Anda di halaman 1dari 25

POSYANDU LANSIA

&
POSBINDU PTM
dr. Witri Pratiwi, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
Lanjut Usia (Lansia)?

UU RI No.13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut


Usia → Lansia: ≥60 tahun

WHO→ 4 tahapan usia, yaitu: Depkes RI (2013) → klasifikasi Lansia:


a) Usia pertengahan (middle age): 45- a) Pralansia: 45-59 tahun
59 tahun b) Lansia: ≥60 tahun
b) Lanjut usia (elderly): 60-74 tahun. c) Lansia resiko tinggi: ≥70 tahun dg masalah
c) Lanjut usia tua (old): 75-90 tahun. kesehatan
d) Usia sangat tua (very old): > 90 d) Lansia potensial, lansia yang masih mampu
tahun melakukan pekerjaan dan atau kegiatan
yang dapat menghasilkan barang/jasa.
e) Lansia tidak potensial, lansia yang tidak
berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain.
Indonesia kedepan → “Triple burden”
1. Kelahiran ↑
2. Penyakit menular dan tidak menular ↑
3.Angka beban tanggungan penduduk kelompok usia produktif
terhadap kelompok usia tidak produktif → lansia.
Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang, terutama kesehatan
→ pe↑ UHH → jumlah lansia ↑

PROGRAM KESEHATAN BAGI KELOMPOK LANSIA → POSYANDU


LANSIA
POSYANDU LANSIA
• Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) → wadah pelayanan
kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) utk melayani
penduduk lansia, yg proses pembentukan & pelaksanaannya
dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya
masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah,
swasta, organisasi sosial dll, dg menitikberatkan pelayanan
kesehatan pada upaya promotif dan preventif.

• Meningkatkan kualitas hidup lansia melalui peningkatan


kesehatan & kesejahteraan.

• Membantu lansia agar dapat beraktivitas & mengembangkan


potensi diri.
TUJUAN DIBENTUKNYA
POSYANDU LANSIA
Tujuan umum → meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia
lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.

Tujuan khusus:
• Meningkatkan kesadaran para usia lanjut untuk membina sendiri
kesehatannya;
• Meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat
dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut;
• Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut;
• Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.
SASARAN PELAKSANAAN
PEMBINAAN KELOMPOK USIA LANJUT
• Sasaran Langsung →Pra lansia, Lansia dan Lansia
risiko tinggi.

• Sasaran Tidak Langsung:


a) Keluarga lansia;
b) Masyarakat lingkungan lansia;
c) Organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan
kesehatan lansia;
d) Petugas kesehatan yang melayani kesehatan
lansia;
JENIS PELAYANAN KESEHATAN
POSYANDU LANSIA
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living).
2. Pemeriksaan status mental emosional → pedoman metode 2 menit
3. Pemeriksaan status gizi → BB, TB, BMI
4. Pengukuran TD & nadi
5. Pemeriksaan Hb
6. Pemeriksaan GD urine sbg deteksi awal DM type 2.
7. Pemeriksaan Proten urine sbg deteksi awal penyakit ginjal.
8. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila ada keluhan atau ditemukan kelainan pada
pemeriksaan 1-7
9. Penyuluhan, konseling kesehatan & gizi dilakukan di dlm & di luar kelompok dlm
rangka kunjungan rumah.
10.Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok lansia yang
tidak datang → perawatan kesehatan masyarakat (Public Health Nursing).
PEMERIKSAAN ADL (Activity Daily Living)
• Kegiatan dasar dalam kehidupan: makan atau minum, berjalan, mandi, berpakaian,
naik turun tempat tidur, buang air besar atau kecil dan sebagainya.
• Ketergantungan Berat → tidak mampu mengurus diri
sendiri, seperti : makan, minum, mandi dll.
• Ketergantungan Sedang → mampu mengurus diri sendiri
tetapi membutuhkan bantuan orang lain untuk kegiatan
sehari-hari dalam rumah, seperti : memasak, membersihkan
rumah, dll.
• Ketergantungan Ringan → mampu mengurus diri sendiri &
melakukan kegiatan dalam rumah tetapi memerlukan
bantuan bila melakukan kegiatan diluar rumah, seperti:
berbelanja, arisan, mengikuti kegiatan sosial di luar rumah,
mengunjungi famili, dll.
• Mandiri/Produktif → Masih tetap berdaya guna bagi diri
sendiri, dan keluarga serta masyarakat.
Pemeriksaan Status Mental Emosional dengan
Pedoman Metode 2 Menit

Bila 1 atau
lebih
jawaban
“YA”

Lansia memiliki masalah mental emosional bila


terdapat 1 atau lebih jawaban “YA”
KEGIATAN LAIN
Sesuai kebutuhan dan kondisi setempat yaitu:
• Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Penyuluhan →
memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lansia serta menggunakan
bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut;
• Kegiatan olahraga: senam lansia, gerak jalan santai utk meningkatkan
kebugaran
• Kegiatan non kesehatan dibawah bimbingan sektor lain: Kegiatan
kerohanian, arisan, kegiatan ekonomi produktif, forum diskusi,
penyaluran hobi dll.
SENAM LANSIA
Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia dengan
Lima Meja

Meja 1: Pendaftaran
Meja 2: Pengukuran BB, TB dan TD
Meja 3: Pencatatan (Pengisian KMS)
Meja 4: Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan
Pemberian Makanan Tambahan
Meja 5: Pelayanan medis: pemeriksaan & pengobatan ringan
POSBINDU PTM
(POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK
MENULAR)
• Merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan
pemantauan faktor resiko Penyakit Tidak Menular utama yang dilaksanakan
secara terpadu, rutin, dan periodik.
• Faktor resiko utama PTM : merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan
tidak sehat, kurang aktivitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi,
hiperkolesterol.
• Kelompok PTM utama : DM, kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah
(PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan
dan tindak kekerasan.

• KONSELING KESEHATAN
FAKTOR RESIKO • RUJUKAN KE FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN DASAR
POSBINDU PTM
• Tujuan: Meningkatkan peran masyarakat dlm pencegahan & penemuan dini
faktor resiko.
• Sasaran Kegiatan: Kelompok masyarakat sehat, beresiko, dan penyandang
PTM berusia 15 tahun ke atas.
• Wadah Kegiatan → Terintegrasi dengan upaya kesehatan bersumber
masyarakat yang sudah ada, di tempat kerja atau di klinik perusahaan, di
lembaga pendidikan, tempat lain di mana masyarakat dalam jumlah
tertentu berkumpul/beraktivitas secara rutin, misalnya di gereja, mesjid,
klub olah raga, pertemuan organisasi politik maupun kemasyarakatan.
• Pelaku kegiatan: Kader kesehatan, beberapa orang dari masing-masing
kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja yang bersedia, dilatih, dibina,
difasilitasi, minimal berpendidikan SMA, mau dan mampu
BENTUK KEGIATAN
FREKUENSI & JANGKA WAKTU PEMANTAUAN FAKTOR
RESIKO PTM
TIPE POSBINDU PTM
Posbindu dasar → kegiatan screening Posbindu utama → pelayanan posbindu dasar yang
faktor resiko berupa wawancara terarah dilengkapi dengan pemeriksaan GD, Kolesterol,
dengan instrumen, pengukuran BB, TB, Trigliserida, tes amfetamin urin, tes alkohol
Lingkar Perut, analisa lemak tubuh, TD, pernafasan serta pemeriksaan IVA (rujuk ke
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) puskesmas atau fasilitas kesehatan yang menyediakan
dan pengukuran arus puncak ekspirasi. pelayanan pemeriksaan IVA). 
KRITERIA FAKTOR RESIKO
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai