Anda di halaman 1dari 35

HAPPY IM E

PATOFISIOLOGI PERADANGAN
PADA SISTEM DIGESTIVE
DAN
ASKEP ANAK DIARE, THYPOID FEVER
KELOMPOK 3
1. Denis Tirta Winadya1503023
2. Antonita Lintang Pawestri 1903015
3. Giyan Syaiful Caesa 1903029
4. Lisa Amalia 1903035
5. Mei Noviyanti 1903038
MATERI

01 Pendahuluan 02 Konsep dan Askep

03 Penutup
Latar Belakang

Thyphoid fever adalah penyakit


infeksi akut usus halus yang
disebabkan oleh kuman salmonella
typhi dengan gejala demam lebihh
dari satu minggu, gangguan pada
saluran pencernaan. Sumber
penularan penyakit typhoid fever
dapat melalui makanan atau
minuman yang terkontaminasi oleh
salmonella typhy.
Latar Belakang

Diare adalah suatu kondisi


dimana seseorang buang air
besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan
dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering
(biasanya tiga kali atau lebih)
dalam satu hari.
Anatomi dan Fisiologi
Sistem Pencernaan
Bagian-bagian system pencernaan yaitu mulut, faring, esophagus, lambung, usus halus, pancreas,
hati, kantung empedu dan saluran empedu, usus besar, rektum,, dan anus.
1. Mulut
Mulut adalah jalan masuk menuju system pencernaan dan berisi organ asesoris yang berfungsi dal
am proses awal pencernaan
2. Faring
Dalam faring ini terjadi proses menelan menggerakan makan makanan dari faring menuju esophagus
3. Esophagus
Fungsi esophagus menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristalsis.
4. Lambung
Makanan massuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yan
g bisa membuka dan menutup.
Anatomi dan Fisiologi
Sistem Pencernaan
5. Usus Halus
Secara umum proses pencernaan dalam tubuh adalah dimulai dari lambung melepaskan makanan ke d
alam usus dua belas jari(duodenum).
6. Pankreas
Pancreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormone ke dalam darah.
7. Hati
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang ke
cil (kapiler).
8. Usus besar
Terdiri dari sekum (kantong tertutup yang menggantung dibawah area katup ileosekal), kolon (k
olon asenden, kolon tranversa, kolon desendens), rektum (bagian saluran dengan panjang 12-13
cm).
Anatomi dan Fisiologi
Sistem Pencernaan
9. Rektum
Adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah k
olon sigmoid) dan berakhir di anus.
10. Anus
Merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah k
eluar dari tubuh.
Anatomi dan Fisiologi
Sistem Pencernaan
ETIOLOGI

Diare
Bakteri : Escherichia coli, Salmonella typhi, Salmonella par

► Typhoid fever

a typhi A/B/C, Shigella dysentriae, Shigella flexneri, Vivri Thypoid Fever


o cholera, Vibrio eltor, Vibrio parahemolyticus, Clostridium
perfrigens, Campilobacter (Helicobacter) jejuni, Staphylococ Etiologi typhoid adalah salmonell

cus sp, Streptococcus sp, Yersinia intestinalis, Coccidiosis
. a typhi. Salmonella para typhi A.
Parasit : Protozoa (Entamoeba hystolitica, Giardia lamblia,

Trichomonas hominis, Isospora sp) dan Cacing ( A. lumbricode
B dan C. ada dua sumber penularan
s, A. duodenale, N. americanus, T. trichiura, O. velmiculari
s, S. stercoralis, T. saginata dan T. solium)
salmonella typhi yaitu pasien den
Virus : Rotavirus, Adenovirus dan Norwalk.
► gan demam typhoid dan pasien deng
an carier.
ETIOLOGI
Diare
Diare akibat makanan yaitu melalui intoksikasi makanan seperti:

a. Makanan beracun atau mengandung logam berat
b. Makanan mengandung bakteri atau toksin seperti : Clostridium
perfringens, B.cereus, S. aureus. Steptococcus anhaemo lyticus
c. Alergi susu sapi atau makanan tertentu
d. Malabsorpsi atau maldigesti seperti : karbohidrat, monosakarida ►Diare Non Infeksi
{glukosa,laktosa,galaktosa), disakarida (sakarosa,laktosa), lemak,
rantai panjang triglisenda, protein seperti: asam amino tertentu. 1. Alergi susu sapi
2. Alergi Air Susu Ibu
ETIOLOGI
1. Penyebaran kuman yang menyebabkan diare:
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui
makanan/ minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita.
Beberapa perilaku yang menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan
resiko terjadinya diare. Perilaku tersebut antara lain :
a) Tidak memberikan ASI (Air Susu Ibu) secara penuh 4-6 bulan pada pertama
kehidupan. Pada bayi yang tidak diberi ASI resiko untuk menderita diare lebih besar
daripada bayi yang diberi ASI penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi berat juga
lebih besar.
Diare b) Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh kuman,
karena botol susah dibersihkan.
c) Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. Bila makanan disimpan beberapa jam
pada suhu kamar, makanan akan tercemar dan kuman akan berkembang biak.
d) Menggunakan air minum yang tercemar. Air mungkin sudah tercemar dari sumbernya
atau pada saat disimpan dirumah. Pencemaran dirumah dapat terjadi kalau tempat
penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan tercemar menyentuh air pada saat
mengambil air dari tempat penyimpanan.
e) Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak atau
sebelum makan dan menyuapi anak.
ETIOLOGI

2. Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi)


dengan benar. Sering beranggapan bahwa tinja
Diare bayi tidaklah berbahaya, padahal sesungguhnya
mengandung virus atau bakteri dalam jumlah
besar. Sementara itu tinja binatang dapat
menyebabkan infeksi pada manusia.
Manifestasi Klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-
muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri
perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal
dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi
Diare yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi
yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau
gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik
yang berlanjut.
Manifestasi Klinis

BAB lebih dari 3x untuk 1 tahun ke


Diare atas yang mengkonsumsi ASI lebih dari
4x baru dapat dikatakan diare.
Manifestasi Klinis
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya
lebih ringan jika dibandingkan dengan penderita
dewasa. Masa inkubasi rata-rata 10-20 hari.
Thypoid Gejala klinis yang biasa ditemukan yaitu:
1. Demam
Fever 2. Gangguan pada saluran pencernaan
3. Gangguan kesadaran
PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus.

Diare 2. Gangguan sekresi


Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya
diare tidak karena peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiper akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltik usus menurun
akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare pula.
PATOFISIOLOGI
Dehidrasi terbagi menjadi 4 jenis utama yaitu : 1.
Dehidrasi iso osmotik / isotonik (kehilangan air yang
setara dan elektrolit).
2. Dehidrasi Hiperosmotik / hipertonik (terutama
kehilangan air)
Diare 3. Dehidrasi Hiposmotik / hipotonik (terutama
kehilangan elektrolit, khususnya natrium)
4. Dehidrasi Isosmotik : Mula – mula cairan yang hilang
berasal dari plasma kemudian diganti cairan dari ruang
interstitial. Tidak terjadi perubahan osmolalitas cairan
ekstrasel sehingga tidak terjadi pengeluaran cairan dari
ruang intrasel, contoh: plasma dari luka bakar ,diare,dan
muntah.
PATOFISIOLOGI
Dehidrasi Hiperosmotik : akibat pengeluaran cairan dari plasma
menimbulkan hiperosmotik sehingga cairan akan keluar dari ruang
interestitial menuju ke plasma. Peningkatan osmolalitas cairan
interestial menyebabkan cairan dari intrasel akan berkurang, Contoh
: Kurangnya intake air,diabetes insipidus,demam dan kehilangan
cairan berlebihan dari kulit.  
Diare Dehidrasi Hiposmotik : kehilangan NaCl menyebabkan kehilangan
air. Diikuti terjadinya retensi air oleh ginjal, Jika kehilangan NaCl
tetap berlangsung menyebabkan menurunnya osmolalitas cairan
ekstrasel dan terjadi perpindahan dan ekstrasel ke intrasel. Pada
akhirnya Volume Cairan ekstrasel akan berkurang dan cairan
Intrasel akan meningkat dan osmolalitas cairan ekstra sel dan
intrasel berkurang . Contoh : kehilangan NaCl yang berlebihan
melalui keringat dan insufisiensi adrenal (Addison Disease)
PATOFISIOLOGI
Penyakit diare typhoid fever disebabkan oleh
kuman salmonella typhi, salmonella paratyphi A,
B dan C yang masuk kedalam tubuh manusia
Thypoid melalui mulut dengan makanan dan air tercemar.
Selanjutnya akan ke dinding usus halus melalui
Fever aliran limfe ke kelenjar mesentrium
menggandakan/ multiplikasi (bacterium).
PENATALAKSANAAN
1. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang diberikan
berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3,KCL dan glukosa.
2. Cairan parental
Ada beberapa yang diberikan kepada pasien sesuai dengan kebutuhan

Diare pasien, pada umumnya ciran RL ( Ringer Laktat ) diberikan tergantung


berat / ringan dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan
sesuai dengan umur dan berat badannya.
3. Obat – obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui
dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit
glukosa / karbohidrat lain ( gula, air tajin, tepung beras, dsb ).
PENATALAKSANAAN
1. Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam tulang atau 14 hari untuk
mencegah komplikasi perdarahan usus.
2. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya
transfusi bila ada komplikasi perdarahan.
Thypoid 3. Diet.
4. Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.

Fever 5. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.


6. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
7. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam
selama 7 hari.
8. Obat – obatan.
9. Klorampenikol.
10. Amoxilin dan ampicilin
Asuhan Keperawatan secara Teori
Diare
1. Pengkajian Keperawatan
Identitas anak
Nama, umur, tempat/ tanggal lahir, alamat/ No telp, tingkat pendidikan dll.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Riwayat kelahiran ; Panjang Lahir, Berat Badan Lahir Rendah
- Riwayat Nutrisi ; Mal Nutrisi, KEP, Pola Makan dan Minum, Tipe Susu Formula
- Riwayat diare ; Berulang, Penyebab
- Pola Pertumbuhan
- Riwayat Otitis media dan atau infeksi lainnya
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Riwayat Diare : Frekuensi, Penyebab
- Riwayat Tinja : Jumlah, warna, bau, konsistensi, waktu BAB
- Kaji Intake dan Output
A. Pengkajian Umum
1) Kesadaran
2) Tanda – tanda vital
Suhu tubuh : Pengukuran suhu melalui mulut (anak > 6 th)
Pengukuran axilla (<4 – 6 th)
Nadi : kuat, lemah, teratur/ tidak.
Nafas : kedalaman, irama, teratur/ tidak
TD : Sistolik/ diastolik, tekanan nadi
3) TB / BB
4) Lingkar kepala
5) Lingkar Dada
Asuhan Keperawatan secara Teori
Pengkajian Fisik
1. Kepala : Higiene kepala, ubun – ubun cekung
2. Mata : Palpebra : cekung/ tidak, anemis/tidak, Sklera : ikterik/tidak
3. Hidung : sianosis, epistaksis
4. Mulut : Membran mukosa : pink, kering
5. Telinga : ada infeksi/tidak
6. Sistem kardiovaskuler : Nadi apeks : irama teratur/ tidak, Nadi perifer : irama
teratur/ tidak, Bunyi jantung : murni/ bising, Kulit : pucat/ sianosis
7. Sistem pernapasan : Frekuensi napas, Bunyi napas : murni/ bising, Kedalaman,
Pola napas.
8. Sistem persarafan : Tingkat kesadaran, Pola tingkah laku, Fungsi pergerakan :
ketahanan, paralysis, Fungsi sensori : Rf fisiologis, Rf patologis
9. Sistem musculoskeletal : Gaya berjalan, Persendian, Kesimetrisan
10. Sistem pencernaan : Bising usus : ada/ tidak, frekuensi, Distensi abdomen :
ada/tidak, Mual/ muntah
11. Sistem eliminasi ( BAB dan BAK ) : Frekuensi, konsistensi, bau, warna
Asuhan Keperawatan secara Teori
Pengkajian Keluarga
– Jumlah anggota keluarga
– Pola komunikasi
– Pola interaksi
– Pendidikan dan pekerjaan
– Kebudayaan dan keyakinan
– Fungsi keluarga
Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan tinja : makroskopis dan mikroskopis, pH,
kadar gula
- Keseimbangan asam basa dalam darah
- Kadar ureum dan kreatinin ( mengetahui faal ginjal)
- Elektrolit : Na, K, Ca, F, dalam serum (terutama diare yang
disertai kejang)
- Intubasi duodenum ( mengetahui jenis paras
Bakteri tumbuh Hipoperistaltik Gangguan mobilitas
berkembang usus

PATHWAY Absorsi makanan


hiperperistaltik

DIARE

Gangguan nutrisi
Kehilangan air
Dehidrasi & elektolit
Absorsi makanan
menurun

Ketidakseimbanga
Ketidakseimbangan
n elektrolit
nutrisi
THYPOID FEVER Kuman Salmonella thypii

Masuk tubuh melalui mulut bersama makanan


dan minuman

Masuk sampai ke usus halus

Peredaran darah Bakteri mengadakan multiplikasi di usus

Gejala mual, muntah, nafsu makan menurun


Demam ,Panas, Muka
merah,Kulit terasa kering
Suplai tidak adekuat

Kurang intake cairan


Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Defisit volume cairan
Diagnosa Keperawatan

Pada masalah keperawatan khususnya pada kasus


Diare secara teori terdapat 2 diagnosa keperawatan
yang muncul yaitu:
1. Ketidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan
ketidak mampuan mencerna makanan dibuktikan
dengan pasien tampak lemah dan pucat.
2. Ketidakseimbangan elektrolit berhubungan
dengan diare dibuktikan dengan pasien tampak
lemas dan kelelahan.
Rencana Tindakan Keperawatan
NO TUJUAN &Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan (SIKI) Tanda tangan
DP (SLKI)
1 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan  Observasi:  
keperawatan selama 3 x 24 jam ● Periksa status gizi, status alergi, program diet, kebutuhan dan Kelompok 3
maka masalah Ketidak seimbangan kemampuan pemenuhan kebutuhan gizi.
nutrisi akan teratasi dengan  Kriteria ● Identifikasi kemampuan dan waktu yang tepat menerima informasi.
Hasil: Terapeutik:
● Verbalisasi keinginan untuk ● Persiapkan materi dan media seperti jenis – jenis nutrisi, tabel
meningkatkan nutrisi meningkat. makanan penukar, cara mengelola, cara menakar makanan.
● Pengetahuan tentang pilihan ● Jadwalkan pendidikan kesehatan sesai kesepakatan.
makanan yang sehat meningkat. ● Berikan kesempatan untuk bertanya.
● Perasaan cepat kenyang menurun. Edukasi:
● Diare menurun. ● Jelaskan pada pasien dan keluarga alergi makanan, makanan
● Nafsu makan membaik. yang harus dihindari, kebutuhan jumlah kalori, jenis makanan yang
● Indeks massa tubuk (IMT) di butuhkn pasien.
membaik. ● Ajarkan cara melaksanakan diet sesuai program (mis. Makanan
  tinggi protein, rendah garam, rendah kalori).
● Ajarkan pasien atau keluarga memonitor asupan kalori dan
makanan.
● Ajarkan pasien dan keluarga memantau kondisi kekurangan
nutrisi.
 
NO TUJUAN &Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan (SIKI) Tanda tangan
DP (SLKI)
2  Setelah dilakukan tindakan  Observasi:  
keperawatan selama 3x24 jam maka • Identifikasi tanda dan gejala ketidak seimbangan Kelompok 3
masalah ketidak seimbangn elektrolit kadar elektrolit.
akan teratasi dengan kriteria hasil: • Identifikasi penyebab ketidak seimbangan elektrolit.
• Serum natrium meningkat. • Identifikasi kehilangan elektrolit melalui cairan (mis.
• Serum kalium meningkat. Diare, drainase ileostomi).
• Serum klorida meningkat. • Monitor kadar elektrolit.
• Serum kalsium meningkat. • Monitor efek samping pemberian suplemen
• Serum magnesium meningkat. elektrolit.
• Serum fosfor meningkat. Terapeutik:
• Pemberian cairan, jika perlu.
• Berikan diet yang tepat (mis. Tinggi kalium, rendah
natrium).
• Anjurkan pasien dan keluarga untuk memodifikasi
diet, jika perlu.
• Pasang akses intravena jika perlu.
Edukasi:
• Jelaskan jenis, penyebab, dan penanganan
ketidakseimbangan elektrolit.
Kolaborasi:
• Kolaborasi pemberian suplemen elektrolit (mis. Oral,
NGT, IV), sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan

Pada masalah keperawatan khususnya pada kasus


Typoid secara teori terdapat 2 diagnosa
keperawatan yang muncul yaitu:
• Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan
gangguan stimulus lingkungan dibuktikan
dengan pasien tampak lemas dan tampak
gelisah.
• Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan
peradangan pankreas dibuktikan dengan pasien
tampak lemas dan pucat merintih kesakitan.
NO TUJUAN &Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan (SIKI) Tanda tangan
DP (SLKI)

1  Tujuan : Setelah dilakukan .  


tindakan  keperawatan selama  Observasi: Kelompok 3
3 x 24 jam maka masalah • Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan.
Gangguan rasa nyaman akan • Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan
teratasi dengan  Kriteria Hasil: perasaannya.
• Kesejahteraan fisik Terapeutik:
meningkat.. • Berikan posisi yang nyaman.
• Keluhan tidak nyaman • Berikan kompres dingin atau hangat.
menurun. • Ciptakan lingkungan yang nyaman.
• Gelisah menurun. • Dukungan keluarga dan pengasuh terlibat dari
• Pola eliminasi membaik. pengobatan.
• Pola tidur membaik. Edukasi:
  • Ajarkan terapi relaksasi.
• Ajarkan latiham permafasan.
Kolaborasi:
• Kolaborasi pemberian analgesik, antipruritus,
antihistamin, jika perlu
NO TUJUAN &Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan (SIKI) Tanda tangan
DP (SLKI)
2  Setelah dilakukan tindakan  Observasi:.  Kelompok 3
keperawatan selama 3x24 jam • Monitor status hidrasi (missal frekuensi nadi,
maka masalah ketidak kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler,
seimbangn cairan akan teratasi kelembapan mukosa, turgol kulit, tekanan
dengan kriteria hasil: darah)
• asupan cairan meningkat • Monitor berat badan harian.
• asupan makanan meningkat. • Monitor berat badan sebelum dan sesudah
• dehidrasi menurun. dialysis
• tekanan darah membaik. • Monitor hasil pemeriksaan laboraturium(mis
• berat badan membaik hematocrit, Na, K, CL, Berat jenis urin, BUN)
• Monitor status hemodinamik (mis MAP,CVP,
PAP. PCWP jika tersedia)
Terapeutik:
• Catat intake dan output dari hitung balance
cairan 24jam
• Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
• Berikan cairan intravena jika perlu
Kolaborasi:
• Kolaborasi pemberian deuretik jika perlu
 
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan
dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali
atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI, 2011)
Thypoid fever adalah penyakit infeksi akut yang bisa menyerang saluran
pencernaan dengan gejala yaitu demam lebih dari 7 hari dan gangguan pada
saluran pencernaan. Dalam kehidupan sehari-hari penyakit ini sering di
kenal dengan nama Tipes/thypus (Akhsin,2010)
Saran
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan
diare pada anak, salah satunya karena
makanan yang terkontaminasi kuman,
parasit, atau virus. Dalam menyikapi diare
pada anak, orang tua perlu memberikan
cairan pengganti untuk mengembalikan
cairan tubuh yang hilang. Memantau kondisi
anak dengan sigap juga adalah langkah yang
penting dilakukan untuk menyikapi diare
pada anak.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai