Anda di halaman 1dari 19

ASKAN INVAGINASI

DENGAN LAPARATOMY

Kelompok 3
Nama Anggota :
● Dewa Agung Raka Aditya (1914320062)
● M Nur Fariz Indrawan (1914320076)
● Ni Kadek Amelia Amarta Sari (1914320080)
● Ni Kadek Devi Yusnita (1914320083)
● Putri Khairiza Febriana Rosadi (1914320094)
● Sri Nurfia (1914320104)
.
Definisi
Invaginasi disebut juga intususepsi adalah suatu keadaan masuknya
segmen proksimal dari usus (Intussusceptum) ke dalam segmen usus
bagian distal(intususcepien) dengan membawa serta mesenterium yang
berhubungan (Ascraft,2010).
Etiologi
• Idiophatic
• Kelainan morfologi usus
• Virus
• Vaksin rotavirus
• Penggunaan obat anti diare
• MP ASI yg terlalu cepat
Tanda dan Gejala
• Trias Invaginasi
• Craping Pain
• Muntah cairan lambung
• Defekasi feses campur lendir atau darah

Pemeriksaan Penunjang
• BNO 3 posisi
• USG
• Rontgen
Penatalaksanaan Medis
a. Terapi
 Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit
 Menghilangkan peregangan usus dan muntah dengan selang nasogastrik.
 Antibiotika.
 Reduksi manual

b. Operatif
 Laparotomi Eksplorasi
 Reseksi Usus
Pertimbangan Anestesi

 ASA 1
 Jenis Anestesi: Regional Anestesi
 Teknik Inhalasi
Skenario
Seorang bayi laki-laki, usia 11 bulan datang ke UGD RSU Mangusada, dengan
keluhan utama BAB keluar darah. Dari anamnesis didapatkan pasien sejak 2 hari
SMRS, diare bercampur darah sebanyak 2 kali disertai muntah yang isinya makanan
dan minuman yang dikonsumsi. Anak dikeluhkan menjadi lebih rewel, dan kadang
menangis tiba-tiba. 1 hari SMRS, keluhan tidak berkurang, BAB bercampur darah
dan lendir, muntah positif, demam positif disertai dengan perut kembung. Ibu
mengaku, saat demam tinggi anak tiba-tiba kejang kurang lebih selama 5 menit dan
saat sadar anak menangis. Dari Riwayat penyakit dahulu, pasien tidak pernah
menderita penyakit lain selain yang diderita saat ini, imunisasi terakhir adalah
imunisasi campak saat usia 9 bulan. Anak lahir dari ibu usia 20 tahun, P1A0,
spontan, langsung menangis, ditolong bidan. Riwayat pemberian ASI sampai dengan
anak usia 5 bulan.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien tampak sakit sedang, GCS
(E4V5M6), kesadaran composmentis, tekanan darah 80/56 mmHg, frekuensi nadi
130x/menit, frekuensi napas 36x/menit, suhu 39C.

Pemeriksaan fisik abdomen menunjukkan tampak perut distended, bowel counter


tidak tampak, bowel movement tidak tampak, tidak tampak venektasi, peristaltic
usus melemah, timpani menurun dan terdapat nyeri tekan.

Hasil pemeriksaan rectal toucher ditemukan ampula collaps, tidak ditemukan feses
dan pada sarung tangan tampak darah bercampur lendir. Darah positif current jelly
positif. Pemeriksaan penunjang BNO 3 posisi ditemukan adanya tanda-tanda step
ladder dan herring bone serta air fluid level. USG abdomen ditemukan donut sign
positif. Dari hasil pemeriksaan ditegakkan diagnosis Ileus Obstruktif ec Suspek
Invaginasi
Masalah Kesehatan Anestesi
Pre Anestesi:
● Nyeri Akut
● Hipertermi
● Resiko Cedera Agen Anestesi

Intra Anestesi:
● RK Disfungsi Respirasi
● RK Disfungsi Kardiovaskuler
● Resiko Cedera Trauma Pembedahan

Pasca Anestesi:
● Nyeri Pasca Operasi
● RK Disfungsi Kardiovaskuler
● RK Disfungsi Termoregulasi
Intervensi

Pre Anestesi
1) Nyeri Akut:
• Monitor TTV Pasien
• Berikan pasien kesempatan untuk beristirahat pada sianghari dan periode tidur yang
tidak terganggu pada malam hari
• Ajarkan metode distraksi dan relaksasi untuk membantu meredakan nyeri
• Kolaborisakan dengan dokter anestesi dalam pemberian analgetik
2) Hipertermi
• Observasi Tanda vital pasien
• Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang tipis dan dapat menyerap keringat seperti
bahan dari katun
• Jelaskan penting nya asupan cairan
• Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian cairan dan obat untuk pasien hipertermi
3) Resiko Cedera Agen Anestesi
a. Kaji adanya penyulit yang dicurigai akan terjadi
• Penyakit kardiovaskular
• Penyakit pernapasan
• Diabetes mellitus
• Penyakit Hati
• Penyakit ginjal
• Suhu tubuh

b. Lakukan pengkajian 6B
• Breathing
• Blood
• Brain
• Bowel
• Blader
• Bone
c. Tanggalkan segala aksesoris pasien
d. Lakukan pengkajian ABCDE
• A (Alergi)
• B (Bleeding tendencies)
• C (Cortison or steroid use)
e. Lakukan pengkajian AMPLE
• A (Alergi)
• M (Medikasi)
• P (Past illness/penyakit penyerta)
• L (Last meal/Makan terakhir)
• E (eksposure/lingkungan)
f. Lakukan persiapan pasien sebelum pembedahan
● Puasakan pasien (8jam)
● Pengosongan kandung kemih/pemasangan DC
● Status nutrisi pasien/timbang BB/TB
● Keseimbangan cairan dan elektrolit
● Informed consent (persetujuan tindakan anestesi)
g. Tetapkan kriteria mallampati dan pemeriksaan tiromentalis
h. Tentukan status fisik pasien
i. Kolaborasi pemberian premedikasi
j. Cek kembali personal hygiene ( kebersihan kulit, kuku, dll )
Intra Anestesi
1) RK Disfungsi Respirasi
 Observasi TTV pasien setiap saat
 Monitor ekspansi dada setiap saat
 Berikan oksigen dengan simple mask 5- 6 LPM
 Lakukan analisa gas darah arteri: pH, PaCO2, dan PaO2
 Ajarkan pasien napas dalam secara teratur
 Ajarkan pasien teknik batuk efektif
 Kolaborasikan pemasangan ETT
 2) RK Disfungsi Kardiovaskuler
• Periksa TTV pasien
• Berikan terapi carian
• Berikan pasien posisi yang nyaman
• Lakukan persiapan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan perencanaan teknik anestesi
• Lakukan monitoring perianestesi
• Lakukan pemeliharaan jalan napas
• Lakukan pemasangan alat ventilasi mekanik dan alat nebulisasi
• Lakukan pengakhiran tindakan anestesi: reverse dan ekstubasi
• Kolaborasikan dengan SpAn jika tensi masih rendah
3) Resiko Cedera Trauma Pembedahan
• Monitoring perianestesi
• Lakukan persiapan peralatan dan obat- obatan sesuai dengan perencanaan teknik anestesi
• Lakukan pemasangan alat monitoring non invasive
• Lakukan pemeliharaan jalan napas
• Lakukan pemasangan alat ventilasi mekanik
• Lakukan pengakhiran tindakan anestesi
• Kolaborasi dengan SpAn apabila kondisi pasien memburuk

Pasca Anestesi
1) Nyeri Pasca Operasi
• Monitoring tanda-tanda vital
• Monitor KU pasien
• Lakukan pengkajian PQRST
• Memberikan posisi nyaman pada pasien
• Ajarkan teknik pengedalian nyeri (relaksasi dan sitraksi)
• Edukasi pasien agar tidak batuk agar tidak menjadi factor resiko perdarahan pasca operasi
• Kolaborasikan dengan dokter anestesi dalam pemeberian analgetik
2) RK Disfungsi Kardiovaskuler
● Observasi TTV Pasien
● Berikan terapi cairan
● Berikan pasien posisi yang nyaman
● Kolaborasikan dengan dokter SpAn dalam mengatasi hipotensi bila tensi masih
rendah

3) RK Disfungsi Termoregulasi
● Monitoring TTV pasien
● Berikan ekstra tebal selimut
● Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan hangat
4) Aspirasi
• Observasi TTV tidap 2 jam
• Bersihkan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penupukan sputum pada
rakea dan spasme otot pernapasan
• Bebaskan jalan napas dengan mengatur posisi kepala ekstensi
• Pemeriksaan fisik dengan auskultasi mendengarkan suara napas (adakah ronchi) tiap
2-4 jam sekali
• Bersihkan mulut dan saluran napas dari secret dan lender dengan melakukan suction
• Lakukan persiapan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan perencanaan teknik
anestesi
• Lakukan monitoring perianestesi
• Lakukan pemeliharaan jalan napas
• Lakukan pemasangan alat ventilasi mekanik dan alat nebulisasi
• Lakukan pengakhiran tindakan anestesi: reverse dan ekstubasi
Thank You
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon and infographics & images
by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai