DIABETES
OLEH
KELOMPOK 5
DEFINISI
Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit berbahaya yang dikenal oleh
masyarakat Indonesia dengan nama penyakit kencing manis. DM adalah penyakit
gangguan metabolik yang terjad’i secara kronis atau menahun karena tubuh tidak
mempunyai hormon insulin yang cukup akibat gangguan pada sekresi insulin, hormon
insulin yang tidak bekerja sebagaimana mestinya atau keduanya (Kemenkes RI, 2014).
Menurut Mufeed Jalil Ewadh (2014) menyebutkan bahwa DM adalah penyakit
gangguan metabolik dengan ciri ditemukan konsentrasi glukosa yang tinggi di dalam
darah (hiperglikemia).
Menurut World Health Oragnization atau WHO (2016) menyebutkan bahwa Penyakit ini
ditandai dengan munculnya gejala khas yaitu poliphagia, polidipsia dan poliuria serta
sebagian mengalami kehilangan berat badan. DM merupakan penyakit kronis yang
sangat perlu diperhatikan dengan serius. DM yang tidak terkontrol dapat menyebabkan
beberapa komplikasi seperti kerusakan mata, ginjal pembuluh darah, saraf dan jantung.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Pankreas manusia secara anatomi letaknya menempel pada duodenum dan
terdapat kurang lebih 200.000 – 1.800.000 pulau Langerhans.Dalam pulau
langerhans jumlah sel beta normal pada manusia antara 60% - 80% dari populasi
sel Pulau Langerhans.Pankreas berwarna putih keabuan hingga
kemerahan.Organ ini merupakan kelenjar majemuk yang terdiri atas jaringan
eksokrin dan jaringan endokrin.Jaringan eksokrin menghasilkan enzim-enzim
pankreas seperti amylase, peptidase dan lipase, sedangkan jaringan endokrin
menghasilkan hormon-hormon seperti insulin, glukagon dan somatostatin
ETIOLOGI
Etiologi diabetes melitus terjadi akibat kekurangan atau penurunan produksi
insulin oleh pankreas, atau oleh ketidakefektifan insulin yang dihasilkan sel beta.
Kekurangan atau penurunan insulin menghasilkan peningkatan konsentrasi glukosa
dalam darah, yang pada gilirannya merusak banyak sistem tubuh, khususnya
pembuluh darah dan saraf.
Ada dua tipe diabetes yaitu:
Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 1 (diabetes melitus tergantung insulin) disebabkan kerusakan sel Beta
pankreas. Penyebab kerusakan sel B pada diabetes tipe I tidak diketahui. Beberapa
kasus diabetes tipe 1 akibat infeksi virus.
Autoimunitas diyakini sebagai mekanisme utama yang terlibat. Autoantibodi sel islet
hadir dalam serum 90% dari kasus DM tipe 1 didiagnosis awal. Antibodi tersebut
menyerang beberapa komponen sel, termasuk sitoplasma dan membran antigen atau
terhadap insulin itu sendiri (IgG dan IgE antibodi). Aktifitas Limfosit T juga
menyerang sel Beta, ini telah ditunjukkan pada beberapa pasien diabet tipe 1.
Level insulin plasma juga sangat rendah atau bahkan tidak ada sama sekali pada pasien
diabetes tipe 1, dan resiko ketiasidosis sering terjadi jika pasien tidak menerima insulin
eksogen (suntikan insulin).
Diabetes tipe 1 terjadi paling sering pada remaja, dengan insiden tertinggi di seluruh
dunia antara pemuda usia 10 hingga 14 tahun, tetapi kadang-kadang terjadi pada orang
dewasa non obesitas ditandai hiperglikemia muncul pertama kali.
Diabetes tipe 2
Etiologi diabetes tipe 2 (diabetes tidak tergantung insulin) kurang dipahami
dengan jelas.
Ada dua faktor telah diidentifikasi sebagai dasar etiologi:
• Gangguan sekresi insulin
Insulin basal (insulin alami yang dikeluarkan pankreas) biasanya normal,
tetapi pelepasan insulin secara cepat dan jumlah banyak setelah makan
menjadi pokok permasalahan karena menyebabkan kegagalan metabolisme
karbohidrat secara normal.
• Resistensi insulin
Suatu tindak defek pada respon jaringan terhadap insulin diyakini memainkan
peran utama dalam etiologi DM tipe 2. Fenomena ini disebut resistensi insulin
dan disebabkan oleh reseptor insulin yang rusak pada sel target. Resistensi
insulin biasanya dihubungkan dengan obesitas dan kehamilan.
KLASIFIKASI DIABETES
MELITUS
Diabetes Melitus tipe 1 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh
kenaikan kadar gula darah akibat destruksi (kerusakan) sel beta pancreas karena
suatu sebab tertentu yang menyebabkan produksi insulin tidak ada sama sekali
sehingga penderita sangat memerlukan tambahan insulin dari luar.
Diabetes Melitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh
kenaikan kadar gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas dan atau fungsi insulin (resistensi insulin).
PATOFISIOLOGI
melitus(hiperglikemia)
- Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
- Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna makanan
NO DIAGNOSA
M NOC NIC
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan Setelah dilakukan 1. Monitor sensasi
perifer berhubungan dengan diabetes tindakan tumpul atau tajam
melitus(hiperglikemia) keperawatan 1x24 dan panas dan dingin
jam diharapkan (yang dirasakan
- Kerusakan kulit pasien)
dipertahankan pada 2. Monitor adanya
3(sedang)ditingkatka parathesia dengan
n ke 4(ringan) tepat (misalnya., mati
rasa,tingling,hipertesi
a,hipotesia,dan
tingkat nyeri)
3. Instruksikan
pasien dan keluarga
untuk memeriksa
adanya kerusakan
kulit setiap harinya
4.Lindungi tubuh
terhadap perubahan
suhu yang ekstrim
NO DIAGNOSA NOC NIC
2. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian
dengan agen cedera tindakan keperawatan nyeri komprehensif yang
biologis 1x24 jam diharapkan meliputi
- Nyeri yang dilaporkan lokasi,karakteristik,onset/
dipertahankan pada durasi,frekuensi,kualitas,i
3(sedang) ditingkatkan ke ntensitas,atau beratnya
4(ringan) nyeri dan factor pencetus
2. Pastikan perawatan
analgesik bagi pasien
dilakukan dengan
pemantauan yang ketat
3. Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri dan
sampaikan penerimaan
pasien terhadap nyeri
4. Gali pengetahuan dan
kepercayaan pasien
mengenai nyeri
NO DIAGNOSA NOC NIC
3. Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan 1. Tentukan status gizi pasien
kebutuhan tubuh tindakan keperawatan dan kemampuan (pasien) untuk
berhubungan dengan 1x 24 jam nutrisi dapat memenuhi kebutuhan gizi
ketidakmampuan terpenuhi dengan 2. 2. Identifikasi (adanya)
mencerna makanan. Kriteria Hasil: alergi atau intoleransi makan
-Terdengar menelan yang dimiliki pasien
-Bersendawa secara 3. Berikan pilihan makanan
-periodic sambil menawarkan bimbingan
-Penambahan BB terhadap pilihan (makanan)
yang lebih sehat, jika
diperlukan
4. Anjurkan keluarga untuk
membawa makanan favorit
pasien sementara pasien berada
di RS atau fasilitas
perawatan,yang sesuai
IMPLEMENTASI