Komprehensif
Pembimbing
Dr. Febri Endra B.S, dr., M.Kes., FISPH., FISCM
Oleh
Cendra Mulya
2019204010111114
Kelompok B-33
● Alamat: Jl. Asahimas Utama Desa, Dodokan, Tanjungsari, Kec Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
61257
● Proses Pemotongan
● Konjungtivitis dapat disertai dengan rasa gatal pada mata dan mata berair.
Epidemiologi
● Prevalensi penyakit konjungtivitis pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria.’
• Konjungtivitis termasuk dalam 10 pola penyakit terbanyak pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia
dengan jumlah kasus baru sebesar 68.026.
Etiologi
Faktor eksogen bakteri, virus, jamur, maupun zat kimiawi irritatif, seperti asam, basa, asap, angin, sinar
ultraviolet hingga iatrogenik.
Faktor endogen reaksi hipersensitivitas, baik humoral maupun selular, serta reaksi autoimun.
Diagnosis Banding
● Konjungtivitis bacterial
Adanya banyak mesin dalam satu tempat meningkatkan kejadian konjungtivitis alergi akibat polutan karena akan
ada banyak debu, mikroorganisme dan mikropartikel yang bertebangan
Lingkungan Kerja
Konjungtivitis disebabkan oleh higienitas yang buruk.
Tidak dijumpai adanya fasilitas yang mendukung upaya menjaga personal hygiene khususnya hand hygiene,
misalnya tempat cuci tangan.
Pekerja
● Konjungtivitis disebabkan oleh kontak dengan individu yang terinfeksi.
Rencana Penatalaksanaan
Promotif
● Melakukan edukasi edukasi kepada pekerja mengenai penyakit yang dapat diakibatkan oleh proses kerja
di pabrik tersebut salah satunya adalah konjungtivitis. Jangan menggosok mata merah dengan tangan
agar tidak timbul infeksi tambahan oleh karena bakteri atau virus dan agar tidak mudah menularkan
kepada rekan kerja
● Melakukan edukasi seperti penyuluhan dan pelatihan tentang personal hygiene. Cara cuci tangan yang
benar yaitu dengan 6 langkah cuci tangan selama 60 detik dan membersihkan benda-benda yang
terkena cairan mata orang yang terinfeksi
● Memasang poster mencuci tangan yang baik dan penggunaan APD yang benar
● Edukasi tentang penyakit yang diderita oleh pasien dan cara penularannya kepada pasien, keluarga dan
teman kerja pasien
● Senantiasa memberikan handsanitizer otomatis dan tampat cuci tangan di area pabrik
● Melaksanakan personal hygiene dengan mencuci tangan dengan langkah yang benar, membuang tisu
bekas ke tempat sampah
● Menjaga hand hygine dan tidak menggunakan alat bersamaan dengan keluarga/teman kerja
● Mencuci tangan dengan sabun dan air/handsanitizer sebelum memegang wajah setelah melakukan
kegiatan yang tidak bersih
● Tidak menggunakan sapu tangan atau handuk yang sama dengan orang lain
● Cara pencegahan penularan yang paling efektif adalah meningkatkan daya tahan tubuh, menghindari
bersentuhan dengan sekret atau air mata pasien, mencuci tangan setelah menyentuh mata pasien
sebelum dan sesudah menggunakan obat tetes mata. Selain itu, hindari penggunaan tetes mata dari
botol yang telah digunakan pasien konjungtivitis virus, hindari penggunaan alat mandi dan bantal kepala
yang sama. Penggunaan kaca mata hitam bertujuan mengurangi fotofobia, namun tidak bermanfaat
mencegah penularan
Kuratif
● Artificial tears 4 gtt 1
● Terapi spesifik konjungtivitis tergantung pada temuan antigen mikrobiologisnya. Tidak ada terapi
spesifik karena merupakan selflimited disease, namun sangat menular. Gejala akan membaik dalam 5-14
hari. Tanpa diobati, infeksi dapat berlangsung selama 10-14 hari, sedangkan jika diobati memadai
berlangsung 1-3 hari, kecuali konjungtivitis stafilokokus (yang dapat berlanjut menjadi
blefarokonjungtivitis dan memasuki fase kronis)
● Antibiotik yang dipilih untuk mengatasi konjungtivitis adalah antibiotik spektrum luas yang diberikan
secara topikal
Kuratif
● Pada sekret yang purulent selain pemberian terapi farmakologis, saccus konjungtiva harus dibilas
dengan larutan saline agar dapat menghilangkan sekret konjungtiva
● Memberikan edukasi pada pasien untuk menghindari keramaian sementara waktu atau menggunakan
kacamata ketika berkerumun serta jangan menyentuh mata yang sakit dengan tangan atau benda
apapun
● Cara pemakaian obat tetes mata perlu diperhatikan untuk mencegah risiko penyebaran infeksi ke mata
yang sehat. Selain itu, pemakaian antibiotik yang tidak perlu berdampak terhadap peningkatan
resistensi antibiotik juga perlu dipertimbangkan
● Apabila membersihkan secret pada mata cukup dengan cotton bud dan tissue dan setelahnya langsung
dibuang tidak boleh dipakai lagi
● Selalu mencuci tangan saat akan kontak dengan orang lain ataupun setelah kontak
Rehabilitatif
● Pemulihan kesehatan dengan makan makanan yang bergizi dan istirahat cukup untuk meningkatkan
daya tahan tubuh
● Kontrol ke dokter
● Memakai alat pelindung diri lengkap saat bekerja, terutama kacamata pelindung untuk mata yang sakit
Trauma Tajam Okuli
Non Communicable Disease
Definisi
● Trauma tajam mata tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata, dimana
mata ditembus oleh benda tajam atau benda berukuran kecil dengan kecepatan tinggi yang menembus
kornea atau sklera.
Epidemiologi
- Menurut data dari USEIR, rata-rata umur orang yang terkena trauma tajam okuli adalah 29 tahun, dan
laki-laki lebih sering terkena dibanding dengan perempuan.
- Lebih dari setengah trauma mata yang berhubungan dengan pekerjaan terjadi di pabrik, dan industri
kontruksi.
- Terdapat sekitar 3 juta kasus trauma okular dan orbital terjadi di Amerika Serikat setiap tahun.
- Diperkirakan 20.000 hingga 68.000 dari angka tersebut merupakan kasus yang mengganggu visus dan
sekitar 40.000 mengalami kehilangan visus yang signifikan.
Etiologi
- Pekerja industri
- Kelalaian yang mengakibatkan cedera akibat benda tajam seperti pisau, pecahan kaca
Diagnosis
Diagnosis Kerja: Trauma Mekanik Tajam Okuli
Diagnosis Banding: -
Faktor Produksi
Proses Produksi
- Salah satu proses yang berisiko menyebabkan terjadinya kecelakan kerja yang menyebabkan trauma okuli
pada industri ini yaitu pada proses pencetakan, pemotongan, dan pengepakan kaca yang beresiko tinggi
pecahnya kaca.
- Hal ini didukung oleh pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung mata ketika proses produksi seperti
kacamata goggle.
Lingkungan Kerja
● Kasus trauma mekanik tajam dapat disebabkan oleh karena terpapar benda tajam yang ada di sekitar
lingkungan industri.
● Penyebabnya bisa karena pecahan kaca, mesin industri yang memiliki permukaan tajam, seperti alat
pemotong.
Pekerja
● Kurangnya pemahaman, keterampilan tentang prosedur kerja dan tidak adanya/kurang sesuainya
penggunaan alat pelindung diri dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan akibat kerja.
Rencana Penatalaksanaan
Promotif
● Edukasi tentang bahaya trauma mekanik, faktor risiko dan cara penanganan awal apabila terjadi trauma
mekanik tajam okuli.
● Upaya promotif lainnya yakni membekali tenaga kerja tentang pengetahuan K-3 dan didukung dengan
adanya budaya K-3 di tempat kerja, serta perusahaan telah melakukan manajemen K3 dengan baik,
serta memberikan penyuluhan tentang pentingnya penggunaan APD seperti kacamata goggle, sepatu
boots dan sarung tangan kain.
Preventif
● Pemberian APD yang sesuai dengan standar menjadi salah satu yang penting dalam mengurangi risiko
kecelakaan dalam pekerjaan terutama di industri, selalu siap siaga kotak P3K.
● Dengan kata lain, ini adalah proses memulihkan kemampuan fungsional dan meningkatkan kualitas
hidup dan kemandirian pada individu yang kehilangan fungsi penglihatan karena cedera.
● Tujuan rehabilitasi pada penderita trauma mekanik mata yang kehilangan penglihatan agar penderita
tidak menjadi beban sekitarnya, dan mengembalikan kepercayaan diri penderita untuk kemudian
kembali bersosialisasi dengan masyarakat dan melakukan aktivitas.
● Untuk pasien dengan gangguan penglihatan, ada beberapa metode dan perangkat pelatihan mobilitas
yang tersedia termasuk sistem realitas virtual suara 3D.
● Sistem realitas virtual suara 3D mengubah suara menjadi lokasi dan memetakan lingkungan. Sistem ini
memperingatkan pasien untuk menghindari kemungkinan bahaya.
Terima Kasih