Anda di halaman 1dari 13

OM SWASTIASTU

NAMA KELOMPOK
• Ni Putu Vira Diah Nathania 1832121603
• Made Mayra Sukma Dewi 1832121555
• Putu Ayu Ariesta Pradnya Paramitha 1832121008
• Gus Made Sudarta 1832121007
PENGENDALIAN RISIKO
Upaya-upaya untuk menanggulangi risiko harus selalu dilakukan,
sehingga kerugian dapat dihindari atau diminimumkan. Sesuaikan
dengan sifat objek yang terkena risiko, ada beberapa cara yang
dapat dilakukan (perusahaan) untuk meminimumkan risiko
kerugian , antara lain :
1. Melakukan pencegahan dan penggurangan terhadap
kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian
2. Melakukan retensi
3. Melakukan pengendalian terhadap risiko.
4. Mengalihkan/memindahkan risiko kepada pihak lain
PENANGGULANGAN RISIKO

High Probability, High Impact

Low Probability, High Impact

High Probability, Low Impact

Low Probability, Low Impact

Contigency Plan
Tugas dari seorang manajer risiko adalah berkaitan erat dengan
upaya memilih dan menentukan cara-cara/metode yang paling
efisien dalam pengendalian risiko yang dihadapi perusahaan.
Seorang manajer risiko pada prinsipnya dapat menggunakan dua
pendekatan/cara menanggulangi risiko:

Penanganan Risiko (Risk Control)

Pembiayaan Risiko (Risk Financing)


PENANGANAN RISIKO
Menghindari Risiko (Risk Avoidance)

Mengendalikan Kerugian (Loss Controlling)

Pemisahan (Risk Reducation)

Kombinasi atau (Pooling)


Pemindahan Risiko (Risk Transfer)

Risk Deferral
PEMBIAYAAN RISIKO

Risk Financing Transfer Meretensi (Risk Retention)

Sumber dana pengendalian risiko


Transfer risiko pada perusahaan asuransi
ditanggung sendiri oleh perusahaan yang
(mengasuransikan)
bersangkutan.
Transfer risiko pada perusahaan yang bukan Pengendalian dapat bersifat pasif (tidak
perusahaan asuransi (noninsurance transfer) direncakana) atau aktif (direncanakan).
CONTOH KASUS
Pengendalian Risiko Operasional PT KAI

No Risiko Operasional PT KAI Perlakuan (Pengendalian Risiko)


1 Kebakaran dan kecelakaan - Penyiap-siagaan backup systems.
kereta api - Prosedur kerja untuk sistem pemadam kebakaran,
tangga darurat.
- Coverage asuransi untuk meminimalkan
kerugian/dampak negatif.
- Pengendalian budaya keselamatan oleh polisi
khusus kereta, petugas palang pintu kereta, dan
sosialisasi secara berkala.
- Pendidikan dan pelatihan dasar pemadam
kebakaran.

2 Bencana alam - Memastikan adanya sistem peringatan dini (alarm)


dan business continuity
planning/contingency plan terhadap kondisi
bencana.
- Prosedur kerja untuk darurat bencana alam.
3 Keterbatasan suplai suku Pengaturan penggunaan dan suplai suku cadang yang
cadang lebih baik.
4 Keterbatasan kapasitas Optimalisasi kapasitas Depo/Balai Yasa, penjadwalan
Depo/Balai Yasa pemeliharaan dengan memperhitungkan saat
sibuk (peak season) yaitu ketika liburan sekolah,
lebaran, natal, tahun baru.
5 Gangguan dan kerusakan pada rel, - Optimalisasi perawatan prasarana, ketelitian
peralatan persinyalan dan listrik pemeriksaan, serta kerjasama tim yang baik.
aliran atas - Mempercepat pembangunan atau penyelesaian
infrastruktur pendukung (stasiun loading-unloading).
- Penambahan daya listrik dan penambahan sinyal dan
stasiun.
- Peremajaan gerbong kereta api, renovasi dan sterilisasi
stasiun.
6 Terbatasnya mitra pengguna - Memprioritaskan pelayanan terhadap permintaan jasa
angkutan kereta api barang angkutan barang dalam jumlah besar dan kontinu,
berjarak tempuh jauh, dan bertarif tinggi serta
pengangkutan berdasarkan perjanjian.
- Mengoptimalkan armada angkutan semen dengan
menambah frekuensi perjalanan dan mengangkut
semen kantongan pada waktu kembali.
- Menyesuaikan tarif secara selektif dan bertahap.
- Menetapkan tarif ‘all in’ angkutan BBM.
- Meningkatkan kelancaran, ketepatan waktu/kecepatan
pelayanan berikut pengirimannya dengan tingkat
jaminan keamanan yang tetap tinggi.
- Meningkatkan faktor muatan (load factor).
7 Rendahnya jumlah armada yang - Pembenahan koordinasi ketersediaan armada antara
dapat dioperasionalkan lokomotif dengan kereta, dan gerbong. Dengan
mengoptimalkan sumber daya sarana diharapkan
tercapai optimalisasi kapasitas.
- Penambahan kereta baru untuk jalur-jalur yang
potensial.
- Menambah pengoperasian kereta di lintasan
berpenumpang padat.
8 Meledaknya pengguna jasa - Memperbanyak point of sales untuk penjualan tiket
transportasi pada musim-musim bekerjasama dengan mitra eksternal.
tertentu - Melakukan sosialisasi dan promosi di media nasional
terkait penjualan tiket kereta menjelang peak season.
- Persiapan posko angkutan menjelang peak season.
- Persiapan kereta api tambahan.
- Peningkatan bandwidth dan kemudahan akses
ke website untuk memfasilitasi pemesanan tiket secara
online.

9 Keterlambatan jadwal - Memanfaatkan teknologi informasi untuk memperbaiki


keberangkatan dan kedatangan proses perencanaan dan operasi untuk meningkatkan
keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan, dan keamanan.
- Mengurangi toleransi terhadap keterlambatan.
10 Impor sebagian besar sarana - Penyediaan sebagian valas lebih awal dari
dan suku cadang kereta api pembayaran atau penerapan mekanisme
lindung-nilai (hedging).
- Investasi langsung pada sarana dan
prasarana kereta api.
11 Risiko kesulitan pendanaan Memastikan studi kelayakan yang bankable dibuat
oleh konsultan independen yang kredibel dan
bereputasi baik di kalangan bisnis internasional.
12 Penyimpangan biaya realisasi - Penajaman survey/perencanaan
proyek dan scope proyek.
- Amandemen kontrak, memastikan pasal-pasal
pengaman risiko proyek.

- Kontrak lumpsum fixed price sejauh


memungkinkan.

- Memastikan kualifikasi dan seleksi penyedia


barang/jasa dan supervisi serta pengujian mutu
secara ketat.
13 Terbatasnya tenaga ahli dan tenaga - Right-sizing SDM dan pengurangan pegawai secara organik
kerja dengan skill tertentu sesuai kebutuhan.
- Fokus perekrutan terhadap pegawai lulusan sarjana, terutama
untuk posisi-posisi dengan keahlian khusus dan sangat sulit
dicari di pasar tenaga kerja.
- Menyelenggarakan berbagai macam pelatihan peningkatan
kompetensi pegawai, baik yang bersifat fungsional maupun
manajerial.
- Memberi kesempatan yang lebih luas bagi pegawai untuk
mengikuti pendidikan formal yang terkait dengan peningkatan
kemampuan manajerial, baik di dalam negeri maupun di luar
negeri.

14 Tidak diminatinya jasa-jasa penunjang - Membangun sistem pelayanan jasa transportasi unggulan yang
perkeretaapian PT KAI terpadu dengan jasa pendukung, seperti kereta bandara, kereta
wisata, biro jasa, dan tour.
- Penajaman survey pasar/pelanggan dan studi kelayakan (FS) oleh
pihak independen yang kredibel.

- Strategi pemasaran produk/jasa dan pemanfaatan social media.

- Perencanaan aliansi strategis/skema kerjasama bisnis (risk sharing).

15 Pelanggaran aturan dan kode etik dalam - Memastikan kepatuhan kode etik dan peraturan internal dengan
perusahaan hukum dan peraturan terkait yang berlaku.
- Penerapan/penegakan aturan dan kode etik perusahaan secara
konsisten berikut sanksi yang tegas dan sepadan bagi para
pelanggarnya serta menumbuh-kembangkan budaya bersih di
seluruh jajaran perusahaan.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH
OM SHANTI SHANTI SHANTI OM

Anda mungkin juga menyukai