Anda di halaman 1dari 45

Case Report Session

DISPEPSIA + VERTIGO

Ilza Rohadatul aysi


G2A220109
Pembimbing :
dr. Samsirun Halim, Sp.PD-KIC FINASIM
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Dispepsia merupakan istilah yang umum dipakai untuk suatu
sindroma atau kumpulan gejala/keluhan berupa nyeri atau
11 rasa tidak nyaman pada perut bagian atas.

Vertigo merupakan suatu kumpulan gejala yang terjadi


22
akibat gangguan pada sistem keseimbangan. Pada
sindrom vertigo ditemukan keluhan berupa rasa berputar,
rasa ditarik atau didorong menjauhi bidang vertikal
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.H
Umur : 33 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sungai asam, kota jambi
Pekerjaan : Honorer
MRS : 06 Maret 2021
KELUHAN UTAMA
Keluhan Utama :
Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak ± 1 hari SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien mengeluhkan nyeri di daerah ulu hati disertai rasa mual tanpa muntah. Os mengatakan rasa
nyeri hilang timbul dan muncul secara mendadak. Nyeri seperti ditusuk-tusuk. Nyeri berkurang disaat
pasien mengkonsumsi obat. Nyeri terkadang menjalar ke seluruh lapangan perut. Nyeri memberat
± 1 tahun SMRS
pada saat berbaring. Lama nyeri ± 30 menit sebanyak 2-3x dalam sebulan.

• Pasien mengatakan bahwa os menempuh perjalanan jarak jauh yang mengakibatkan os


telat makan. Os tidak mengkonsumsi makanan dari jam 10 pagi dan baru mengkonsumsi
makanan setelah jam 8 malam. Setelah itu os mengeluhkan nyeri di daerah ulu hati,
seperti ditusuk-tusuk, hilang timbul dan terkadang menjalar hingga seluruh area perut,
± 2 hari SMRS disertai rasa sesak dan mual. Os juga mengeluhkan perutnya terasa kembung dan nyesak
sehingga kesulitan untuk bernafas dan merasa pusing. Os mengatakan keluhan yang
dirasakan mengakibatkan os mengalami penurunan nafsu makan sehingga merasa lemas.

• Pasien mengeluhkan nyeri tiba-tiba muncul dan semakin memberat di ulu hati. Nyeri
menyebar ke area dada kiri, bahu kiri dan perut kiri atas. Pasien saat dibawa ke Rumah
Sakit dalam kondisi penurunan kesadaran, menggigil dan sesak nafas. Saat dirumah sakit
± 1 hari os tampak sadar dengan kondisi lemas dan mengeluhkan pusing seperti berputar saat
SMRS mencoba duduk setelah berbaring. Perut pasien dalam keadaan kembung. Riwayat BAB
beberapa hari yang lalu keras dan berwarna coklat tua. BAK dalam batas normal. Sesak
nafas pada pasien tidak dipengaruhi posisi.
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT SOSIAL
DAHULU KELUARGA EKONOMI

• Riwayat penyakit yang • Riwayat keluhan yang sama(-) • Pasien bekerja sebagai perawat di
sama (+) pada tahun 2019 • Riwayat Hipertensi (-) salah satu Rumah Sakit di kota
• Riwayat penyakit fatty liver • Riwayat Diabetes Melitus (-) Jambi
• Riwayat penyakit malaria • Riwayat alergi obat (-)
• Riwayat alergi obat (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum
• Tampak Sakit Sedang
Kesadaran
• Compos Mentis, E4V5M6
Tanda Vital
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 82 kali/menit, regular, kuat angkat
• Pernapasan : 23 kali/menit, tipe torakoabdominal
• Suhu : 36,2oC
• SpO2 : 99 %
• Berat badan : 55 Kg
• Tinggi badan : 158 Cm
• BMI : BB/(TB)2 : 22,03 Kg/m2. Kesan : Normal
PEMERIKSAAN FISIK Kulit
Sawong matang, turgor kembali
Mata cepatpitting edema (-) ikterik (-)
Refleks cahaya (+/+), Kepala
Conjungtiva anemis (-), Sklera Normocephal, ekspresi muka
ikterik (-) pupil isokor (+) tampak sakit sedang
Hidung Telinga
Rhinorhea (-) deviasi septum(-) Sekret (-/-) nyeri tekan tragus (-)
Leher Mulut
Pembesaran Kelenjar Getah Bibir kering (-), pucat (-), hiperemis
Bening (-) nyeri tekan (-) (-)
Paru Jantung
Inspeksi :Pergerakan dada
simetris, retraksi dinding dada (-), I : Iktus kordis tidak terlihat
sikatriks (-)
P : Iktus kordis teraba ICS V Linea
Palpasi :Nyeri tekan (-), fremitus midclavicularis sinistra
taktil kanan = kiri
P : Atas : ICS II Linea parasternalis sinistra
Kanan : ICS IV Linea parasternalis dextra
Perkusi : sonor (+/+) Kiri : ICS V Linea midclavicularis sinistra

Auskultasi :Vesikuler (+/+), A : BJ I/II reguler, murmur (-), Gallop (-)


Wheezing (-/-) ronkhi (-/-)
Abdomen

INSPEKSI Ekstremitas sup


•Datar (+), sikatrik (-), striae (-), Akral hangat, pitting edema
spider nervi (-) (-/-), Capilary refill time <2
detik
AUSKULTASI
• Bising usus (+) meningkat

PALPASI
• Supel, Nyeri tekan (+). Hepar,
Lien, ginjal tidak teraba Ekstremitas inf
Akral hangat, pitting edema
(-/-), Capilary refill time <2
PERKUSI detik
• Timpani
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DARAH RUTIN ELEKTROLIT
Jenis Jenis
Pemeriksaan Hasil Normal Pemeriksaan Hasil Normal
WBC 9,70 (4-10,0 103/mm3)
Na 143,6 136-148 mmol/l
RBC 5,01 (4,0-5,0 10 /mm
6 3)
K 4,16 3,34-5,10 mmol/l
HGB 14,0 (13,4,0-15,5 g/dl)
Cl 105,0 98-106 mmol/l
HCT 42,2 (34,5-54,0 %)
PLT 368 (150-450 103/mm3)
MCV 84,2 (80-96 fl) KIMIA DARAH
MCH 28,0 (27-31 pg)
Jenis Hasil Normal
MCHC 33,2 (32,0-36,0g/dl) Pemeriksaan
Ureum 23 15-39 mg/dl
Protein : +1 Keton : +1
Kreatinin 0,67 0,55 - 1,3 mg/dl

Kesan : Proteinuria, ketonuria


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan EKG
DAFTAR MASALAH
• Dispepsia • Proteinuria
• Vertigo • ketonuria

Daftar Masalah
DIAGNOSIS PRIMER
Dispepsia + Vertigo

DIAGNOSIS SEKUNDER
1. Proteinuria
2. Ketonuria
DIAGNOSA BANDING

1. Gastritis
2. Gastro esophageal refluks
3. Ulkus peptikum

ANJURAN PEMERIKSAAN

1. Ultrasonografi abdomen
2. Endoskopi
TATALAKSANA
a. Non farmakologi
1. Observasi keadaan umum, kesadaran dan
tanda vital
2. Istirahat
3. Diet cair susu
4. Monitor asupan b. Farmakologi
5. Edukasi mengenai penyakit yang dialami 1. IVFD RL
pasien
PROGNOSIS

Quo Vitam : Dubia ad bonam


Quo Functionam : Dubia ad bonam
Quo Sanactionam : Dubia ad bonam
Follow Up

Tgl S O A P
Lemas (+) Keadaan umum : tampak sakit
Dispepsia + Vertigo  Non farmakologi :
11-03-21 sedang
Mual (+) Kesadaran : kompos mentis  
Tirah baring
  Nyeri dada sebelah Banyak minum
TD:120/80 mmHg
  kiri (+) Nadi: 112x/menit Diet cair : susu
Pusing (+) Suhu : 36,5 ºC  
RR: 24 x/menit
Spo2: 98% Farmakologi :
  Omeprazol 40 mg IV
Mata : Betahistin 10 mg IV
Skelra ikterik (-/-) Konjungtiva
anemis (-/-)  
Paru :  
Retraksi (-/-)
Vesikuler (-/-)  
Sonor (+/+)
Suara nafas tambahan (-/-)
Abdomen :
Timpani, Bising usus (+/+),
nyeri tekan ulu hati (+)
Hepar :
Teraba 1 jari di bawah arcus
costae
Ekstremitas :
akral hangat (+/+), CRT <2
Detik
TGL S O A P
12-03-2021 Pusing (+) Keadaan umum : tampak Non farmakologi :
sakit sedang Dispepsia + vertigo 
Kembung (+) Tirah baring
Mual (+) Kesadaran kompos mentis   Banyak minum
 
Lemas (+) TD:120/70 mmHg
Diet cair : susu
Nadi: 91x/menit  
Suhu : 36,5 ºC Farmakologi :
RR: 22 x/menit IUVD Nacl 0,92
spo2 : 89% Ceftriaxone 1g
  Vascon 0,4 mg
Mata : Bismut
Skelra ikterik (-/-) Asam folat
Konjungtiva anemis (-/-)
Paru : CaCo3
Retraksi (-/-) USG
Vesikuler (-/-)  
Sonor (+/+) R/ Pulang besok 
Suara nafas tambahan (-/-)
Abdomen :
Timpani, Bising usus (+/+),
nyeri tekan ulu hati (+)
Hepar :
Teraba 1 jari di bawah arcus
costae
Ekstremitas :
akral hangat (+/+), CRT <2
Detik
13-03-2021 Lemas (+) • Keadaan umum : tampak sakit Dispepsia + Vertigo  Non farmakologi :
Nyeri perut (+) ringan  
Tirah baring
Mual (+) Banyak minum
• Kesadaran kompos mentis
Pusing (+) Diet cair : susu
   
TD:120/70 mmHg Farmakologi :
Nadi: 78x/menit Omeprazol 40 mg IV
Suhu : 36,3 ºC Betahistin 10 mg IV
RR: 20 x/menit
IUVD Nacl 0,92
Ceftriaxone 1g
Spo2 : 99%
Bismut
GDS : 172 mg/dl Asam folat
GDPP : 192 mg/dl CaCo3
   
mata cekung(-/-), turgor kulit dahi  
kembali cepat, Bibir Kering (-), bising
Pasien boleh pulang
usus (+) normal,
nyeri tekan seluruh perut (-),
akral hangat (+/+), CRT <2 detik
 
TINJAUAN PUSTAKA
Dispepsia :Definisi

Dispepsia merupakan sindrom atau kumpulan gejala atau keluhan yang terdiri dari
nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati, kembung, mual, muntah, sendawa, rasa
cepat kenyang, perut rasa penuh atau begah.
Dispepsia mempengaruhi
25% dari populasi
Amerika Serikat dan
sekitar 5% dari semua
Prevalensi dispepsia di
penderita pergi ke dokter
seluruh dunia cenderung
pelayanan primer
mengalami peningkatan di Indonesia tahun 2011
yang cukup signifikan menunjukkan dispepsia sudah
menempati peringkat ke-10
untuk kategori penyakit
terbanyak pasien rawat inap di
rumah sakit
Etiologi

Adanya gangguan
Obat atau penyakit dalam
obatan lumen saluran cerna
A
B

C D
Penyakit
sistemik
seperti
Penyakit pada
hepar, pancreas,
sistem bilier
Patofisiologi
Faktor Resiko

Faktor Psiko-
sosial Penggunaan obat-
obatan

Pola makan Gaya hidup yang


tidak teratur tidak sehat
Manifestasi Klinis
Kriteria dyspepsia fungsional berdasarkan Rome III:

Kriteria diagnosis* harus mencakup

Satu atau lebih dari hal berikut:

rasa penuh pasca-makan yang mengganggu

cepat kenyang

nyeri epigastrium

rasa terbakar di ulu hati

Tidak ada bukti penyakit struktural (dari endoskopi) yang

mungkin
*Kriteria menjelaskan
terpenuhi gejala.
3 bulan terakhir dengan onset minimal 6 bulan sebelum diagnosis
FARMAKOTERAPI

proton pump
Antasid inhibitor
Antikolinergik Sitoprotektif
Antagonis Golongan
reseptor H2 prokinetik

Antibiotik
Vertigo: Definisi

Add an image
• Definisi
• Vertigo adalah suatu istilah yang berasal dari
bahasa Latin, vertere, yang berarti memutar.
Secara umum, vertigo dikenal sebagai ilusi
bergerak atau halusinasi gerakan. Vertigo
ditemukan dalam bentuk keluhan berupa rasa
berputar-putar atau rasa bergerak dari
lingkungan sekitar (vertigo sirkuler) namun
kadang-kadang ditemukan juga keluhan berupa
rasa didorong atau ditarik menjauhi bidang
vertikal (vertikal linier).

4 Edisi ke-6. Jakarta: Interna Publishing; 2014. Hal 2320-98.


Sumber : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. 30
KLASIFIKASI

Klasifikasi vertigo berdasarkan kejadiannya:

1. Vertigo spontan
2. Vertigo posisi
3. Vertigo kalori
Klasifikasi vertigo berdasarkan penyebabnya:

4. Vertigo perifer yang bersifat episodik, awitan mendadak, hilang dalam hitungan
detik-hari
5. Vertigo yang berlangsung 2-30: transient ischemic attack yang mengenai
sirkulasi posterior
6. Vertigo rekuren selama 20 menit hingga 24 jam penyakit Meniere
7. Serangan vertigo terisolasi yang berlangsung lebih dari 24 jam: neuronitis
vestibular.
Gejala
FARMAKOTERAPI

Obat
Antihistamin simpatomimetik

Antagonis
Obat
kalsium
penenang
minor
ANALISIS KASUS
Kasus Anamnesis Teori

2 hari SMRS pasien mengatakan bahwa


pasien terlambat makan. Hingga malam
nya pasien tiba mengeluhkan nyeri ulu hati
seperti ditusuk-tusuk, yang hilang timbul
dan terkadang menjalar hingga seluruh
area perut, nyeri disertai rasa mual dan
kembung atau begah pada perut yang
mengakibatkan pasien merasakan sesak
sehingga kesulitan dalam bernafas. Os
juga mengeluhkan merasa sakit kepala
dan pusing.
Kasus Anamnesis Teori

Keluhan dirasakan saat pasien melakukan


perubahan posisi, yaitu setelah mencoba duduk
setelah berbaring. Rasa pusing yang dirasakan
pasien disebabkan oleh gangguan alat
pusing seperti berputar-putar
keseimbangan tubuh yang mengakibatkan
ketidakcocokan antara posisi tubuh yang
sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh
susunan saraf pusat.
Kasus Anamnesis Teori

salah satu gejala pada dispepsia karena suatu


proses inflamasi atau peradangan pada salah satu
organ saluran cerna yang berdasarkan lokasinya
pusing seperti berputar-putar yaitu lapisan mukosa pada lambung sebagai
mekanisme proteksi mukosa apabila terdapat
akumulasi bakteri atau bahan iritan lain. Proses
inflamasi dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
Kasus
Pemeriksaan Fisik Teori

Pada pemeriksaan status generalisata didapatkan pasien dalam keadaan compos


mentis, tampak sakit sedang, suhu pasien 36,2oC, SpO2 99% , Nadi 82x/menit,
tekanan darah 110/70mmHg.
Dari status gizi didapatkan Berat badan pasien 55 kg, tinggi badan 158 cm dan IMT
22,03 kg/m3 yang masih dalam kategori normal.

Pada pemeriksaan fisik abdomen, pada inspeksi didapatkan perut pasien terlihat
kembung dan terdapat nyeri tekan pada kuadran kiri atas. Nyeri tekan kuadran kiri
atas merupakan gejala yang khas dispepsia yang menunjukan gangguan pada
lambung. Gangguan dapat berupa tukak/lesi.

Pada pemeriksaan fisik palpasi hepar didapatkan kesan hepatomegali. Pemeriksaan


organ lainnya dalam batas normal.
Kasus Pemeriksaan Penunjang Teori

Pemeriksaan darah berguna untuk menilai keadaan sekaligus sebagai


panduan untuk terapi. Sebagai contohnya kadar Hb dapat digunakan
untuk panduan kapan harus dilakukan tranfusi darah. Namun, pada
pasien ini tidak ditemukan tanda-tanda perdarahan dan Hb pasien masih
dalam batas normal.

Pemeriksaan elektrolit juga diperiksa karena ketika pasien muntah akan


terjadi juga defisit elektrolit yang hilang bersama muntahan tersebut.
Defisit elektrolit ini juga harus dikoreksi. Pada pasien ini didapatkan hasil
pemeriksaan elektrolit masih dalam batas normal.
Kasus Pemeriksaan Penunjang Teori

Selanjutya, pada pemeriksaan faal ginjal  untuk mengetahui seberapa


baik ginjal bekerja dan untuk mendeteksi adanya gangguan pada organ
tersebut. Pada pemeriksaan fungsi ginjal, darah dan urine pasien akan
diambil untuk kemudian diamati di laboratorium. Namun, pada pasien ini
didapatkan masih dalam batas normal.

Pemeriksaan glukosa darah dan urin rutin juga diperiksa, dimana untuk
glukosa darah sewaktu pasien masih dalam batas normal, dan untuk urin
rutin didapatkan +1 pada protein (proteinuria) dan keton (ketonuria).
Tatalaksana
Kasus farmakologi Teori

IUFD Nacl 09% 20 tpm untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Dimana berdasarkan teori Cairan
normal salin adalah cairan steril, non pirogenik, tidak mengandung glukosa dan tidak memiliki efek
anti mikroba. Cairan infus ini bening, tidak berbau, tidak memiliki rasa, dan tidak memiliki partikel-
partikel di dalamn pH cairan 4,5-7,0.

Anti histamin seperti beta-histin yang merupakan obat analog histamin dengan fungsi sebagai agonis
reseptor histamin H1 dan antagonis reseptor H3, dengan efek tersebut betahistin bekerja di sistem
syaraf pusat dan secara khusus di sistem neuron yang terlibat dalam pemulihan gangguan vestibular,
dengan mengaktifkan reseptor ini menyebabkan pembesaran pembuluh darah dan peningkatan
sirkulasi darah yang membantu menghilangkan tekanan di dalam telinga dan frekuensi serangan
penyebab vertigo.
Tatalaksana
Kasus farmakologi Teori

Domperidon
Domperidon menjadi obat antiemetik dengan mekanisme kerja menghambat aksi dopamin dengan
menginhibisi dopamin pada reseptornya. Obat ini memiliki 7 afinitas yang cukup kuat pada reseptor
dopamin D2 dan D3 yang ditemukan dalam CTZ (Chemoreseptor Trigger Zone) yang berada pada
bagian luar sawar darah otak yang meregulasi nausea dan vomit.
KESIMPULAN
KESIMPULAN

Dispepsia merupakan keluhan yang sangat umum, terjadi pada lebih dari seperempat
populasi. Terdapat banyak penyebab dispepsia, antaranya adalah gangguan atau
penyakit dalam lumen saluran cerna; tukak gaster atau duodenum, gastritis, tumor,
infeksi Helicobacter pylori.

Pengobatan dispepsia adalah antaranya seperti antasid, antikolinergik, antagonis


reseptor histamin2, Proton Pump Inhibitor, sitoprotektif, golongan prokinetik, antibiotik
untuk infeksi Helicobacter pylori.
Insert Your Images Insert Your Images Insert Your Images

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai