Anda di halaman 1dari 20

ASWAJA ANNAHDLIYYAH

AQIDAH, SYARI’AH, DAN AHLAQ


AHLISSUNNAH WAL-JAMA’AH

 
OLEH ; ROMADLON CHOTIB, M.H.
(P.P. HIDAYATUL MUBTADI-IIN TUREN MALANG TELEPHON 0341-
823997-08125290304-081336505565)
PENGERTIAN ASWAJA
Menurut Syekh Abu al-Fadl ibnu Syech Abdus Syakur as-Senory dlm
Karyanya al-Kawakib al-Lamma’ah. Aswaja ialah;
Kelompok atau golongan yang senantiasa komitmen mengikuti Sunnah
Nabi saw., dan Thoriqoh para Sahabatnya dalam hal; Aqidah, Amaliah
fisik (Fiqih) dan Ahlaq Batiniyah (Tasawuf).
 
Syekh Abdul Qodir al-Jailani mendefinisikan :
Assunnah : apa yang telah diajarkan oleh Rosululloh saw., (meliputi
ucapan, perilaku, maupun Taqrir (ketetapan) beliau).
Jama’ah ; Segala sesuatu yang telah disepakati oleh para Sahabat Nabi
pada masa Khulafaur Rosyiduun yg empat yang telah diberi hidayah oleh
Alloh, dan dijamin oleh Nabi Muhammad saw., atas kebenarannya.
 
ٍ َ‫ق َه ِذ ِه ْاألُ َّم ِة َعلَ ْى ثَال‬
‫ث‬ ُ ‫ « تَ ْفتَ ِر‬: ‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َوآلِ ِه َو‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫س ْب ِن َمالِ ٍك قَا َل‬ ٍ َ‫َعنْ أَن‬
‫ « َما أَنَا َعلَ ْي ِه‬: ‫ َو َما ِه َي تِ ْل َك ْالفِ ْرقَةُ ؟ قَا َل‬: ‫ قَالُ ْوا‬، » ً‫اح َدة‬ ِ ‫س ْب ِع ْي َن فِ ْرقَةً ُكلُّ ُه ْم فِي ْالنَّا ِر إِاَّل َو‬
َ ‫َو‬
» ‫ص َحا ِب ْي‬ ْ َ‫ْاليَ ْو َم َوأ‬

“Dari Anas bin Malik ra. Berkata. Rosululloh saw. Bersabda : Ummat
(ku) ini akan berpecah menjadi 73 golongan, semuanya masuk
neraka kecuali 1, Sahabat sama bertanya;.. Siapa kelompok 1 itu..?,
Rosululloh Menjawab :.. “Orang-orang yang seperti aku hari ini, dan
para sahabat-sahabatku”. (H.R.Imam Thobroni)
KENAPA MENGGUNAKAN JAMA’AH SOHABAT

)220 ‫ ص‬/ 2 ‫ (ج‬- ‫اإلبانة الكبرى البن بطة‬


ْ َ‫ « إِنَّ َما أ‬: ‫سلَّ َم‬
‫ص َحا ِب ْي‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ قَا َل‬، ‫س‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ٍ ‫َعنْ ا ْب ِن َعبَّا‬
» ‫ فَبِأَيِّ ِه ْم اِ ْقتَ َد ْيتُ ْم اِ ْهتَ َد ْيتُ ْم‬، ‫َكا ْل ُّن ُج ْو ِم‬

“Dari Ibnu Abbas berkata, Rasululloh saw. Bersabda;


Sesungguhnya sahabat-sahabatku bagaikan bintang,..
maka dengan siapapun kalian mengikutinya,.. Maka
kalaian akan mendapat petunjuk (selamat)”.
(Al-Ibanah Kubro Ibnu Battoh 2/220)
ASWAJA AN-NAHLIYYAH
Bagi kalangan Nahdliyyin ASWAJA di Implementasikan melalui
Rumusan

a. Dalam bidang Aqidah mengikuti pemahaman As’ariyyah dan


Al-Maturidiyyah
b. Dalam bidang syari’ah dan Mu’amalah melalui sistem
bermadzhab
c. Dalam bidang Ahlaq dan tasawuf mengikuti pemahaman
tasawuf Imam Al-Junaidi al-Baghdadi dan Imam al-Ghozali
d. Dalam Bidang Kemasyarakatan, Da’wah dan Syiasah. Melalui
Rumusan Mabada’ Khiro Ummah
POKOK PIKIRAN IMAM ABU HASAN ALI AL-
AS’ARI :
A. Masalah Iman; meliputi Tshdiq bil Qolby (meyakini dalam hati), Taqrier bil
Qauly (perkataan lisan), dan Al-A’mal bil-Jawarih (dibuktikan dengan
perbuatan)
B. Al-Qodlo’ dan Al-Qodar, Apakah perbuatan manusia diwujudkan oleh Tuhan
atau ditentukan oleh manusia itu sendiri..?... As’ariyah berpendapat,
ditengah antara kaum Muktazilah dan Jabariyah, menurut As’ariyah; Qodlo’
sifatnya qodim yaitu kehendak yang azali, sedangkan qodar sifatnya hadits
(baru). Artinya manusia diberikan kemampuan untuk berbuat tetapi hal itu
tidak akan terlaksana bila tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
C. Sifat dan Zat Alloh. As’ariyyah berpendapat : Alloh mempunyai sifat-sifat
sebagaimana yang ada dalam Al-Qur’an. Dan Sifat itu bukan zat Alloh,
tetapi ia bukan pula lain dari dzat Tuhan itu. Misal sifat ‘Alimun, Qodirun,
dan seterusnya, menunjukkan arti yang berlainan antara sifat dan dzat,
maka ‘Alimun berarti mengetahui. Qodirun berarti sifat menguasai, dst. ...
Selanjutnya sifat itu bukan lain pula dengan dzat seperti Alloh mengetahui
dengan pengetahuan-Nya, kuasa dengan kekuasaan-Nya, dst...
POKON-POKOK PIKIRAN IMAM ABU
MANSHUR AL-MATURIDI :
a) Iman adalah Iqrar dengan Tashdiq di dalam hati, serta ikrar
itu adalah bagian dari iman.
b) Qodlo’ dan Qodar dalam hubungannya dengan perbuatan
Manusia. Almaturidi berpendapat; bahwa sebenarnya
perbuatan manusia itu juga kehendak Alloh, akan tetapi tidak
semua perbuatan manusia itu sesuai dengan kehendak Alloh.
sebab Alloh selalu menghendaki yang baik, bukan yang tidak
baik. Dengan kata lain bahwa Qudrot itu dapat digunakan
oleh manusia untuk berbuat baik atau jahat. Sedangkan Alloh
menghendaki yang baik saja. (hampir sama dengan
muktazilah)
c) Tentang sifat Tuhan,.. Al-Maturidi : Membatasi
permasalahan ini. Beliau hanya mengatakan bahwa Alloh itu
mempunyai sifat-sifat., dan sifat-sifat itu adalah Tuhan.
PERBANDINGAN : POKOK-POKOK PIKIRAN
MUKTAZILAH :

Sebagaimana yang dirumuskan Kaum muktazilah oleh tokohnya :


Abu Hudzael ia berkata : Ada lima prinship dalam Muktazilah :
a) At-Tauhiid (Ke-Esa-an Alloh)
b) Al-‘Adlu (Keadilan Tuhan)
c) Al-Wa’du wal Wa’ied (Janji dan Ancaman)
d) Al-Manzilu Baina Manzilaini Tempat diantara dua Tempat)
e) Amar Makruf Nahi Munkar (Perintah yang baik, melarang yang
munkar/ jahat)
ASWAJA DALAM BIDANG SYARI’AH DAN MU’AMALAH
DENGAN SISTEM BERMADZHAB :

Pola pemahaman ajaran Islam melalui ijtihad


para mujtahid lazim disebut madzhab. Penulisan
Indonesia “madzhab”, berarti “jalan pikiran dan
jalan pemahaman” atau “pola pemahaman”. Pola
pemahaman dengan metode, prosedur, dan produk
ijtihad itu juga diikuti oleh umat Islam yang tidak
mampu ijtihad sendiri karena keterbatasan ilmu
dan syarat-syarat yang dimiliki. Mereka lazim
disebut bermazhab dan menggunakan mazhab.
SISTEM BERMADZHAB
Dengan sistem bermazhab ini, ajaran Islam dapat terus
dikembangkan, disebarluaskan, dan diamalkan dengan
mudah kepada semua lapisan dan tingkatan umat Islam. Dari
yang peling awam sampai yang paling alim sekalipun. Melalui
sistem ini pula pewarisan dan pengamalan islam terpelihara
kelurusan dan terjamin kemurniannya. Itu karena ajaran
yang terkandung dalam al-Qur’an dan al-Hadist dipahami,
ditafsiri, dan diamalkan dengan pola pemahaman dan metode
ijtihad yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
KENAPA HARUS MADZHAB EMPAT
Pertama, kualitas pribadi dan keilmuan mereka sudah masyhur. Jika disebut
nama mereka hampir dapat dipastikan mayoritas umat Islam di dunia mengenal
dan tidak perlu lagi menjelaskan secara detail.
Kedua, keempat Imam Mazhab tersebut merupakan Imam Mujtahid Mutlak
Mustaqil, yaitu Imam Mujtahid yang mampu secara mandiri menciptakan
Manhaj al-Fikr, pola, metode, proses, dan prosedur istinbath dengan seluruh
perangkat yang dibutuhkan. Imam Ghazali belum mencapai derajat seperti
empat Imam Mazhab itu. Beliau masih mengikuti mazhab Imam Syafi’i.
Ketiga, para Imam Mazhab itu mempunyai murid yang secara konsisten
mengajar dan mengembangkan mazhabnya yang didukung oleh buku induk
yang masih terjamin keasliannya hingga saat ini.
Keempat, ternyata para Imam Mazhab itu mempunyai mata rantai dan
jaringan intelektual diantara mereka.
ASWAJA DALAM BIDANG AHLAQ
DA TASAWUF MENGIKUTI IMAM
AL-JUNAIDI AL-BAGHDADI, DAN
HUJJATUL ISLAM IMAM AL-
GHOZALI :
AHLAQ DAN TASAWUF

Bagi penganut Aswaja Annahdliyyah. Al-


Quran dan Assunnah Rosululloh merupakan
rujukan tertinggi. Tasawuf yang benar
adalah yang dituntun oleh wahyu al-Quran
maupun Sunnah (Thoriqoh al-Rosulillah
saw.)
AHLAQ DAN TASAWUF

Kaum tharikat Aswaja an-Nahdiyyah hanya


menerima tharikat yang memiliki sanad
sampai Rosulillah saw. Sebab beliau
pemimpin seluruh perilaku kehidupan ummat
Islam. Dan Nabi juga seorang sufi harus
merujuk dan meneladani. Apa bila ada tarikat
yang sanadnya tidak sampai Nabi Muhammad
saw. Maka kaum Aswaja an-Nahdliyyah tidak
dapat menerima sebagai Thoriqoh
Mu’tabarah.
AHLAQ, TASAWUF DALAM IBADAH
MELALUI TINGKATAN :
SYARIAT
THORIQOH
MA’RIFAT
HAQIQOT
ASWAJA DALAM BIDANG
KEMASYARAKATAN, DAKWAH,
DAN SYIASAH
MELALUI PEDOMAN
MABADI’ KHOIRO UMMAH :
Dalam melaksanakan : ”Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan
Menegakkan Agama”. Kendala utama adalah karena kemiskinan
dan kendala Ekonomi, maka Muktamar th. 1935 dulu
mengamanatkan PBNU untuk mengadakan gerakan penguatan
ekonomi warga. Para pemimpin NU waktu itu menyimpulkan
bahwa kelemahan ekonomi ini bermula dari lemahnya Sumberdaya
Manusia (SDM). Mereka lupa meneladani sikap Rosululloh saw.
Sehingga kehilangan ketangguhan mental, setelah diadakan
pengkajian, disimpulkan ada beberapa prinsip ajaran Islam yang
perlu ditanamkan kepada warga NU agar bermental kuat sebgai
modal perbaikan Sosial Ekonomi yang disebut : Mabadi’ Khoira
Ummah. Atau langkah awal membangun Ummat yang baik dengan
Lima prinsip :
MABADI’ KHOIRO UMMAH
a. ASSIDQU (JUJUR)
b. AL-AMANAH WAL-WAFA’ BIL’AHDI
(AMANAH DAN MENEPATI JANJI)
c. AL-ADALAH (ADIL)
d. ATTA’AWUN (GOTONG ROYONG)
e. AL-ISTIQOMAH (KONSISTEN)
LANDASAN BERFIKIR ASWAJA ANNAHDLIYYIN

a. Tawasuth dan I’tidal (Moderat dan Teguh)


b. Tasamuch (toleran)
c. Tawazun (seimbang)
d. Amar Ma’ruf Nahi Munkar
e. Ibda’ Binafsik (Memberi contoh/Memulai
dari diri sendiri)
SEKIAN
TERIMAKASIH
ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai