Anda di halaman 1dari 23

Induksi Persalinan

Pembimbing:
dr. Dwinanto Ananda Muttaqin, Sp.OG
Oleh:
Cendra Mulya
201910401011114

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
Definisi
• Suatu upaya stimulasi uterus untuk mulainya
proses persalinan
• Tindakan baik secara operatif maupun
medicinalis untuk merangsang kontraksi
uterus sehingga terjadi persalinan  belum
inpartu menjadi inpartu
Cara
• Medikamentosa
– Infus oksitosin
– Prostaglandin
• Tindakan/operatif
– Amniotomi
– Stripping off the membrane
– Rangsang puting susu
– Balon kateter (induksi foley kateter)
Indikasi
• Janin
– Kehamilan lewat waktu (Postterm)
– Ketuban pecah dini
– Janin mati
• Ibu
– Kondisi kesehatan ibu yang tidak memadai untuk
menunggu proses persalinan alami
– Kehamilan dengan hipertensi
– Kehamilan dengan diabetes mellitus
Kontraindikasi

Malposisi dan Insufisiensi Disproporsi Cacat rahim


malpresentasi plasenta sefalopelvik  post SC,
janin (CPD) miomektomi
Kontraindikasi

Grandemultip Gemelli Distensi rahim Plasenta


ara yang previa
berlebihan 
polihidramnio
n
Syarat Induksi Persalinan
• Kehamilan aterm  37-42 minggu
• Janin presentasi kepala
• Serviks sudah matang  bishop score
• Ukuran panggul dalam normal
• Tidak mengalami CPD
Bishop Score
skor ≤ 5
• Serviks belum matang 
keberhasilan rendah
Nilai
• Serviks matang  skor ≥ 6
keberhasilan induksi Nilai
persalinan tinggi
Medikamentosa
Oksitosin
• Spesifik reseptor oksitosin di fundus
• Tujuan  untuk merangsang kontraksi/his
• Syarat bishop score ≥ 5
• Pemberian secara intravena
• Efek samping  hiperstimulasi, gawat janin,
ruptur uteri
Prosedur Pemberian Oksitosin
Pagi hari sebelum pemberian oksitosin, pasien diberi obat pencahar

Siapkan cairan D5% 500ml yang diisi dengan 5 unit oksitosin

Cairan dimasukan secara iv (drip dimulai dengan 8 tpm), tetes permulaan dibuat agar kadar
oksitosin mencapai jumlah 2 m IU/ menit

Evaluasi his tiap 15 menit, apabila dalam 15 mnt his masih lemah, tetesan dapat dinaikkan 4
tpm(maksimal kadar oksitosin 30 – 40 m IU/ menit )

Apabila saat evaluasi his sudah adekuat maka kadar oksitosin dipertahankan

Infus oksitosin hendaknya dipertahankan sampai 1 jam setelah lahirnya plasenta

Namun apabila timbul penyulit maka infus oksitosin dihentikan dan dilanjutkan dengan prosedur
SC
Prostaglandin/Misoprostol
• Spesifik reseptor PGE2 (kontraksi uterus) dan PGF2α
(pematangan serviks)
• Tujuan  merangsang kerja otot polos myometrium
• Bishop score < 5
• Pemberian secara oral, sublingual, vaginal
(misoprostol), rectal dan intraamnion
• Dosis: 25 - 50 mcg/ 6 jam  evaluasi tiap 6 jam
• Efek samping  mual, muntah, diare, ruptur uteri
Tindakan/Operatif
Amniotomi
• Mekanisme : ↓ 40% beban rahim → kontraksi
>>, kepala menekan langsung dinding serviks
dimana terdapat banyak syaraf yang merangsang
kontraksi rahim
• Syarat bishop score >5
• 6 jam setelah amniotomi tidak terjadi persalinan
dilanjutkan induksi persalinan medisinalis
• Efek samping  infeksi, prolap tali pusat, gawat
janin, solusio placenta
• Cara: pasien posisi lithotomi  dokter akan
memasukkan klem ½ kocker diantara jari
tangan kanan  menggerakkan jari dengan
lembut dan memecahkan ketuban dengan
cara menggosokkan klem ½ kocker pada
selaput ketuban
Stripping of the Membrane
• Tujuan  melepas dan memisahkan selaput
ketuban dari segmen bawah rahim
• Efek samping  perdarahan dan perasaan
tidak nyaman
• Cara  memasukkan jari tengah/telunjuk
melalui os serviks mengelilingi permukaan
interna serviks, lalu bergerak memutar
Rangsangan Puting Payudara
• Rangsangan puting susu dapat mempengaruhi
hipofisis posterior untuk mengeluarkan
oksitosin sehingga terjadi kontraksi rahim
• Cara  areola mammae diberi minyak pelicin
dan dimasase ringan oleh jari ibu, lama ½ - 1
jam lalu istirahat maksimal 3 jam
• Tidak dianjurkan masase pada 2 payudara
karena dikhawatirkan terjadinya perangsangan
berlebihan
Balon Kateter (Induksi Foley Kateter)
• Tujuan  merangsang pematangan serviks dengan
cara adanya tekanan mekanis foley tersebut pada
serviks menyebabkan selaput ketuban dari segmen
bawah rahim (SBR) terlepas.
• Bishop <5
• Pemasangan foley catheter melalui kanalis servikalis di
posisi bawah rahim
• Efek samping  infeksi, ketuban pecah dini
• Kontraindikasi  vaginitis, cervisitis, ketuban pecah
dini
• Cara  pemasangan induksi foley kateter no
24 dengan pengisian volume sebanyak 25 – 50
cc
Daftar Pustaka
• Betcher K. 2016. Gestational hypertension and induction of
labor at 37 weeks: how changing guidelines have affected
outcomes. American Journal of Obstetrics & Gynecology
• Khaskheli M.N., Baloch S., Sheeba A., Baloch S., and Fahad
Khan. 2017. Labour induction with gestational hypertension: A
great obstetric challenge. Pakistan Journal of Medical Sciences.
• World Health Organization. 2010. WHO recommendations for
Induction of labour.
• Kementerian Kesehatan RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu
Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. 2013.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai