DYSPNEU EC PNEUMONIA
HALAMAN PENGESAHAN
BED SIDE TEACHING
DYSPNEU EC PNEUMONIA
Disusun Oleh :
Adylla Nissya Maulani, S.Ked
G1A220018
Pembimbing
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Bed Side Teaching yang
berjudul “Dyspnea ec Pneumonia” sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum
Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Makrup Efendy, Sp.P yang
telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis
selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Penyakit Dalam di
Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan Kasus ini,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan laporan
kasus ini. Penulis mengharapkan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
STATUS PASIEN
ANAMNESIS PRIBADI
Nama : KGS Mohammad Ali Pekerjaan : Pegawai Swasta
Umur : 70 Tahun Suku : Melayu
Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah Tanggal Masuk : IGD: 28/08/2021
Alamat : Lr. Purnawina RT.21 Bangsal: 29/08/2021
Telanaipura
ANAMNESIS PENYAKIT
Keluhan Utama : Sesak nafas semakin memberat sejak ± 1 hari SMRS
Keluhan Tambahan :Penurunan nafsu makan, tenggorokkan terasa kering
Telaah :
Pasien datang ke IGD RSUD Raden Mattaher dengan keluhan sesak napas yang semakin memberat
± 1 hari SMRS. Sesak napas sudah dirasakan ± 2 minggu SMRS yang semakin lama semakin memberat.
Pasien mengatakan sesak muncul setiap kali pasien keluar dari toilet baik setelah mandi ataupun setelah
buang air. Sesak yang dialami pasien ± 5 menit. Pasien mengatakan sesak akan berkurang ketika pasien
duduk, setelah sesaknya hilang pasien akan berbaring dan beristirahat. Sesak napas yang dialami pasien
tidak dipengaruhi cuaca, tidak disertai mengi, serta tidak disebabkan oleh benda asing seperti debu, tungai,
dan lain-lain.
Selain itu pasien mengeluhkan nyeri dada sejak ±2 minggu SMRS. Nyeri dada yang dirasakan
seperti tertusuk-tusuk. Selain sesak nafas, nyeri dada pasien juga mengalami penurunan nafsu makan dan
tenggorokkan pasien terasa nyeri. Setiap kali makan pasien hanya mampu menghabiskan 2 sendok makan.
Pasien juga mengeluhkan demam ± 2 minggu SMRS namun tidak disertai menggigil. Demam yang
dialami pasien terjadi selama 1 hari. Pasien mengatakan hanya mengkonsumsi obat penurun demam.
Keluhan sering berkeringat malam (-), penurunan berat badan (+), batuk (-), sakit kepala (-), mual
dan muntah (-). Pasien mengatakan frekuensi BAB pasien mulai berkurang namun BAK masih dalam
batas normal. Pasien merupakan seorang perokok aktif sejak ± 10 tahun terakhir dan diperkirakan pasien
mengkonsumsi rokok berjumlah ± 1 - 2 batang rokok per hari selama 10 tahun terakhir.
3
Riwayat Rokok : [✓] Perokok aktif, Indkes Brinkman = 2 batang x 10 tahun = 20 (ringan/sedang/
berat). Jenis rokok kretek/filter/campuran; hisapan dalam/dangkal
[ ] Perokok pasif
Riw. Paparan biomass : [ ] Ya ; Jenis…..........selama…......tahun; dengan / tanpa masker
[ ✓ ] Tidak
Riw. Penyakit terdahulu : Keluhan serupa (-), hipertensi (-), alergi (-), DM (-), penyakit jantung (-)
Riw. Pemakaian obat : Obat warung jika merasa demam
Riw. Alergi keluarga : Tidak ada
Riw. Kanker keluarga : Tidak ada
4
PEMERIKSAAN FISIS
STATUS PRESENS
KEADAAN UMUM KEADAAN PENYAKIT
Sensorium : Sakit sedang Dispnea ( ✓ ) Orthopnea (-)
Tekanan darah : 120/80 mmHg Trepopnea (-) Platipnea (✓)
Frekuensi nadi : 62 kali/menit Edema (-)
Frekuensi napas : 26 kali/menit Sianosis (-)
Suhu : 36,3oC Ikterus (-)
VAS : 4-5
SpO2 : 98% dengan nasal canul 5 liter permenit
KEADAAN GIZI
Berat badan : 65 kg Body Mass Index : 22,49
Tinggi badan : 170 cm kesan : Underweight/Normoweight/ Overweight/Obese
STATUS LOKALISATA
KEPALA
Wajah Pembengkakan/ facial plethora (-) Anhidrosis (-) Deformitas (-) Benjolan (-) Pembesaran kgb (-)
Mata Konjungtiva anemis ( - ) Sklera ikterik (-) Miosis (-) Ptosis (-) Enophtalmus (-) Pupil Resuler : 3 mm/3
mm
Telinga Dalam batas normal. Pembesaran Kgb Pre arriclae (-)
Hidung Deviasi septum (-) Konka hipertrofi (-) Mukosa (tenang/livide/hiperemis)
Polip (-) Napas cuping hidung (-)
Mulut Sianosis sentral (-) Oral candidiasis (-) Oral hygiene (baik/buruk/) Tonsil hipertrofi (-) Mulut
mencucu ( -)
LEHER
TVJ :-
Pembesaran KGB [ ] Ya, lokasi ……………………, soliter/multipel, konsistensi ……………,
mobile/immobile
Batas tegas / tidak tegas, nyeri tekan ( ), ukuran …………..
[ ✓ ] Tidak
Pembesaran Tiroid (-) Pembengkakan leher (-), venektasi leher (-) m. sternocleidomastoideus (-)
5
TORAKS
Inspeksi
Statis : Bentuk dinding toraks simetris, Venektasi (-), Vena Kolateral (-), Scar (-) Barrel chest (-)
Pigeon chest (-) Pannel chest (-)
Dinamis : Ketinggalan bernapas tidak ada
Palpasi
Pembesaran KGB : Tidak ada
Posisi Trakea : Di tengah
Ekspansi dada : Tidak ada
Emfisema subkutis : Tidak ada
Apeks kordis : ICS V Linea midclavicularis sinistra
Succcutio hipokrates : Tidak ada
Tactile fremtus : lapangan paru atas :Normal,sama antara kiri dan kanan
lapangan paru tengah : Menurun, pada lapang paru kiri dibandingkan kanan
lapangan paru bawah : Menurun, pada lapang paru kiri dibandingkan kanan
ABDOMEN
Hepar / Lien / Renal : Tidak teraba
Ascites : Tidak ada
7
EKSTREMITAS
Ekstremitas superior : Sianosis (-) Clubbing finger (-) Nicotine staining (-) Edema (-) unilateral/bilateral
Ekstremitas superior : Sianosis (-) Clubbing finger (-) Eritema nodusum (-) Edema (-) unilateral/bilateral
Tipoa (-) Atrofi ext. atas (-) Yellow syndrome (-)
Pemeriksaan fisis : Fremitus Taktil lapangan paru tengah dan bawah menurun pada paru kiri
Perkusi paru tengah dan bawah redup pada paru kiri
Auskultasi paru tengah dan bawah vesikular menurun
Pemeriksaan penunjang : Darah lengkap: LED meningkat ,HB menurun, D-dimer meningkat,
penurunan kadar ureum, penurunan kadar SGOT
Diagnosis Kerja
Diagnosis Utama : Dyspnea ec Pneumonia
Diagnosis Sekunder : 1. Anemia Normositik Normokrom
2. Hiperkoagulopati
9
10
11
adalah usia 40-45 tahun, batuk kronik dan produktif, dispneu ringan, sianosis (blue
bloater), edem peripheral, ekspirasi memanjang, obesitas(kelebihan berat badan).
Sedangkan emfisema adalah kelainan anatomis yang ditandai dengan pelebaran
rongga udara distal bronkiolus terminal disertai kerusakan dinding alveoli dengan
gejala klinis : usia 50-75 tahun, batuk minimal dan tidak produktif, kulit kemerahan
(pink puffer), takipneu dan penggunaan otot bantu napas, penurunan BB akibat
usaha berlebih untuk bernapas. Pneumonia ec covid 19 adalah peradangan pada
parenkim paru yang diduga disebabkan oleh SARS-CoV-2. Gejala klinis yang dapat
ditemukan demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokkan, sesak napas atau kesulitan
bernapas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis atau
penurunan kesadaran yang tidak membutuhkan ventilator, tanda vital: frekuensi
nadi meningkat, frekuensi nafas meningkat, tekanan darah normal atau menurun,
suhu tubuh meningkat >380C, dapat disertai retraksi otot pernapasan, pergerakan
dinding dada yang tidak simetris statis ataupun dinamis, fremitus mengeras, redup
pada daerah konsolidasi, suara nafas bronkovesikuler atau bronkial, ronki kasar.
Pemeriksaan anjuran yang harus dilakukan adalah pemeriksaan analisa gas
darah.pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat apakah ditemukan hipoksemia
sedang atau berat dikarenakan pada beberapa kasus, tekanan parsial karbondioksida
(Pco2) menurun dan pada stadium lanjut dapat menunjukkan asidosis respiratorik.
Pemeriksaan anjuran lainnya yaitu pemeriksaan biakan sputum yang berguna untuk
melihat adanya s.pneumonia sebagai etiologi dari CAP.
Tatalaksana pada pasien ini yaitu,untuk nonfarmakologi:
1. Istirahat yang cukup.
2. Edukasi juga memuat tentang gaya hidup yang baik seperti penghentian
merokok dengan pengolahan latihan jasmani sesuai dengan kondisi
penyakit pasien. Latihan jasmani dibagi menjadi 3-4x aktivitas/minggu.
5. Inj. Omeprazole 40 mg
6. Drip Acetylsistein 12,5 mg
15
DAFTAR PUSTAKA
16