Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MANAGEMENT NYERI DENGAN SIT BATH, COLD PACK DAN HOT PACK

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Tepat Guna Dalam Pelayanan Kebidanan
Dosen Pengampu : Gita Kostania, S.ST,M.Kes.

Disusun Oleh:
1. Mey lely setyaningrum P27224020026
2. Nur jihaan Prihantini Wahyuningtias P27224020032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Management Nyeri dengan Sit Bath, Cold Pack dan Hot Pack ”.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan


pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................4
B. Tujuan.................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Nyeri Persalinan.....................................................6
B. Sit Bath...............................................................................10
C. Cold Pack...........................................................................12
D. Hot Pack.............................................................................17
E. Evidence Based.................................................................19
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................25
B. Saran.................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Nyeri merupakan bagian integral dari persalinan dan melahirkan. Rasa
nyeri saat persalinan merupakan hal yang normal terjadi. Penyebabnya
meliputi faktor fisiologis (kontraksi) dan psikis (rasa takut dan cemas) yang
akan mempengaruhi rasa nyeri ini. Setiap ibu mempunyai versi sendiri-
sendiri tentang nyeri persalinan dan melahirkan. Hal ini karena ambang
batas rangsang nyeri setiap orang berlainan dan subyektif sekali. Ada yang
merasa tidak sakit hanya perutnya yang terasa kencang. Ada pula yang
merasa tidak tahan mengalami rasa nyeri. Nyeri dan ketakutan dapat
menimbulkan stress yang berakibat meningkatkan sekresi adrenalin yang
membuat kontraksi pembuluh darah sehingga suplai oksigen dan janin
menurun. Penurunan aliran darah juga menyebabkan melemahnya kontraksi
rahim dan berakibat memanjangnya proses persalinan. Karena alasan
tersebut di atas, penanggulangan nyeri persalinan bukan hanya untuk
kenikmatan saja tetapi menjadi kebutuhan yang mendasar untuk
memutuskan lingkaran nyeri dan segala akibat yang ditimbulkannya.
Dewasa ini banyak metode yang ditawarkan untuk menurunkan nyeri
pada persalinan, baik metode farmakologis (menggunakan obat-obatan)
maupun non-farmakologis (secara tradisional). Jika memungkinkan pilihan
terapi non farmakologis untuk penatalaksanaan nyeri pada kehamilan dan
persalinan harus dipertimbangkan sebelum menggunakan obat analgesik.
Beberapa pengelolaan nyeri persalinan secara non farmakologis dapat
dilakukan oleh sebagian besar pemberi asuhan kesehatan (dokter, perawat
atau bidan) yang mungkin juga dapat melibatkan keluarga ibu bersalin.
Walaupun metode farmakologis lebih efektif dalam mengurangi nyeri
persalinan, selain lebih mahal juga berpotensi mempunyai efek samping baik
bagi ibu maupun janinnya.
Manajemen nyeri yang dapat digunakan secara non farmakologis yaitu
Terapi Massage, Terapi Musik, Latihan Nafas (Breathing Exercise), Latihan
Birthball, Aromaterapi dan lainya dengan alat berupa sit bath, cold pack dan
hot pack. Perawatan yang dikenal dengan istilah rendaman dengan pasien
duduk di bak dengan air yang menutupi pinggul, bokong dan perut bagian

4
bawah. Selain membersihkan area genital, sitz bath adalah prosedur yang
bisa membantu redakan gatal atau nyeri di area bokong serta genital.
Kompres hangat merupakan terapi sederhana dengan memberikan rasa
hangat pada daerah tertentu, yang dapat memberikan rasa nyaman dan
melancarkan peredaran darah. Dengan melancarkan peredaran darah dapat
mengurangi spasme atau ketegangan otot sehingga otak tidak dapat
menerima sinyal nyeri. Diperkirakan bahwa terapi dingin menimbulkan efek
analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls
nyeri yang mencapai otak lebih sedikit. Kompres dingin dalam praktek klinik
keperawatan digunakan untuk mengurangi nyeri dan edema, karena akan
mengurangi aliran darah ke suatu bagian sehingga dapat mengurangi
perdarahan. Kompres dingin bekerja dengan menstimulasi permukaan kulit
untuk mengontrol nyeri. Terapi dingin yang diberikan akan mempengaruhi
impuls yang dibawa oleh serabut taktil A-Beta untuk lebih mendominasi
sehingga “gerbang” akan menutup dan impuls nyeri akan terhalangi. Nyeri
yang dirasakan akan berkurang atau hilang untuk sementara waktu.
Berdasarkan latar latar belakang diatas, untuk membuktikan bahwa
terapi yang digunakan untuk mengurangi nyeri persalinan dapat diterapkan
pada ibu bersalin maka diambil evidence based tentang management nyeri
ibu bersalin dengan penerapan sit bath, cold pack dan hot pack.

B. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini meliputi:
a. Untuk mengetahui pengertian nyeri persalinan
b. Untuk mengetahui pengertian sit bath
c. Untuk mengetahui pengertian cold pack
d. Untuk mengetahui pengertian hot pack
e. Untuk mengetahui evidence based pengurangan nyeri persalinan
meliputi sit bath, cold pack dan hot pack

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP NYERI PERSALINAN


1. Pengertian
Nyeri adalah sebuah fenomena multidimensional dan sangat sulit
untuk didefenisikan karena nyeri adalah suatu pengalaman yang
sangat subjektif dan sangat personal. Nyeri persalinan merupakan
rasa sakit yang ditimbulkan saat persalinan yang berlangsung dimulai
dari kala I persalinan, rasa sakit terjadi karena adanya aktifitas besar
di dalam tubuh ibu guna mengeluarkan bayi, semua ini terasa
menyakitkan bagi ibu. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah
perut, mungkin juga menyebar ke kaki, rasa sakit dimulai seperti
sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak, kejadian itu terjadi ketika otot-
otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar dari dalam rahim
ibu.
2. Penyebab Nyeri Persalinan
Nyeri persalinan kala-satu adalah akibat dilatasi seviks dan sagmen
uterus bawah dengan distensi lanjut, peregangan, dan trauma pada
serat otot dan ligamen. Faktor penyebab nyeri persalinan adalah :
a. Berkurangnya pasokan oksigen ke otot rahim (nyeri persalinan
menjadi lebih hebat jika interval antara kontraksi singkat, sehingga
pasokan oksigen ke otot rahim belum sepenuhnya pulih)
b. Meregangnya leher rahim (effacement dan pelebaran)
c. Tekanan bayi pada saraf di dan dekat leher rahim dan vagina
d. Ketegangan dan meregangnya jaringan ikat pendukung rahim dan
sendi panggul selama kontraksi dan turunnya bayi
e. Tekanan pada saluran kemih, kandung kemih, dan anus
f. Meregangnya otot-otot dasar panggul
Ketakutan dan kecemasan yang dapat menyebabkan dikeluarkannya
hormon stress dalam jumlah besar (epinefrin, norepinefrin, dan
lainlain) yang mengakibatkan timbulnya nyeri persalinan yang lama
dan lebih berat.
3. Fisiologi Nyeri Persalinan
Rasa nyeri pada kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi
otot-otot uterus, peregangan serviks pada waktu membuka, iskemia

6
rahim (penurunan aliran darah sehingga oksigen lokal mengalami
defisit) akibat kontraksi arteri miometrium. Ketidaknyamanan dari
perubahan serviks dan iskemia uterus adalah nyeri viseral yang
berlokasi di bawah abdomen menyebar ke daerah lumbar punggung
dan menurun ke paha. Biasanya nyeri dirasakan pada saat kontraksi
saja dan hilang pada saat relaksasi. Nyeri bersifat lokal seperti kram,
sensasi sobek dan sensasi panas yang disebabkan karena distensi
dan laserasi serviks, vagina dan jaringan perineum. Nyeri persalinan
menghasilkan respon psikis dan refleks fisik.
Nyeri persalinan memberikan gejala yang dapat diidentifikasi
seperti pada sistem saraf simpatis yang dapat terjadi mengakibatkan
perubahan tekanan darah, nadi, respirasi, dan warna kulit. Ekspresi
sikap juga berubah meliputi peningkatan kecemasan, mengerang,
menangis, gerakan tangan (yang menandakan rasa nyeri) dan
ketegangan otot yang sangat di seluruh tubuh.
4. Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri mengacu pada tingkat keparahan sensasi nyeri
itu sendiri untuk menentukan tingkat nyeri, klien dapat diminta untuk
membuat tingkatan nyeri pada skala verbal tidak ada nyeri, nyeri
ringan, nyeri sedang, nyeri hebat, nyeri sangat hebat, nyeri paling
hebat. Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan
nyeri yang lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor
Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai
lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di
sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking dari tidak terasa nyeri
sampai nyeri yang tidak tertahankan. Skala penilaian numerik
(Numerical Rating Scales, NRS) lebih digunakan sebagai pengganti
alat pendeskripsi kata dengan menggunakan skala 1-10. Skala analog
visual (Visual Analog Scale, VAS) merupakan suatu garis lurus yang
mewakili intensitas nyeri. Skala nyeri yang digunakan yaitu :

7
Menurut Wong dan Baker (1998), pengukuran skala nyeri
menggunakan Face Pain Rating Scale yaitu terdiri dari 6 wajah
kartun mulai dari wajah yang tersenyum untuk “tidak ada nyeri”
kemudian secara bertahap meningkat menjadi wajah yang sangat
ketakutan “nyeri yang sangat”, klasifikasinya sebagai berikut : skala 0
(tidak sakit) ekspresi wajahnya klien masih dapat tersenyum, skala 2
(sedikit sakit) ekspresi wajahnya kurang bahagia, skala 4 (lebih sakit)
ekspresi wajahnya meringis, skala 6 (lebih sakit lagi) ekpresi
wajahnya sedih, skala 8 (jauh lebih sakit) ekspresi wajahnya sangat
ketakutan, skala 10 (benar-benar sakit) ekspresi wajahnya sangat
ketakutan dan sampai menangis (Potter, 2005).

5. Klasifikasi nyeri
Tipe nyeri dapat dikelompokkan berdasarkan waktu, tempat dan
penyebabnya (Kozier et al., 2010)
1) Menurut waktu nyeri
Nyeri menurut waktu disini adalah lamanya nyeri yang dialami
seseorang.

8
a) Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang umumnya berlangsung dalam
waktu singkat atau kurang dari enam bulan (Black & Hawks,
2009), memiliki awitan mendadak atau lambat tanpa
memperhatikan intensitasnya (Kozier, et al., 2010). Sedangkan
Ignatavicius dan Workman (2010) mendefinisikan nyeri akut
adalah nyeri yang biasanya berlangsung singkat, terjadi secara
tiba-tiba dan terlokalisasi dimana pasien umumnya dapat
menjelaskan tentang nyeri yang dirasakan. Nyeri akut
umumnya dapat diakibatkan oleh karena adanya trauma
(seperti: fraktur, luka bakar, laserasi), luka akibat pembedahan,
iskemia atau inflamasi akut.
b) Nyeri kronik
Nyeri yang berlangsung lama, biasanya bersifat kambuhan atau
menetap selama enam bulan atau lebih dan mengganggu
fungsi tubuh (Kozier, et al., 2010). Sedangkan Ignatavicius dan
Workman (2010) mendefenisikan nyeri kronik adalah nyeri yang
Pengalaman nyeri terlokalisasi yang digambarkan sebagai rasa
yang konstan, sakit dan menggerogoti (Gililland, 2008).
c) Nyeri viseral
Nyeri yang berasal dari stimulasi reseptor nyeri di rongga
abdomen, kranium dan toraks. Nyeri viseral cenderung
menyebar dan seringkali terasa seperti nyeri somatik profunda,
yaitu rasa terbakar, nyeri tumpul atau merasa tertekan. Nyeri
viseral seringkali disebabkan oleh peregangan jaringan,
iskemia atau spasme otot (Kozier et al., 2010). Nyeri viseral
sangat sulit untuk dilokalisasi, dan beberapa cedera pada
jaringan visceral terlihat seperti nyeri alih atau referred pain, di
mana sensasi terlokalisir pada daerah yang tidak ada
hubungannya dengan tempat terjadinya cedera (Black &
Hawks, 2009). Nyeri viseral adalah nyeri yang dimediasi oleh
nosiseptor. Nyeri yang digambarkan sebagai nyeri yang
mendalam, sakit dan kolik. Sulit untuk dilokalisasi dan sering
dirasa pada daerah cutaneus, yang mungkin lembut

9
B. SITZ BATH
1. Pengertian
Sitz bath merupakan perawatan bokong dan perineum, yaitu ruang
antara rektum (bagian dalam anus) dan vulva (bagian luar vagina)
pada wanita atau buah zakar pada pria. Perawatan ini juga dikenal
dengan istilah rendaman dengan pasien duduk di bak dengan air yang
menutupi pinggul, bokong dan perut bagian bawah. Selain
membersihkan area genital, sitz bath adalah prosedur yang bisa
membantu redakan gatal atau nyeri di area bokong serta genital.
2. Tujuan
Sitz bath adalah perawatan yang ditujukan untuk menjaga kebersihan
anus dan area genital, mengurangi peradangan dan nyeri karena
wasir (ambeien), sekaligus membantu penyembuhan luka di area
genital dan vagina setelah persalinan. Berendam dalam air hangat
(suam-suam kuku, bukan air panas) dapat membantu mempercepat
proses penyembuhan dengan meningkatkan aliran darah ke area ini.
Sitz bath memang tidak akan menyembuhkan kondisi Anda, tapi bisa
mengurangi iritasi dan rasa tidak nyaman.
3. Indikasi
a. Operasi terbaru di daerah anogenital
b. Ketidaknyamanan dari buang air besar, seperti sembelit atau diare
c. Ketidaknyamanan dari wasir, terutama jika mereka mendorong
keluar anus
d. Setelah melahirkan
e. Celah anus bisa terasa menyakitkan, dan itu terbentuk oleh sedikit
air mata di dalam anus.
f. Mereka dapat disebabkan oleh konstipasi, diare, dan persalinan
normal.
4. Tahapan
Pada persalinan kala I, suhu air yang direkomendasikan 34-37°C
diperiksa dan dicatat setiap 15 menit. Pada persalinan kala II suhu air
37-37,5°C diperiksa dan dicatat setiap 15 menit. Suhu ruangan 22-28
°C diperiksa dan dicatat setiap jam. Ibu diharapkan minum air minimal
1 liter per jam selama berendam. Sedangkan untuk pemantauan janin

10
pada hidroterapi dilakukan dengan menggunakan doppler genggam
yang kedap air.
a. Sitz bath di bak mandi

Pastikan bak mandi dalam keadaan bersih. Bersihkan bak mandi


dengan mencampur 2 sdt pemutih dengan setengah galon air. Gosok
bak mandi dan bilas sampai bersih. Bak mandi sudah siap digunakan
untuk mandi air hangat (sitz bath). Berikut tahapannya:
1) Isi bak mandi dengan air hangat secukupnya (agar area genital
Anda bisa terendam). Air yang digunakan harus hangat, bukan air
panas. Anda bisa menambahkan obat yang mungkin
direkomendasikan oleh dokter Anda.
2) Jika suhu air sudah cukup nyaman untuk Anda, rendam area
genital Anda selama 15-20 menit. Tekuk lutut Anda atau mungkin
biarkan kaki Anda menjuntai di atas sisi bak mandi untuk
menghindari kaki Anda dari air rendaman.
3) Setelah selesai, usap lembut bagian bokong yang terendam
sampai kering, tapi jangan digosok keras-keras.
4) Jangan lupa bersihkan kembali bak mandi Anda seperti semula.
b. Sitz bath dengan duduk di toilet

Bilas kit plastik dengan air bersih sebelum digunakan. Jika sudah
bersih, Anda bisa mengikuti tahap-tahap berikut ini:
1) Letakkan peralatan mandi sitz di atas dudukan toilet.

11
2) Pastikan kitnya tidak akan bergeser.
3) Anda dapat menuangkan air hangat sebelum Anda duduk, atau
dengan menggunakan kantong plastik dan selang untuk mengisi
kit dengan air setelah Anda duduk. Air harus cukup dalam
sehingga merendam area genital serta bokong Anda.
4) Berendamlah selama 15-20 menit. Jika Anda menggunakan
kantong plastik, Anda dapat menambahkan air hangat saat air
rendaman sudah dingin. Anda tidak perlu khawatir jika nanti air
dalam kit akan meluap, karena kebanyakan peralatan sitz
memiliki lubang.
5) Setelah selesai, usap lembut bagian bokong yang terendam
sampai kering, tapi jangan digosok keras-keras.
6) Jangan lupa bersihkan kembali kitnya seperti semula.
Kit yang dijual biasanya menyertakan instruksi pemakaian dan cara
membersihkannya. Jika kit Anda tidak dilengkapi dengan instruksi,
bersihkan dengan cara yang sama ketika membersihkan bak mandi
Anda atau tanya pada apoteker.

C. COLD PACK
1. Pengertian
Cold Pack atau Paket dingin instan adalah perangkat yang terdiri dari
dua kantong yang mengandung air, di dalam tas yang mengandung
amonium nitrat, kalsium amonium nitrat atau urea. Ketika kantung air
bagian dalam rusak dengan memeras bungkusan, ia melarutkan
padatan dalam reaksi endotermik. Bentuknya berupa gel ammonium-
nitrate fertilizer dalam kontener yang tidak mudah pecah atau bocor.
Jika biang es digunakan ia akan habis dan berubah menjadi gas
karbondiosida, sehingga hanya dapat digunakan sekali saja. Cold
Pack dapat digunakan berkali-kali dengan hanya mendinginkan
kembali kedalam lemari pembuat es (Freezer). Cold Pack atau yang
lebih di kenal dengan nama "Blue Ice" merupakan produk alternatif
pengganti Dry Ice & Es Batu. Ketahanan beku bisa mencapai 8-12
jamtergantung box yang di gunakan, pemakaiannya dapat berulang-
ulang selama kemasan tidak bocor (rusak).

12
Kompres dingin atau clod theraphy merupakan modalitas terapi
fisik yang menggunakan sifat fisik dingin untuk terapi berbagai kondisi
termasuk nyeri. Kompres dingin bekerja dengan menstimulasi
permukaan kulit untuk mengontrol nyeri. Terapi dingin yang diberikan
akan mempengaruhi impuls yang dibawa oleh serabut taktil A-Beta
untuk lebih mendominasi sehingga “gerbang” akan menutup dan
impuls nyeri akan terhalangi. Nyeri yang dirasakan akan berkurang
atau hilang untuk sementara waktu. Tujuan dilakukanya kompres
dingin yaitu untuk mengurangi inflamasi yang terjadi pada tempat
yang terserang nyeri sehingga sensasi nyeri pasien dapat berkurang.
2. Keuntungan
Keuntungan menggunakan Cold Pack yaitu :
a. Cold Pack memiliki Indikator Warna, apabila telahsiap dipakai
maka warnanya akan merubah menjadi keputih-putihan.
b. Cold pack dapat digunakan berkali-kali, ekonomis danefektif,
dianjurkan untuk mengganti cairan/gel didalam coolpack minimal 1
(satu) kali setiap tahunnya.
c. Cold Pack sangat fleksibel, bisa berbentuk plat plastic atau
kantung plastic, sesuai dengan kebutuhan. Semuadalam kemasan
yang tidak mudah bocor atau pecah.
d. Cold Pack mengandung Anti Mikroba yang dapat mencegah
terjadinya jamur, lumut, bau dan bakteri.
e. Tahan lebih lama dan lebih dingin dari pada es batubiasa dan
lebih stabil.
f. Cold Pack aman, ramah lingkungan dan tidak beracun.
g. Memiliki daya tahan pendinginan hingga 12 jam
3. Kemasan
a. Sebaiknya kemasan Cold Pack yang hendak dibekukan atau
hendak dibekukan kembali, dibersihkan terlebih dahulu.
b. Jangan menggunakan benda tajam seperti pisau untuk
membersihkan Cold Pack. Atau benda tumpul yang dapat
mengakibatkan bocornya kemasan. Cukup dengan membilas
dengan air atau merendamnya kedalam air.
c. Cold Pack yang telah siap digunakan akan berwarnapudar,
sedangkan yang belum siap digunakan akan berwarna tua.

13
d. Salah satu bahan kimia Cold Pack memiliki kemampuan berbusa
yang banyak, oleh karena itu jika kemasan bocor dan terkena air
akan menghasilkan busa. Hal mi dapat digunakan untuk
mengetahui apakah kemasan Cold Pack telah terjadi kebocoran
atau tidak.
e. Kemasan Cold Pack yang bocor sebaiknya tidak dipergunakan
lagi, bungkus dengan kantuk plastik untuk kemudian ditukarkan
dengan kemasan yang masih baik.
4. Mekanisme
Mekanisme kompres terhadap tubuh dengan cara :
a. Menyebabkan pengecilan pembuluh darah (Vasokonstriksi)
b. Mengurangi oedema dengan mengurangi aliran darah ke area
luka.
c. Mematirasakan sensasi nyeri.
d. Memperlambat proses inflamasi.
5. Indikasi
Indikasi kompres dilakukan pada :
a. Klien dengan perdarahan hebat
b. Klien yang kesakitan
c. Luka memar
6. Metode
Metode kompres menurut Potter & Perry (2011) yaitu :
a. Kedalam sebuah kirbat es kita masukkan air es atau air dingin.
b. Kompres menggunakan air dingin dilakukan didekatlokasi nyeri,
disisi tubuh yang berlawanan tetapiberhubungan dengan lokasi
nyeri, atau dilokasi yangterletak antara otak dan lokasi nyeri.
c. Pemberian kompres menggunakan air dingin dapat dilakukan
dalam waktu, <5 menit, 5-10 menit dan 20- 30 menit.
7. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan kompres dingin
yaitu :
a. Perhatikan kulit pasien, kalau kulit pasien berwarna merah jambu
masih bisa dilakukan pengompresan, tapi kalau kulit pasien
berwarna merah gelap metode initidak dapat dilakukan.

14
b. Pemberian metode ini tidak diberikan kepada pasienyang
mempunyai alergi dingin
8. Jenis
a. Kompres dingin lembab
Kompres lembab dapat menggunakan kasa atau kain yang
dilembabkan dengan air dingin (es). Kompres dingin lembab
diberikan selama 20 menit dengan suhu 15°C untuk mengurangi
inflamasi dan pembengkakan.
b. Rendam dengan air dingin.
Rendam air dingin dilakukan dengan merendam bagian tubuh
kedalam air dingin. Perendaman menggunakan air es dengan
suhu 15°C selama 20 menit mungkin perlu ditambahkan air dingin
untuk mempertahankan suhu selama prosedur perendaman.
c. Kompres dengan kantong es atau collar
Kompres ini dapat digunakan untuk klien yang mengalami keseleo
otot, perdarahan local, hematom setelah menjalani operasi.
Kantong es merupakan alatyang ideal untuk mencegah edema,
mengontrol perdarahan dan menganastesi / menghilangkan
rasanyeri pada bagian tubuh yang terluka.
9. Cara Penggunaan
Cara menggunakan Cold Pack menurut Marshall (2016) yaitu:
a. Untuk pembekuan pertama kali, sebaiknya Cold Pack dimasukkan
ke dalam freezer selama 24 jam. Supaya hasilnya bisa maksimal.
Untuk selanjutnya cukupdisimpan dalam freezer selama 8 jam.
(semakin lamadisimpan, akan semakin baik hasilnya).
b. Supaya tetap beku dan bertahan lama, sebaiknya ColdPack
dibekukan dengan menggunakan freezer bersuhuminus tinggi,
seperti chest freezer atau LTU yang suhubekunya di atas -20 0C.
c. Tutup rapat kantong plastic atau bag yang sudahditaruh Cold Pack
agar tidak ada udara yang keluarmasuk.
d. Jika Cold Pack sudah kembali ke kondisi semula/tidak dingin lagi
atau tidak dipergunakan sebaiknya dimasukkan ke dalam freezer.
e. Cold Pack dapat digunakan lebih dari 2 Tahun, selama kemasan
tidak bocor atau pecah.

15
Spesifikasi alat yaitu :
a. Pembungkus cold pack terbuat dari bahan kain bucheri dengan
spesifikasi terbuat dari plastic kedap air dan tidak kaku.
b. Untuk mengikat alat pada ekstremitas digunakan kainperekat.
c. Cold pack dibuat parallel dan ditempatkan pada sisikanan dan kiri
luka bekas operasi.
d. Diantara 2 cold pack diberi kain perekat juga agar letakalat bisa di
kontrol penempatannya dan tidakmengganggu luka.
Ukuran alat :
a. Cold pack :lebar 13cm x panjang 16 cm.
b. Kain perekat : lebar 2 cm panjang bervariai antaratengah dan
samping ±15-20 cm.

Kain cold pack instant cold pack

D. HOT PACK
1. Pengertian
Hot pack yaitu kantong panas yang berukuran 4,25 cm x 10,5 cm atau
kira-kira 10,5 cm x 26 cm yang berisikan gel sehingga membuat alat
tersebut elastis dan fleksibel. Kompres hangat adalah memberikan
rasa hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi
atau membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah spasme otot
dan memberikan rasa hangat pada daerah tertentu.
2. Tujuan Kompres Hangat
a. Memperlancar sirkulasi darah
b. Menurunkan suhu tubuh
c. Mengurangi rasa sakit
d. Memberi rasa hangat,nyaman dan tenang pada klien

16
e. Memperlancar pengeluaran eksudat
f. Merangsang peristaltik usus
3. Indikasi :
a. Sprine dan strains kronis
b. Arthritis kronis
c. Penyakit vaskuler priver
4. Kontra indikasi :
a. Gangguan sensorik pada kulit
b. Gangguan pada sirkulasi peredaran darah
c. Luka bakar
d. Kematian jaringan
e. Pecahnya pembuluh darah
5. Cara/prosedur terapi panas (HOT PACK) :
a. Hot pack direndam di air panas atau pun oven dengan panas 400 –
45 0C.
b. Persiapkan pasien (posisikan senyaman mungkin)
c. Bebaskan bagian yang akan di terapi dari kain atau pun benda yang
dikenakan pasien.
d. Cek sensibilitasi pada area yang akan di terapi.
e. Letakan hot pack yang sudah dilapisi kain atau handuk ke area
yang akan diterapi selama 10-15 menit.
Perhatian :
a. Periksa hot pack dengan teliti, jangan sampai ada kebocoran.
b. Pada saat terapi hot pack harus di lapisi dengan kain atau handuk,
agar panas tidak langsung bersentuhan dengan kulit.
c. Terapi tidak boleh lebid dari 15 menit karna akan menimbulkan hal-
hal yang tidak di inginkan.
d. Jangan letakan kantong air hangat di bagian tubuh yang telanjang,
lapisi kantong dengan kain flanel atau handuk.
e. Kantong air hangat yang diletakkan diatas bagian badan tertentu
hanya boleh terisi sepertiganya untuk menghindari berat yang tidak
diperlukan.
f. Pada penggunaan kompres hangat yang berlangsung lama, jangan
lupa memeriksa kulit penderita.

17
g. kompres hangat tidak diberikan di kepala karena dapat
menyebabkan pembuluh darah di area tersebut mengalami dilatasi
dan menyebabkan sakit kepala.
h. Kompres hangat tidak boleh diberikan di perut jika mengalami
radang/ infeksi usus buntu.

Kantong hot pack Instant hotpack

18
Evidence Based

1. Sitz Bath

Diambil dari jurnal Perawat-Kebidanan Nasional Universitas Taipei


No. 365 tahun 2013 yang berjudul “Efficacy of Warm Showers on Labor
Pain and Birth Experiences During the First Labor Stage” atau
kemanjuran berendam di air hangat pada kala 1 persalinan di ruang
bersalin Rumah Sakit kota Taipei yang di tulis oleh Shu-Ling Lee, Chieh-
Yu Liu, Yu-Yin Lu, dan Meei-Ling Gau. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kemanjuran mandi air hangat pada nyeri nifas dan
pengalaman kelahiran wanita selama kala 1 persalinan. Metode penelitian
ini adalah RCT dimana Sembilan puluh dua ibu hamil direkrut (tingkat
rekrutmen: 70,8%) dan dialokasikan dengan pengacakan blok ke dua
kelompok penelitian. Secara keseluruhan, 80 wanita menyelesaikan uji
coba: 41 di kelompok kontrol dan 39 di kelompok eksperimen. Tahapan
nya adalah yang pertama melakukan pemeriksaan dalam dan djj. kedua
tiap ibu hamil harus di dampingi oleh salah satu anggota keluarga. Ketiga
suhu air adalah 37 derajat celsius.selanjutnya ibu berendam di bak dan
pancurkan air hangat ke bagian tubuh yang diinginkan ibu. Pertahankan
air tetap pada 37 derajat celsius diukur tiap 5 menit. Setiap mandi
berlangsung 20 menit. 5 menit untuk bagian pungguh bawah dan 15

19
menit berikan ibu waktu untuk mandi air hangat. Tawarkan posisi duduk
atau berdir.
Dari data tersebut bahwa shower hangat meningkatkan
pengalaman melahirkan dan penurunan nyeri persalinan Nilai LAS rata-
rata dari intervensi Kelompok tion adalah 54,15 ( SD = 6,38) dan 46,58 (
SD = 8,61) dari kelompok kontrol ( t = 4,45, p < 0,001). Dalam hal skor
nyeri, pada awal, skor nyeri rata-rata untuk kelompok intervensi adalah
6,84 (4 cm) dan 8,74 (7 cm) dibandingkan dengan 5,15 (4 cm) dan 8,22
(7 cm) untuk kelompok kontrol. Pada 10 dan 20 menit pasca intervensi,
berarti skor nyeri untuk kelompok eksperimen turun 22. Maka didapatkan
hasil yaitu nyeri persalinan dan pengalaman kelahiran dinilai
menggunakan Skala Analogi Visual untuk Nyeri (VASP). Setelah
disesuaikan untuk data demografi dan kebidanan, wanita kelompok
eksperimen yang berpartisipasi dalam mandi air hangat melaporkan skor
nyeri VASP yang secara signifikan lebih rendah pada pelebaran serviks 4
cm dan 7 cm. Selain di jamin kebersihan nya, mandi air hangat adalah
tidak mengeluarkan biaya yang lebih dan juga menggunakan pendekatan
nonfarmakologis untuk mengurangi rasa sakit. Intervensi ini membantu
wanita dalam persalinan untuk berpartisipasi penuh terhadap proses
persalinan, mendapatkan dukungan pengasuh yang berkelanjutan,
merasa diperhatikan dan dihibur, dan memiliki pengalaman kelahiran
yang positif.

20
2. Cold pack

Diambil dari Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 11, No. 2,


Desember 2015 halaman 143-150 dengan judul Pengaruh Kompres Dingin
Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di BPS Ny. Mujiyati
Kabupaten Lamongan yang ditulis oleh Lilin Turlina, Nepi Vilanti Eka
Ratnasari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
kompres dingin terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif. Data
penelitian ini diambil dengan menggunakan lembar observasi, setelah
ditabulasi data dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test
dengan tingkat kesalahan 0,05. Sedangkan populasi dalam penelitian ini
yaitu seluruh ibu yang akan bersalin di BPS Ny.Mujiyati, Amd.Keb yang
memenuhi kriteria inklusi, yaitu sebanyak 30 orang. Pemilihan sampel
dengan teknik Simple Random Sampling, dimana sampel yang diamati
sebanyak 28 orang.
Data penelitian yang diperoleh dari hasil pengamatan atau observasi
lapangan yaitu Ibu hamil yang berumur 20-30 tahun yaitu sebanyak 19 orang
(67,9%) dan sebagian kecil ibu bersalin berumur < 20 tahun yaitu sebanyak
3 orang (10,7%). Tingkat pendidikan SMA sebanyak 20 orang (71,4%) dan
sebagian kecil ibu bersalin berpendidikan perguruan tinggi yaitu sebanyak 2
orang (7,1%). Pekerjaan ibu sebagai IRT sebanyak 23 orang (82,1%) dan
sebagian kecil ibu bersalin bekerja sebagai PNS sebanyak 2 orang (7,1%).

21
Ibu bersalin yang mengalami nyeri berat pada persalinan kala I fase aktif
sebelum dilakukan kompres dingin sebanyak 20 orang (71,4%) dan
sebagian kecil ibu bersalin yang mengalami nyeri sedang sebanyak 3 orang
(10,7%), mengalami nyeri sedang pada persalinan kala I fase aktif setelah
dilakukan kompres dingin sebanyak 23 orang (82,1%) dan sebagian kecil ibu
bersalin yang mengalami nyeri berat sebanyak 2 orang (7,1%.)
Dilakukan kompres dingin yaitu dengan menggunakan buli-buli dingin.
Pengompresan ini diletakkan pada daerah yang terasa nyeri biasanya pada
pinggang, perut bagian bawah atau lipat paha ketika ada kontraksi dengan
memakai buli-buli dingin yang diisi air dingin dengan suhu 15-18ºc selama
20-30 menit. Pengompresan dilakukan selama 20 menit karena suhu air
sudah turun sehingga air dingin harus diganti dan saat itulah melakukan
observasi nyeri persalinan. Pengaruh kompres dingin terhadap penurunan
nyeri persalinan kala I fase aktif di BPS Ny.Mujiyati, Amd.Keb Desa Joto
Sanur Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan tahun 2013 dianalisis
dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil Uji
Statistik Wilcoxon Sign Rank Test tentang pengaruh kompres dingin
terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif dengan p : < 0,00
menunjukkan nilai signifikan (Z = - 4,243) dimana hal ini berarti Z < 0,05
sehingga H1 diterima artinya ada pengaruh kompres dingin terhadap
penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif di BPS Ny.Mujiyati, Amd.Keb
Desa Joto Sanur Kecamatan Tikung Lamongan .
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih dari
sebagian ibu bersalin yang mengalami nyeri berat pada persalinan kala I
fase aktif sebelum dilakukan kompres dingin. Tetapi setelah dilakukan
kompres dingin ada penurunan nyeri yang hampir seluruh ibu bersalin
mengalami nyeri sedang. Hal ini disebabkan karena efek dari kompres dingin
sendiri yang dapat menurunkan aliran darah ke daerah tubuh yang
mengalami cedera sehingga meredakan nyeri dengan membuat area
menjadi mati rasa, dengan efek inilah tingkatan nyeri persalinan dapat
berkurang.

22
3. Hot Pack

Diambil dari Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018 yang berjudul
Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Rasa Nyeri Persalinan Kala I Fase
Persalinan Fase Aktif di 3 BPM Kota Cirebon, Yang ditulis oleh Yeni
Fitrianingsih, Kemala Wandani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kompres hangat terhadap rasa nyeri persalinan kala I fase aktif.
Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan quasi eksperimen,
menggunakan desain one group pre and posttest yaitu desain penelitian
hanya menggunakan satu kelopok subjek terdapat pretest sebelum
dilakukan perlakuan dan posttes setelah diberi perlakuan. Sampel kasus
yang diambil berjumlah 30 orang pada ibu bersalin kala I fase aktif sesuai
dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dengan
menggunakan kuesioner yang diberikan langsung kepada ibu bersalin kala I
fase aktif yang telah memenuhi kriteria inklusi. Dalam pemberian kompres
hangat ibu dalam posisi miring ke kiri, Buli-buli dibungkus dengan handuk
good morning, diisi air hangat 500 cc dengan suhu 46-51,5°C diletakkan
dibelakang perut ibu. Diberikan saat ibu mulai berkontraksi sampai 15-20
menit. Setelah dilakukan intervensi, ibu bersalin mengisi kembali skala
intensitas nyeri sesudah pemberian kompres hangat. Analisa data

23
menggunakan analisis univariat dan bivariate. Analisis diuji dengan Uji
Shapiro-Wilk atau Uji wilcoxon sesuai dengan normal atau tidaknya data.
Dari data rata-rata intensitas nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif
sebelum pemberian kompres hangat sebesar 6,5 sedangkan setelah
pemberian setelah pemberian sebesar 4,6. Hal ini menunjukan bahwa
terdapat penurunan intensitas nyeri setelah pemberian kompres hangat.
Sedangkan dari 30 responden diuji kenormalan datanya menggunakan
“Shapiro Wilk” dan didapatkan hasil data 0,000. Berdasarkan uji normalitas
menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal, karena pada p-value
sebelum kompres hangat sebesar 0,000 (<0,05) dan sesudah kompres
hangat nilai p-value 0,000 (<0,05) lalu dilakukan uji Wilcoxon diperoleh nilai
Z -4.916 dan nilai p value 0,000 (p < α = 0,05) dengan beda mean (6,5-4,6).
Besarnya nilai Z hitung sebesar -2,992 dengnan signifikansi sebesar 0,003.
Nilai signifikansi 0,003 < 0,005 dengan CI 95%. Dari hasil tersebut
menunjukan ada pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan
nyeri kala I fase aktif.
Dari hasil penelitian tersebut terdapat perbedaan yang signifikan pada
rasa nyeri sebelum dan sesudah diberikan kompres hangat. Dikarenakan
manfaaat pemberian kompres hangat dapat menurunkan rasa nyeri, selain
itu kompres hangat berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah,
menstimulasi sirkulasi darah, mengurangi kekakuan dan memberikan
kenyamanan pada ibu. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian kompres
hangat sangat berpengaruh pada penurunan nyeri pada ibu bersalin kala I
fase aktif di 3 BPM Kota Cirebon.

24
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Nyeri persalinan merupakan rasa sakit yang ditimbulkan saat
persalinan kala I persalinan, rasa sakit terjadi akibat dilatasi seviks dan
sagmen uterus bawah dengan distensi lanjut, peregangan, dan trauma
pada serat otot dan ligamen.
2. Sit bath adalah rendaman dengan pasien duduk di bak dengan air
yang menutupi pinggul, bokong dan perut bagian bawah. Berendam
dalam air hangat dapat membantu mempercepat proses penyembuhan
dengan meningkatkan aliran darah, menjaga kebersihan anus dan
area genital, mengurangi peradangan dan nyeri.
3. Cold pack adalah perangkat yang terdiri dari dua kantong yang
mengandung air, di dalam tas yang mengandung amonium nitrat,
kalsium amonium nitrat atau urea. Kompres dingin bekerja dengan
menstimulasi permukaan kulit untuk mengontrol nyeri.
4. Hot pack yaitu kantong panas yang berisikan gel sehingga elastis dan
fleksibel yang dapat memberikan rasa hangat untuk memenuhi
kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri,
mengurangi atau mencegah spasme otot dan memberikan rasa hangat
pada daerah tertentu.
5. Dengan adanya Evidence Based pengurangan nyeri pada ibu bersalin
dengan sitz bath atau berendam air panas, hot pack atau kompres
hangat dan cold pack atau kompres hangat sehingga efektif jika
diterapkan dalam pelayanan persalinan.

B. SARAN
Untuk tenaga kesehatan harus selalu meningkatkan wawasan, skill dan
profesionalisme dengan berbagai macam teknik-teknik yang ada seiring
perkembangan teknologi, namun tidak boleh memilih teknik yang
sembarangan karena keselamatan dan kesejahteraan pasien adalah
tujuan utama.

25
DAFTAR PUSTAKA

Fauziyyah, Anis. 2019. Nyeri Persalinan dan Teknik Pengurangan Nyeri. From:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/54493/Chapter
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y

Fitrianingsih, Yeni., Wardani, Kemala. 2018. Pengaruh Kompres Hangat


Terhadap Rasa Nyeri Persalinan Kala I Fase Persalinan Fase Aktif di 3
BPM Kota Cirebon. Jurnal Care Vol .6, No.1: 71-78.

Judha, Sudarti, Fauziah, 2012.Teori Pengukuran Nyeri Dan Persalinan.


Jogjakarta: Nuha Medika.

Lee, Shu-Ling., Liu, Chieh-Yu., Gau, Meei-Ling. 2013. Efficacy of Warm Showers
on Labor Pain and Birth Experiences During the First Labor Stage. Taiwan.
Jognn, 42, 19-28.

Mander, R. (2012). Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC.

Marshall, Brain. 2016. Cold Packs How Refrigerators Work. Howstuffworks.com.a


division of InfoSpace Holdings LLC.

Potter P, Perry Anne G. (2011). Fundamental of Nursing Fundamental


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Turlina, Lilin., Ratnasari, Nepi. 2015. Pengaruh Kompres Dingin Terhadap


Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Bps Ny. Mujiyati
Kabupaten Lamongan. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 11, No. 2,
Desember 2015: 143-150.

26

Anda mungkin juga menyukai