pekerjaan
mendahului (lebih cepat), apabila garis realisasi berada di atas kurva S rencana.
Deviasi yang diperbolehkan dalam pekerjaan biasanya < -10%. Kalau
keterlambatan (deviasi) sudah mencapai -10%, konsultan supervisi dan PPK
sudah member surat peringatan kepada Pihak Pelaksana Pekerjaan.

4. Opname Pekerjaan
(Pemeriksaan Pekerjaan di
Lapangan)

a.Kuantitatif

Opnam kuantitatif adalah opnam volume yang dikerjakan di lapangan (realisasi). Hal-hal yang diperlukan dalam opnam
kuantitatif adalah: Dokumen Kontrak, Dokumen Perubahan, RAB Awal, RAB Perubahan, Gambar Rencana, Gambar Perubahan,
dan Gambar As Built Drawing. Namun yang utama dalam opnam kuantitatif adalah bahwa volume harus sesuai dengan RAB
terakhir yang telah disepakati. Bila kontrak unit price, maka harga akan menjadi acuan utama. Harga tidak boleh berubah
walaupun volume terjadi perubahan. Tapi bila kontrak lunsum, maka volume akan menjadi acuan dan tidak boleh berubah.
b.Kualitatif
Opnam kualitatif adalah pemeriksaan mutu (kualitas) suatu pekerjaan. Hal-hal yang diperlukan dalam opnam kualitatif adalah
antara lain: Dokumen Kontrak, Dokumen Perubahan, Spesifikasi Teknis, Rencana Mutu Kontrak, Sertifikasi-sertifikasi yang Dipakai
sebagai Standarisasi, Uji Laboratorium, Uji (test) Lapangan, Mutu Pekerjaan di lapangan, Estetika, dan hal-hal yang terkait
dengan kualitas pekerjaan.
c.Pembenahan (Revisi)
Hal-hal yang ditemukan baik berkaitan dengan kuantitas maupun kualitas pekerjaan, dituangkan dalam Dokumen Pembenahan
(Revisi). Dokumen Pembenahan harus dikerjakan sesuai kesepakatan para pihak, karena hal ini terkait dengan Pengakuan suatu
pekerjaan. Bila pekerjaan belum tuntas direvisi, maka akan berpengaruh terhadap penagihan pekerjaan.
d.Pengakuan pasca Pembenahan
Apabila pekerjaan sudah sesuai dengan kuantitas dan kualitas maka laporan-laporan harian, mingguan, bulanan, dan dokumendokumen, perlu disetujui oleh para pihak sesuai tingkatan jabatan di pekerjaan, yang dituangkan dalam tanda tangan dan
stempel instansi. Hal ini akan dipakai untuk proses penagihan.

5. Penagihan Prestasi
Pekerjaan
Penagihan
mengacu pada dokumen kontrak apakah menggunakan Termjn atau Monthly Certificate
(MC). Dalam tulisan ini, tidak dibahas tentang kedua hal ini, namun yang akan dibahas adalah
pembuatan laporan prestasi pekerjaan:
a.Penagihan 0% (biasa disebut MC-0 atau Termjn 0)
Diajukan setelah atau berbarengan ketika Kontraktor Mengajukan Uang Muka sebagai lampirannya.
Bentuk laporan harian, mingguan, bulanan, dan Kurva S telah dibahas pada awal tulisan ini.
Dokumen lain biasanya diikutkan dalam MC-0/Termjn 0 ini adalah Foto Proyek 0, gambar rencana
kerja (setelah perubahan) dan Rencana Mutu Kontrak (Metodologi Pekerjaan).
b.Penagihan 50% (biasa disebut MC-50 atau Termjn 50)
Penagihan 50% ini dilakukan ketika prestasi pekerjaan di lapangan harus sudah mencapai minimal
60%. Syarat-syarat yang diperlukan dalam tagihan 50% ini adalah Laporan Harian, Mingguan,
Bulanan, dan Kurva S harus menunjukkan lebih besar dari 50% (minimal 60%). Lampiranlampirannya adalah Foto Proyek 50%, As Built Drawing 50%, Dokumen Perubahan, dan Dokumendokumen lain yang dibutuhkan. Tagihan yang dibayarkan dikurangi DP yang telah diminta oleh
Kontraktor Pelaksana.
c.Penagihan 100% (biasa disebut MC-100 atau Termjin 100)
Tagihan 100% dilakukan ketika pekerjaan di lapangan telah mencapai prestasi 100%.

6. Komunikasi antar Pihak di


Lapangan
Komunikasi antar Pihak di lapangan sangat diperlukan untuk menjaga koordinasi,
konsolidasi, dan sinergi antar pihak. Hal ini semata-mata untuk mengendalikan suatu
pekerjaan agar tepat waktu, tepat kuantitas, tepat kualitas, dan tepat anggaran.
Kompleksitas komunikasi disesuaikan dengan tingkat besaran pekerjaan (kualifikasi
pekerjaan). Namun ada dua alat yang biasa diperlukan dalam komunikasi, yaitu:
Direksi Kits dan Alat Komunikasi (Radio HT, HP, LAN, dan Online).
Direksi Kits merupakan bukti otentik yang berupa catatan-catatan para pihak
terhadap penyelesaian (proses) pekerjaan. Variasi direksi kits, disesuaikan dengan
kualifikasi pekerjaan. Catatan-catatan yang dituangkan dalam buku direksi misalnya
digunakan sebagai catatan resmi yang harus ditindaklanjuti oleh para pihak.

7. Serah Terima Pekerjaan Awal


(PHO)
Serah terima pekerjaan awal (PHO) adalah serah terima yang dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana ketika sudah selesai mengerjakan 100%. Syarat-syarat yang
harus dilakukan adalah Kontraktor Pelaksana mengajukan surat permohonan
pemeriksaan pekerjaan 100% yang sudah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan
PPTK (Pejabat Teknis yang ditunjuk oleh PPK) kepada PPK. PPK akan membuat surat
balasan untuk memeriksa pekerjaan baik di lapangan maupun administrasi
(dokumen-dokumen) pendukungnya dengan membentuk Tim Pemeriksa tambahan
atau cukup dengan petugas-petugas yang sudah ada. Setelah pekerjaan diperiksa,
PPK membuat surat hasil pemeriksaan pekerjaan yang biasa dituangkan dalam
Berita Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Awal (PHO).
Setelah semuanya terpenuhi, Kontraktor Pelaksana menagihkan pekerjaan 95%,
sisanya 5% ditagihkan setelah masa pemeliharaan selesai atau ditagihkan dengan
mengganti jaminan pemeliharaan.

8. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah tahap di mana Kontraktor Pelaksana melaksanakan
pemeliharaan terhadap hasil pekerjaan selama waktu yang ditetapkan dalam
Dokumen Kontrak. Pemeliharaan dimaksudkan untuk menjaga hasil pekerjaan
harus sesuai dengan spesifikasi, kualitas, dan kuantitas selama waktu
pemeliharaan khususnya, dan menjamin hingga umur rencana tercapai dengan
memperkirakan hasil deteksi selama masa pemeliharaan.

9. Serah Terima Pekerjaan Akhir


(FHO)
Tahapan serah terima pekerjaan akhir (FHO) hampir sama dengan PHO,
dimulai dari surat serah terima pemeriksaan pekerjaan dari Kontraktor Pelaksana
kepada PPK. Lampiran-lampiran yang diserahkan antara lain berupa catatancatatan, analisis, uji lapangan, dan laboratorium paska pemeliharaan, dan
prediksi hasil pekerjaan terhadap umur rencana. Setelah diperiksa oleh para
pihak, PPK membuat Berita Acara Serah Terima Akhir (FHO) guna mengambil
Uang Retensi 5%.

TERIMAKASIH
BY FINKA SHERLY ARTI (0213U392)
FINKASA@YAHOO.COM

Anda mungkin juga menyukai