0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan ibu hamil dan bayi yang terinfeksi HIV AIDS, mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi dan proses asuhan keperawatan untuk ibu hamil dan bayi tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan ibu hamil dan bayi yang terinfeksi HIV AIDS, mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi dan proses asuhan keperawatan untuk ibu hamil dan bayi tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan ibu hamil dan bayi yang terinfeksi HIV AIDS, mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi dan proses asuhan keperawatan untuk ibu hamil dan bayi tersebut."
Lisa Amalia (1903035) Maharani Salma R (1903037) Mei Noviyanti (1903038) Ni’amantun Aprilia (1903039) Nikmatunazilah (1903041) Novi Setyorini (1903043) Definisi HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia yang menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif lama dapat menyebabkan AIDS, sedangkan AIDS sendiri adalah suatu sindroma penyakit yang muncul secara kompleks dalam waktu relatif lama karena penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV. HIV adalah jasad renik yang menyebabkan terjadinya AIDS. HIV melumpuhkan sistem kekebalan tubuh, terutama sel-sel darah putih yang membantu dalam menghalau penyakit (Dr. Hutapea Ronald, 2011). • AIDS adalah sindrom dengan gejala penyakit oportunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya system kekabalan tubuh oleh infeksi virus HIV (Brunner,2001). • AIDS adalah tranmisi human imuno defisiensi virus, suatu retrovirus yang terjadi terutama melalui pertukaran cairan tubuh (Friedland, 1987). • AIDS adalah suatu penyakit infeksi yang di sebabkan virus HTL klasifikasi CDC adalah menerapkan system klasifikasi pasien yang mengalami infeksi HIV berdasarkan keadaan klinik yang di jumpai sebagai berikut. • Grup 1/ infeksi akut Penyakit serokonveksi sampai AIDS berlangsung beberapa tahun kemudian infeksi akut dari awal virus menginfeksi sampai kiara kira 6 minggu. • Penyakit seokonveksi ada 3 yaitu: • Penyakit mirip infeksi mononukleus. • Gejala demam, malaise, alergi, mialgia, atralgia, limfadenopati dan nyeri tenggorokan kadang di jumpai juga enselopati akut reversible di sertai disorientasi, lupa ingatan, kesadaran menurun dan perubahan kepribadian. • Meningitis. • Mielopati Lanjutan... • Grup 2/ infeksi asimtomatik Tanpa di sertai gejala • Grup 3/ infeksi lymphadenopathy peprsisten generalisata Meliputi: infeksi kronis Adanya pembesaran kelenjar getah bening • Grup 4/ penyakit lain • Sub grup a: penyakit constitutional • Sub grup b: penyakit neurologic • Sub grup c: penyakit infeksi lain contoh: herpes • Sub grup d: kanker sukender • Sub grup e kondisi lainnya, misalnnya pneumonitis interstitial limfosit (purwaningsih,wahyu. 2010). Etiologi Penyebab infeksi adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV- 2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV. • Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu : • Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala. • Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness. • Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 tahun atau lebih dengan gejala tidak ada. • Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari, BB menurun, diare, neuropati, lemah, ruam kulit, limadenopati, perlambatan kognitif, lesi mulut. • AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist 3S (SDKI, SLKI, SIKI) Lanjutan... Cara penularan HIV: • Melakukan penetrasi seks yang tidak aman dengan seseorang yang telah terinfeksi. Kondom adalah satu–satunya cara dimana penularan HIV dapat dicegah. • Melalui darah yang terinfeksi yang diterima selama transfusi darah dimana darah tersebut belum dideteksi virusnya atau pengunaan jarum suntik yang tidak steril. • Dengan mengunakan bersama jarum untuk menyuntik obat bius dengan seseorang yang telah terinfeksi. • Wanita hamil dapat juga menularkan virus ke bayi mereka selama masa kehamilan atau persalinan dan juga melalui menyusui. • Lanjutan... • Penularan secara perinatal • Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan HIV pada bayi yang dikandungnya. • Penularan dari ibu terjadi terutama pada saat proses melahirkan, karena pada saat itu terjadi kontak secara lansung antara darah ibu dengan bayi sehingga virus dari ibu dapat menular pada bayi. • Bayi juga dapat tertular virus HIV dari ibu sewaktu berada dalam kandungan atau juga melalui ASI • Ibu dengan HIV dianjurkan untuk PASI • • Kelompok resiko tinggi: • Lelaki homoseksual atau biseks. • Orang yang ketagian obat intravena • Partner seks dari penderita AIDS • Penerima darah atau produk darah (transfusi). • Bayi dari ibu/bapak terinfeksi (purwaningsih,wahyu.2010). patofisiologi • HIV masuk kedalam darah dan mendekati sel T–helper dengan melekatkan dirinya pada protein CD4. Sekali ia berada di dalam, materi viral (jumlah virus dalam tubuh penderita) turunan yang disebut RNA (ribonucleic acid) berubah menjadi viral DNA (deoxyribonucleic acid) dengan suatu enzim yang disebut reverse transcriptase. Viral DNA tersebut menjadi bagian dari DNA manusia, yang mana, daripada menghasilkan lebih banyak sel jenisnya, benda tersebut mulai menghasilkan virus–virus HI. Enzim lainnya, protease, mengatur viral kimia untuk membentuk virus–virus yang baru. Virus–virus baru tersebut keluar dari sel tubuh dan bergerak bebas dalam aliran darah, dan berhasil menulari lebih banyak sel. Respons tersebut mendorong virus untuk menghasilkan kembali dirinya. Jumlah normal dari sel–sel CD4+T pada seseorang yang sehat adalah 800–1200 sel/ml kubik darah. Ketika seorang pengidap HIV yang sel–sel CD4+ T–nya terhitung dibawah 200, dia menjadi semakin mudah diserang oleh infeksi– infeksi oportunistik. Infeksi–infeksi oportunistik adalah infeksi–infeksi yang timbul ketika system kekebalan tubuh tertekan Patway... PROSES ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian