Anda di halaman 1dari 10

5.

Gizi pada Ibu Nifas dan Menyusui

Gizi pada masa nifas adalah makanan yang dikonsumsi oleh ibu setelah persalinan yang
mempunyai nilai gizi untuk memenuhi kecukupan gizinya dan dapat memperoleh ASI yang
cukup untuk bayinya.

Memberikan nutrisi yang cukup berguna untuk memelihara kesehatan dan memulihkan
jumlah gizi yang kurang selama masa kehamilan, melaksanakan berbagai jenis aktivitas serta
pertumbuhan, kualitas makanan yang diberikan pada ibu masa nifas harus bergizi karena dapat
mempengaruhi proses pembentukan ASI untuk di berikan kepada bayinya.

Kebutuhan gizi ibu nifas dan menyusui meningkat 3x dari kondisi sebelum hamil. Makanan
yang dikonsumsi berguna untuk aktifitas, untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah
melahirkan, untuk proses metabolisme, sebagai cadangan makanan dalam tubuh serta untuk
memnuhi proses produksi ASI. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akan gizi untuk
mencegah rendahnya kandungan zat gizi pada ibu, diantaranya :

a. Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap hari dari jumlah kalori
yang dikonsumsi perempuan tidak menyusui, yakni ±2.300 kkal per hari. Penambahan
energi itu juga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Mulai dari faktor usia, indeks massa
tubuh, tingkat aktivitas, dan jenis menyusui (menyusui secara eksklusif atau ada
tambahan susu formula). Tambahan energi ini akan digunakan untuk memproduksi ASI.
Apabila kebutuhan energi tambahan tersebut tidak dipenuhi dari makanan, sumber
cadangan zat gizi ibu akan digunakan.
b. Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi setiap hari seperti
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
- Karbohidrat
Saat 6 bulan pertama menyusui, kebutuhan karbohidrat ibu meningkat
sebesar 65 gr per hari atau setara dengan 1 ½ porsi nasi. Contoh
karbohidrat nasi, ubi, kentang, singkong, bihun, mie, roti , makaroni dan
jagung
- Protein
Sangat diperlukan untuk peningkatan produksi air susu. Ibu menyusui
membutuhkan tambahan protein 17 gr atau setara dengan 1 porsi daging
(35 gr) dan 1 porsi tempe (50gr). Protein ada terbagi 2 hewani dan
nabati . Contoh protein hewani yaitu ikan, daging, telur, unggas, susu dan
hasil olahannya, serta contoh protein nabati yaitu Tahu, tempe, kacang-
kacangan dan hasil olahannya (susu kedelai).
- Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga dan berperan dalam produksi ASI
serta pembawa vitamin larut lemak dalam ASI. Kebutuhan minyak dalam
tumpeng gizi seimbang sebanyak  4 porsi atau setara dengan 4 sendok teh
minyak (20 gr). Lemak yang dipelukan untuk ibu menyusui yaitu lemak tak
jenuh ganda seperti omega-3 dan omega-6. Contoh yang mengandung
omega 3 yaitu seperti  ikan salmon, tuna, kakap, tongkol, lemuru, tenggiri,
sarden dan cakalang, dan yang mengandung omega 6 yaitu minyak
kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari
- Vitamin dan mineral
Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin & mineral dari ibu
hamil. Kadar vitamin dalam ASI sangat dipengaruhi oleh vitamin yang
dimakan ibu, jadi suplementasi vitamin pada ibu akan  menaikkan kadar
vitamin ASI. Vitamin yang penti ng dalam masa menyusui adalah vitamin
B1, B6, B2, B12, vitamin A, yodium & selenium. Jumlah kebutuhan vitamin
& mineral adalah 3 porsi sehari dari sayuran dan buah-buahan .
c. Mengkonsumsi serat, seperti buah dan sayuran. Serat sangat dibutuhkan ibu pasca
melahirkan untuk memperlancar buang air besar. Biasanya, salah satu hal yang
ditakuti setelah melahirkan adalah buang air besar. Untuk mengurangi kecemasan
rasa sakit saat buang air besar, maka feses harus mudah dikeluarkan. Serat inilah
yang berfungsi melunakkan feses. Dan, buah yang kaya serat tidak membuat bayi
diare. Buah dan sayur juga mengandung vitamin dan mineral, yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kualitas ASI. Meskipun vitamin dan mineral dibutuhkan dalam jumlah
kecil, namun keduanya juga berperan dalam proses penyembuhan setelah
melahirkan, meningkatkan daya tahan tubuh (agar tetap strong), dan membantu
menyediakan energi.
d. Mengkonsumsi zat besi sangat dibutuhkan oleh ibu nifas. Zat besi terdapat
sebanyak 0,3 MG per hari dikeluarkan dalam bentuk ASI. Oleh karena itu
perlu ditambahkan dengan basal loss seti ap hari. Rata-rata kebutuhan zat
besi untuk 6 bulan pertama menyusui adalah 1,1 gram per hari. sehingga
memerlukan tambahan zat besi sebesar 5 MG per hari. Ibu dianjurkan
mengkonsumsi tablet zat besi selama 40 hari post partum.
e. Mengkosumsi garam dalam jumlah yang cukup untuk pembentukan air susu.
Garam yang digunakan harus mengandung yodium karena yodium sangat
dibutuhkan oleh bayi untuk mendukung pertumbuhan nya. Pada i bu menyusui
dibutuhkan 250 mcg yodium per hari. Garam ini bisa diperoleh dengan mengonsumsi
garam beryodium yang ditambahkan pada masakan atau minuman.
f. Mengkosumsi vitamin A untuk pertumbuhan dan perkembangan sel,
perkembangan dan kesehatan mata, kesehatan kulit dan sel membran,
pertumbuhan tulang, kesehatan reproduksi, metabolisme lemak dan
ketahanan terhadap infeksi. Suplemen Vitamin A pada ibu nifas memiliki
efek positi f. Pemberian vitamin A dosis ti nggi pada ibu nifas merupakan
startegi yang efekti f memperbaiki Vitamin A pada bayi melalui ASI. Suplemen
vitamin A dosis ti nggi (warna merah) 200.000 UI untuk mencegah infeksi dan
mempercepat pemulihan masa nifas.
g. Mengkosumsi vitamin C yaitu mendukung pembangunan tulang, system
vascular, otot, tulang rawan, dan jaringan lain. Bayi ti dak dapat memperoleh
vitamin C selain dari ASI, maka ibu menyusui perlu makan dua porsi makanan
segar yang mengandung vitamin C perhari. Vitamin C ada terdapat pada
buah seperti papaya, jeruk, lemon.
h. Mengkonsumsi air dalam jumlah yang cukup, minum sedikitnya 3 liter setiap hari karena
air merupakan salah satu bahan dasar produksi ASI. Anjurkan pada ibu untuk selalu
minum setelah menyusui.

Permasalahan yang mungkin muncul akibat kekurangan nutrisi atau zat gizi pada ibu
menyusui yaitu  dapat  menghambat  pemulihan tubuh pasca persalinan, mudah lelah dan sulit
berkonsentrasi, bahkan cenderung mengalami sindrom baby blues dan depresi postpartum ,
kesulitan mengembalikan berat badan seperti semula, kualitas ASI yang dihasilkan kurang baik,
dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk infeksi, serta menurunkan produktivitas
dan kemampuan untuk beraktivitas. Ibu menyusui yang mengalami kekurangan zat gizi akan
tidak dapat memproduksi ASI berkualitas karena tidak adanya cadangan zat gizi yang tersimpan.
Selain pada kesehatan ibu sendiri, kekurangan zat gizi pada ibu menyusui juga akan
memberikan dampak pada bayi yang disusuinya. Saat tidak mendapatkan gizi yang cukup dari
ASI, bayi dapat mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya terganggunya
peningkatan berat atau tinggi badan. Tidak hanya itu, bayi yang mendapatkan ASI dari ibu yang
kurang gizi dapat mengalami hambatan dalam bidang akademik. Di masa depan, kemampuan
mereka dalam berprestasi di sekolah bisa jadi tertinggal.

Pada ibu menyusui, sering kali juga ditemui banyak kesulitan untuk mengonsumsi makanan
yang sehat dan bergizi, padahal pasca melahirkan, ibu menyusui sering harus terbangun tiap 2-
3 jam sekali pada malam hari untuk menyusui bayinya. Belum lagi kalau bayi sedang rewel dan
tidak ada bantuan untuk menjaganya. Akibatnya ibu pun semakin sulit mencari waktu untuk
bisa makan secara ideal. Hal ini tentu saja dapat berdampak buruk pada kandungan dan
kualitas ASI. Apabila ibu menyusui kurang mengonsumsi vitamin A, B, C, D, dan E, otomatis
kandungan zat gizi tersebut di dalam ASI juga akan rendah.

Ibu menyusui bisa menghasilkan ASI yang kandungan gizinya cukup, meskipun ia tidak
mengonsumsi nutrisi dengan jumlah yang cukup dengan cara tubuhnya sendiri yang dipecah
untuk memenuhi kandungan gizi di dalam ASI yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Tubuh ibu menyusui dikorbankan untuk memberi makan bayinya. Apabila kandungan gizi di
dalam ASI kurang, maka tubuh ibu akan berusaha untuk mencukupinya agar kadar nutrisi di
dalam ASI tetap konstan. Dengan demikian, kebutuhan nutrisi bayi tetap terpenuhi.

Misalnya, apabila asupan kalsium ibu menyusui kurang, ada mekanisme otomatis di mana
tubuhnya yang akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan kalsium di dalam ASI tersebut.
Kalsium di dalam tulang ibu menyusui akan dipecah dan diambil untuk memenuhi kebutuhan
kalsium bayi. Tidak heran kemudian banyak ibu menyusui yang mengalami gangguan gigi,
tulang, dan sendi karena kekurangan kalsium selama menyusui. Seperti yang telah diketahui,
kalsium sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang bayi, di mana dalam 2 tahun pertama,
pertumbuhannya sangat pesat. Apabila masalah tambal-sulam ini berlangsung terus-menerus,
lama-kelamaan ibu menyusui juga dapat mengalami gangguan kesehatan dan kekurangan gizi.
Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui untuk mengonsumsi makanan dengan gizi yang
cukup. Sebab dampak buruk kekurangan nutrisi bisa dirasakan si bayi dan lebih parah lagi pada
si ibu itu sendiri.

Adapun aturan makan yang dianjurkan pada ibu nifas dan menyusui selain
memerhatikan jenis makanan setelah melahirkan, ibu juga perlu memahami berbagai aturan
makan yang dianjurkan agar gizi tetap terpenuhi, seperti :

- Makan sedikit-sedikit tapi sering agar tubuh tetap berenergi sepanjang hari.
- Makan yang teratur, pagi siang dan malam hari, serta makan selingan. Untuk
makanan selingan, buat prioritas untuk mengkonsumsi buah atau kacang-
kacangan. Hindari makanan yang mengandung gula dan lemak tinggi seperti
kue, coklat, atau minuman manis.
- Variasikan makanan sehari-hari, tapi jangan makan berlebihan.
- Menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan minum air minimal 8 gelas per hari.
- Selain itu, tetap aktif bergerak sepanjang hari juga sangat disarankan

Ibu nifas dan menyusui dianjurkan untuk memilih, mengolah dan menyajikan makanan
secara benar, memilih bahan makanan yang masih segar, jangan merendam sayuran yang
sudah dipotong terlalu lama, agar vitamin B dan C tidak larut dalam air, selalu gunakan
peralatan memasak yang bersih, memasak sayuran jangan direbus terlalu lama agar vitamin di
dalamnya tidak hilang, masaklah daging dan ikan sampai benar -benar matang, mengolah
daging dan ikan lebih baik dikukus atau direbus / tim daripada digoreng, Jangan menggunakan
peralatan untuk menyajikan makanan panas dari bahan plastic, hindari menghangatkan
makanan berkali kali.

Pada ibu nifas dan menyusui dianjurkan juga untuk tidak berpantang terhadap makanan
tertentu, kemungkinan makanan-makanan yang dipantang justru mengandung zat gizi yang
diperlukan oleh ibu menyusui, misal : ikan, telur, dan lain-lain.

Berikut beberapa makanan yang sangat disarankan bagi ibu selama masa nifas dan


menyusui, yaitu :
- Air putih
- Asam lemak omega-3 contohnya salmon, sarden
- Susu rendah lemak
- Sayuran hijau, terutama yang berwarna hijau seperti bayam, brokoli, kangkung,
buncis, dan sayuran hijau lainnya, banyak mengandung vitamin A, vitamin C,
antioksidan, dan zat besi.
- Karbohidrat tinggi serat, contohnya pada beras merah, beras coklat, dan gandum.
- Asupan protein seperti pada kacang-kacangan. Terutama kacang-kacangan berwarna
gelap seperti kacang hitam dan kacang merah, telur, daging merah, ikan, kedelai,
dan telur.
- Buah-buahan dengan kandungan vitamin C seperti pada jeruk, nanas, anggur dan
jambu biji.

6. Kontrasepsi Ibu Nifas dan Menyusui

Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
memberi nasihat perkawinan, pengobatan kemandulan, dan penjarangan kehamilan. KB
merupakan salah satu usaha membantu 26 keluarga / individu merencanakan kehidupan
berkeluarganya dengan baik, sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas.

Manfaat keluarga berencana (KB) :

a. Untuk Ibu
- Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam
jangka waktu yang terlalu pendek.
- Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak, untuk istirahat, dan
menikmati waktu luang, serta melakukan kegiatan - kegiatan lain.
b. Untuk anak yang dilahirkan
- Dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya berada dalam keadaan
sehat.
- Sesudah lahir anak tersebut akan memperoleh perhatian, pemeliharaan, dan
makanan yang cukup. Hal ini disebabkan oleh kehadiran anak tersebut yang
memang diinginkan dan diharapkan.
c. Untuk anak yang lain
- Memberi kesempatan perkembangan fisiknya lebih baik karena memperoleh
makanan yang cukup dan sumber yang tersedia dalam keluarga.
- Perkembangan mental dan sosial lebih sempurna karena pemeliharaan yang lebih
baik dan lebih banyak waktu yang diberikan oleh ibu untuk anak.
- Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber pendapatan
keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup semata - mata.
d. Untuk ayah
- Memperbaiki kesehatan fisiknya
- Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang serta lebih
banyak waktu luang untuk keluarganya.

Evaluasi yang perlu dilakukan bidan dalam memberi asuhan kepada ibu nifas dan
rencana ber-KB, antara lain :

a. Ibu mengetahui pengertian KB dan manfaatnya.


b. Ibu dapat menyebutkan macam - macam metode kontrasepsi untuk ibu menyusui.
c. Ibu dapat menyebutkan beberapa keuntungan pemakaian alat kontrasepsi.
d. Ibu dapat memilih / menentukan metode kontrasepsi yang dirasa cocok bagi dirinya.

Macam-macam metode kontrasepsi untuk ibu menyusui :


a. Metode amenorea laktasi (MAL)
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI. MAL sebagai
kontrasepsi bila :
- Menyusui secara penuh (full breat feeding)
- Belum haid
- Umur bayi kurang dan 6 bulan

Metode ini efektif sampai 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan pemakaian
kontrasepsi lainnya. Cara kerjanya dengan menunda atau menekan ovulasi.
Keuntungan kontrasepsi, meliputi :
- Efektivitas tinggi (keberhasilan 98 % pada 6 bulan pascapersalinan)
- Segera efektif
- Tidak mengganggu sanggama
- Tidak ada efek samping secara sistemik
- Tidak perlu pengawasan medis
- Tidak perlu obat atau alat
- Tanpa biaya

Keterbatasan:
- Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera dalam 30 menit
pascapersalinan
- Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social
- Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual, termasuk virus hepatitis
B/HIV/ATD
b. Pil Progestin (Mini Pil).
Metode ini cocok untuk perempuan menyusui yang ingin menggunakan pil KB
dan sangat efektif pada masa laktasi. Dosisnya rendah, tidak menurunkan
produksi ASI, tidak memberikan efek samping estrogen. Efek samping utama
adalah gangguan perdarahan (perdarahan bercak atau perdarahan tidak teratur).
Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.
Cara kerja metode ini adalah menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid
seks di ovarium (tidak begitu kuat). Endometrium akan mengalami transformasi
lebih awal, sehingga implantasi lebih sulit. Selain itu, mengentalkan lendir serviks
yang menghambat penetrasi sperma dan mengubah motalitas tuba. Hal ini
mengganggu transportasi sperma.
Keuntungan kontrasepsi ini :
- Sangat efektif bila digunakan secara benar
- Tidak mengganggu hubungan seksual
- Tidak memengaruhi produksi ASI
- Kesuburan cepat kembali
- Nyaman dan mudah digunakan
- Sedikit efek samping
- Dapat dihentikan setiap saat
- Tidak mengandung estrogen
Keterbatasan:
- Hampir 30 - 60°/o mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorea)
- Peningkatan atau penurunan berat badan
- Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
- Bila lupa satu pu saja, kegagalan menjadi lebih besar
- Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis/jerawat
- Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dan 100 kehamilan), tetapi risiko ini lebih
rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak rnenggunakan mini pu
- Efektivitas rnenjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberkulosis atau
obat epilepsi
c. Suntikan progestin.
Metode ini sangat efektif, aman, dan dapat digunakan oleh semua wanita dalam
usia reproduksi. Dengan metode ini, kembalinya kesuburan lebih lambat (rata-
rata 4 bulan). Metode ini cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan
produksi ASI.
Cara kerja metode ini rnencegah ovulasi, mengentalkan lendir senriks sehingga
menurunkan kemarnpuan penetrasi sperrna, menjadikan selaput lendir tipis dan
atrofi, dan menghambat transportasi garnet oleh tuba.
Keuntungan metode ini:
- Sangat efektif
- Pencegahan kehamilan jangka panjang
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri
- Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pernbekuan darah
- Tidak berpengaruh terhadap produksi ASI
- Dapat digunakan oleb perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pra menopause
- Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
- Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
- Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
- Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
Keterbatasan:
- Sering ditemukan gangguan haid. Misalnya, siklus haid yang
memendek/memanjang, perdarahan banyak/sedikit, perdarahan tidak
teratur/spotting, dan tidak haid sama sekali.
- Sangat bergantung pada sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk
suntikan).
- Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
- Terlambat kembalinya kesuburan setelah penghentian pemakaian. Hal ini
disebabkan oleh belum habisnya pelepasan obat suntikan Depo.
- Pada penggunaan jangka panjang, dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, atau jerawat.

d. Kontrasepsi implan.
Kontrasepsi ini efektif selama 5 tahun untuk Norplant dan 3 tahun untuk jadena,
Indoplant, dan Implanont. Metode ini dapat digunakan oleh semua perempuan
dalam usia reproduksi. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan khusus bagi
tenaga kesehatan. Kesuburan dapat segera kembali setelah implan dicabut dan
aman dipakai pada saat laktasi.
Cara kerja kontrasepsi ini adalah mengentalkan lendir serviks, mengganggu
proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi,
mengganggu transportasi sperma, dan menekan ovulasi.
Keuntungan metode ini:
- Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
- Pengembalian tingkat kesuburan cepat, setelah pencabutan
- Tidak memerlukan perneriksaan dalam
- Bebas dan pengaruh estrogen
- Tidak mengganggu kegiatan sanggama
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Keterbatasan:
- Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa
perdarahan bercak (spotting, hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid
serta amenorea
- Timbul keluhan seperti nyeri kepala, nyeri dada, perasaan mual pening/pusing,
peningkatan/penurunan berat badan
- Membutuhkan tindak pembedahan minor

e. KB dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)


Metode ini sangat efektif teversibel, dan berjangka panjang. Haid menjadi lebih
lama dan lebih banyak. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
khusus bagi petugas kesehatan. AKDR dapat dipakai oleh semua perempuan usia
reproduksi, tetapi tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpajan infeksi
menular seksual. Ada beberapa jenis, yaitu CuT-380A, Nova T, dan Lippes Lopps.
Cara kerja metode KB ini :
- Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
- Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri
- Mencegah pertemuan sperma dan ovum atau membuat sperma sulit masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk
fertilisasi
- Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
Keuntungan metode ini:
- Efektivitas tinggi (0,6 - 0,8 kehamilan/100 wanita dalam 1 tahun pertama, I
kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan)
- Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dan CuT-380A dan tidak perlu diganti)
- Tidak memengaruhi hubungan seksual dan meningkatkan kenyamanan seksual
karena tidak perlu takut untuk hamil
- Tidak memengaruhi produksi dan kualitas ASI
- Dapat dipasang segera setelah melahirkan dan sesudah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
- Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
- Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
Keterbatasan:
- Efek samping yang umum terjadi meliputi perubahan siklus haid (umumnya pada 3
bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak,
perdarahan spotting di antara menstruasi, dan saat haid lebih sakit.
- Komplikasi lain meliputi merasakan sakit dan kejang selama 3 - 5 hari setelah
pemasangan, perforasi dinding uterus, perdarahan berat pada waktu haid yang
memungkinkan penyebab anemia.
- Tidak mencegah infeksi menular seksual (IMS), termasuk HIV/ AIDS
- Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering
berganti pasangan.

Dafus

II, B. A. B., & Gizi, A. (1800). Hubungan Gizi pada Ibu..., Asti Prastika Anjangsari, Kebidanan DIII UMP,
2014. 2012, 7–32.
Oktarina, O. O., & Wardhani, Y. F. (2020). Perilaku Pemenuhan Gizi pada Ibu Menyusui di Beberapa Etnik
di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 22(4), 236–244.
https://doi.org/10.22435/hsr.v22i4.1550

http://gizi.fk.ub.ac.id/gizi-seimbang-ibu-menyusui/

https://hellosehat.com/kehamilan/perawatan-ibu/masa-nifas/makanan-selama-masa-nifas-terbaik/

https://skata.info/article/detail/41/kontrasepsi-setelah-melahirkan

Oktarina, O. O., & Wardhani, Y. F. (2020). Perilaku Pemenuhan Gizi pada Ibu Menyusui di
Beberapa Etnik di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 22(4), 236–244.
https://doi.org/10.22435/hsr.v22i4.1550

Anda mungkin juga menyukai