Anda di halaman 1dari 26

SPONDYLOSIS &

OSTEOCHONDROSIS

Tugas 2
Kelompok 5 :
1. Arrizki Azka Pratama (MBK.20.15.01.0169)
2. Felia Lianda(MBK.20.15.01.0175)
3. Zaharah Kurniawati (MBK.20.15.01.0190)

Fakultas Megister Biomedik


SPONDYLOSIS
 Spondylosis  penyakit degeneratif tulang belakang yang
disebabkan oleh proses degenerasi yang progresif pada
diskus intervertebralis, yang mengakibatkan makin
menyempitnya jarak antar vertebra sehingga
mengakibatkan timbulnya osteofit, penyempitan kanalis
spinalis dan foramen intervertebralis serta peradangan pada
persendian posterior.
 Spondylosis dapat terjadi pada tulang belakang cervical
(leher), thoracic (bagian atas dan tengah punggung) atau
lumbal (bagian bawah punggung).
 SPONDYLOSIS LUMBAL

 Spondylosis lumbal merupakan penyakit degeneratif


pada corpus vertebra atau diskus intervertebralis.
Kondisi ini lebih banyak terjadi pada wanita. Faktor
utama spondylosis lumbal adalah usia, obesitas, duduk
dalam waktu yang lama dan kebiasaan postur yang
jelek.
 Spondylosis lumbal seringkali merupakan hasil dari
osteoarthritis atau spur tulang yang terbentuk karena
adanya proses penuaan atau degenerasi. Proses
degenerasi umumnya terjadi pada segmen L4 – L5 dan
L5 – S1. Komponen-komponen vertebra yang seringkali
mengalami spondylosis adalah diskus intervertebralis,
facet joint, corpus vertebra dan ligamen (terutama
ligamen flavum).
TANDA DAN GEJALA
 Nyeri pada kasus spondylosis berhubungan erat dengan
aktivitas yang dijalani oleh penderita, dimana aktivitas
yang dijalani terlalu lama dengan rentang yang panjang.
PATOFISIOLOGI
 Perubahan patologi yang terjadi pada diskus
intervertebralis antara lain: (a) annulus fibrosus menjadi
kasar, collagen fiber cenderung melonggar dan muncul
retak pada berbagai sisi, (b) nucleus pulposus kehilangan
cairan, (c) tinggi diskus berkurang, (d) perubahan ini
terjadi sebagai bagian dari proses degenerasi pada diskus
dan dapat hadir tanpa menyebabkan adanya tanda-tanda
dan gejala.
Spondylosis lumbal menggambarkan adanya osteofit yang timbul
dari vertebra lumbalis. Osteofit biasanya terlihat pada sisi
anterior, superior, dan sisi lateral vertebra. Pembentukan osteofit
timbul karena terdapat tekanan pada ligamen. Apabila hal ini
mengenai saraf, maka akan terjadi kompresi pada saraf tersebut,
dan dari hal itu dapat menimbulkan rasa nyeri, baik lokal maupun
menjalar, parastesia atau mati rasa, dan kelemahan otot.
 SPONDYLOSIS SERVIKAL
Spondilosis servikal adalah suatu kondisi yang diakibatkan
oleh kerusakan ruas tulang leher dan bantalannya, sehingga
menekan saraf tulang belakang dan menimbulkan gejala
umum berupa nyeri leher, bahu, dan kepala. Spondilosis
servikal juga dikenal sebagai penyakit osteoarthritis
servikal atau artritis leher. Spondilosis servikal terjadi
akibat proses penuaan, namun dapat diperburuk oleh faktor
lain.
 Pada saat seseorang mengalami penuaan, osteoartritis
umum terjadi, termasuk pada tulang leher. Osteoartritis
pada leher akan menyebabkan tulang leher mengalami
kerusakan jaringan dan penurunan fungsi. Tulang leher
akan berusaha memperbaiki jaringannya yang rusak,
namun justru menghasilkan struktur tulang abnormal yang
mempersempit saluran tulang belakang.
 Bantalan tulang yang berfungsi melindungi saraf tulang
belakang juga mengalami penipisan. Penyempitan saluran
tulang belakang dan menipisnya bantalan tulang ini akan
menyebabkan saraf tulang belakang tertekan dan
terganggu fungsinya.
GEJALA SPONDILOSIS SERVIKAL
 Kaku pada leher.
 Sakit leher yang diperburuk saat batuk atau bersin.

 Nyeri dapat menyebar ke daerah kepala, bahu, dan lengan.

 Terasa kesemutan, kaku, dan lemah pada lengan, tangan, tungkai,


dan kaki.
 Kesulitan berjalan dan susah mengoordinasikan gerakan.

 Muncul gerakan involunter pada tungkai.

 Tidak bisa menahan buang air kecil dan buang air besar.

 Namun spondilosis servikal bisa juga tidak menimbulkan gejala,


apabila tidak menekan saraf tulang belakang. Mungkin hanya akan
muncul nyeri dan kaku pada leher.
 Usia
 Jenis kelamin
 Kelebihan berat badan
 Cedera atau trauma pada
sendi
 Faktor Resiko:
 Predisposisi genetik
 Orang yang memiliki
pekerjaan atau berolahraga
yang memberikan stres
berulang pada sendi
tertentu.
DIAGNOSIS SPONDYLOSIS
 Foto polos lumbosakral
 Mielografi

 CT scan

 MRI

 Electro miography (EMG)/Nerve conduction study (NCS)


PENGOBATAN SPONDYLOSIS
Olahraga dapat digolongkan menjadi beberapa kategori
berikut:
 Latihan penguatan. Latihan ini bertujuan untuk
memperkuat otot yang menyokong sendi.
 Latihan aerobik. Latihan ini memperkuat jantung dan
sistem peredaran.
 Latihan range-of-motion. Latihan ini meningkatkan
fleksibilitas tubuh.
Periode istirahat pada keseluruhan perawatan diperlukan.
Namun, bed rest, splints, bracing atau traction untuk
jangka panjang tidak direkomendasikan.
 Medikamentosa. Penanganan rasa sakit dari spondylosis
umumnya meliputi pengobatan anti-inflamasi, analgesik,
NSAID atau suntikan kortikosteroid.
 Terapi fisik. Terapi fisik sering diberikan untuk nyeri
kronis atau nyeri leher untuk penguatan dan peregangan
otot.
 Operasi. Apabila sistem saraf terganggu, atau saat
berjalan menjadi sulit, operasi akan disarankan.
OSTEOCHONDROSIS

Osteochondrosis (osteochondrosis) adalah penyakit


degeneratif-dystrophic yang mencakup kompleks perubahan
pada diskus intervertebralis dan jaringan sekitarnya dan
diakibatkan oleh sindrom neurologis polimorfik.
 Faktor usia
 Microtraumatisme
diskus
 Penyebab  Gangguan
Osteochondrosis metabolisme dalam
tubuh
 Perkembangan fisik
yang buruk
 Predisposisi genetik.
GEJALA OSTEOCHONDROSIS
 Paling sering, osteochondrosis mempengaruhi serviks (CV-
CVII) dan lumbar (LV-SI).

 Osteochondrosis pada leher dan gejalanya sebagian besar


disebabkan oleh ciri anatomi dan fisiologis tulang belakang
servikal. Kompresi-sindrom vertebrogenik serviks radikal
disebabkan oleh iritasi saraf tertentu. Hal ini menyebabkan
rasa sakit di zona persarafan dermatom, gangguan sensorik
dan motorik yang sesuai. Sindrom refleks yang mengiritasi
(cervicalgia, cervicocranygia, cervicobrahialgia) disebabkan
oleh iritasi saraf sinuvertebralis, seringkali dengan
penambahan komponen vegetatif.
 Gejala paling penting kedua dari osteochondrosis adalah
kelainan sensitivitas di zona persarafan akar yang
terkena (paresthesia, hypesthesia atau anestesi).

 Kelainan motorik juga bisa terjadi dengan ditandai


penurunan fungsi otot yang diinervasi oleh tulang
belakang yang sesuai, atrofi, dan penurunan refleks.
KLASIFIKASI TAHAP OSTEOCHONDROSIS.

 Tahap I - perpindahan disk internal nukleus lebih besar


dari biasanya, yang menyebabkan peregangan atau
pengencangan cincin berserat.
 Tahap II - munculnya retakan pada cincin berserat dan
stabilitas segmen vertebra yang terkena.
 Tahap III - pecahnya cincin fibrosa lengkap dengan
prolaps diskus, proses inflamasi dengan kemungkinan
kompresi saraf dan pembuluh darah.
 Tahap IV - ada lesi dystrophic komponen lain dari
diskus intervertebralis dengan penambahan
spondylosis, spondyloarthrosis dan perubahan
kompensasi lainnya.
DIAGNOSIS SPONDYLOSIS
 Foto polos lumbosakral
 Mielografi

 CT scan

 MRI

 Electro miography (EMG)/Nerve conduction study (NCS)


PENGOBATAN OSTEOCHONDROSIS
 Pengobatan sindrom nyeri pada patologi diskus dimulai
dengan metode konservatif, termasuk penggunaan obat-
obatan, prosedur fisioterapi, senam medis khusus,
pembongkaran mekanis, terapi manual, akupunktur, serta
perawatan sanatorium.
 Osteochondrosis, yang perawatannya dengan metode
konservatif tidak membawa kelegaan pada pasien dan
dalam kasus pengembangan kompresi akut sumsum
tulang belakang harus ditangani dengan perawatan saraf
bedah yang mendesak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai