Anda di halaman 1dari 16

KONSEP MEDIS & ASUHHAN

KEPERAWATAN
[ ANEMIA]

Nama : Mutiarahmawati A. Mootalu


NIM : 751440119077
Definisi
 Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
hemoglobin atau hematokrit di bawah normal (brunner & suddarth,
2000:22). Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin lebih
rendah dari nilai normal (emma, 1999).
 Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hb dan atau hitung eritrosit
lebih rendah dari harga normal yaitu bila hb < 14 g/dl dan ht < 41%, pada
pria atau hb < 12 g/dl dan ht < 37% pada wanita (mansjoer, 1999:547).
 Klasifikasi anemia dibagi menjadi 5 yaitu anemia mikrositik hipokrom
(anemia defisiensi besi, anemia penyakit kronis), anemia makrositik
(defisiensi vitamin b12, defisiensi asam folat), anemia karena perdarahan,
anemia hemolitik, anemia aplastik (mansjoer, 1999:547).
Etiologi
Menurut Mansjoer, (1999:547), anemia ini umumnya disebabkan oleh
perdarahan kronik. Penyebab lain yaitu :
1. Diet yang tidak mencukupi.
2. Absorbsi yang menurun.
3. Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan.
4. Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah.
5. Hemoglobinuria.
6. Penyimpangan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis paru
Patofisiologi
Dalam keadaan normal tubuh orang dewasa mengandung rata-rata 3 – 5 gr besi, hampir
dua pertiga besi terdapat dalam hemoglobin dilepas pada proses penuaan serta kematian
sel dan diangkat melalui transferin plasma ke sumsum tulang untuk eritropoiesis. Pada
peredaran zat besi berkurang, maka besi dari diet tersebut diserap oleh lebih banyak. Besi
yang dimakan diubah menjadi besi keto dalam lambung dan duodenum, penyerapan besi
terjadi pada duodenum dan jejenum proksimal, kemudian besi diangkat oleh tranferin
plasma ke sumsum tulang, untuk sintesis hemoglobin atau ke tempat penyimpanan di
jaringan.
Pembentukan Hb terjadi pada sumsum tulang melalui semua stadium pematangan besi

merupakan susunan atau sebuah molekul dan hemoglobin, jika zat besi rendah dalam
tubuh maka pembentukan eritrosit atau eritropoetin akan mengganggu sehingga produksi
sel darah merah berkurang, sel darah merah yang berkurang atau menurun mengakibatkan
hemoglobin menurun sehingga transportasi oksigen dan nutrisi ke jaringan menjadi
berkurang, hal ini mengakibatkan metabolisme tubuh menurun (Price, 1995).
Klasifikasi Anemia
Klasifikasi anemia menurut etiopatogenesis :
Kekurangan bahan esensial pembentukan eritrosit dalam sumsumtulang

◦Kekurangan bahan esensial pembentukan eritrosit


Anemia defisiensi besi 
Anemia defisiensi asam folat
Anemia defisiensi vitamin B12
◦Gangguan penggunaan (utilisasi) besi
Anemia akibat penyakit kronik  
Anemia sideroblastik.
◦Kerusakan sumsum tulang
Anemia aplastik  
Anemia mieloptisik 
Anemia pada keganasan hematologi
Anemia diseritropoietik 
Anemia pada sindrom mielodisolastik.
◦Anemia akibat kekurangan eritropoietin : Anemia pada gagalginjal kronis. 
 Anemia akibat hemoragi
◦ Anemia pasca perdarahan akut.
◦ Anemia akibat perdarahan kronik 
 Anemia hemolitik 
◦ Anemia hemolitik intrakorpuskular
 Gangguan membram eritrosit (membranopati) 
 Gangguan ensim eritrosit (enzimipati)
 Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati) seperti: thalasemia,
hemoglobinopati struktural (Hbs, HbE, dll)
◦ Anemia hemolitik eskstrkorpuskular 
 Anemia hemolitik autoimun 
 Anemia hemolitik mikroangiopatik 
 Lain – lain
 Anemia dengan penyebab tidak di ketahui atau dengan pathogenesis yang
komplek
Manifestasi Klinis
Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah :
 pucat,

 takikardi,

 sakit dada,

 dyspnea,

 nafas pendek,

 cepat lelah,

 pusing,

 kelemahan,

 tinitus,

 penderita defisiensi yang berat mempunyai rambut rapuh dan halus,

 kuku tipis rata mudah patah,

 atropi papila lidah mengakibatkan lidah tampak pucat, licin, mengkilat, merah

daging meradang dan sakit (Guyton, 1997).


Komplikasi
1. Gagal jantung akibat anemia berat
2. Kematian akibat infeksi dan pendarahan apabila sel-sel lain ikut terkena
3. Hipoksia
4. Iskemia
5. Episode trombosis
6. Stroke
7. Gagal ginjal
8. Priapismus
Pemeriksaan Diagnostik
1. Jumlah darah lengkap (JDL) di bawah normal (hemoglobin, hematokrit
dan SDM).
2. Feritin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi.
3. Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa.
4. Tes Comb direk positif menandakan anemia hemolitik autoimun.
5. Hemoglobin elektroforesis mengidentifikasi tipe hemoglobin abnormal
pada penyakit sel sabit.
6. Tes schilling digunakan untuk mendiagnosa defisiensi vitamin B12
(Engram, 1999:430)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia diajukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang. Penatalaksanaan anemia berasarkan penyebabnya, yaitu :
 Anemia aplastik  
Dengan transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif  dengan
antithimocyte globulin (ATG) yang diperlukan melalui jalur sentral selama 7 - 10
hari. Prognosis
buruk  jika transplantasi sumsum tulang tidak berhasil. Bila diperlukan dapat
diberikan tranfusi RBC rendah leukosit dan platelet. 
 Anemia pada penyakit ginjal

Pada pasien dialisis harus di tangani dengan pemberian zat besi dan asam folat. Kal
au tersedia, dapat diberikan eritropoetin rekombinan.
 Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan
untuk anemianya. Dengan menangani kelainan yang mendasarinya, maka anemia
akan terobati dengan sendirinya.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
a.       Identitas klien
Nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, suku, dll.
b.      Keluhan utama
Kelelahan dan kelemahan umum dapat merupakan satu-satunya gejala penurunan kapasitas pengangkutan
oksigen. Keluhan utama meliputi letih, lesu, lemah, lelah , pandangan berkunang-kunang
c.       Rirwayat kesehatan
1)      Riwayat kesehatan sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari anemia, yang nantinya membantu
dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut
sehingga nantinya bisa ditentukan apa yang terjadi Pada pasien anemia masa kehamilan, pasien bisa
mengeluhkan pusing, lelah, dll.
2)      Riwayat kesehatan dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab anemia. Penyakit-penyakit tertentu
seperti infeksi dapat memungkinkan terjadinya anemia.
3)      Riwayat kesehatan sekarang
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit darah merupakan salah satu faktor
predisposisi terjadinya anemia yang cenderung diturunkan secara genetik.
d.      Pemeriksaan fisik
1)      Aktivitas-istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : takikardia/ takipnae.
2)      Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan
transfusi darah.
Tanda : depresi.
3)      Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal
tinggi (DB).
4)      Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi
e.       Pemeriksaan penunjang
1)      Hitung kada Hb dalam darah
2)      Jumlah darah rutin. Sampel darah yang diambil di lengan dinilai untuk darah hitungan.
Anemia terdeteksi jika tingkat hemoglobin lebih rendah daripada normal
3)      Feritin . Jika tingkat darah feritin rendah menunjukkan rendah zat besi dalam tubuh dan
membantu mendeteksi anemia kekurangan zat besi
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang terjadi pada penderita Efusi Pleura berdasarkan
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI,2016) , Adalah sebagai
berikut:
1. Keletihan b.d Kondisi Fisiologis (anemia) d.d merasa energi tidak pulih
walaupun telah tidur, merasa kurang tenaga, mengeluh lelah, tidak
mampu mempertahankan aktivitas rutin, tampak lesu, kebutuhan istrahat
meningkat.
2. Intoleransi Aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
energi d.d mengeluh lelah, dispnea saat/setelah aktivitas
3. Perfusi Perifer Tidak aktif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d
pengisian kapiler >3 detik, akral teraba dingin, warna kulit pucat.
NO DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI
1 Keletihan Setelah dilakukan intervensi selama 24 jam Manajemen Energi
maka Tingkat Keletihan Menurun dengan Observasi :
Definisi : penurunan kapasitas kerja kriteria hasil : - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yan g
fisik dan mental yang tidak pulih -Verbalisasi kepulihan energi meningkat mengakibatkan kelelahan
dengan istrahat - Tenaga meningkat - monitor kelelahan fisik dan emosional
-Kemampuan melakukan aktivitas rutin - monitor pola dan jam tidur
meningkat Edukasi :
- verbalisasi lelah menurun - Anjurkan tirah baring
-Lesu menurun - Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
-sakit kepala menurun dan gejala kelelahan tidak berkurang
- Pola napas membaik Kolaborasi :
- Pola istrahat mambaik Kolaborasi dengan ahli gizi tenteang cara
meningkatkan asupan makanan

Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi selama 24 jam Manajemen Energi


2 maka Toleransi Aktivitas Meningkat Observasi :
Definisi : dengan kriteria hasil : - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yan g
Ketidakcukupan energi untuk - Kemudahan dalam melakukan aktivitas mengakibatkan kelelahan
melakukan aktivitas sehari-hari sehari – hari meningkat - monitor kelelahan fisik dan emosional
- keluhan lelah menurun - monitor pola dan jam tidur
- Dispnea saat aktivitas menurun Edukasi :
- Dispnea setelah aktivitas menurun - Anjurkan tirah baring
- Perasaan lemah menurun - Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
- tekanan darah membaik dan gejala kelelahan tidak berkurang
- Frekuensi napas membaik Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi tenteang cara
meningkatkan asupan makanan
3 Perfusi Perifer Tidak Efektif Setelah dilakukan intervensi selama 24 Perawatan sirkulasi
jam maka Status Sirkulasi Membaik Observasi :
Definisi : dengan kriteria hasil : -periksa sirkulasi perifer
Penurunan sirkulasi darah pada -pucat menurun -identifikasi faktor risiki gangguan sirkulasi
level kapiler yang dapat - Pitting edema menurun Terapeutik :
mengganggu metabolisme - Fatigue menurun - Hindari pemasangan infus atau pengambilan
- Tekanan darah sistolik membaik darah di area keterbatasan perfusi
- Tekanan darah diastolik membaik Edukasi :
- Anjurkan berhenti merokok
- Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah
secara teratur
- Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
- Ajarkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi
- Informasikan tanda dan gejala yang harus
dilaporkan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai