Anda di halaman 1dari 22

DISTOSIA

Venita O. Tambunan
1610211092
DEFINISI
• Secara harafiah, distosia berarti persalinan
yang sulit dan ditandai dengan kemajuan
persalinan yang lambat.
ETIOLOGI
Abnormali
tas

jaringan lunak
saluran
reproduksi

tulang kekuatan
panggul ibu Abnormalitas
mendorong berdasarkan
mekanismenya :
presentasi, posisi,
atau
Powers
perkembangan
janin
Passenger
Passage
Jenis-jenis Kelainan His
Inersia Uteri
inersia uteri primer /hypotonic uterine contraction
 his bersifat biasa ( fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu)
 Kelainannya terletak dalam hal kontraksi uterus lebih singkat dan jarang
daripada biasa.
 Keadaan umum penderita biasanya baik dan rasa nyeri tidak seberapa
 Selama ketuban masih utuh umumnya tidak berbahaya
inersia uteri sekunder
 Timbul setelah berlangsung his kuat untuk waktu yang lama ( jarang
terjadi)

Diagnosis inersia uteri paling sulit ditegakkan pada masa laten.


Jenis-jenis Kelainan His
Incoordinate uterine action
• Di sini sifat his berubah. Tonus otot uterus
meningkat, kontraksinya tidak berlangsung
seperti biasa menyebabkan his tidak efisien
dalam mengadakan pembukaan.
• Peningkatan tonus otot uterus
menimbulkan rasa nyeri yang lebih keras
dan lama bagi ibu dan hipoksia pada janin
Kelainan Kala 1
• Tahap persiapan
(preparatory division)
hanya terjadi sedikit
pembukaan serviks
• Tahap pembukaan/dilatasi
(dilatational division),saat
pembukaan berlangsung
paling cepat
• Tahap Panggul (pelvic
division) berawal dari fase
deselerasi pembukaan
serviks.
Dua fase pembukaan
serviks :
• Fase laten sesuai dengan
tahap persiapan
• Fase aktif sesuai dengan
tahap pembukaan tdd
fase akselerasi, fase
lereng (kecuraman)
maksimum, dan fase
deselerasi
Kelainan Kala 1
Pemanjangan fase laten
 Persalinan laten  ketika ibu mulai merasakan kontraksi yang teratur dan
berlangsung bersama perlunakan dan pendataran serviks.
 Kriteria min. fase Iaten adalah kecepatan pembukaan serviks 1,2 cm/jam
bagi nulipara dan 1,5 cm/jam untuk multipara.
 Fase laten terjadi sesuai persepsi ibu yang bersangkutan akan adanya his
teratur ( berakhir pd pembukaan 3-5 cm)
 Bila lama fase ini >20 jam pada nulipara dan 14 jam pd multipara  fase
laten berkepanjangan
 Faktor-faktor yang mempengaruhi durasi fase laten antara lain adalah
anestesia regional/ sedasi berlebihan, keadaan serviks yang buruk (misal
tebal, tidak mengalami pendataran, atau tidak membuka), dan persalinan
palsu (kontraksi berhenti)
Kelainan Kala 1
Pemanjangan Fase Aktif

• Fase aktif mrpkn  serviks dgn Masalah fase aktif


pembukaan 3 - 4 cm / lebih,disertai 1.gg. protraction (berkepanjangan) 
kontraksi uterus kecepatan pembukaan /penurunan yg
lambat
• Kecepatan pembukaan serviks  Nulipara  kec. pembukaan < 1,2cm/jam
berkisar 1,2 - 6,8 cm/jam atau penurunan < 1 cm/jam.
 Multipara  kecepatan pembukaan < 1,5
cm/ jam atau penurunan < 2 cm/jam.
• Penurunan dimulai pada tahap
akhir fase aktif, (sekitar 7-8 cm pada 2.Arrest (macet,tak maiu)
nulipara)  Kemacetan pembukaan (arrest of
dilatation) tidak adanya perubahan serviks
• Faktor lain penyebab persalinan yg dlm 2 jam
berkepanjangan /macet  Kemacetan penurunan (arrest of descent)
anestesia regional/sedasi berlebih  tidak adanya penurunan janin dlm 1 jam.
dan disproporsi sefalopelvik.
American College of
Obstetricians and
Gynecologists
menyarankan bahwa
kriteria ini harus dipenuhi
sebelum ditegakkan
diagnosis kemacetan pada
persalinan kala satu
1. Fase laten telah selesai
2. Terjadi pola kontraksi uterus
sebesar 200 satuan
Montevideo/lebih ( dlm 10
menit) selama 2 jam tanpa
perubahan pada serviks.
Kelainan Kala Dua
Kala Dua Memanjang
 Kala 2 : pembukaan serviks  Kekuatan gaya kontraksi
lengkap dan keluarnya janin  50 otot abdomen dapat
menit nulipara dan 20 menit terganggu akibat :
multipara (dpt bervariasi) • Sedasi berat atau anestesia
regional (epidural lumbal,
 Ibu dengan paritas tinggi  2-3
kali mengejan setelah pembukaan kaudal, atau intratekal) 
lengkap mungkin cukup untuk mengurangi dorongan
mengeluarkan janin. refleks mengejan dan
kemampuan pasien
 Ibu dengan panggul sempit,janin mengontraksikan otot
besar, atau kelainan gaya ekspulsif abdomen.
akibat anestesia regional atau
sedasi berat  kala dua dapat • hebatnya nyeri yang timbul
akibat mengejan.
sangat memanjang
Batas
durasi kala II
• Kala II persalinan pada nulipara dibatasi 2 jam
dan diperpanjang sampai 3 jam apabila
analgesia regional.
• Kala II persalinan multipara 1 jam adalah
batasnya,diperpanjang menjadi 2 jam pada
penggunaan analgesia regional.
Temuan Klinis Persalinan Tidak Efektif

Disproporsi Sefalopelvik Kegagalan Kemajuan


 Malpresentasi atau (Persalinan lama/ Berhenti)
malposisi janin Kurangnya kemajuan
dilatasi serviks
 Ukuran janin yang besar
Kurangnya penurunan
 Kapasitas pelvis tidak janin/ penurunan janin tidak
adekuat adekuat
Kekuatan mendorong tidak
adekuat
Mekanisme Distosia
• Pada akhir kehamilan,kepala janin memasuki
segmen uterus bagian bawah  majunya
bagian janin  memicu kontraksi
uterus,resistensi serviks, dan tekanan ke depan
 mempengaruhi kemajuan persalinan kala 1
• Setelah dilatasi serviks sempurna : janin
semakin turun  hubungan mekanis pd
proporsi fetopelvik  disproporsi fetopelvik
lebih tampak saat kala 2
Dampak Persalinan lama pd Ibu-Janin
Infeksi Intrapartum
• Infeksi adalah bahaya yang serius yang mengancam ibu dan
janinnya pada partus lama,terutama bila disertai pecahnya
ketuban.
• Bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion  invasi
ke desidua serta pembuluh korion  bakteremia dan sepsis
pada ibu dan janin.
• Aspirasi cairan amnion yang terinfeksi  pneumonia pada
janin
• Pemeriksaan serviks dengan jari tangan harus dibatasi
selama persalinan
Dampak Persalinan lama pd Ibu-Janin
Ruptura Uteri
• Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan
bahaya serius selama partus lama, terutama pada ibu
dengan paritas tinggi dan pada mereka dengan riwayat
seksio sesarea.
• Disproporsi sepato-pelvik  tidak terjadi penurunan 
segmen bawah uterus sangat teregang  ruptura uteri 
terbentuk cincin retraksi patologis (diraba sebagai krista
transversal atau oblik yang melintang di antara simfisis dan
umbilikus )  indikasi persalinan perabdominam segera
Dampak Persalinan lama pd Ibu-Janin
Pembentukan Fistula
• bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas
panggul dan tidak maju untuk jangka waktu yang lama
 tekanan berlebihan pd bagian jalan lahir 
gangguan sirkulasi  nekrosis  muncul fistula
vesikovaginal, vesikoservikal, atau rektovaginal.
• Umumnya nekrosis akibat penekanan pada persalinan
kala II berkepanjangan.
• saat ini jarang terjadi kecuali di negara belum
berkembang.
Dampak Persalinan lama pd Ibu-Janin
Cedera Otot-otot Dasar Panggul
• Merupakan konsekuensi yang tidak terelakkan pada
persalinan pervaginam
• Kepala janin dan upaya mengejan ibu menyebabkan dasar
panggul tertekan  gaya-gaya ini meregangkan dan
melebarkan dasar panggul  perubahan fungsional dan
anatomik otot, saraf, dan jaringan ikat.
Dampak Persalinan lama pd Ibu-Janin
Molase (molding moulage) Kepala Janin
• tekanan his yang kuat  lempeng-lempeng tulang tengkorak saling
bertumpang tindih satu sama lain di sutura-sutura besar  molase
• Sering terjadi tanpa menimbulkan kerugian yang nyata
• Apabila distorsi yang terjadi mencolok, molase dapat menyebabkan
robekan tentorium,laserasi pembuluh darah janin, dan perdarahan
intrakranial pada janin.
• Fraktur tengkorak kadang-kadang dijumpai, biasanya setelah dilakukan
upaya paksa pada persalinan
• Faktor-faktor yang berkaitan : nuliparitas, stimulasi persalinan dengan
oksitosin, dan pengeluaran janin dengan ekstraksi vakum
Referensi
• Sarwono
• Obsteric Williams

Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai