Anda di halaman 1dari 37

Kontrasepsi Oral Kombinasi

Pil Estrogen + Progestagen


Jenis-Jenis KOK

• MONOFASIK
• Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/ progestin, dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa
hormone aktif ; jumlah dan porsi hormonnya konstan setiap hari.

• BIFASIK
• 21 pil mengandung hormone aktif estrogen / progestin dengan konsentrasi
dalam dua dosis berbeda (mis. 10/11) dalam 1 siklus , dengan 7 tablet
tanpa hormone aktif

• TRIFASIK
• 21 pil mengandung hormone aktif estrogen / progestin dengan konsentrasi
dalam tiga dosis berbeda (mis. 6/5/10) dalam 1 siklus dengan 7 tablet tanpa
hormone aktif
Cara Kerja KOK
 Menekan ovulasi

 Mengurangi transpor sperma di


bagian atas saluran genital (tuba
fallopii)

 Mengganggu pertumbuhan
endometrium, sehingga
menyulitkan proses implantasi
 Memperkental lendir serviks
(mencegah penetrasi sperma)
Kemasan
o 21 hari baik dari jenis mono atau bifasik
o 28 hari yang mungkin tergolong dalam jenis
monofasik, bifasik atau trifasik
Manfaat Kontraseptif
 Efektivitasnya tinggi jika di minum setiap hari (0.1- 51
kehamilan per 100 wanita selama pemakaian di
tahun pertama)
 Segera efektif jika dimulai di hari yang sesuai pada
siklus menstruasi
 Selama tampak sehat, tidak mutlak dilakukan periksa
dalam untuk memulai penggunaan
 Tidak mengganggu hubungan seksual
Manfaat ...
 Efek sampingnya sedikit
 Nyaman dan mudah
digunakan
 Penghentian penggunaan
dapat dilakukan setiap saat
 Dapat didistribusikan oleh
petugas non-medis (PLKB)
yang terlatih
Manfaat Non Kontraseptif
 Darah menstruasi lebih sedikit, siklus dan
lama perdarahan menjadi lebih singkat
 Mengurangi nyeri menstruasi/dismenore
 Tidak memperberat gangguan medik
akibat anemia
 Mengurangi insidensi kanker ovarium dan
endometrium
 Mengurangi insidensi tumor jinak
payudara dan kista ovarium
Manfaat Non Kontraseptif

 Mencegah kehamilan ektopik


 Beberapa perubahan fisiologik
akibat mekanisme kerja KOK
dapat melindungi klien dari
beberapa penyebab penyakit
radang panggul (PRP) atau
pelvic inflamatory disease – (PID)
Manfaat Non Kontraseptif
 Mengurangi jumlah darah
menstruasi pada
pengguna KOK (20 ml vs
35 ml)
 Mencegah anemia akibat
kekurangan zat besi (50%)
 Memperbaiki kondisi
anemia akibat kekurangan
zat besi
Mengurangi Risiko Kanker Ovarium
 Risiko pengguna 40-80% lebih kurang dibandingkan
daripada yang tidak menggunakan
 Perlindungan:
 Dimulai pada 1 tahun pemakaian
 Meningkat seiring dengan lamanya pemakaian
 Dapat bertahan paling sedikit 10-15 tahun setelah KKO
dihentikan
 Secara biologis hal tersebut memang memungkinkan
Kanker Payudara
 Tidak ada studi prospektif untuk melihat peningkatan
risiko kanker payudara kecuali insidensi di populasi
pada wanita usia muda
 Insidensi tersebut diatas, proporsinya rendah terhadap
total kasus dan diasumsikan sebagai pemicu lesi yang
sudah ada sebelumnya atau adanya bias cara
pendeteksian
 Pemakaian KOK diketahui dapat melindungi pengguna
terhadap terjadinya kanker payudara pascamenopause
Keterbatasan KOK

 Efektifitasnya tergantung dari ketaatan pengguna


(membutuhkan motivasi terus menerus dan
pemakaian setiap hari)
 Sering timbul rasa mual, pusing, payudara terasa
kencang, sakit kepala atau spotting
 Obat-obat tertentu dapat mengurangi efektifitas
kontrasepsi
 Kealpaan dapat meningkatkan kegagalan metode ini
Keterbatasan
 Harus ada jaminan kecukupan pasokan
ulang, segera tersedia, dan mudah di
peroleh
 Tidak melindungi terhadap PMS
(misalnya: HBV, HIV/AIDS)
Pengguna Potensial
Perempuan:

 Usia reproduksi dengan riwayat paritas yang perlu


perlindungan efektif terhadap kehamilan

 Yang menyusui (6 bulan atau lebih pada masa


postpartum)

 Dalam masa pascapersalinan dan tidak menyusui


(dimulai setelah minggu ketiga)

 Pada masa pascakeguguran (dimulai segera atau dalam


7 hari sesudah keguguran)
Pengguna Potensial
Perempuan:

• Dengan anemia
• Dengan nyeri haid yang berat
• Dengan siklus menstruasi tidak
teratur
• Dengan riwayat kehamilan
ektopik
• Yang membutuhkan
kontrasepsi darurat
Sasaran untuk Konseling Tambahan
 Wanita yang tidak dapat mengingat untuk
minum sebutir pil setiap hari
Kontraindikasi atau kehati-hatian
penggunaan kontrasepsi (WHO)

 WHO dan manager program KB mempromosikan skema


bertingkat (4 kategori) dan menggunakan istilah hati-hati
menggunakan daripada kontraindikasi absolut dan relatif
 Pada saat para spesialis OB/GYN dan institusi KB Eropa
mengacu pada „kontraindikasi“; para bidan, petugas KB
dan pelatih (di 3 atau 4 negara di Dunia) lebih leluasa
merujuk pada „kategori hati-hati menggunakan“ karena
lebih memberi akses untuk memperoleh kontrasepsi.
Kontraindikasi Untuk Penggunaan Jangka -
Panjang KO Kombinasi
Kontraindikasi:
1. Penyakit hati akut atau progresif
2. Tumors hati tinak atau ganas
3. Tumor jinak tergantung hormon
4. Kejadian Thromboembolic atau infark myocardial pada riwayat
5. Gangguan Koagulatori (contoh. Resistensi terhadap APC)
6. Hypertriglyceridemia
7. Diabetes mellitus dengan penyakit pembuluh (terbatas)
8. Hipertensi berat
9. Pendarahan uterus tidak jelas, yang tidak terdiagnosa
10. Migrain yang tidak tergantung siklus
11. Otosclerosis dengan progresi pada kehamilan sebelumnya
12. Perempuan berusia 45 atau lebih yang merokok
13. Chloasma
Kontraindikasi Untuk Penggunaan Jangka
Panjang KOK
Kontraindikasi Relatif:
1. Bedah major meningkatkan risiko thromboembolic dan
imobilisasi harus mengakhiri penggunaan KO sementara
2. Perokok berusia > 30tahun
3. Porphyria
4. Penyakit kantung empedu, riwayat intrahepatik
cholestasis
5. Gagal ginjal
6. Gagal Jantung
7. Thromboflebitis berulang
8. Penyakit Sickle Sel (Anemia Bulan Sabit)
Alasan-alasan Penghentian Penggunaan KO
Kombinasi

Penghentian Penggunaan Kontrasepsi Oral:


1. Pertama kali migrain atau sefalgia berat
2. Meningkatnya episode epilepsi pada pasien (semua jenis
epilepsi)
3. Gangguan visual, gangguan pendengaran
4. Tumor Hati
5. Cholestasis, icterus
6. Hepatitis aktif atau baru
7. Flebitis
8. Thromboembolism
9. Kenaikan tekanan darah yang signifikan
Kehati-hatian Penggunaan Pil Kontrasepsi
Oral (WHO)
 Kategori WHO 1 (aman & bermanfaat):
 Postpartum >= 21 hari
 Pasca keguguran, dengan pengguguran dilakukan trimester
pertama atau kedua
 Riwayat diabetes kehamilan
 Diabetes
 Varises
 Sakit kepala ringan
 Pola ireguler pendarahan per-vaginal tanpa anemia
 Riwayat PRP, riwayat PRP sekarang atau sebelumnya
 Riwayat IMS sekarang atau sebelumnya
 Vaginitis tanpa servisitis purulenta
Kehati-hatian Penggunaan Pil Kontrasepsi
Oral (WHO)

Kategori WHO 1 (aman & bermanfaat):


- Bertambahnya resiko IMS
- HIV-positif atau sedang berisiko terinfeksi HIV atau AIDS
- Tumor jinak payudara
- Riwayat kanker payudara, kanker endometrial atau ovarium
- Cervical ektropion
- Carrier virus hepatitis
- Mioma uteri
- Pernah mengalami Kehamilan ektopik
- Obesitas
- Kondisi Tiroid
Kehati-hatian Penggunaan Pil Kontrasepsi
Oral (WHO)

 Kategori WHO 2 (manfaat diatas risiko):


- Sefalgia berat setelah inisiasi Pil Kontrasepsi Oral
- Diabetes mellitus
- Bedah major dengan imobilisasi yang lebih lama
- Penyakit Sickle Sel, penyakit hemoglobin C
- Tekanan darah 140/100 sampai 159/109 mm Hg
- Massa payudara yang belum terdiagnosa
- Kanker Serviks
- Usia >50 tahun
- Kondisi yang mengarah pada ketidak-patuhan medik
- Riwayat anomali kandungan lipid darah
- Riwayat infark miokardium prematur
Kehati-hatian Penggunaan Pil Kontrasepsi
Oral (WHO)

 Kategori WHO 3 (Pertimbangkan Manfaat terhadap


Risiko):
- Postpartum < 21 hari
- Laktasi (6 minggu hingga 6 bulan)
- Pendarahan uterus atau vagina yang tak terdiagnosa
- Usia > 35 years dan merokok kurang dari 20 rokok per hari
- Riwayat Ca Mammae tapi tidak kambuh kembali 5 tahun belakangan
- Interaksi obat
- Penyakit kantung empedu
Kehati-hatian Penggunaan Pil Kontrasepsi
Oral (WHO)

 Kategori WHO 4 (Risiko lebih besar dari Manfaat):


- Tromboemboli vena
- Cerebrovascular Disease atau penyakit arteri koroner
- Penyakit katub jantung (struktural)
- Diabetes dengan komplikasi
- Kanker payudara
- Kehamilan
- Laktasi (< 6 minggu dari postpartum)
- Penyakit Hati
- Sakit kepala dengan simptom neurologis fokal
- Bedah major dengan imobilisasi yang lebih lama
- Usia > 35 tahun dan merokok 20 batang atau lebih per hari
- Hipertensi (TD > 160/100 Hg disertai gangguan vaskuler progresif
Instruksi / Cara Penggunaan
 Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik dalam waktu

yang sama
 Pil pertama dimulai hari pertama siklus haid ini sangat

dianjurkan
 Bila paket 28 pil habis mulai minum dari paket yg baru.

Paket 21 pil habis sebaiknya tunggu1 minggu baru minum


pil dari paket yang baru.
 Bila muntah dalam waktu 2 jam, minum pil lain atau

gunakan kontrasepsi yang lain.


 Pil oral bukan barier mekanis terhadap penularan PHS dan

tidak melindungi akseptor terhadap virus HIV


 Bila lupa minum pil setelah ingat segera minum pil yang

lupa dan minumlah pil untuk hari ini seperti biasa


 Bila lupa 2 pil setelah ingat segera minum 2 pil pada hari

itu dan 2 pil lagi hari berikutnya; dampak spotting lebih


besar, gunakan kondom atau abstinens sampai terjadi haid
 Lupa minum 3 pil berturut-turut/ lebih hentikan
pemakaian, gunakan metode lain bila ingin
menggunakan pil lagi tunggu haid dan gunakan dari
kemasan yang baru.
 Waktu minum pil :

Setiap hari asalkan ibu tidak hamil

hari pertama – hari ke 7 siklus haid

boleh menggunakan metode kontrasepsi yang lain
sampai hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan
seksual

setelah melahirkan : setelah 6 bulan pemberian ASI
eksklusif, setelah 2 bulan dan tidak menyusui, pasca
keguguran

bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin
menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera
diberikan tanpa perlu menunggu haid.
 Efek Samping dan Penanganannya
 AMENORHOE

Penanganan :
 Periksa dalam atau tes kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum pil

dengan benar, tenanglah. Berilah konseling bahwa tidak datang haid


kemungkinan besar karena kurang adekuat nya efek estrogen terhadap
endometrium. Tidak peru pengobatan khusus, coba berikan pil dengan
dosis 50 ig, atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin di kurangi.
Bila klien hamil intra uterine, hentikan pil, dan yakinkan pasien, bahwa
pil yang diminumnya tidak banyak efek pada janin.

 MUAL, PUSING DAN MUNTAH


Penanganan :
 Lakukan tes hamil, atau pemeriksaan ginekologik. Bila tidak hamil,

sarankan, minum pil saat makan malam, atau sebelum tidur.


PERDARAHAN PER VAGINAM
 Penanganan :

 Tes kehamilan, atau pemeriksaan ginokologik. Sarankan

minum pil pada waktu yang sama. Jelaskan bahwa


perdarahan / spotting hal yang biasa terjadi pada 3 bulan
pertama. Bila perdarahan / spotting tetap saja terjadi,
ganti pil dengan dosis estrogen lebih tinggi ( 50 ig )
sampai perdarahan teratasi , lalu kembali ke dosis awal.
Bila perdarahan timbil lagi lanjutkan dengan dosis 50 ig,
atau ganti dengan metode kontrasepsi yang lain.
Pil progestin
 Pengertian
Pil progestin merupakan pil kontasepsi yang berisi hormone sintesis
progestin.

 Jenis

Kemasan dengan isi 35 pil : 300 ig levonorgestrel atau 350 ig noretindron
 Kemasan dengan isi 28 pil : 75 ig norgestrel

 Cara Kerja

Menghambat ovulasi
 Mencegah implantasi

Memperlambat transport gamet / ovum

Luteolysis

mengentalkan lender serviks
 Efektivitas
Sangat efektif 98,5 %. Pengguna
jangaan sampai lupa 1 atau 2 pil,
jangan sampai muntah, diare,
karena kemungkinan terjadinya
kehamilan sangat besar.
 KEUNTUNGAN

Keuntungan kontraseptif
 Sangat efektif bila digunakan secara benar

 Tidak mengganggu hubungan seksual

 Tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI

 Segera bisa kembali ke kondisi kesuburan bila dihentikan

 Tidak mengandung estrogen


Keuntungan non kontraseptif
 Bisa mengurangi kram haid

 Bisa mengurangi perdarahan haid

 Bisa memperbaiki kondisi anemia

 Memberi perlindungan terhadap kanker endometrial

 Mengurangi keganasan penyakit payudara

 Mengurangi kehamilan ektopik

 Memberi perlindungan terhadap beberapa penyebab PID


 Kerugian
 Menyebakan perubahan dalam pola perdarahan haid
 Sedikit pertambahan atau pengurangan berat badan
bisa terjadi
 Bergantung pada pemakaian (memerlukan motivasi
terus menerus dan pemakaian setiap hari)
 Harus dimakan pada waktu yang sama setiap hari
 Kebiasaan lupa akan menyebabkan kegagalan metoda
 Pasokan ulang harus selalu tersedia
 Berinteraksi dengan obat lain, contoh: obat-obat
epilepsy dan tuberculosae
 Indikasi
 Tekanan darah tinggi < 180/110, masalah pembekuan darah
atau penyakit sel sikel

Dengan nyeri haid tingkat sedang sampai berat

Perokok (semua usia) seberapa pun

Yang lebih menyukai tidak atau tidak boleh menggunakan
estrogen

Yang menginginkan kontrasepsi progestin-only, tetapi tidak
mau injeksi atau susuk

 Kontra Indikasi

hamil diduga hamil

perdaran pervaginam

menggunakan obat tuberculisis atau obat epilepsy

kanker payudara

miom uterus
 riwayat stroke
 Instruksi/ Cara Penggunaan
 Makanlah pil pertama pada hari yang pertama masa haid
anda
 Jika anda memulai makan POPs anda setelah haid pertama
masa haid anda, tetapi sebelum hari ke tujuh gunakan
metoda penunjang untuk 48 jam berikutnya
 Habiskanlah semua pil dalam kemasan tersebut. Mulai dengan
kemasan baru lagi pada hari setelah anda memakan pil
terakhir dari kemasan terdahulu
 Jika anda muntah dalam waktu 30 menit setelah memakan
pil, makanlah satu lagi atau gunakan metoda penunjang jika
anda akan berhubungan seks selama 48 jam berikutnya
 Jika anda lupa makan satu pil atau lebih anda harus makan pil
berikutnya bila anda ingat. Gunakan metoda penunjang bila
anda akan berhubungan seks selama 48 jam berikutnya
 Jika anda tidak mengalami haid sebanyak 2 kali
atau lebih, anda harus pergi ke klinik untuk
memeriksakan apakah anda hamil. Jangan berhenti
makan pil kecuali jika anda sudah tau bahwa anda
sudah hamil
 Waktu minum pil:
 setiap saat anda merasa yakin klien tidak

sedang hamil
 hari pertama sampai hari ke lima siklus

menstruasi
 bila menggunakan setelah hari ke lima gunakan

metoda kontrasepsi lain untuk 2 hari atau tidak


melakukan hubungan seksual selama 2 hari
 post partum; 6 minggu dan 6 bulan

 pasca-abosri (segera)

 menganti cara
 Efek samping dan Penanganan
 Amenorea
 Singkirkan kontrasepsi jika hamil lakukan konseling-
konseling. Bila tidak hamil, sampaikan bahwa darah
tidak terkumpul dirahim.
 Spotting
 Jelaskan merupakan hal biasa tapi juga bisa
berlanjut, jika berlanjut maka anjurkan ganti cara
 Perubahan Berat Badan
 Informasikan bahwa perubahan berat badan
sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. Perhatikan diet
klien bila perubahan berat badan mencolok/
berlebihan hentikan suntikan dan anjurkan metoda
kontrasepsi yang lain.

Anda mungkin juga menyukai