Anda di halaman 1dari 25

Keperawatan Maternitas

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


IBU HAMIL MUDA DENGAN
KOMPLIKASI PERDARAHAN
HAMIL MUDA
A B O RT U S ,
M O L A H I D AT I D O S A ,
KET
1. MOLAHIDATIDOSA

Hamil mola adalah suatu kehamilan di mana


setelah fertilisasi hasil
konsepsi tidak berkembang menjadi embrio
tetapi terjadi proliferasi dari vili
koriales disertai dengan degenerasi hidropik.

Uterus melunak & berkembang menjadi lebih


cepat dari usia gestasi yang normal, tidak
dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi
oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur
(Saifuddin, 2009).
a. Etiologi
Faktor ovum
Imunoselektif dari trophoblast

Keadaan sosial ekonomi rendah

Paritas tinggi
Gizi

Kualitas ovum dan sperma yang tidak baik


Infeksi virus dan factor kromosom belum jelas

Wanita yang ovulasinya distimulasi dengan klomiferm

Umur (dibawah 20 th & diatas 35 th)


Genetik
Hamil muda yang kadang – kadang lebih nyata
dari kehamilan biasa
amenore

Terjadi gejala toksemia pada kehamilan trimester 1


dan 2

Dijumpai gejala tirotoksitosis atau hipertiroid


b. Tanda dan
Gejala Peningkatan tajam kadar HCG
Perdarahan tanpa nyeri yang tidak teratur paling
banyak terjadi pada 12 minggu

Tidak ada bunyi denyut jantung janin


12 minggu kehamilan

Tidak ada aktivitas janin

21
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

FOTO THORAKS
Pada mola ada gambaran emboli udara

FOTO RONTGEN ABDOMEN


c. Pemeriksaan tidak terlihat tulang – tulang janin

Diagnostik URIN
untuk menentukan ada tidaknya HCG

USG
pada mola akan terlihat badai salju (snow flake
pattern) dan tidak terlihat janin
d. Asuhan Keperawatan
1) PENGKAJIAN
Keluhan utama yang ditemukan pada klien dengan mola hidatidosa
yaitu seperti amenore, rasa mual dan muntah yang berlebihan, terjadi peerdarahan
berwarna kecoklatan, tanpa nyeri atau dengan nyeri yang hilang timbul ataupun terus
menerus
2) DIAGNOSA
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
pervagina

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (perdarahan)

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


3) Intervensi
K E K U R A N G A N V O L U M E C A I R A N B . D P E R D A R A H A N P E RVA G I N A

1. Pertahankan intake dan outputyang akurat

2 .Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat,


t e k a n a n d a r a h o r t o s t a t i k ) , j i k a diperlukan
3 Monitorr vital sign
4. Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake kalori harian
5. Kolaborasikan pemberian cairan IV
6. Monitor status nutrisi
3) Intervensi
NYERI AKUT B.D AGEN CIDERA BIOLOGIS (PERDARAHAN)

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif Termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dan factor presipitasi
2. observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
3. gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
4. bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
5. kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
6. Kurangi factor presipitasi nyeri
7. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, nonfarmakologi dan inter personal).
8. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
9. Berikan analgesic untuk mengurangi nyeri
3) Intervensi
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH B.D
Faktor biologis (mual dan muntah)

3.1 Kaji adanya alergi makanan


3.2 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan klien
3.3 Anjurkan klien untuk meningkatkan protein dan vitamin
3.4 berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
3.5 monitor turgor kulit
3.6 monitor mual dan muntah
3.7 monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
2. ABORTUS

Abortus(keguguran) merupakan pengeluaran


hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan yang menurut para ahli
ada usia sebelum 16 minggu dan 28 minggu
dan memiliki BB 400-100 gram,
a. Etiologi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi

Kelainan pada plasenta

Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis

Kelainan traktus genetalia


Trauma

Faktor-faktor hormonal
Psikosomatik (stress & emosi)

Maternal (Infeksi penyakit, infeksi virus, infeksi bakteri)


Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20
minggu

keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun

Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis,


b. Tanda dan sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus

Gejala Perdarahan pervagina mungkin disertai dengan


keluarnya jaringan hasil konsepsi

21
TES KEHAMILAN : POSITIF BILA
J A N I N M A S I H H I D U P, B A H K A N 2
– 3 M I N G G U S E T E L A H A B O RT U S

c. Pemeriksaan P E M E R I K S A A N D O O P L E R ATA U
USG UNTUK MENENTUKKAN
Diagnostik A PA K A H J A N I N M A S I H H I D U P

PEMERIKSAAN KADAR
F I B R I N O G E N PA D A M I S S E D
A B O RT I O N
d. Asuhan Keperawatan
1) PENGKAJIAN
Keluhan utama yang ditemukan pada klien dengan abortus yaitu ditemukan dalam
keadaan tidak sadarkan diri dengan posisi terlentang, terlihat darah segar ke arah
kaki, dari keterangan keluarga usia kehamilannya 29 minggu

2) DIAGNOSA

• Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan perdarahan


• Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
• Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ansietas dan nyeri abdomen
3) Intervensi
RESIKO SYOK (HIPOVOLEMIK) B.D PERDARAHAN

1. Monitor status sirkulasi, warna kulit, suhu tubuh, denyut jantung dan ritme, nadi
perifer dan kapiler refill
2. Monitor suhu dan pernafasan
3. Monitor tanda awal syok
4. Monitor tanda dan gejala asites
5. Berikan cairan iv dan oral yang tepat
6. Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan gejala datangnya syok.
7. Syok management
8. Monitor fungsi neurologis
3) Intervensi
KEKURANGAN VOLUME CAIRAN B.D PERDARAHAN

1. Berikan cairan IV dan monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume
cairan
2. Pertahankan cacatan intake dan output yang akurat
3. Monitor tekanan darah pasien
4. Monitor vital sign
5. Kolaborasi dengan dokter
3) Intervensi
GANGGUAN RASA NYAMAN B.D ANSIETAS DAN NYERI ABDOMEN

1. Gunakan pendekatan yang menenangkan


2. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
3. Bantu pasien mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan
4. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
5. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
6. Monitor fungsi renal
7. Monitor tekanan nadi
8. Monitor status cairan, input dan ouput
3. KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU ( KET )
KET, merupakan kehamilan yang berbahaya
karena tempat implantasinya tidak
memberikan kesempatan untuk tumbuh
kembang mencapai aterm. Kehamilan
ektopik adalah setiap implantasi yang telah
dibuahi di luar cavum uterus. Implantasi
dapat terjadi di tuba fallopii, ovarium, serviks
dan abdomen. Namun kejadian kehamilan
ektopik yang terbanyak adalah di tuba fallopi
a. Etiologi
Kerusakan pada Tuba Fallopi

Riwayat Kehamilan Ektopik Sebelumnya


Abnormalitas Zigot

Pemakaian Intrauterine Device (IUD) Dan Pil KB


Progestin
Merokok

Riwayat Infeksi Menular Seksual


Nyeri panggul atau nyeri perut hebat
disertai perdarahan yang banyak dari
vagina
Kepala terasa sangat pusing

Detak jantung cepat


b. Tanda dan
Gejala Pingsan

Nyeri bahu

Pucat

Kaki dan tangan dingin


21
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

ULTRASONOGRAFI
mengecek adakah kantong gestasi di
luar uterus

c. Pemeriksaan LAPAROSKOPI
Diagnostik
menilai keadaan uterus, ovarium, tuba, kavum Douglas
dan ligamentum latum

KULDOSINTESIS (DOUGLASI PUNGSI)


mengetahui ada darah di kavum douglasi yang
disebabkan rupturnya hasil konsepsi yang berada diluar
kandungan
d. Asuhan Keperawatan
1) PENGKAJIAN
Keluhan utama yang ditemukan pada klien dengan KET adalah
perdarahan pervaginam dan atau intraperitoneal serta nyeri di bagian
abdomen kiri/kanan bawah jika telah terjadi rupture tuba

2) DIAGNOSA
• Nyeri akut berhubungan dengan rupture tuba fallopi d.d klien mengeluh
nyeri, klien tampak meringis, bersikap protektif, frekuensi nadi meningkat,
tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, dan diaphoresis
• Risiko infeksi d.d penumpukan darah di cavum doughlas, dan tindakan
invasive (laparoscopy/laparotomy)
• Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif d.d frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, suhu tubuh meningkat dan klien
merasa lemah.
3) Intervensi
NYERI AKUT B.D RUPTURE TUBA FALLOPI D.D KLIEN MENGELUH NYERI, KLIEN
TAMPAK MERINGIS, BERSIKAP PROTEKTIF, FREKUENSI NADI MENINGKAT,
TEKANAN DARAH MENINGKAT, POLA NAFAS BERUBAH, DAN DIAPHORESIS

1. Indentifikasi pencetus, Pereda, kualitas, lokasi, frekuensi, dan durasi nyeri.


2. Indentifikasi riwayat alergi obat.
3. Indentifikasi kesesuaian jenis analgesic dengan tingkat keparahan nyeri.
4. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesic.
5. Monitor efektivitas analgesic.
3) Intervensi
RISIKO INFEKSI D.D PENUMPUKAN DARAH DI CAVUM DOUGHLAS, DAN
TINDAKAN INVASIVE (LAPAROSCOPY/LAPAROTOMY)
1) Jelaskan tanda dan gejala infeksi.
2) Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar.
3) Ajarkan cara memeriksa luka operasi.
4) Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi.
5) Ajarkan meningkatkan asupan cairan.
6) Berikan perawatan kulit pada area edema.
7) Pertahankan tekhnik aspetik pada pasien berisiko tinggi.
3) Intervensi
HIPOVOLEMIA B.D KEHILANGAN CAIRAN AKTIF D.D FREKUENSI NADI
MENINGKAT, NADI TERABA LEMAH, TEKANAN DARAH MENURUN, SUHU
TUBUH MENINGKAT DAN KLIEN MERASA LEMAH

1. Monitor banyak darah yg keluar, pusing, dan pandangan tidak jelas.


2. Monitor keadaan uterus dan abdomen.
3. Monitor kesadaran dan tanda vital.
4. Monitor kadar hemoglobin
5. Posisikan supine atau Trendelenburg.
6. Pasang oksimetri nadi.
7. Berikan oksigen via kanul nasal 3L/menit.
8. Pasang IV Line dengan selang set transfuse.
9. Ambil darah untuk pemeriksaan darah lengkap

Anda mungkin juga menyukai