FISIOLOGI SISTEM
IMUN TUBUH
OLEH:
TETA PUJI RAHAYU,
SST, MKeb
Tujuan Pembelajaran
• Untuk mengetahui bagaimana sejarah imunologi
• Untuk mengetahui pengertian imunologi
• Untuk mengetahui fungsi sistem imun
• Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis imun
• Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
antigen dan antibody
Lanjutan.....
• Untuk mengetahui apa yang dimaksud
sistem komplemen
• Untuk mengetahui apa saja sel-sel sistem
imun
• Untuk mengetahui Immunisasi
Pendahuluan
• Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar
peranannya bagi kesehatan, tentunya harus
disertai dengan pola makan sehat, cukup
berolahraga, dan terhindar dari masuknya
senyawa beracun ke dalam tubuh.
• Sekali senyawa beracun hadir dalam tubuh,
maka harus segera dikeluarkan.
• Kondisi sistem kekebalan tubuh tentukan
kualitas hidup.
• Dalam tubuh sehat: sistem kekebalan tubuh
kuat daya tahan tubuh prima.
• Pada BBL, sistem kekebalan tubuh belum
sempurna, perlu ASI untuk membantu daya
tahan tubuh bayi.
• Semakin dewasa, sistem kekebalan tubuh
sempurna.
• Namun, pada orang lanjut usia, sistem
kekebalan tubuh menurun: sebabkan timbul
penyakit degeneratif atau penyakit penuaan.
• Pola hidup modern menuntut segala sesuatu
dilakukan serba cepat dan instan, dampak:
pola makan, kualitas makanan yang
dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga,
dan stres: daya tahan tubuh menurun, lesu,
cepat lelah, dan mudah terserang penyakit.
Karena itu, banyak orang yang masih muda
mengidap penyakit degeneratif.
• Kondisi stres dan pola hidup modern sarat
polusi, diet tidak seimbang, dan kelelahan
menurunkan daya tahan tubuh: perlu
kecukupan antibodi.
• Gejala menurunnya daya tahan tubuh sering
kali terabaikan sehingga timbul berbagai
penyakit infeksi, penuaan dini pada usia
produktif.
• Sejak dasawarsa 1960 perhatian terhadap
teknik imunisasi makin meningkat. Dewasa
ini, imunisasi telah menjadi amat terkenal
sebagai metoda pilihan untuk penentuan
analitik secara kuantitatif. Imunisasi telah
masuk ke dalam banyak cabang dan disiplin
dari penelitian ilmiah terutama yang
berkaitan dengan subyek biologis.
Sejarah Imunologi
• Pada mulanya imunologi cabang
mikrobiologi: mempelajari respons tubuh,
terutama respons kekebalan, terhadap
penyakit infeksi.
• Pada tahun 1546, Girolamo Fracastoro
mengajukan teori kontagion: penyakit infeksi
terdapat suatu zat yang dapat memindahkan
penyakit tersebut, tetapi zat tersebut sangat
kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
dan pada waktu itu belum dapat diidentifikasi.
• EDWAR JENNER
• Pada tahun 1798, Edward Jenner mengamati
bahwa seseorang dapat terhindar dari infeksi
variola secara alamiah, bila ia telah terpajan
sebelumnya dengan cacar sapi (cow pox).
• Sejak saat itu, mulai dipakai vaksin cacar
walaupun belum diketahui bagaimana
mekanisme yang sebenarnya terjadi.
• Imunologi tidak akan maju bila tidak diiringi
kemajuan teknologi, terutama teknologi
kedokteran.
• Mikroskop: kemajuan dalam bidang
mikrobiologi meningkat dan dapat ditelusuri
penyebab penyakit infeksi.
• Penelitian ilmiah mengenai imunologi dimulai
setelah Louis Pasteur tahun 1880 menemukan
penyebab penyakit infeksi dan dapat membiak
mikroorganisme serta menetapkan teori
kuman (germ theory) penyakit.
• Penemuan ini kemudian dilanjutkan dengan
diperolehnya vaksin rabies pada manusia
tahun 1885.
• Hasil karya Pasteur ini kemudian merupakan
dasar perkembangan vaksin selanjutnya yang
merupakan pencapaian gemilang di bidang
imunologi yang memberi dampak positif pada
penurunan morbiditas dan mortalitas penyakit
infeksi pada anak.
• ROBERT KOCH
• Pada tahun 1880, Robert Koch menemukan
kuman penyebab penyakit tuberkulosis.
• Ia mengamati adanya reaksi tuberkulin (1891)
yang merupakan reaksi hipersensitivitas
lambat pada kulit terhadap kuman
tuberkulosis.
• Reaksi tuberkulin ini kemudian oleh Mantoux
(1908) dipakai mendiagnosis penyakit
tuberkulosis pada anak.
• Imunologi mulai dipakai untuk menegakkan
diagnosis penyakit pada anak.
• Vaksin terhadap tuberkulosis ditemukan pada
tahun 1921 oleh Calmette dan Guerin yang
dikenal dengan vaksin BCG (Bacillus Calmette-
Guerin).
• Diketahui: tidak hanya mikroorganisme hidup
yang dapat menimbulkan kekebalan, bahan yang
tidak hidup pun dapat menginduksi kekebalan.
• ALEXANDER YERSIN DAN ROUX
• Setelah Roux dan Yersin menemukan toksin
difteri pada tahun 1885, Von Behring dan
Kitasato menemukan antitoksin difteri pada
binatang (1890).
• Sejak itu dimulai pengobatan serum kebal dari
kuda dan imunologi diterapkan dalam
pengobatan penyakit infeksi pada anak.
• Pengobatan serum kebal berkembang menjadi
pengobatan imunoglobulin spesifik atau
globulin gama yang diperoleh dari manusia.
Pengertian
• Imunitas atau kekebalan adalah sistem
mekanisme organisme yang melindungi tubuh
terhadap pengaruh biologis luar dengan
mengidentifikasi dan membunuh patogen serta
sel tumor.
• Sistem ini deteksi berbagai pengaruh biologis
luar, organisme akan melindungi tubuh dari
infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta
menghancurkan zat asing lain dan memusnahkan
mereka dari sel organisme yang sehat dan
jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa.
• Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi
patogen dan memiliki cara baru agar dapat
menginfeksi organisme.
• Imunitas adalah resistensi thd penyakit
terutama penyakit infeksi.
• Gabungan sel, molekul, dan jaringan yang
berperan dlm resistensi thd infeksi disebut
sistem imun.
Fungsi Sistem Imun
• Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit
dengan menghancurkan dan menghilangkan
mikroorganisme atau substansi asing (bakteri,
parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang
masuk ke dalam tubuh.
• Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau
rusak untuk perbaikan jaringan.
• Mengenali dan menghilangkan sel yang
abnormal.
• Sasaran utama yaitu bakteri patogen dan
virus. Leukosit merupakan sel imun utama
(disamping sel plasma, makrofag, dan sel
mast).
• Respon ketahanan tubuh imunologik tjd bila
ada benda asing masuk tubuh.
• Menurut Belanti (1995) respon ketahanan
tubuh mencakup semua mekanisme yang
membantu individu untuk mengenal bbg
benda asing yg ada di lingkungannyan, utk
menetralkan menghilangkan atau
memetabolisme benda asing tsb dg
menghindari kerusakan pd jaringan itu sdr.
Respon ketahanan tubuh mpy 3 fungsi:
1. Fungsi Ketahanan
Upaya melawan aktivitas benda asing dg
kemampuan tubuh utk menyebarkan
ketahanan tubuh ke seluruh tubuh tanpa
merusak jaringan.
2. Fungsi Homeostasis
Mekanisme memenuhi kebutuhan umum
organisme multiseluler yg sll menghendaki
uniformalitas stp jenis sel tubuh.
3. Fungsi Pengawasan
Memantau pengenalan jenis abnormal yg
scr tetap sll timbul dlm individu, baik scr
spontan atau disebabkan pengaruh virus
atau zat kimia.
JENIS-JENIS SISTEM IMUN
SISTEM IMUN
Fisik:
Kulit, selaput lendir, silia,
bersin, batuk
Perbedaan sifat-sifat system imun non
spesifik dan spesifik:
Sifat Non Spesifik Spesifik
Resistensi Tidak berubah oleh infeksi Membaik oleh infeksi
berulang karena ada sifat
memori
Spesifisitas Umumnya efektif terhadap Spesifik untuk mikroba
semua mikroba yang sudah mensensitasi
sebelumnya
Sel yang Sel fagosit (mononuclear Th, Tdth, Tc, Ts dan sel B
penting dan polimorfonuclear), sel
NK, sel mast, eosinofil
Molekul Lisozim, komplemen, Antibodi, sitokin, mediator,
yang protein fase akut, molekul adhesi
penting interferon, CRP, kolektin,
molekul adhesi
Sistem Imun Non Spesifik
• Mekanismenya tdk menunjukkan
spesifisitas thd bahan asing dan mampu
melindung tubuh thd bny patogen potensial.
• Mrp pertahanan terdepan hadapi serangan
mikroba dan beri respon lgs.
• Pertahanan terdepan terdiri dari:
• 1. Pertahanan Fisik
– Garis pertahanan: kulit, selaput lendir, silia,
saluran napas, batuk dan bersin.
– Keratinosit dan lapisan epidermis kulit sehat dan
epitel mukosa yg utuh tdk dpt ditembus mikroba.
– Kulit rusak (terbakar), selaput lendir rusak (akibat
asap rokok) meningkatkan infeksi.
2. Pertahanan Biokimia
Pertahanan mikroba pada:
a. Mata: enzim lisozim dan IgA
b. Saluran napas: mukosa dan silia
c. Kulit: asam lemak dan pH kulit
d. Lambung: asam lambung
e. Usus: peptid antibakterial
f. Perkemihan: pH urin yg asam
• 3. Pertahanan humoral
– Bahan yg berperan: komplemen, interferon, CRP
dan kolektin.
a. Komplemen:
terdiri dr protein, jk diaktifkan berikan proteksi
thd infeksi dan berperan merespon
inflamasi/peradangan.
Dpt diaktifkan mll mikroba/produknya (jalur
alternatif dlm imun non spesifik) atau oleh
antibodi (jalur klasik dlm imun spesifik).
Berperan sbg opsonin meningkatkan fagositosis,
sbg faktor kemotaktik, menimbulkan distruksi
bakteri dan parasit.
Fungsi Komplemen: menghancurkan sel
membran bakteri, mengerahkan makrofag ke
tmp bakteri, memudahkan makrofag
mengenal (opsonisasi) dan memakannya.
b. Interferon
Adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan
oleh berbagai sel manusia yang mengandung
nukleus dan dilepaskan sebagai respons
terhadap infeksi virus.
Mpy sifat anti virus dengan jalan
menginduksi sel-sel sekitar sel yang terinfeksi
virus sehingga menjadi resisten terhadap
virus.
Dapat mengaktifkan Natural Killer cell (sel
NK). Sel yang diinfeksi virus atau menjadi
ganas akan menunjukkan perubahan pada
permukaannya. Perubahan tersebut akan
dikenal oleh sel NK yang kemudian
membunuhnya. Dengan demikian penyebaran
virus dapat dicegah.
c. CRP (C-Reactive Protein )
• Peranan CRP adalah sebagai opsonin dan
dapat mengaktifkan komplemen. CRP
dibentuk oleh badan pada saat infeksi. CRP
merupakan protein yang kadarnya cepat
meningkat (100 x atau lebih) setelah infeksi
atau inflamasi akut.
• CRP berperanan pada imunitas non spesifik,
karena dengan bantuan Ca++ dapat mengikat
berbagai molekul yang terdapat pada
banyak bakteri dan jamur.
d. Kolektin
Kolektin adalah protein yang berfungsi sbg
opsonin yg dpt mengikat hidrat arang pd
permukaan kuman. Kompleks yg terbentuk
diikat reseptor fagosit utk dimakan,
selanjutnya komplemen jg dpt diaktifkan.
4. Pertahanan Seluler
Yg berperan: fagosit, makrofag, sel NK, sel
mast dan basofil.
a. Fagosit
• Sel utama yang berperan dalam pertahanan non
spesifik adalah sel mononuclear (monosit dan
makrofag) serta sel polimorfonuklear seperti
neutrofil.
• Dalam kerjanya sel fagosit berinteraksi dengan
komplemen dan sistem imun spesifik.
• Penghancuran kuman terjadi dalam
beberapa tingkat sebagai berikut:
Kemotaksis, menangkap, memakan
(fagosistosis), membunuh dan mencerna.
• Kemotaksis adalah gerakan fagosit
ketempat infeksi sbg respon thd bbg factor
spt produk bakteri dan factor biokimiawi
yang dilepas pada aktivasi komplemen.
• Antibody seperti pada halnya dengan
komplemen dapat meningkatkan
fagosistosis (opsonisasi).
• Antigen yang diikat antibody akan lebih
mudah dikenal oleh fagosit untuk kemudian
dihancurkan.
b. Makrofag
Sel kupffer adalah makrofag dlm jaringan
hati, histiosit dlm jar.ikat, makrofag
alveolar dlm paru2, sel glia diotak dan sel
langerhaens di kulit.
Makrofag dpt hidup lama, mpy bbrp granul
dan melepas bbg bahan (lisozim,
komplemen, interferon dan sitokin).
c. Sel NK
Sel NK adalah sel limfoid yang ditemukan
dalam sirkulasi dan tidak mempunyai ciri sel
limfoid dari sistem imun spesifik, karena itu
disebut sel non B non T (sel NBNT) atau sel
populasi ketiga.
Sel NK dapat menghancurkan sel yang
mengandung virus atau sel neoplasma dan
interveron mempunyai pengaruh dalam
mempercepat pematangan dan efeksitolitik sel
NK.
d. Sel mast dan basofil
Dulu disebut sel mediator, skrg tdk krn bbg
sel imun melepas bbg mediator.
Basofil sgt sedikit < 0,5% dr seluruh sel
darah putih.
Sel mast adl sel yg struktur dan
proliferasinya serupa dg basofil, bedanya
sel mast hny ditemukan pd jaringan yg
berhub dg pembuluh darah.
• Sel mast dan basofil: melepas bahan yg
memiliki aktifitas biologik (meningkatkan
permeabilitas vaskuler dan respon inflamasi
serta mengerutkan otot polos bronkus).
• Sel mast ada 2: jaringan (pembuluh darah
mengandung histamin dan heparin) dan
mukosa (saluran pencernaan dan napas).
Sistem Imun Spesifik
• Mempunyai kemampuan untuk mengenal
benda asing. Benda asing yang pertama kali
muncul dikenal oleh sistem imun spesifik
sehingga terjadi sensitisasi sel-sel imun
tersebut. Bila sel imun tersebut berpapasan
kembali dengan benda asing yang sama, maka
benda asing yang terakhir ini akan dikenal
lebih cepat, kemudian akan dihancurkan
olehnya.
• Oleh karena sistem tersebut hanya
menghancurkan benda asing yang sudah
dikenal sebelumnya, maka sistem itu
disebut spesifik.
• Sistem imun spesifik dapat bekerja sendiri
untuk menghancurkan benda asing yang
berbahaya, tetapi umumnya terjalin
kerjasama yang baik antara antibodi,
komplemen, fagosit dan antara sel T
makrofag.
Sistem imun spesifik ada 2 yaitu;
1. Sistem imun spesifik humoral
Yang berperanan dalam sistem imun
humoral adalah limfosit B atau sel B.
sel B tersebut berasal dari sel asal
multipoten.
Bila sel B dirangsang oleh benda asing
maka sel tersebut akan berproliferasi dan
berkembang menjadi sel plasma yang dapat
menbentuk zat anti atau antibody.
Antibody yang dilepas dapat ditemukan
didalam serum. Fungsi utama antibody ini
ialah untuk pertahanan tehadap infeksi
virus, bakteri (ekstraseluler), dan dapat
menetralkan toksinnya.
ALAMIAH BUATAN
Aktif Aktif
Infeksi Kuman Vaksinasi
PASIF
PASIF
Antibodi Via
Antitoksin dan
Plasenta dan
antibodi
Kolostrom
...........
...........
............
...........