Anda di halaman 1dari 71

Medical Treatment

Alternative
Beberapa alasan:

High cost medicine

Terapi adjuvant

Tidak sembuh
FITOTERAPI
Merupakan penggunaan tanaman, bagian tanaman, sediaan yang
terbuat dari tanaman untuk pengobatan dan pencegahan penyakit

Sistem pengobatan dengan menggunakan tanaman sudah dikenal sejak


ribuan tahun silam, contohnya TCM dan Ayurveda
Karakteristik obat herbal
• Secara umum memiliki efek yang lebih lemah dibandingkan dengan
obat sintetik (modern)
• Waktu kerja yang relatif lebih lama dibandingkan dengan obat sintetik
Pemberian obat herbal
Harus memenuhi asas rasionalitas dan dapat dipertanggungjawabkan
seperti halnya obat konvensional
Kontrol kualitas obat herbal
Kandungan multikomponen pada produk herbal

Kontrol kualitas produk herbal lebih sulit daripada obat konvensional,


apalagi untuk obat herbal yang belum diketahui senyawa aktifnya.

Faktor yang mempengaruhi kualitas bahan baku antara lain:


Faktor lingkungan tempat tumbuh: iklim, cuaca, jenis tanah, waktu
panen
Proses produksi
Jenis obat herbal
Teh
Biasanya dikemas dalam bentuk rajangan atau saset
Dekok
Infusa
Sirup
Sediaan cair agak kental mengandung paling tidak 50% sukrosa (biasanya 60-
65%)
Tingtur
Sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia dengan alkohol atau
hidroalkohol dengan cara maserasi atau perkolasi
Ekstrak
Sediaan padat, kental atau cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
dengan menggunakan metode ekstraksi dan pelarut yang sesuai dengan
monografi masing-masing
Kapsul
Tablet
Tablet salut
Salep
Krim
Jel
BPOM membagi obat tradisional menjadi 3 kelompok,
berdasarkan kriteria teknologi yang digunakan, jenis klaim
penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat

Obat Obat Herbal


Tradisional(Jamu) Terstandar

Fitofarmaka
Tanaman untuk Kelainan Jantung dan
Pembuluh Darah
• Apii herba (herba seledri)
Simplisia apii herba berupa seluruh bagian diatas tanah yang telah
dikeringkan dari tanaman Apium graveolens, suku Apiaceae.
Kandungan kimia: flavonoid antara lain: apigenin, apiin, isokuersitrin,
umbeliferon, apigrafin, apiumetin. Minyak atsiri (2-3%) mengandung
antara lain limonen, selenin, seskuiterpen alkohol. vitamin A, B, C, asam
lemak
Aktivitas: sebagai diuretik, stimulant produksi urin dan membantu
kontrol tubuh terhadap cairan yang berlebihan. Percobaan perfusi
pembuluh darah meyakinkan bahwa apigenin mempunyai efek sbg
vasodilator perifer yang berhubungan dg efek hipotensifnya.
• Simplisia akar pule pandak atau rauwolfia radix
Berupa akar yang telah dikeringkan dari tanaman Rauvolvia serpentine,
R. javanica, R. amsoniifolia, R. reflexa, R. serpentine, R. sumatrana
Suku Apocynaceae
Kandungan kimia antara lain: reserpine, ajmalin, ajmalisin, reserpinin
Farmakologi: Ajmalin terdapat pada R. serpentine banyak digunakan
untuk penyakit jantung aritmia. Alkaloid kelompok reserpine-resinamin
banyak digunakan sebagai antihipertensi dan penenang, tetapi dosis
tinggi dapat menyebabkan depresi.
• Daun alpukat atau Persea americana folium
Simplisia daun alpukat berupa daun yang telah dikeringkan dari
tanaman Persea americana Mill., suku Lauraceae.
Kandungan kimia antara lain: kuersetin, luteolin, apigenin, astragalin,
skopoletin, minyak atsiri
Farmakologi: Sari air daun memiliki efek antihipertensi pada tikus yang
diinduksi dengan nikotin dan norepinefrin. Ekstrak air daun memiliki
efek kardiovaskular pada kelinci yaitu antara lain vasorelaksan dan
antihipertensi
• Umbi bawang merah: antihipertensi
• Umbi bawang putih: antihipertensi, aktivitas terhadap kardiovaskuler
antara lain efek aterosklerosis, antihiperlipidemia, agregasi platelet
• Herba sambiloto: kardioprotektif, antihipertensi
• Daun belimbing wuluh:antihipertensi
• Herba pegagan: kardioprotektif
• Akar ginseng: antihipertensi, aktivitas kardiovaskular
Ekstrak Apii herba 92 mg, ekstrak Orthosiphonis folium 28 mg
Tanaman untuk gangguan saluran
pencernaan
• Curcuma domesticae rhizoma (rimpang kunyit)
Simplisia rimpang kunyit berupa rimpang yang telah dikeringkan dari
tanaman Curcuma domestica , suku Zingiberaceae
Kandungan kimia antara lain: kurkuminoid (campuran kurkumin,
desmetoksikurkumin, bidesmetoksikurkumin), minyak atsiri (antara lain
zingiberen, eugenol, borneol)
Aktivitas: antitukak lambung, anti flatulen/dispepsia
• Ricini oleum (minyak jarak)
minyak lemak yang diperolah dari memeras biji Ricinus communis , suku
Euphorbiaceae
Kandungan kimia: minyak lemak yang mengandung antara lain gliserida asam
risinoleat, stearate, palmitat, risin, risinin
Farmakologi: Asam risinoleat sebagai hasil hidrolisis gliserida oleh enzim lipase
membentuk garam alkali yg menstimulasi pembebasan prostaglandin atau histamine
yang berakibat menstimulasi gerak peristaltik. Digunakan sbg pencahar, ttpi sekarang
sudah berkurang penggunaanya.
Menimbulkan kolik, dehidrasi yang disertai kemungkinan terjadi iritasi dan perdarahan
yang ditimbulkan kandungan risin. Tidak dianjurkan untuk pasien penderita gangguan
empedu
• Aloe
Ekstrak kering dari daun Aloe vera L. Burm. F atau A. ferox Mill, suku
Liliaceae
Kandungan kimia: kandungan utama barbaloin (15-40%) yang
merupakan campuran dari Aloin A dan B, hidroksialoin (sekitar 3%),
aloeresin, asam sinamat dan turunan 1-metil-tetralin
A. ferox A. vera
Farmakologi:
Aktivitas laksatif dengan dua mekanisme:
1. Mempengaruhi motilitas usus besar (penghambatan pompa Na+/K+
dan kanal Cl- pada membran kolon), mengakibatkan percepatan
waktu transit pada kolon
2. Mempengaruhi proses sekresi mukosa dan klorida yang
mengakibatkan peningkatan volume cair
Bakteri usus akan memetabolisme senyawa antrakinon dari aloe
menjadi metabolit yang mudah diserap. Senyawa metabolit aktif utama
adalah aloe-emodin-9-antron yang bekerja secara spesifik di kolon.
Defekasi terjadi sekitar 6-12 jam karena diperlukan waktu transport
antrakinon dan dimetabolisme menjadi senyawa aktif.
Pemberian aloe secara oral selama 7 hari, hasil metabolisme akan
terdeteksi di plasma. Antranoida bebas diabsorpsi secara baik pada
manusia, sebagian dieksresikan di urin dalam bentuk rhein atau
konjugatnya.
Metabolit2 antranoid dieksresikan pada ASI shgga sebaiknya tidak
digunakan untuk ibu menyusui kecuali dibawah pengawasan medis.
Sebaiknya aloe tidak digunakan secara per oral pada anak anak
dibawah 10 tahun.
• daun Jambu Biji
Simplisia daun jambu biji berupa daun yang telah dikeringkan dari Psidium guajava
L, suku Myrtaceae
Kandungan kimia antara lain: kuersetin, kuersitrin, isokuersetin, guajavarin, minyak
atsiri, tanin, sitosterol, asam guajavolat
Farmakologi:
Kandungan kuersetin dalam daun menunjukkan efek menurunkan kontraksi ileum
melalui efek antagonis kalsium, serta menghambat sekresi asetilkolin dalam
lambung. Kandungan tanin yang bersifat adstrigent, menciutkan permukaan usus.
Ekstrak air daun menunjukkan adanya efek antidiare dengan mengurangi efek
pristaltik, antiamuba dan antibakteri.
kuersitrin
• Kulit batang Mimba Nimbin

Simplisia azadirachtae cotrex (kulit batang mimba) merupakan


potongan kulit batang yang telah dikeringkan yang berasal dari
tanaman Azadirachta indica A. Juss, suku Meliaceae.
Kandungan kimia:
Kulit batang dan kulit akar mimba mengandung nimbin, nimbinin,
nimbidin, nimbosterol, sugiol dan nimbiol.
Farmakologi:
Pemberian ekstrak kulit batang mimba secara oral dan intra peritonial
menghambat pembentukan ulkus lambung yang diinduksi dengan
indometasin.
Pada studi klinis pendahuluan pemberian ekstrak oral dosis 30 mg
selama 10 hari dapat menghambat sekresi asam lambung sekitar 77%.
Pemberian ekstrak pada dosis 30-60 mg selama 10 minggu
memperlihatkan efek penyembuhan.
240 mg daun jambu biji,
204 mg kunyit, 84 mg buah
mojokeling, dan 72 mg kulit
buah delima dalam tiap
kapsulnya.
Tanaman untuk Gangguan Saluran
Pernafasan
• Akar manis
Simplisia Glycyrrhizae radix atau liquiritiae radix atau akar manis berupa
akar dan rimpang yang telah dikeringkan dari tanaman Glycyrrhiza
glabra L., suku Leguminoceae
Kandungan kimia antara lain: glisirisin, likuiritin, isolikuiritin
Farmakologi:
Digunakan sebagai antitusif, ekspektoran, antiinflamasi dan gangguan
pada lambung.
Glisirisin bekerja sebagai ekspektoran bekerja dengan cara
meningkatkan sekresi mukosa trakea, sebagai antiinflamasi dengan
menghambat produksi prostaglandin dan kerja enzim fosfolipase A2.
• daun sirih/ piperis betle folium
Simplisia daun sirih berupa daun yang telah dikeringkan dari tanaman
Piper betle L., suku Piperaceae
Kandungan kimia antara lain minyak atsiri (1,8 sineol, eugenol, kavikol,
kavibetol), flavonoid
Farmakologi: Senyawa 1,8 sineol dalam simplisia bersifat antiinflamasi
dan mengurangi lendir pada saluran pernafasan pada uji coba
menggunakan marmot.
• Daun saga
• Herba sambiloto
• Buah adas, minyak adas
• Rimpang kencur
Tanaman Antidiabetes
• Simplisia daun sambiloto (Andrographidis folium) dari tanaman
Andropgraphis paninculata
Kandungan kimia antara lain: andrografolid, deoksiandrografolid,
neoandrografolid, homoandragrafolid
Farmakologi:
Ekstrak etanol sambiloto menurunkan kadar glukosa darah pada tikus
yang diinduksi dengan streptozotosin. Aktivitas ini diduga antara lain
melalui peningkatan metabolisme glukosa.
• biji kelabet atau Foenigraeci semen
Simplisia biji kelabet berupa biji yang telah dikeringkan dari tanaman
Trigonella foenum-graecum L., suku Fabaceae
Kandungan kimia antara lain: furostanol, visenin, isoorientin, trigonelin
Farmakologi:
Senyawa 4-hidroksiisoleusin dari biji kelabet meningkatkan pelepasan
insulin. Konsumsi serbuk biji kelabet dengan dosis dua kali 50 g selama
10 hari pada pasien diabetes tipe 2 dapat menurunkan glukosa darah
puasa dan meningkatkan toleransi glukosa.
• buah pare atau Momordicae fructus
Simplisia buah pare berupa buah yang telah dikeringkan dari tanaman
Momordica charantia L., suku Cucurbitaceae
Kandungan kimia: antara lain Karantin, momordikosida, goyakosida,
polipeptida-P
Farmakologi: Buah dan senyawa isolat dari buah pare memiliki aktivitas
hipoglikemik. Isolat tersebut antara lain senyawa polipeptida P (protein
mirip insulin) dan karantin.
• batang bratawali (Tinosporae caulis)
Simplisia batang bratawali berupa potongan batang yang telah
dikeringkan dari tanaman Tinospora crispa, suku Menispermae
Kandungan kimia antara lain:Tinosporasida, amritosida, kolumbin,
khasmantin, berberin.
Farmakologi: Mekanisme brotowali dalam mengontrol kadar gula darah
melalui penghambatan glukogenesis dan stimulasi sekresi insulin
• Biji jamblang
• Biji jintan hitam
• Kulit kayu manis
• Umbi bawang putih
Tanaman untuk Gangguan Syaraf Pusat
• herba pegagan atau centella herba
Simplisia herba pegagan merupakan seluruh bagian tanaman yang
telah dikeringkan berasal dari tanaman Centella asiatica L. Urban, suku
Apiaceae (Umbelliferae)
Kandungan kimia antara lain: Asiatikosid, asam asiatat, asam madekasat
Farmakologi: memperbaiki gangguan kognitif pada lansia
• daun ginkgo atau ginkgo folium
Simplisia daun gingko berupa daun yang telah dikeringkan dari tanaman
Ginkgo biloba L., suku Ginkgoaceae
Kandungan kimia antara lain: kelompok senyawa ginkgolida, bilobalida,
kaemferol, kuersetin, ginkgetin, bilobetin, katekin
Farmakologi: Beberapa kandungan diduga menghambat fosfolipase A2
dan produksi antagonis activating factor, meningkatkan sirkulasi darah
dalam otak sehingga meningkatkan proses kognitif pada kelompok
geriatrik.
Menghambat pembentukan peptida βamyloid dari prekursornya β-
amyloid precursor protein yang menyebabkan penyakit Alzheimer,
mencegah akumulasi reactive oxygen species, menurunkan apoptosis
neuron yang menyebabkan terjadinya penyakit neurodegenerative
• Rimpang kunyit
• Bunga lavender dan minyak lavender
• Biji pala, daging buah pala, kulit buah pala
Tanaman antiobesitas
• biji kedelai atau glycine max semen
Simplisia biji kedelai berupa biji yang telah dikeringkan dari tanaman
Glycine max L. Merr, suku Fabaceae
Kandungan kimia antara lain: isoflavon (genistein dan daidzein),
fitosterol, minyak, protein
Farmakologi: pemberian daidzein pada mencit meningkatkan aktivitas
lipase pankreas dan lipase lipoprotein serta lipolisis.
Protein kedelai mempengaruhi pengaturan gen yang terlibat dalam
metabolisme lipid dan glukosa, meningkatkan sensitivitas insulin,
mengatur oksidasi asam lemak di hati dan meningkatkan metabolisme
lemak di jaringan adiposa.
• Daun jati belanda
Simplisia daun jati belanda berupa daun yang telah dikeringkan dari
tanaman Guazuma ulmifolia Lamk, suku Sterculaceae
Kandungan kimia:
Daun mengandung flavonoid, tanin, alkaloid, fenol, triterpen, glikosida
sianogenik, taksifilin, durin
Farmakologi:
Senyawa tanin dan musilago yang terkandung dalam daun dapat
mengendapkan protein mukosa protein yang ada di dalam permukaan
usus halus sehingga dapat mengurangi penyerapan makanan.
Ekstrak daun yang diberikan secara oral 15 dan 30% dapat menurunkan
kadar kolesterol total serum kelinci. Efek antihiperkolesterol diduga
melalui peningkatan metabolisme kolesterol dan ekskresi metabolit
melalui feses.
• Daun kemuning
• Kelopak bunga rosella
• Biji psylium
• Daun teh
Tanaman hepatoprotektor
• Rimpang temulawak atau simplisia curcuma rhizome
Simplisia rimpang temulawak berupa potongan rimpang yang telah
dikeringkan dari tanaman Curcuma xanthorrhiza Roxb., suku
Zingiberaceae
Farmakologi: Pemberian ekstrak etanol rimpang temulawak (500
mg/kg) selama 7 hari memperlihatkan efek hepatoprotektif pada tikus
yang diinduksi dg etanol. Xantorhizol pada dosis 200 mg/kg bb sehari
selama 4 hari menghambat kerusakan hati mencit yang diinduksi
sisplatin. Mekanisme hepatoprotektor diduga melalui regulasi faktor
transkripsi aktivitas DNA-binding, NF-kB dan AP-1.
• Herba sambiloto
Simplisia herba sambiloto berupa herba yang telah dikeringkan berasal
dari tanaman Andrographis paniculata (Burm.F.) Nees., suku
Acanthaceae
Kandungan kimia:
Diterpen lakton (antara lain andrografolida, deoksiandrografolida,
neoandrografolida) dan flavonoid
Farmakologi:
Ekstrak dan isolat andrografolida dapat melindungi kerusakan hati
hewan coba yang diinduksi senyawa hepatotoksik (karbontetraklorida,
parasetamol dan galaktosamin)
Diduga mekanisme hepatoprotektif melalui peningkatan produksi
senyawa antioksidan endogen dan glutation.
• Rimpang kunyit
• Herba meniran
Tanaman untuk asam urat
• Akar anting-anting atau Acalypha indica radix
Simplisia akar anting-anting merupakan akar yang telah dikeringkan
dari tanaman Acalypha indica, suku Euphorbiaceae
Kandungan kimia antara lain: Akalifin
Farmakologi: Tanin dalam akar sebagai penghambat xantin oksidase
Dosis: Infusa 140 g simplisia kering direbus dengan air 1 liter atau
serbuk ekstrak kering 520 mg sehari empat kali.
• Biji seledri atau apii semen
Simplisia biji seledri berupa biji yang telah dikeringkan dari tanaman
Apium graveolens L.
Kandungan kimia antara lain: minyak atsiri (limonene, selinen), bau
khas dari butilftalid antara lain sedanolid, sedaenolid, n-butilftalid
Farmakologi:
Secara tradisional digunakan sebagai diuretik. Sebagai terapi tambahan
pada hiperuresemia.
• Daun kumis kucing
• Kelopak bunga rosella
• Herba Meniran
• Daun Gandarusa
Tanaman suportif antikanker
• Daun sirsak atau annona muricata folium
Simplisia daun sirsak merupakan daun yang dikeringkan dari tanaman
Annona muricata L., suku Annonaceae
Kandungan kimia antara lain: kelompok senyawa asetogenin (al
annonasin, annokatalin, annomonisin, annoheksosin, javorisin)
Farmakologi: Asetogenin mencegah transfer ATP ke sel kanker sehingga
sel tidak dapat bertahan dan akhirnya mati
Penggunaan jangka panjang (lebih dari 30 hari) sebaiknya disertai
suplemen probiotik dan enzim pencernaan . Kadang2 menyebabkan
mual dan muntah
• Buah mahkota dewa atau Phaleria macrocarpa pericarpium
Simplisia buah mahkota dewa merupakan daging buah yang sudah
masak (berwarna merah) yang telah dikeringkan dari tanaman Phaleria
macrocarpa, suku Thymelaceae
Kandungan kimia al: Falerin, mangiferin, asam galat
Farmakologi: Isolat2 memiliki aktivitas menghambat berbagai sel
kanker. Asam galat merupakan antioksidan
• Herba keladi tikus atau Typhonii flagelliformis herba
Simplisia herba keladi tikus merupakan seluruh bagian tanaman (daun
sampai umbi) yang belum atau sudah dikeringkan dari tanaman
Typhonium flagelliforme Lodd. Bl., suku Aracacea
Kandungan kimia antara lain: kelompok senyawa feoforbida, asam
dekanoat, stigmasterol
Farmakologi: senyawa feoforbida memiliki efek antiproliferasi dan
menginduksi apoptosis
• Daun ciplukan
• Biji pala
• Daun dewa
• Daun sambung nyawa
• Rimpang kunyit
Tanaman untuk gangguan
saluran kemih
• Daun kumis kucing atau orthosiphon folium
Simplisia daun kumis kucing merupakan daun yang telah dikeringkan
dari tanaman Orthosiphon stamineus, O. aristatus, O. spicatus, suku
Labiatae
Kandungan kimia antara lain: kalium, sinensetin, isosinensetin, glikosida
orthosifon, asam rosmarinat, asam kafeat, minyak atsiri
Farmakologi: pemberian ekstrak daun kumis kucing dapat
Meningkatkan ekskresi natrium dan kalium pada 8 jam
pertama pemberian.
Ekstrak metanol-air memperlihatkan efek diuretik. Komponen aktif yang
diduga adalah senyawa polifenol, seperti flavonoid termetilasi dan derivat
asam kafeat.
Efek nefroprotektif ekstrak metanol daun kumis kucing dosis 100 dan 200
mg/kg bb dengan menggunakan tikus yang diinduksi gentamisin
menunjukkan bahwa ekstrak menurunkan kadar kreatinin, urea, protein, dan
menurunkan kerusakan pada ginjal. Gentamisin menyebabkan pembentukan
hidrogen peroksida pada mitokondria ginjal, dan adanya kandungan tanin
dan flavonoid dalam ekstrak dapat menghambat terjadinya radikal bebas
Minyak atsiri pada daun kumis kucing memiliki aktivitas antimikroba,
sehingga dapat digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih
• Herba meniran
Simplisia herba meniran berupa bagian diatas tanah yang telah
dikeringkan berasal dari tanaman Phyllanthus niruri (Val.), suku
Euphorbiaceae
Kandungan Kimia:
Filantin, hipofilantin, filantenol, nirantin, nirurin, kuersetin, rutin, asam
galat, isokuersetin dan asam lemak.
Farmakologi:
Aktivitas diuretik. Ekstrak air herba meniran pada dosis tunggal secara
oral meningkatkan volume urin dan eksresi natrium,kalium dan klorida.
Studi pada sukarelawan hipertensi ringan dengan beberapa menderita
diabetes mellitus. Pemberian ekstrak herba meniran selama 10 hari
meningkatkan volume urin dan kadar natrium pada urin.
• Daun kecibeling
Simplisia daun kecibeling berupa daun yang telah dikeringkan dari
tanaman Strobilanthus crispus Bl., suku Acanthaceae.

Kandungan kimia:
Verbakosida, flavonoid, asam fenolat , tanin, saponin, β –sitosterol,
natrium, kalium,kalsium
Farmakologi:
Ekstrak air memiliki efek diuresis pada tikus putih.
Kandungan kalium dan natrium yang cukup tinggi, mampu memutuskan
ikatan kalsium dalam batu ginjal sehingga dapat meluruhkan batu ginjal
dan mengekskresikannya bersama urin.
Daun kecibeling juga menyebabkan peningkatan ekskresi K+, Ca++ dan
Mg++ yang sebanding dengan peningkatan eksresi Na+. Meningkatnya
eksresi elektrolit menyebabkan ekskresi air sehingga ekskresi urin
bertambah.
• Daun tempuyung
Simplisia daun tempuyung berupa daun yang telah dikeringkan dari
tanaman Sonchus arvensis L., suku Compositae
Kandungan kimia:
Flavonoid (apigenin 7-glukosida, luteolin 7-glukosida, linarin, kuersetin,
isoramnetin), antrakuinon, tannin, saponin, kalium
Farmakologi:
Pemberian ekstrak etanol daun tempuyung 300 mg/kg bb
memperlihatkan efek diuresis lebih kuat dibandingkan pemberian
furosemide pada dosis 0,72 mg/kg bb dengan kandungan kalium darah
lebih tinggi dibandingkan pemberian furosemide.
Kandungan kalium yang cukup tinggi akan bereaksi dengan karbonat,
asam oksalat atau asam urat yang merupakan pembentuk batu ginjal,
menjadi lebih mudah larut dan Bersama kalsiumkeluar dalam urine.
Senyawa lain yang diduga bereaksi dengan batu ginjal berkalsium
adalah apigenin 7-glukosida dan luteolin 7-glukosida
Tanaman imunomodulator
• Akar ginseng atau Ginseng radix
Simplisia akar ginseng berupa akar utuh atau potongan akar yang telah
dikeringkan dari tanaman Panax ginseng C.A. Meyer, suku Araliaceae.
Kandungan kimia antara lain: ginsenosida, panaksene, panaginsene,
ginsinsene.
Farmakologi: Pengujian pada sukarelawan sehat, pemberian oral 2 kali
100 mg ekstrak air ginseng selama 8 minggu memperlihatkan efek
imunomodulator
• Simplisia Echinaceae purpurea radix
Merupakan akar segar atau yang telah dikeringkan dari tanaman
Echinacea purpurea (L.) Moench, E. aungustifolia DC atau E. pallida
(Nutt.) Nutt., suku Asteraceae
• Simplisia echinaceae purpurea herba
Berupa seluruh bagian diatas tanah yang segar atau telah dikeringkan
dari tanaman Echinacea purpurea (L.) Moench
Kandungan kimia antara lain: asam sikorat, alkamida, asam kafeat,
minyak atsiri, sinarin (pada akar), ekinakosida (biasanya dalam akar tidak
terdeteksi karena tidak stabil)
Farmakologi:
Ekstrak yang mengandung flavonoid, fenol dan polisakarida
menunjukkan efek sbg imunostimulan. Fraksi yang mengandung
glikoprotein dan polisakarida meningkatkan antibodi, memiliki efek
antilesmanisid serta dapat menghambat replikasi HIV.
• Herba sambiloto
• Herba pegagan
• Rimpang kunyit
• Biji jintan hitam
Ekstrak Echinacea 150 mg, Ekstrak Morindae fructus
50 mg, Ekstrak Phyllanthi herba 100 mg, Vit.B1 10 mg,
Vit.B6 5 mg, Vit.E 5 mg

Anda mungkin juga menyukai